Anda di halaman 1dari 5

KERSEN Vs ESCHERICHIA COLI

Beberapa hari belakangan ini dunia dikejutkan oleh pemberitaan tentang merebaknya penyakit didaratan eropa yang diyakini disebabkan oleh E coli. Sebagai orang yang awam medis kita mungkin bertanya-tanya E coli itu apaan sih? Setelah membongkar buku-buku akhirnya akang temukan beberapa catatan tentang E coli dan akang coba untuk sharing dengan pembaca agar menambah wawasan kita. Escherecia coli ( E coli) termasuk family Enterobacteriaceae yaitu bakteri yang habitat alaminya adalah saluran usus manusia dan hewan (enterik). E coli adalah flora normal dalam usus kita dan kadang-kadang menyebabkan penyakit. Bakteri enterik lain (spesiesProteus, Enterobacter, Klebsiella, Morganella, Providencia, dll) juga ditemukan sebagai anggota flora normal tetapi masih lebih jarang dibandingkan E coli. Bakteri Enterik kadang2 ditemukan dalam jumlah kecil sebagai flora normal saluran pernafasan bagian atas dan genital. Pada umumnya bakteri enterik tidak menyebabkan penyakit dan jika terjadi infeksi yang penting secara klinik biasanya disebabkan oleh E coli. Bakteri E colidapat menjadi pathogen(berbahaya) hanya bila berada diluar usus. Tempat yang sering terkena infeksi dan penting secara klinik adalah saluran kemih, saluran empedu, dan tempat lain dirongga perut. Jika E coli menyerang saluran kemih biasanya ditandai dengan sering kencing, disuria, hematuria. Namun demikian tak satupun dari tanda2 ini yang spesifik untuk infeksi E coli. Penyakit yang paling umum disebabkan oleh E coli adalah penyakit diare terutama pada lingkungan yang sanitasinya buruk. Golongan yang paling rentan terkena serangan infeksiE coli ini adalah bayi terutama di negara2 berkembang kaya kita ini. Penyakit sepsis merupakan salah satu keadaan yang disebabkan oleh E coli yaitu keadaan infeksi akut yang disebabkan oleh masuknya bakteri kedalam darah, bisa terjadi jika pertahanan inang normal tidak mencukupi sehingga E coli dapat masuk ke saluran darah. Bayi baru lahir sangat rentan terkena sepsis yang disebabkan E coli ini karena tidak memiliki antibodi IgM dalam tubuhnya. E coli juga bertanggung jawab terhadap 40% kasus meningitis neonatal. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk menegakkan diagnose terhadap E colimenggunakan bahan pemeriksaan air kemih, darah, nanah, dairan spinal, dahak dan zat lain yang ditandai oleh lokasi proses penyakit.

Bahan pemeriksaan ini dibiakkan pada media agar darah dan perbenihan diferensial. Bakteri enteric (termasuk E coli) akan menghuni saluran pencernaan normal beberapa hari setelah bayi lahir dan sejak saat itu menjadi menjadi bagian utama flora normal dari tubuh. Jika ditemukan E coli didalam air atau susu hal itu dianggap sebagai bukti terjadinya kontaminasi tinja dari air buangan atau sumber lainnya. (Sumber Pustaka : Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran). Banyak tindakan yang bisa kita lakukan untuk mencegah terinfeksi oleh E coli ini diantaranya selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum makan, memasak air minum hingga matang sempurna, memakan makanan yang bersih dan telah dimasak, jangan membuat septik tank berdekatan dengan sumur yang digunakan untuk air minum, menjaga sanitasi lingkungan dengan baik. Semoga catatan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. KEEP CLEAN AND HEALTHY.

erikut ini Beberapa fakta dan informasi tentang E. Coli: Escherichia coli bersama dengan sekelompok bakteri lain secara kolektif dikenal sebagai koliform tinja. Meskipun begitu, mereka mungkin tidak berasal dari kotoran. Oleh karena itu kehadiran bakteri ini dalam air tidak selalu berarti bahwa sumber air terkontaminasi dengan kotoran. Salah satu fakta mencengangkan tentang E. coli adalah bahwa E. Coli telah masuk dan berkolonisasi pada saluran usus bayi dalam waktu 40 jam kelahiran. Jalan masuknya adalah melalui makanan, air atau dari pengasuh yang menangani bayi. Bakteri kemudian membuat jalan ke lapisan mukosa usus. Dalam beberapa kasus, E. coli pada saluran pencernaan bayi, anak-anak dan orang dewasa kebanyakan bersifat non-patogen. Mereka jinak, namun tetap berbahaya. Bakteri ini dapat menjadi ganas setelah memperoleh unsur-unsur genetik, yang bertanggung jawab untuk menyebabkan infeksi. Dalam kebanyakan kasus keracunan makanan, bakteri ini memasuki tubuh setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, air minum yang terkontaminasi dan berenang di kolam renang umum. Penularan bakteri E. coli dari orang yang terinfeksi ke orang lain jarang terjadi, dan terjadi karena sanitasi yang tidak benar. E. coli patogen setelah membuat jalan mereka ke sistem tubuh, mereka menghasilkan racun yang berbahaya dalam jumlah besar. Racun Ini adalah racun-racun yang menyebabkan diare berdarah, gangguan pencernaan, sindrom hemolitik uremik, gagal ginjal dan komplikasi medis lainnya. Patogen E. coli dapat menyebabkan Penyakit ringan sampai penyakit yang mengancam nyawa, tetapi ini tergantung pada tempat infeksi dan kekuatan pasien. Infeksi oleh E. coli dikaitkan dengan keracunan makanan, diare, penyakit saluran kemih, pneumonia, bakteremia, meningitis neonatal dan colangitis.

Gejala E. Coli adalah diare, kram perut, mual dan muntah, mirip gejala pencernaan biasa, sehingga terkadang diagnosis infeksi E. Coli menjadi terlambat. Bila ini terjadi pada anak-anak dan orang-orang dengan imunitas yang lemah, hal ini dapat memperburuk diare parah dan masalah ginjal. Keracunan makanan karena E. Coli dilaporkan terjadi pada orang-orang dari semua kelompok umur. Sementara orang dewasa sehat bisa sembuh dari infeksi bakteri ini setelah sekitar 7 hari, pengobatan infeksi E. coli diperlukan untuk orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti anak-anak, pasien dan orang tua. Terapi infeksi E. coli dilakukan dalam beberapa hari terapi antibakteri, gejala akan meningkatkan secara bertahap. Hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat diandalkan untuk infeksi bakteri E. coli. Perawatan untuk keracunan makanan karena E. coli bertujuan membuat pasien nyaman dan mencegah dehidrasi (komplikasi diare dan muntah yang parah). Selama terkena penyakit, orang harus banyak minum cairan sehat untuk mengisi air yang hilang. Wabah Escherichia coli yang baru-baru ini terjadi di Jerman disebabkan oleh infeksi STEC (E. Coli penghasil racun shiga) strain, E. coli O104. Pada epidemi ini, 17 orang kehilangan nyawa, dan lebih dari 1.500 orang mengalami gejala infeksi berat dan harus menjalani perawatan yang intensif. Ada tiga strain E. coli yang memproduksi racun dan E. coli O157: H7 merupakan salah satu dari mereka. Bakteri ini dapat ditemukan dalam kotoran unggas, babi, rusa dan ternak. Oleh karena itu, kehadiran patogen E. Coli pada pupuk kompos cukup jelas. Jadi, mengkonsumsi buah-buahan mentah dan sayuran akan meningkatkan kemungkinan infeksi E. coli.

Read more: http://factsandhealth.blogspot.com/2011/06/12-fakta-tentang-bakteri-ecoli.html#ixzz1sYzF1Mlt

UDUS, suaramerdeka.com - Salah satu parameter yang sering dijumpai pada saat pemeriksaan air yang diteliti di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabuapten Kudus adalah bakteri Escherichia coli (E-coli), dan hal ini banyak terdapat pada sampel air minum, air bersih, hingga limbah. Pemeriksa teknis lingkungan dan air pada UPT Labkesda Kudus, Munawar, Kamis (26/1) menjelaskan, pemeriksaan sampel air tersebut sebenarnya memang sudah menjadi program rutin setiap tahun, dan hal ini sekaligus untukmencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh parameter bilogis bakteri E-coli. "Pemeriksaan disesuaikan dengan jenis air untuk mengetahui kandungan E-coli sesuai ambang batas maing-masing jenis sampel," katanya. Munawar menjelaskan, ketentuan ambang batas tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 452 tahun 2010, yaitu tentang standar air minum. "Pada dasarnya standar air minum harus nol dari E-coli. Sedangkan untuk air bersih perpipaan maksimal kurang dari 10 mpn (most probable number). Kemudian untuk air bersih bukan perpipaan maksimal kurang dari 50 mpn," ungkapnya. Salah satu upaya untuk menghindari ikut masuknya E-coli, lanjut Munawar utamanya pada sekala rumah tangga disarankan agar memasak air hingga mendidih sebelum dikonsumsi.

"Tujuannya agar bakteri yang terdapat dalam air disterilisasi. Sedangkan untuk air bersih yang diketahui kandungan E-coli melebihi ambang batas bisa dilakukan langkah kapuritisasi," paparnya. Disinggung soal kaitanya dengan terkontaminasinya air hujan dengan sejumlah sumber air, pihaknya menjelaskan bisa saja ini terjadi. "Namun kami belum bisa memastikan apakah bakteri E-coli bisa diakibatkan dari air hujan," terangnya. Penyebaran bakteri E-coli bisa melalui tiga jalan, yakni antar orang, makananminuman, serta binatang. "Pertama, antara orang ke orang, kemudian dari makanan-minuman yang tidak dimasak dengan sempurna, dan bisa pula lewat binatang yang telah terinfeksi lalu menyebarkannya ke makanan dan dikonsumsi manusia, misalnya lalat," tandasnya. ( Ruli Aditio / CN34 / JBSM )

Anda mungkin juga menyukai