Anda di halaman 1dari 74

MAKALAH HIPERFUNGSI

MAKALAH CASE 1
HIPERFUNGSI
TUTORIAL D 1

Anggota : - Mirza Radiani Lusiananda - Eka Resti Zulvanita Devi - Yunita Amelia - Deputri Anandhyta - Fajar Martadiputra - Debby Seresthia - Sofie Arifa Berkatie - Nathasya Pratiwi - Rio Romadhona - Shalikha Fitriah 0810.211.064 0910.211.021 0910.211.038 0910.211.045 0910.211.072 0910.211.085 0910.211.093 0910.211.113 0910.211.173 0910.211.176

Dosen pembimbing : Maman subarman, S.Si, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA/2010

Page 1

MAKALAH HIPERFUNGSI

DAFTAR ISI
Daftar isi ............................................................................................ Daftar gambar ................................................................................... Daftar tabel ........................................................................................ Kata Pengantar.................................................................................. 4 5 6 7

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 Latar belakang .................................................................... Tujuan ................................................................................. Case .................................................................................... Terminology ........................................................................ Problem ............................................................................... Hipotesis ............................................................................. More Info ............................................................................. 8 8 9 10 11 12 12

2. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hormon 2.1.1 Pemindahan sinyal hormone ................................... 2.1.2 Mekanisme kerja hormone ...................................... 2.1.3 Prinsip transduksi sinyal secara hormonal sel target 2.1.4 Biokimia Hormon ..................................................... 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi kerja hormone ............. 2.1.6 Regulasi hormone .................................................... 13 13-19 20 12-24 24-25 25

Page 2

MAKALAH HIPERFUNGSI

2.2

Penilaiaan Fungsi Endokrin 2.2.1 Pengukuran hormone dalam plasma ...................... 2.2.2 Penilaiaan kadar hormone dalam urine .................. 2.2.3 Durasi, kecepatan, dan produk sekresi hormone .... 2.2.4 Efek jaringan terhadap produksi hormone ............... 26 27-28 28 29

2.3

Ganggguan Endokrin 2.3.1 HIpofungsi ............................................................... 2.3.2 Hiperfungsi .............................................................. 2.3.3 Kelainan Terhadap Kepekaan hormone ................. 2.3.4 Sindrom pengaruh produk hormone ....................... 2.3.5 Reseptor dan antibody terhadap hormone ............. 2.3.6 Tes dinamik cadangan dan regulasi hormone ....... 30 30 31 31-34 35-36 36-37

2.4

Pertumbuhan 2.4.1 Faktor pertumbuhan seluler .................................... 2.4.2 Pertumbuhan normal ............................................... 2.4.3 Pertumbuhan abnormal ........................................... 2.3.4 Kontrol pertumbuhan ............................................... 2.3.5 Diagosis kelainan pertumbuhan .............................. 37-39 40-45 45-47 48-49 49-51

2.5

Sistem Saraf hipitalamus dan hipifisis 2.5.1 Anatomi, Fisiologi, histology .................................... 51-59

2.6

Hubungan Endokrin dengan system saraf

Page 3

MAKALAH HIPERFUNGSI

2.6.1 Neorotransmitter dan hormone ............................... 2.6.2 Hubungan Hipotalamus dan hipofisis ...................... 2.6.3 Kelenjar pineal .........................................................

60-62 62-66 66

3. BAB III PENUTUP


3.1 3.2 3.3 Lampiran ........................................................................... Kesimpulan ....................................................................... Referensi .......................................................................... 67 68 69

Page 4

MAKALAH HIPERFUNGSI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Mekanisme aktivitas reseptor terkait protein G...... Gambar 2 : Suatu reseptor terkait enzim................................... Gambar 3 : Mekanisme interaksi hormone................................ Gambar 4 : Mekanisme c AMP.................................................. Gambar 5 : Sistem second messengers.................................... Gambar 6 : Sistem regulasi hormone........................................ Gambar 7 : Anatomi Otak.......................................................... Gambar 8 : Sistem hipotalamus dan hipofisis........................... Gambar 9 : Efek berbagai hormone hipofisis............................ Gambar 10 : Sel-sel endokrin.................................................... Gambar 11 : Hubungan antar hipotalamus, APIT, tiroid........... Gambar 12 : Sediaan Struktur fungsional pars nevosa............. Gambar 13 : Jenis sel di pars distal........................................... Gambar 14 : Sediaan hipofisis................................................... Gambar 15 : Hipotalamus dan hipofisis.....................................

15 16 17 18 19 26 52 53 53 54 54 55 55 56 57

Page 5

MAKALAH HIPERFUNGSI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Postulat kelainan pelepasan dan kerja hGH..............

46

Page 6

MAKALAH HIPERFUNGSI

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang dengan izinnya maka makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah mengenai hiperfungsi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Maman Subarman S.Si., M.Biomed atas segala pengarahan, bimbingan, dan kasih sayang yang telah dicurahkan selama proses tutorial. Terima kasih juga kepada kelompok tutorial D-1 atas kerjasamanya mulai dari proses pembahasan hingga pembuatan makalah ini. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai laporan dan kesimpulan dari diskusi yang telah kami lakukan dalam pembahasan kasus keempat ini serta untuk menambah pengetahuan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat lebih baik lagi untuk ke depannya. Terimakasih atas segala perhatiannya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Juni 2010

Penulis

Page 7

MAKALAH HIPERFUNGSI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna, baik keadaan fisik yang terlihat dari luar maupun bagian kecil yang menyusun dan mempengaruhi cara kerja tubuh. Tujuan tuhan dalam menyempurnakan bagian terkecil yang menyusun tubuh agar manusia dapat beraktivitas dengan lancar dan baik. Dalam makalah ini, akan dibahas system yang mempengaruhi cara kerja tubuh selain, kamipun mengikud sertakan beberapa penyebab kelainan pada system tubuh beserta pengobatan dan terapi yang di berikan

1.2 Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah serangkaian tugas dari case hiperfungsi tentang kelainan system pada manusia. Selain itu, juga untuk ilmu pengetahuan dan media yang membacanya.

Page 8

MAKALAH HIPERFUNGSI

CASE

1.3 CASE EXPLANARY CASE System endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan ilformasi antara berbagai jaringan dan sel. Keduanya berhubungan erat, khususnya di hipotalamus, yang mengatur fungsi hipofisis dan sel-sel neuroendokrin di tempat-tempat lain. Informasi yang ditransmisikan ini menyebabkan pengaturan dari banyak fungsi tubuh. Istilah endokrin mengacu pada sekresi internal dari zat-zat yang secara biologis aktif, hal ini berbeda engan eksokrin. Sistem endokrin menggunakan hormone untuk menyampaikan informasinya. Kerjanya diperantarai oleh pengikatan dari hormone ke molekul reseptor dalam memperantarai responnya, system ini beragam dan kompleks dengan mekanisme yang canggih menggerakan dan mengendalikan sintesis dan pelepasan hormone, transport dalam sirkulasi dan metabolisme serta pengirimannya ke dalam sel dimana mereka bertindak. Sepert halnya Akri Akbar, 53 tahun dating ke poli rawat jalan di suatu RS dengan mengeluh nyeri pada pinggang, punggung dan kedua kakinya, berkeringat dan nafas pendek. Dia juga merasa ukuran sepatunya bertambah oleh karena tangan dan kakinya bertambah panjang , terdapat pula pembesran pada kepala, rahang, lidah, dan jaringan lunak. Hal ini disebabkan gangguan fungsi pada hipoisis anterior yang berlebihan dan terjasi setelah penutupan lempeng epifisis pada tulangnya. Dari hasil laboratoriumnya didapat glukosuria, hiperkalsemia dan hiperprolaktinemia.

Page 9

MAKALAH HIPERFUNGSI

1.4 TERMINOLOGY Dari case 1 Blok EMS di atas, kami mendapatkan terminology sebagai berikut :

Hipofisis : Kelenjar hipofisis, badan epitel terletak pada bagian basal otak dalam sella tunica, di letakan ke hipotalamus melalui tangkai, yang darinya hipofisis menerima aliran keluar neural dan vascular penting.

Hipothalamus: Bagian ventral diensefalon yang membentuk dasar dan bagian dinding lateral vertrikel ketiga.

Hyperkalsemia: Kelebihan kalsium dalam darah Glukosuria: Adanya glukosa dalam urin Endokrin: mensekresi secara internal. Istilah ini di pakai untuk organ dan struktur yang mengeluarkan bahan yang di hasilkan ke dalam darah atau cairan limfe dan di paki untuk zat-zat (hormon) yang mempunyaii efek spesifik pada organ lain.

Eksokrin: mensekresi keluar lewat saluran (duktus)

Page 10

MAKALAH HIPERFUNGSI

1.5 PROBLEM
1. Apa yang dimaksud system endokrin,system eksokrin & system saraf?

2. Apa yang terkandung dalam hormone yang dihasilkan oleh hipotalamus?


3. Bagaimana cara kerja hormon yang dihasilkan hipotalamus&hipofisis terhadap

tubuh? 4. Bagaimana prinsip penilaian fungsi endokrin? 5. Bagaimana penagruh terhadap fungsi tubuh apabila terjadi gangguan pada salah satu system diatas? 6. Apa hubungan antara endokrin & system saraaf? 7. Hormon apa saja yang ada dalam system endokrin beroengaruh terhadap pertumbuhan? 12. Bagaimana cara kerja hormone terhadap pertumbuhan? 13. Pertumbuhan apa saja yang dipengaruhi oleh endokrin? 14. Faktor endokrin yang mempengaruhi proses pertumbuhan? 15. Apa saja kelainan yang bias terjadi pada hipotalamus & hipofisis? 16. Apa saja gejala fisik yang terlibat apabila terjadi gangguan hipotalamus&hipofisis? 17. Kelainan hormone apa saja yang menyebkan Akri mengalami keluhan tersebut? 18. Mengapa gejala tersebut terjadi setelah penutupan lempeng epifisis pada tulangnya? 19. Bagaimana pathogenesis dan keluhan tersebut? 20. Bagaimana cara mendiagnosis dari kasus? 21. Bagaimana cara mendiagnosis dari hasil pemeriksaan lab (glukosuria, hiperkalsemia &hiperprolaktinemia)? 22. Bagaimana penatalaksanaan yang harus dilakukan dari kasus Akri tersebut?

Page 11

MAKALAH HIPERFUNGSI

1.6 HIPOTESIS Kelainan Hipotalamus hipofisis khususnya pada Akri terjadi gangguan.

1.7 MORE INFO Pada kasus ini tidak ada more info

Page 12

MAKALAH HIPERFUNGSI

BAB II PEMBAHASAN
2.1 HORMON 2.1.1 Pemindahan sinyal Hormon 1. Endokrin: Mengeluarkan zat perantara kimiawi (hormone) ke dalam

darah, contoh: insulin 2. Parakrin: Zat perantara kimiawi local yang efeknya hanya bekerja

pada sel-sel sekitar yang dekat dengan tempat pengeluarannya. Contoh: hormone dari taktus gastrointestinal. 3. Autokrin: Zat perantara ini efeknya berpengaruh balik pada sel

pembentuknya sendiri. Contoh: prostaglandin. 2.1.2 Mekanisme Kerja Hormon Hormon bekerja pada resptor spesifik di sel target. Jika suatu sel tidak memiliki reseptor untuk hormone tersebut maka tidak aka nada respon. Ketika hormone berikatan dengan reseptor, hal tersebut akan melaksanakan serangkaian reaksi di dalam sel. Lokasi berbagai jenis reseptor hormone: 1. Di dalam permukaan atau pada permukaan membrane sel (protein,peptide dan hormone katekolamin) 2. Di dalam sitoplasma sel (hormone steroid) 3. Di dalam nucleus sel (Hormon tiroid)

Page 13

MAKALAH HIPERFUNGSI

I. Pengantaran Sinyal Intrasel Setelah Aktivasi Resptor Hormon a) Reseptor Hormon yang terkait protein- G Ketika ligan (hormone) terikat pada bagian ekstrasel reseptor, terjadi perubahan bentuk di reseptoryang mengaktifkan protein G dan menginduksi sinyal intrasel yang dapat (1) membuka/ menutup kanal ion atau (2) mengubah aktivitas enzim dalam sitoplasma sel.

Protein G ,,dan yang teraktifkan dan terkait dengan GDP berhubungan dengan sitoplasma dan terjadi pertukaran GDP menjadi GTP.

Pergantian ini menyebabkan subunit terdisosiasi dari subunit dan protein G Subunit akan berinteraksi dengan protein target.

Protein ini selanjutnya mengubah aktivitas kanal ion/ aktivitas enzim intrasel seperti adenilil siklase atau fosfolipase C yang akan mengubah fungsi sel. Keterangan Tambahan:

Proses pengantaran sinyal terhenti ketika hormone terlepas, subunit menginaktifkan diri dengan mengubah GTP menjadi GDP dan subunit bergabung kembali dengan subunit dan membentuk protein G inaktif.

Sejumlah hormone terkait protein G inhibitor (Gi) ataupun G stimulator (Gs). Jadi tergantung Gi atau Gs yang di respon oleh hormone. Sehingga hormone dapat menaikan atau menurunkan aktivitas enzim.

Page 14

MAKALAH HIPERFUNGSI

(Gambar 1 : fisologi guyton and hall)

b) Reseptor Hormon Terkait Enzim Reseptor terkait enzim memiliki tempat pengikatan hormone di luar membrane dan tempat katalis/ aktivitas enzim di bagian dalam. Bila hormone terikait pada bagian ekstrasel dari reseptor, enzim yang terletak tepat di bawah membrane sel akan di aktifkan(atau kadangkadang di nonaktifkan)

Page 15

MAKALAH HIPERFUNGSI

Contoh: Reseptor Leptin Leptin yang terkait pada bagian ektrasel reseptor menimbulkan fosforilasi dan aktivasi janus kinase 2 (JAK 2) yang bersangkutan di intrasel. Hal tersebut menyebabkan fosforilasi STAT yang mengaktivasi transkripsi gen target dan sintesis protein. Fosforilasi JAK2 juga mengaktifkan beberapa system enzim lain yang lebih cepat seperti Mitogenoctivated Protein Kinase (MAPK) dan Fosfatidilinositol 3 kinase(PI3K)

(Gambar 2 : fisiologi guyton dan hall)

c) Reseptor Hormon terkait Kanal ion


Page 16

MAKALAH HIPERFUNGSI

Hormon bergabung dengan reseptor di membrane Hal tersebut menimbulkan perubahan struktur reseptor Reseptor terkait kanal ion ini membuka atau menutup kanal ion natrium, kalium. Dan kalsium Hal tersebut menimbulkan efek yang berkelanjutan Meskipun beberapa hormone melakukan pekerjaan melalui aktivitas reseptor kanal ion namun kebanyakan hormone melakukan secara tidak langsung dengan cara terangkai reseptor terkait enzim/ reseptor terkait protein G.

d) Reseptor Hormon Intrasel dan Aktivitas Gen Sejumlah Hormon yang meliputi hormone steroid gonad, adrenal, hormone tiroid, hormone retinoid, dan vitamin D berkaitan dengan reseptor di dalam sel dan bukan di membrane sel Setelah hormone berikatan di sitoplasma atau nucleus Kompleks reseptor hormone yang teraktivasi berkaitan dengan hormone response element. Dengan cara ini akan mengaktivasi / menekan transkripsi gen yang spesifik dan pembentuk messenger RNA (mRNA)

Page 17

MAKALAH HIPERFUNGSI

(Gambar 3 : fisiologi guyton dan hall) II. Mekanisme Perantara Second Messenger a.) Sistem Second Messenger cAMP- Adenilil Siklase Pengikatan hormone dengan reseptor pada protein G Jika protein Gs menstimulasi sistem cAMP- Adenilil siklase maka ATP akan di konversi menjadi cAMP di dalam sel. Hal ini mengaktifasi protein kinase yang bergantung pada cAMP, yang memfosforilasikan protein spesifik di sel dan memicu berbagai reaksi biokim yang akhirnya berakibat timbul respon sel terhadap hormone. Jika,pengikatan hormone pada reseptor di rangkai oleh protein Gi, adenililsiklase akan terhambat, yang akan mengurangi pembentukan cAMP dan akhirnya menimbulkan hambatan kerja.

Page 18

MAKALAH HIPERFUNGSI

(Gambar 4 : fisiologi guyton dan hall)

b.) Sistem Second Messenger Fosfolipid Membran Sel Hormon mengaktifkan reseptor transmembran yang mengaktivasi enzim fosfolipase C yang melekat pada tonjolan reseptor bagian dalam. Enzim ini mengatalis sejumlah fosfolipid di membrane sel.

Terutamafosfotidilinositol bifosfat (PIP2) menjadi dua produk second messenger: inositol trifosfat (IP3) dan diasilgliserol (DAG). IP3 memobilisasi ion kalsium yang kemudian memiliki efek second messengernya sendiri, seperti kontraksi otot polos dan mengubah sekresi sel. DAG mengaktifkan protein kinase (DKC) yang kemudian memfosforilisasikan sejumlah besar protein yang berakibat timbulnya respon sel.

Page 19

MAKALAH HIPERFUNGSI

(Gambar 5 : fisiology guyton dan hall)

c.) Sistem Second Messenger Kalsium Sistem second messenger lain beroperasi sebagai respon terhadap masuknya ion kalsium ke dalam sel. Pemasukan kalsium dapat diinisasi oleh (1) perubahan potensial membran membuka kanal kalsium.

yang dapat membuka kanal

kalsium (2)hormone yang berinteraksi dengan reseptor membrane yang

Sewaktu memasuki sel, ion kalsium berikatan dengan kalmodulin. Kalmodulin akan berubah bentuk dan menginisiasi protein kinase. Melalui fosforilasi, aktivasi atau inhibisi protein yang terlibat dalam respon sel terhadap hormone.

Page 20

MAKALAH HIPERFUNGSI

Contohnya, satu fungsi yang spesifik dari kalmodulin adalah mengaktifkan myosin kinase, yang bekerja secara langsung pada myosin otot polos untuk menimbulkan kontraksi otot polos. 2.1.3 Prinsip Tranduksi sinyal secara hormonal di dalam sel sasaran:

1. Hormon lipofilik: Hormon yang larut lemak. Contohnya hormone steroid, as. Retinoat,ekosanoid, iodotiroid Mekanisme kerja: a. Hormon menembus membrane dan berikatan dengan reseptor spesifik di dalam membrane b. Kompleks yang terdiri daei reseptor hormone ini mempengaruhi transkripsi gen tertentu di dalam inti sel c. Sintesis dari mRNA yang bertambah atau berkurang menyebabkan perubahan konsentrasi protein yang melepaskan respon sel.

Eikosanoid: Salah satu hormone lipofilik adalah eikosanoid. Berasal dari asam arakidonat yaitu suatu as. Lemak dengan 20 atom karbon dan empat ikatan yang terisolasi. Ekosanoid dapat merupakan second messenger yang terdapat dalam sel, maupun mediator yang berefek parakrin di sel sekitar.

2. Hormon hidrofilik: Hormon yang suka air. Contohnya: hormone derivate as.

Amino dan peptide dan protein. Mekanisme kerja:


Page 21

MAKALAH HIPERFUNGSI

a. Hormon berikatan pada membrane bagian luar sel sasaran pada resepror spesifik b. Difiksasi di dalam membrane sel c. Penggikatan ini menyebabkanterjadi second messenger di dalam membrane sel d. Second messenger mengatur respon sel-sel sasaran terhadap hormone melalui reaksi lainnya.

2.1.4 Biokimia Hormon

Senyawa Biokimia Hormon: 1. Steroid: adndrogen, estrogen dan adrenokortikoidd 2. Derivat as. Amino: eprinefrin dan tiroksin 3. Peptida protein: insulin, glucagon, parathormon, oksitosin, vasopressin, hormone yang di keluarkan oloeh mukosa usus dan lain-lainnya.

SINTESIS HORMON Tiga kategori utama hormone mamalia yaitu peptide atau derivate peptide, steroid dan amin. Pada hormone peptide menggunakan sandi mRNA yang kemudian di translasi menjadi prekursor protein dan mengalami pemecahan pascatranslasi membentuk hormone aktif yang dikenal oleh jaringan sasaran,

Page 22

MAKALAH HIPERFUNGSI

seperti pada hormone preproparatiroid -> hormone proparatiroid -> hormone paratiroid. Hormone peptide yang sama (somatostatin) dapat dibentuk dari prohormon yang berbeda namun disandi oleh gena tertentu, prohormon tertentu seperti pro-opiomelanokortin dapat dimetabolisme menjadi hormone yang berbeda dalam sel yang berbeda, tergantung pada komplemen enzim prosesing sesuai kebutuhan sel dan transkrip pertama dan bergabung dalam berbagai jaringan membentuk mRNA. Hormone peptide juga dapat terbentuk ektopik pada keganasan sel nonendokrin seperti karsinoma paru dan juga terbentuk dalam jumlah kecil dalam jaringan nonendokrin normal. Untuk hormone steroid precursor dasarnya kolesterol atau 7dehidrokolesterol (pada metabolit vitamin D) akan mengalami suatu rangkaian transformasi enzimatik sampai terbentuk hasil akhirnya, dan diperlukan enam enzim untuk transformasi kolesterol menjadi estradiol. Pada sintesis steroid dari kolesterol ada beberapa yang tidak dapat membentuk hormone steroid dari kolesterol,mempunyai enzim yang mampu mengkonversi steroid menjadi hormone yang lain. Hormon amin disintesis melalui reaksi yang serupa dengan sintesis hormone steroid kecuali prekursornya adalah asam amino, seperti tirosin yang merupakan precursor epinefrin dan norepinefrin.

PENYIMPANAN HORMON Hormone produknya, mempunyai testis kemampuan dewasa yang terbatas normal dalam hanya menyimpan mempunyai

seperti

kemampuan sekitar seperenam jumlah testosterone yang diperlukan untuk

Page 23

MAKALAH HIPERFUNGSI

produksi sehari-hari, dimana penampungan dlam testis selalu bertukar berkali-kali untuk menampung produk harian hormone, dan pada jaringan yang mempunyai organela penampung hormone dan jumlah hormone yang tersimpan juga terbatas, seperti granula insulin dalam sel beta pancreas secara teratur hanya bias terisi jumlah untuk kebutuhan jangka pendek.

PELEPASAN HORMON Pada beberapa keadaan melibatkan konversi derivate tidak terlarut menjadi terlarut (proteolisis tiroglobulin menjadi hormone tiroid), dan beberapa keadaan pelepasan dengan cara eksositosis dari simpanan granula (insulin,glucagon,prolaktin,hormone pertumbuhan), pelepasan juga dapat melibatkan difusi pasif molekul yang baru disintesis seperti hormone steroid ke gradient yang lebih rendah dalam plasma. Pelepasan hormone adalah fungsi kecepatan sintesis hormone dan aliran darah ke jaringan. Pelepasan awal bahan yang tersimpan selalu diikuti oleh peningkatan angka sintesis (seperti pada pelepasan dua fase insulin yang diinduksi infuse glukosa). Jika ada perubahan frekuensi pelepasan hormone dapat merupakan tanda penyakit tertentu,seperti hilangnya ritme diurnal pelepasan kortisol merupakan tanda khas pada fase awal penyakit chusing.(ritme pelepasan hormone sangat penting pada interpretasi kadar hormone dalam plasma) .

TRANSPOR HORMON Transport dapat melalui pembuluh limfe,darah dan cairan ekstraseluler dari tempat pelepasan ke tempat kerja selulernya dan akhirnya inaktivasi dan degradasi metaboliknya. Plasma merupakan pelarut pasif pada hormone peptide dan amin, semakin sulit hormone terlarut dalam air semakin penting peranan protein transport dan hormone yang terikat protein (HP) tidak dapat
Page 24

MAKALAH HIPERFUNGSI

memasuki beberapa kompartemen sel dan berfungsi sebagai reservoir tempat hormone bebas (H) dilepaskan dalam difusi ke interseluler.

DEGRADASI HORMON kadar plasma setiap hormone tergantung pada kecepatan sekresi

hormone dan keepatan metabolism dan ekskresi atau disebut sebagai clearance metabolic. Hanya sebagian kecil fraksi hormone yang diekskresi dalam keadaan intak ke dalam urin atau empedu. Degradasi dan inaktivasi hormone dapat terjadi dalam jaringan sasaran, dalam jaringan nonsasaran seperti hati dan ginjal atau dalam jaringan sasaran dan nonsasaran sekaligus. Metabolism hormone memungkinkan ekskresi hormone steroid dan tiroid dengan cara menjadikanlarut dalam urin dan empedu . Perubahan kecepatan degradasi hormone tidak akan mengakibatkan kelebihan atau kekurangan hormone,tetapi dapat mengakibatkan gangguan berat farmakologi endokrin.

Biosintesis Hormon Steroid Adrenal Hormon steroid adrenal disintesis dari kolesterol yang terutama berasal dari plasma, tetapi sebagian kecil hormon ini disintesis secara in situ dari asetil KoA lewat mevalonat dan skualen. Banyak kolesterol dalam kelenjar adrenal yang diesterifikasi dan disimpan di dalam tetesan lipid sitoplasma. Pada perangsangan adrenal oleh ACTH (atau cAMP), enzim esterase akan diaktifkan dan kolesterol bebas yang terbentuk diangkut ke dalam mitokondria tempat enzim pemutus rantai-samping sitokrom P-450 (P-450 scc) mengubah kolesterol menjadi pregnenolon. Pemutusan rantai samping tersebut melibatkan reaksi hidroksilasi yang berurutan, yaitu pertama pada C22 dan kemudian pada C20, yang diikuti pemutusan rantai samping oleh pemutusan rantai samping (pengeluaran fragmen 6 karbon isokaproaldehid) hingga memberikan steroid 21
Page 25

MAKALAH HIPERFUNGSI

karbon. Suatu protein regulator akut steroidogenik yang bergantung ACTH (STAR) sangat esensial bagi pengangkutan kolesterol ke P450scc di membran interna mitokondria. Aminoglutetimida merupakan inhibitor P-450scc dan bisintesis steroid yang sangat efisien. Semua hormon steroid mamalia dibentuk dari kolesterol lewat pregnenolon melalui serangkaian reaksi yang terjadi dalam mitokondria atau reticulum endoplasma sel adrenal. Hidroksilase yang membutuhkan oksigen molekuler serta NADPH merupakan enzim yang esensial, sementara enzim dehidrogenase, isomerase, serta liase juga diperlukan bagi beberapa tahap tertentu. Dalam steroidogenesis terdapat kekhususan seluler tertentu. Sebagai contoh, enzim 18-hidroksilase dan 18-hidroksisteroid dehidrogenase yang diperlukan untuk sintesis aldosteron, hanya ditemukan dalam sel glomerulosa sehingga biosintesis mineralokortikoid tersebut hanya terbatas pada regio ini.

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi kerja hormone

Factor internal: Kelainan organic Kelainan atau kerusakan kerja reseptor, efektor dan respon Kelainan produk hormone Kelainan pada hormone

Page 26

MAKALAH HIPERFUNGSI

Faktor eksternal: Gaya Hidup: Olahraga,makanan, dan stress Kondisi Fisik Kondisi Lingkungan

2.1.6 Regulasi Hormon Pada awalnya hormon disintesis oleh sel kelenjar yang kemudian disekresikan kedalam sirkulasi yang kemudian hormone-ormon tersebut terbagi dalam bentuk aktif yaitu yang berikatan dengan protein plasma dan yang inaktif yang bebas atau tidak berikatan dengan protein plasma.Kemudian hormone tersebut akan dibawa ke sel target melalui sirkulasi. Sebagian hormone ada yang masuk kedalam hati dan mengalami metabolism dimana sebagian hormone yang tadinya aktif menjadi inaktif dalam bentuk metabolic dan yang inaktif menjadi aktif. Kemudian hormone baik yang aktif atau yang inaktif dalam bentuk metabolik akan di ekskresikan kedalam urin atau feses. Pengaturan hormonal

Pengaturan hormonal dibagi dalam 3 bentuk,diantaranya yaitu: 1. pengaturan melalui nonhormonal Gula darahmaka akan merangsang pankreas untuk sekresi insulin yang berguna membantu glukosa masuk kedalam jaringan otot yang nantinya digunakan untuk metabolism sehingga didapatkan energy dan disimpan kedalam jaringan adipose maka gula darah akan
2. pengaturan melalui system saraf

Page 27

MAKALAH HIPERFUNGSI

Adanya respon stress yang akan mempengaruhi system saraf simpatis untuk mengirin sinya ke T5-T9 untuk merangsang adrenal guna mensekresikan epinefrin dengan nor epinefrin. 3. pengaturan melalui hormonal Sekresinya hormon akibat pengaturan dari hormone lain misalnya: keluarnya LH akibat adanya pengaruh dari hormon estrogen

2.2 Penilaian Fungsi Endokrin 2.2.1 Pengukuran hormone dalam plasma Pengukuran hormone dalam plasma menggunakan beberapa metode contohnya radioimunessay dan masih bayak lagi. Namun tidak semua hormone dapat diukur melalui plasma karna sebagiannya harus melalui urin misalnya hanya hormone tiroid yang dapat di ukur melalui plasma karena tiroid memiliki waktu paruh yang relative panjang dibanding kortisol.

(Gambar 6 : biokimia atlas bewarna dan teks,jan koolman, hal 331)

Page 28

MAKALAH HIPERFUNGSI

2.2.2 Penilaian Kadar Hormon dalam Urin Pemeriksaan urin umumnya dilakukan secara terbatas untuk mengukur kadar dari hormon steroid, katekolamin, dan kortisol. Pemeriksaan urin kurang tepat untuk mengukur hormon polipeptida karena pemeriksaan urin lebih akurat untuk memeriksa kadar hormon dengan waktu paruh yang singkat. Sample yang umumnya digunakan dalam pemeriksaan adalah sample urin 24 jam tetapi sample urin secara acak dan dilakukan secara berulang pun dapat memberikan hasil yang akurat. Interpretasi dari pemereksaan urin harus dapat menerangkan kadar urin yang tepat karena hal ini dapat menghubungkan kinerja dan penanganan hormon oleh ginjal. Awalnya, pemeriksaan urin lebih sering digunakan (walaupun lebih sulit) karena kuantitas atau jumlah hormon lebih besar terlihat di dalam urin. Tetapi, dengan kemajuan teknologi, teknik ini mulai jarang dilakukan dan digantikan dengan immunoassay dengan sensitivitas tinggi dan pemeriksaan dengan sample darah lebih sering digunakan. Keuntungan lebih jauh dari pemeriksaan urin adalah menentukan nilai taksir yang dapat dipercaya tentang status dari kadar hormon. Contohnya : Sekresi Kortisol yaitu, 1-3 % dari hormon dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan dapat ditemukan dalam urin. Pengukuran dari kadar kortisol dalam sample urin kortikol bebas urin 24 jam merupakan cara penilaian baik terhadap produksi kortisol. Karena, kortisol dilepaskan secara episodik dan suatu kortisol plasma yang acak dapat berada dalam rentang normal pada penyakit Cushing yang ringan sampai berat. Keuntungan pemeriksaan dengan sample urin, antara lain : 1. Untuk mendiagnosa penyakit Cushing dengan ditemukannya peningkatan kadar hormon kortisol.

Page 29

MAKALAH HIPERFUNGSI

2. Untuk mendiagnosa stadium awal dari perkembangan Penyakit Addison dengan ditemukannya penurunan kadar hormon kortisol tetapi memungkinkan juga ditemukan kadar normal kortisol. 3. Untuk mendokumentasikan kelebihan aldosteron pada aldesteronisme primer. 4. Untuk mendokumentasikan kelebihan epinefrin pada freokromositoma.

2.2.3 Durasi Kecepatan dan produk sekresi Hormon Onset Sekresi Hormon Setelah Terjadi Stimulus dan Lama Kerja Berbagai Hormon. Beberapa hormon seperti, norepinefrin dan epinefrin disekresikan dalam waktu beberapa detik setelah kelenjar distimulasi. Kedua hormon tersebut dapat bekerja penuh dalam waktu beberapa detik sampai menit berikutnya. Kerja hormon-hormon lain, contohnya hormon pertumbuhan atau tiroksin membutuhkan waktu berbulan-bulan agar dapat bekerja penuh. Jadi, setiap jenis hormon memiliki karakteristik onset dan lama kerjanya masing-masing, setiap karakteristik disesuaikan dengan kinerja fungsi pengaturan hormon tersebut yang spesifik. Konsentrasi Hormon dalam Sirkulasi Darah dan Kecepatan Sekresi Hormon Konsentrasi hormon yang diperlukan untuk mengatur sebagian besar fungsi endokrin dan metabolik sangatlah kecil. Konsentrasi dalam darah berkisar dari 1 pikogram (sepersejuta kali sepersejuta gram) dalam setiap milimeter darah sampai sebanyak beberapa mikogram (sepersejuta gram) per milimeter darah. Tak jauh berbeda, kecepatan sekresi berbagai hormon juga sangatlah kecil, umumnya terukur dalam beberapa mikogram atau miligram per hari. Walaupun, dengan konsentrasi dan kecepatan sekresi hormon yang kecil, dapat menjalankan pengaturan yang ampuh terhadap berbagai sistem fisiologi tubuh.
Page 30

MAKALAH HIPERFUNGSI

2.2.4 Efek Jaringan Terhadap Produksi Hormon Pengaturan Umpan Balik Negatif Sekresi Hormon Setelah suatu rangsangan menimbulkan pelepasan hormon, keadaan atau produk yang dihasilkan dari kerja hormon tersebut cenderung menekan pelepasan hormon tersebut lebih lanjut. Dengan kata lain, hormon (atau salah satu produknya) memiliki mekanisme umpan balik negatif untuk mencegah berlebihnya sekresi atau aktivitas hormon tersebut di jaringan target agar terbentuk kesesuaian derajat aktivitas hormon di jaringan. Oleh karena itu, sinyal umpan balik ke kelenjar endokrin akan menjadi cukup kuat untuk memperlambat sekresi hormon lebih lanjut hanya jika aktivitas jaringan target meningkat ke level yang sesuai. Pengaturan umpan balik hormon dapat terjadi dari semua tingkat, meliputi tahapan translasi dan transkripsi gen yang terlibat dalam sintesis hormon dan langkah yang terlibat dalam pengolahan hormon dan pelepasan cadangan hormon. Pengaturan Umpan Balik Positif Sekresi Hormon Pada beberapa keadaan, umpan balik positif terjadi ketika kerja biologis hormon menimbulkan sekresi tambahan dari hormon tersebut. Contohnya adalah lonjakan Luteinizing Hormone (LH) yang terjadi akibat efek stimulasi estrogen pada kelenjar hipofisis anterior sebelum ovulasi. LH yang disekresikan kemudian bekerja pada ovarium untuk menstimulasi sekresi estrogen tambahan, yang kemudian akan menimbulkan sekresi LH yang banyak lagi. Pada akhirnya, LH mencapai konsentrasi yang sesuai dan pengaturan umpan balik negatif sekresi hormon pun terjadi.

Page 31

MAKALAH HIPERFUNGSI

2.3 Gangguan Endokrin 2.3.1 Hipofungsi

1. Destruksi Kelenjar

Hipofungsi dapat menyebabkan destruksi kelenjar.Penyebab yang paling lazim dari destruksi. kelenjar adalah penyakit autoimun.Hal ini ditemukan pada sebagian besar dari diabetes mellitus dependen insulin,hipotiroidisme,insufisiensi adrenal,dan kegagalan gonad.Setiap kelenjar hipofisis dapat mengalami kerusakan,dengan akibat hipofungsi,oleh karena neoplasma,infeksi atau perdarahan.

2. Cacat spesisfik dalam biosintesis hormon

Hipofungsi endokrin dapat disebbakan oleh cacat congenital dalam sintesishormone. Jenis mutasi yang dapat menghasilkan cacat ini adalah mengenai penyakit genetic.Hal ini disebabkan oleh cacat pada gen yang menyandi hormone,mengatur produksi hormone,menyandi enzim penghasil-

Page 32

MAKALAH HIPERFUNGSI

hormon,ataupun terlibat dalam metabolism hormon.Penyakit paling genetic yang paling sering adalah pada kelenjar adrenal,yaitu sindroma 21-hidroksilase.

3.2 Hiperfungsi

Hiperfungsi pada sebagian besar kelenjar endokrin biasanya timbul akibat tumor.Tumor ini akan mengakibatkan terjadinya kelebihan hormone.Tumor dari hipofisis dapat mengakibatkan produksi berlebihan dari sebagian besar hormone (ACTH,GH,PRL,TSH,LH,FSH,dll).; pada beberapa kasus,hal ini dapat menyebabkan stimulasi kelenjar lain,menimbulakn hyperplasia,,seperti terlihat pada tumor hipofisis yang menghasilkan ACTH atau TSH.

3.3 Kelainan dalam kepekaan terhadap hormone

Resistensi Hormon Penyebab paling dominan dari resistensi hormone adalah dari cacat

genetic.Resistensi primer terhadap sejumlah hormone telah diketahui;hal ini dapatdisebbakan oleh sejumlah tipe yang berbeda dari cacat pada reseptor hormone ataupun akibat fungsi di distal reseptor.Cacat genetic pada reseptor yang menimbulkan pada sindroma pascareseptor resistensi diketahui telah dilaporkan pada untuk kasus glukokortikoid,hormone TSH.Cacat tiroid,androgen,vitamin D,PTH,ADH,GH,insulin,dan terjadi

pseudohipotiroidisme dan juga pada diabetes mellitus non-dependen-insulin.

Resistensi dapat terjadi jika terdapat penyakit yang nyata yang merusak jaringan target dan mengganggu kemampuan untuk memberikan respon terhadap
Page 33

MAKALAH HIPERFUNGSI

hormone,seperti

pada

penyakit

ginjal

dan

ketidakpekaan

terhadap

vasopressin,dan penyakit hati.Tanda dari resistensi hormone adalah suatu peningkatan dari kadar hormone dengan manifestasi klinis dari defisiensi dan kegagalan dari defisiensi dan kegagalan dari penggantian hormone untuk mengkoreksi gangguan ini.

3.4 Syndrom Pengaruh Produk Hormon Endokrinopati dapat diakibatkan oleh defisiensi hormon , kelebihan hormon atau resistensi terhadap kerja hormon dan abnormalitas pada lebih dari satu endokrin pada satu individu . Keadaan defisiensi: Defisiensi hormon akan mengakibatkan manifestasi patologik . karena keadaan defisiensi klinis dapat diinduksi pada hewan percobaan dengan menghancurkan atau mengambil organ endokrin , kita dapat memahami tentang patofisiologi keadaan defisiensi Sifat progres penghancuran yang mengakibatkan kegagalan organ endokrin juga telah dipahami pada beberapa kasus meliputi infeksi , infark dan kematian jaringan akibat penyebab yang lain . pada beberapa bentuk diabetes melitus , penyebabnya bisa berupa predisposisi herediter yang mengakibatkan penghancuran pankreas dengan berbagai mekanisme . pada penyakit defisiensi endokrin , etiologi defek belum dapat diketahui. Kelebihan Hormon Dengan beberapa pengecualian (testosteron pada leleaki dan progesteron pada wanita ) kelebihan hormon dapat bersifat patologik . jenis kelebihan hormon

Page 34

MAKALAH HIPERFUNGSI

Hormon diproduksi berlebihan oleh kelenjar yang merupakan tempat produksi yang biasa ( hipertiroidisme ; akromegali ) diakibatkan oleh kegagalan mekanisme umpan balik yang mengatur fungsi hormon dalam keadaan normal . Kelebihan hormon terjadi bila hormin yang diproduksi dalam keadaan normal , namun mekanisme yang mendasarinya sering tidak jelas Kelebihan hormon yang terjadi apabila hormon diproduksi bukan ebagai organ endokrin mayor . misalnya prroduksi hormon ACTH oleh karsinoma sel oat paru . Produksi Hormon Abnormal Pada beberapa kasus hormon abnormal , dapat menyebabkan penyakit endokrin . salah satu bentuk diabetes melitus adalah akibat mutasi suatu gen yang mengakibatkan produksi insulin yang tidak efektif . Kemungkinan lain , imunoglobuin dapat terikat pada reseptor hormon kemudian memacu kerja hormon , misalnya imunoglobulin memacu tiroid yang menunjukkan prinsip kerja TSH pada hipertiroidisme . Contoh-contoh kelainan pada kelenjar endokrin:

1.Growth Hormon Hiposekrsesi Pada Anak-anak menjadi cebol Ciri-cirinya : - Tubuhnya menjadi pendek - Gangguan pertambahan otot Pada dewasa : -Penurunan kepadatan tulang

Page 35

MAKALAH HIPERFUNGSI

Hipersekresi Pada anak-anak mengalami pertambahan tinggi mencolok tanpa perjalanan proporsi.Sedangkan pada orang dewasa tidak terjadi pertambahan tinggi,tulang menjadi tebal,tangan dan kaki membesar

2.Tiroid Hipertiroidisme Etiologi : - Kegagalan primer kecepatan tiroid - Defisiensi TSH,TRH -Defisiensi yodium Ciri-cirinya : -Penurunan metabolic -Lelah walaupun tidak menggunakan energy -Denyut nadi lemah -Berat badan meningkat walaupun nafsu makan berkurang -Gangguan menstruasi

Page 36

MAKALAH HIPERFUNGSI

Hipertiroidisme

Etiologi terjadi karena membentuk tiroid stimulating immunoglobulin tidak dipengaruhi inhibisi umpan balik negative Ciri-ciri : -Pembentukan panas berlebih -Berat badan menurun -Lebih suka dingin -Malaise

3.Pankreas

Pankreas terbagi menjadi 2 kelenjar,yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin.

Kelainan pada kelenjar endokrin -Kelainan insulin Insulin berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glucagon,apabila terjadi kelebihan insulin maka glucagon dalam tubuh meningkat,sehingga alirn glukosa ke otak menurun dan mengakibatkan hipoglikemia dan dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran bahkan kematian. -Kelainan pada glucagon

Page 37

MAKALAH HIPERFUNGSI

Kelebihan glucagon dapat mengakibatkan memperparahnya penyakit diabetes mellitus.

2.3.5 RESEPTOR DAN ANTIBODI TERHADAP HORMON Pengukuran reseptor hormone pada bahan biopsy dari jaringan sasaran atau pada fibroblast yang dipropagasi dari bahan biopsy sangat berguna misalnya, pada diagnosis keadaan resitensi parsial seperti riketsia yang berhubungan dengan resistensi vitamin D. Teknik biomolekuler dapat dipakai untuk memperoleh informasi khusus tentang reseptor muan , begitu pula pada kondisi tertentu pengukuran antibody terhadap hormone ( seperti antibody terhadap hormone tyroid) sangat penting untuk menyimpulkan keadaan endokrin. EFEK JARINGAN Mungkin hormone yang paling ideal adalah pengukuran hasil akhir kerja hormone perifer pada jaringan sasaran untuk hormone tersebut. Misalnya pada kelainan kelebhan GH dapat mempengaruhi jaringan-jaringan targetnya. PROSEDUR PENCITRAAN Perkembangan pencitraan telah member pengaruh yang besar dalam endokrinologi dan member cara yang lebih baik dalam mengidentifikasi abnormalitas pada hampir semua system endokrin, dari menemukan lesi kecil hipofisis dan hipotalamus, sampai pengukuran desitometri tulang untuk menyimpulkan penyakit tulang metabolic, samapai melokalisasi secara

Page 38

MAKALAH HIPERFUNGSI

noninvasive

jaringan

paratiroidisme

rekuran

atau

persisten.

Akibat

perkembaangan teknologi pada bidang ini sangat epat, maka kepustakaan yang evaluasi efektivitas ( dan keterbatasan) dan prosesnya sampai saat ini belum ada.

Keuntungan yang tidak di duga pada perkembangan pencitraan adalah sekarang kita dapat memetakan perjalanan alamiah penyakit endokrin dengan cara yang berbeda, seperti ditemukannya secara tidak sengaja perdarahan ke dalam tumor hipofisis yang timbul selama perkembangan sindroma sela kosong atau menyikap adanya adenoma adrenal fungsional sementara bukti klinis penyakit Crusing masih minimal.

2.3.6 Tes Dinamik Cadangan Dan Regulasi Hormon Bila hipo atau hiper sangat berat , pengukuran kadar hormon dalam darah atau urin sangat memuaskan untuk menegakkan diagnosa . khususnya bila tes menunjukkan umpan balik yang memadai misalnya testosteron plasma yang rendaj disertai tingginya LH plasma menunjukkan adanya gagal testis primer . Ada dua tipe tes stimulasi yang sering dilakukan . salah satunya , produksi atau kerja hormon endogen diblok dan kapasitasi respon hipofisis dengan meningkatkan produksi endogen hormon tropik kemudian disimpulkan , idealnya tes tersebut mengukur integritas seluruh lingkaran hipotalamus , hipofisis dan jaringan sasaran . Guna tes stimulasi adalah : 1. Menyimpiulkan status hormin bila kuantifikasi kadar homon dalam plasna sulit terdeteksi .
Page 39

MAKALAH HIPERFUNGSI

2. Menentukan status endokrin bila tes statik pada ambang bawah . 3. Membedakan penyebab primer atau sekunder suatu gagal hipofisis . 4. Menentukan cadangan gonadal pada pasien pubertas . Kepentingan klinis tes dinamik fungsi endokrin adalah terbatas oleh kenyataan bahwa tes ini dipengaruhi beberapa faktor sekunder . Faktor sekunder yang mempengaruhi hasil tes dinamik adalah : 1. Usia 2. Keadaan penyakit yang terdapat bersama 3. Regimen obat yang berinteraksi 4. Depresi endogen 5. Kelainan psikiatrik

2.4 PERTUMBUHAN 2.4.1 Faktor pertumbuhan selular 1. Pertumbuhan dan proliferasi selular A. Siklus sel

Fase pertumbuhan adalah G1, yang mempersiapkan sel untuk sintesis S, dan selama waktu tersebut terjadi duplikasi DNA. Sel membelah menjadi dua sel anak pada fase M. Sel-sel baru ini dapat tetap di GO ( misalnya neuron, sel otot), atau memasuki G1 untuk mengulangi siklus. B. Factor pertumbuhan Faktor petumbuhan seperti insulin atau insulin-like growth factor (IGF-1, IGF-2)

Page 40

MAKALAH HIPERFUNGSI

Faktor pertumbuhan ini memediasi kerja hormone pertumbuhan dan memiliki efek metabolic lain. GH menyebabkan pelepasan IGF-1 dan meski IGF-1 yang paling tergantung GH. IGF-2 dari hati, Insulin Terpisah dari perannya dalam pengontrolan metabolism karbohidrat, insulin merupakan hormone anabolic. Tanpa insulin, katabolisme ditingkatkan dan ambilan asam amino dalam oto aka translasi Mrna. protein akan

dihambat, seperti juga

Lactogen plasental (LP) Merupakan hormone plasenta. Banyak kerja PL sama dengan kerja prolaktin. PL memacu system duktus mamaria , sintesis susu, dan dalam kartilago. pemasukan sulfur di Prolaktin (PRL) Memacu sintesis susu, bersama dengan steroid adrenal dan estrogen. PRL menstimulasi pertumbuhan system duktus mamaria. Nerve growth factor (NGF) Memiliki unsure yang serupa dengan proinsulin, factor ini disekresikan besar oleh submandibular. Perlunya NGF sangat kritis bagi regenerasi saraf dan mungkin berperan penting dalam dilepaskan ke dalam aliran darah dalam jumlah pertumbuha dan

perkelahian , karena

besar ketika aliran darah pada saat tikus jantan berkelahi. Factor pertumbuhan epidermal ( epidermal growth factor, EGF) Merupakamn peptide dengan 53 asan amino yang diisolasi dari kelenjar liur tikus, dimana EGF berikatan dengan proitein pengikat EGF. Pelepasannya dilakukan karena factor otonom. EGF memacu maturasi

Page 41

MAKALAH HIPERFUNGSI

epitel paru-paru yang sedang berkembang, keratinasi kulit, fosforilasi protein. EGF terdapat dalam ASI sebagai factor mitogenik. Tranforming growth factor (TGF) TGF- dan TGF- merupakan peptide yang menyebabkan

pertumbuhan sel-sel fibroblast. TGF- merupakan peptide dengan 50 asam amino, yang secara structural sama dengan EGF. Faktor ini berikatan dengan reseptor EGF, dan memiliki berbagai kerja yang serupa dengan EGF. Faktor ini penting untuk diferensiasi pertumbuhan kondrosit, osteoklas, osteoblas. Dapat juga menjadi stimulator atau inhibitor pertumbuhan sel-sel nonendotel, tergantung pada ada atau tidaknya factor lain. Factor pertumbuhan fibroblast ( Fibroblas growth factor,FGF) Mencakup factor petumbuhan asam, basa, keratinosit, dan factor pertumbuhan polipeptida lain yang memilki beberapa sifat yang sama termasuk homologi sekuens substansial, peningkatan angiogenesis , pengikatan heparin dan kerja mitoogen. Faktor pertumbuhan turunan trombosit (platelet-derived growth factor, PDGF) Disintesis dan disimpan dalam trombosit, dan dilepaskan saat trombosit teraktivasi selama cedera pembuluh darah. Jaringan lain mensintesis dan menyimpan PGDF. Eritropoietin Merupakan factor penstimulasi eritrosit yang diproduksi di ginjal dan menuju sumsum tulang untuk menstimulasi produksi sel-sel darah merah matur. Dalam plasma eritropoietin memiliki waktu paruh 5 jam, sementara efeknya tidak Nampak dalam 36 jam. Interleukin
Page 42

MAKALAH HIPERFUNGSI

merupakan satu family yang terdiri dari paling tidak delapan protein. Interleukin merupakan contoh sitokin. Sebagai komunikator interselular.

2.4.2 PERTUMBUHAN NORMAL A. Pertumbuhan Intrauterine Perubahan perubahan yang yang terjadi pada fetus manusia selama masa pertumbuhan intrauterine telah disimpulkan oleh Pierson dan Deschamps : Dari konsepsi sampai kelahiran , masa janin meningkat 44 x 107 kali. Dibandingkan dengan 0 kali peningkatan yang terjadi sejak masa kelahiran sampai dewasa ; panjang tubuh meningkat 3850 kali sampai aterm, dibandingkan dengan peningkatan 3-4 kali sejak masa kelahiran sampai dewasa. Pengetahuan yang pasti mengenai pertumbuhan prenatal normal belum jelas, walaupun banyak factorfactor yang dapat menyebabkan pertumbuhan prenatal abnormal yang diketahui. Factor endokrin Growth hormone Hormon GH dilaporkan tampaknya hanya sedkit berpengaruh terhadap panjang tubuh waktu dilahirkan, anak-anak yang mengalami defisiensi GH mempunyai panjang tubuh yang normal. Anehnya, walau konsentrasi GH tinggi konsentrasi IGF-1 menurun pada neonatus normal. Human chorionic somatomammotropin (hCS), merupakan hormone plasenta yang strukturnya mirip dengan GH dan prolaktin, tidak penting unutuk pertumbuhan fetus, sejak diketahui ibu yang kekurangan gen hCS melahirkan bayi dengan panjang tubuh normal. Hormon tyroid
Page 43

MAKALAH HIPERFUNGSI

Tidak adanya hormone tiroid mungkin dapat menimbulkan efek buruk terhadap perkembangan mental janin , tetapi bayi-bayi yang baru lahir dengan hipotyroidsm mempunyai panjang yang normal. Insulin Konsentrasi insulin di dalam serum yang berlebihan mungkin berkaitan dengan meningkatnya panjang tubuh bayi bagi ibu yang mendrita diabetes mellitus dan pada sindroma beckwith-wiedmann, yang khas ditandai dengan hipoglikemia neonatus, gigantisme neonal. Dan pada prenatal yang ekurangan insulin bisa mengakibatkan tubuh yang pendek pada sat lahir. Insulin like growth factor Dihasilkan berbagai jaringan pada janin dan mampu merangsang diferensiasi, tetapi bagaiman IGF mempengaruhi pertumbuhan jani belum terbukti adanya. Factor uterus dan maternal

Faktor-factor maternal yang sering terjadi karena gangguan pada uterusnya, yang akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap ukuran bayi pada waktu lahir. Pertumbuhan dan perkembangan neonatal intrauterine yang normal bergantung pada asupan makanan dan keadaan kesehatan ibu dan dihambat oleh asupan alcohol dan perilaku merokok ibu.

B. Pertumbuhan Postnatal

Pertumbhan postnatal pada postur dan berat badan yang mengikuti pola pertumbuhan anak yang normal. Kecepatan pertumbuhan tercepat pada
Page 44

MAKALAH HIPERFUNGSI

janin, setelah kelahiran yang paling tinggi adalah masa tepat setelah lahir. Beberapa penelitian melaporkan bahwa dorongan pertumbuhan terjadi pada usia 6 7 tahun baik pada anak laki-laki dan wanita. Etelah suatu plateau, terjadi pertumbuhan postur yang paling nyata yang dikenal sebagai doronga pertumbuhan pubertas kemudian terjadi , yang pertumbuhan puncak kedua terjadi. Kemudian terjadi penurunan terakhir yag terjadi sampai penyatuan epifisis dengan tulang panjang dan pertumbuhan terhenti.

C.

Faktor-faktor endokrin

Hormon pertumbuhan

Sifat kimia dan sintesis. GH atau somatotropin disintesis di sel somatotrop pada kelenjar hipofisis anterior. GH merupakan bagian dari family hormone polipeptida, bersama prolaktin dan laktogen plasenta. Dihambat pelepasannyaoleh somatostatin dan di stimulasi oleh growth hormone realeasing hormone (GRH). Gen untuk GH berada di lengan yang panjang kromosom 17. Dalam klompok 5 gen ; GH-N mengkode human GH, GH2 yang dihasilkan plasenta mengkode untuk varian GH, CSH1 dan CSH mengkodekan prolaktin , dan CSHP1 mengkodekan varian prolaktin . Pada beerapa kaeluarga terdapat deplesi gen GH-N dan defisiensi GH yang parah.

Efek GH terutama diperantai oleh hormone IGF, insulin like growth factor, tapi GH juga memiliki beberapa efek langsung . GH menyebabkan insulin resisten dan merupakan hormone deabetogenik, meninggikan kadar gula darah , dan GH bersifat lipolitik.

Page 45

MAKALAH HIPERFUNGSI

GH terikat pada protein dalam peredaran darah plasma dengan rangkain equivalen terhadap domain ekstra membrane reseptor GH. Fisiologi GHbinding protein (GHBP) mungkin secara fisiologis memiliki kepentingan dalam pertumbuhan. Sebgai contoh, pasien gemuk memiliki kadar GH dalaam plasma rendah tapi GHBP lebih tinggi, semntara kelaparan meningkatkan konsentrasi GH yang menurunkan GHBP.

IGF-1 dan IGF-2 memilki struktur yang mirip dengan molekul proinsulin tapi berbeda dalam insulin dalam regulasi, reseptor dan efek biologic. Molekul IGF terikat ke berbagai IGF-Binding protein ; pada sat ini tersedia informasi tentang berat molekul dan sifat-sifat 6 jenis IGFBP.

IGF-1 dihasilkan di banyak jaringan dan tampak ditranspor ke sel tetangga dan bekerja sama sebagai kelenjar parakrin. Jadi, IGF-1 yang dibawa darah ini tidak mencerminkan kerja growth hormone yang paling signifikan. Hepar adalah tempat sinesa IGF-1 mayor, da sebagian besar IGF-1 dalam sirkulasi bersal dari hepar.

Konsentrasi IGF plasma bervariasi dengan umur dan kondisi fisiologi. Konsentrasi IGF rendah pada bayi matur dan tetap rendah sampai mencapai puncak selama pubertas, dengan kadar meningkat lebih tinggi dari pada masa hidup lainnnya. IGF-1 kemudian turun pada tingkat dewasa kadarnya lebih tinggi dar masa kanak-kanak tetapi lebih rendah dari masa pubertas. Dengan meningkatnya umur kadar GH dan IGF akan menurun.

Page 46

MAKALAH HIPERFUNGSI

Defisiensi H mengakibatkan IGF-1 dan IGF-2 lebih rendah, sementara GH berlbih mengakibatkan peningkatan IGF-1 tapi tidak perubahan IGF-2.

Hormone tiroid

Walaupun bayi-bayi hipotalamus congenital lahir berpostur normal, mereka akan mengalami pertumbuhan yang buruk bila tidak terapi ( akan terjad retardasi bila congenital hipotiroidisme tidak terapi). Hipotiroidsme dapat menyebabkan penurunan kecepatan pertumbuhan secara nyata.

Steroid-steroid seks

Steroid-steroid seks penadal mempunyai pengaruh yang penting terhadap dorongan lonjakan petumbuhan pubertas. Sedangkan tidak adanya factor ini tidak penting pada pertumbuhan prepubertas. Steroid-steroid seks berlebihan dapat menyebabkan peningkatan ajam pertumbuhan sperti

Page 47

MAKALAH HIPERFUNGSI

gambaran premature dan perkembangan tanda tanda seksual sekunder. Steroid-steroid seks juga mempunyai fungsi penghasil IGF dari kartilago.

Glukokortikod

Glukokortikod

endogen

atau

eksogen

berlebih

akan

menyebabkan

terhentinya pertumbuhan. Tidak adanya Glukokortikod hanya menimbulkan efek yang sedikit pada pertumbuhan.

D. Faktor-faktor lain

Faktor Genetik Faktor-faktor genetic mempengaruhi tinggi akhir. Korelasi yang baik ditemukan diantara rata-rata tinggi bada orang tua dan tinggi badan anak ` Faktor sesioekonomi Nutrisi yang buruk , hygiene yang buruk dan kesehatan yang buruk berefek pada pertumbuhan. Faktor nutrisi Pengaruh malnutrisi bertanggung jawab terhadap terjadinya diskrepansi sosioekonomi pada tinggi badan seperti sudah di jelaskan di atas tetapi malnutrisi juga bisa terjadi pada ekonomi pertengahan dan selalu harus dipikirkan bila terdapat kelainan pertumbuhan.

Page 48

MAKALAH HIPERFUNGSI

Faktor psikologis Dinamika penyimpangan intrafamilial stress, psikologis, atau penyakitpenyakit psikiatris dapat menghambat pertumbuhan akibat adanya pengaruh fungsi-fungsi endokrin atau efek sekunder dan nutrisi (dwarfisme psikososial atau kehilangan ibu .

Penyakit kronis Selain akibat nutrisi yang buruk berbagai penyakit sistemik yang kronis dapat mengganggu pertumbuhan. Jadi payah jantung kongestif dan asma, bila tidak terkontrol akan menyebabkan penurunannya tinggi badan.

E.

Pengukuran pertumbuhan

Pengukuran secara tepat tinggi badan merupakan hal yang sangat penting pada kronis sering pemeriksaan fisik anak-anak dan adolesen. Awitan penyakit ditentukan melalui terjadinya tiitik infeksi pada tumbuh yang lain , kartu tumbuh kembang terinci dapat pendek untuk usianya. Yang di ukur dalam

kembang . pada kasus

menunjukan adanya kecepatan pertumbuhan normal yang konstan pada anakanak yang di observasi lebih pengukuran pertumbuhan ; Tinggi badan Berat badan Hubungan dengan rata-rata orang tua

Page 49

MAKALAH HIPERFUNGSI

Usia skeletal ( tulang)

2.4.3 Pertumbuhan Abnormal

1.

Defisiensi hormon pertumbuhan dan varian-variannya Insiden defisiensi GH diperkiraakan mendekati 1:4000 pada penduduk skotlandia dan mungkin 1:10.000 di seluruh dunia. .

Lokasi defek Hipotalamus

Keadaan klinis Defisiensi GH Idiopatik (spontan) yang berhubungan dengan penurunan sekresi GRH; tumo-tumor hipotalamus Defisensi GH di dapat Yang berhubungan dengan dysplasia, trauma, pembedahan atau tumor hipofisis Dwafisme Laron Disertai dengan GH yang tinggi dan konsentrasi reseptor GH) Pigmi ( orang kerdil) dengan GH normal, konsentrasi IGF-1 rendah dan IGF- normal. Kegagalan pertumbuhan yang diinduksi oleh glukokortikoid Resistensi terhadap terhadap IGF-1 Defisiensi GH congenital Panjang tubuh yang normal
Page 50

Kelenjar hipofisis

Tempat produksi IGF

IGF

rendah

defek

Kartilago

Varian lain

saat

MAKALAH HIPERFUNGSI

dilahirkan

tetapi

terjadi

penurunan

kecepatan pertumbuhan segera setelah lahir. Identik dengan karena kelahiran sungsang.

(Tabel 1. postulat kelainan-kelainan pelepasan dan kerja hGH endokrinologi Greenspan)

2.

Kelebihan hormone pertumbuhan

Kelebihan sekresi GH mengakibatkan akromegali pada orang dewasa dan epifisis gigantisme pada dewasa muda jika terjadi sebelum terjadi fusi tulang . Sumber kelebihan sekresi GH yang umum adalah

adenoma hipofisis. Sumber yang jarang adalah neuroendokrin ektopik yang mensekresi GH, baik saat terisolasi atau sebagai bagian dari sindrom MEN 1. Akromegali menyebabkan pengerasan gambaran wajah dan jaringan lunak pada tangan dan kaki.

Terjadi pertumbuhan berlebihan mandibula (rahang atas). Terdapat hipertrofi jaringan ikat pada ginjal, jantung, hati, dan toleransi glukosa menurun sampai 50 %. Sehingga menyebabkan diabetes pada sekitar 10 % pasien dengan akromegali. Gejala lainnya meliputi nyeri kepala, berkeringat, kolik renal akibat nefrolitiasis, dan artralgia. Diagnosis akromegali dikonfirmasi dengan adanya peningkatan kadar GH yang

Page 51

MAKALAH HIPERFUNGSI

gagal turun selama tes tolransi glukosa oral, bersama dengan peningkatan IGF-1 serum.

Terapi pilihan untuk akromegali adalah pengangkatan adenoma hipofisis secar bedah, dengan atau tanpa radioterapi ajuvan, atau terapi medis dengan analog somatostatin, atau agonis dopamine.

.4.4 KONTROL PERTUMBUHAN Pertumbuhan meliputi baik peningkatan jumlah total sel maupun sintesis makromolekul oleh masing-masing sel.kepentingan relative proses bervariasi dari organ ke organ dan dengan usia.Kontrol dan integrasi pertumbuhan juga bervariasi di antara jaringan dan dengan tahap perkembangan. Pertumbuhan prenatal Perkembangan prenatal terutama

mempengaruhi kompleksitas integrasi dan control pertumbuhan.selama masa ini,sebuah sel tumbuh menjadi organisme kompleks dengan berjuta sel

Page 52

MAKALAH HIPERFUNGSI

bekerja dalam harmoni.Kecepatan pertumbuhan sangat mengagumkan:laju pertumbuhan tercepat terjadi selama trimester kedua.Kontrol pertumbuhan prenatal terjadi dibawah mekanisme yang berbeda dengan mekanisme pada periode pascanatal.hormon pertumbuhan dan hormon tyroid mempunyai efek yang relative minor terhadap pertumbuhan selama kehidupan prenatal.Laju pertumbuhan prenatal tergantung pada aliran darah uterin dan pengaruh maternal lainnya dan kurang tergantung pada faktor yang menentukan kondisi terbaik.Pada saat kelahiran,korelasi antara panjang badan dan tinggi badan dewasa sangat lemah(r=0,3):pada usia 2 tahun,korelasi antara panjang tubuh dan tinggi tubuh dewasa lebih kuat(r=0,7),menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi tubuh dewasa mulai bekerja pada saat awal kehidupan pascanatal. Faktor genetik Bentuk tubuh bersifat poligenik sehingga tidak ada metode yang mudah untuk memprediksi berdasar faktor genetik tinggi badan dewasa dari seorang anak.Tetapi,ada korelasi antara tinggi rerata orang tua dan tinggi rerata yang bisa dicapai oleh anak mereka. Nutrisi Faktor yang paling penting kedua yang mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrisi.Deprivasi nutrisi yang berat,seperti pada marasmus dan kwashiorkor dapat mengganggu pertumbuhan ,seperti juga defisiensi selektif vitamin dan mineral ,seperti vitamin D dan defisiensi nutrisi subklinis.Kecenderungan ke arah perbaikan bentuk badan dewasa setelah abad terakhir disebabkan oleh perbaikan makanan ,khususnya peningkatan masukan protein selama periode pertumbuhan cepat selama masa kanakkanak. Hormon hormon pertumbuhan (growth hormone)atau

somatostatin]berperan sentral modulasi pertumbuhan pada anak mulai saat lahir sampai akhir pubertas.jika ada kekurangan total GH,pertumbuhan linear terjadi sekitar setengah sampai sepertiga angka normal.GH juga berperan dalam kontrol anabolisme tubuh sepanjang hidup.

Page 53

MAKALAH HIPERFUNGSI

2.4.5 DIAGNOSIS KELAINAN PERTUMBUHAN Kebanyakan individu dengan tubuh pendek tidak mempunyai penyakit dalam ari sehari-hari,tetapi memperlihatkan beberapa deviasi dari pola pertumbuhan normal.jadi langkah pertama dalam menangani gangguan pertumbuhan adalah dengan identifikasi individu dengan variasi pertumbuhan normal yang tentunya tidak memerlukan terapi. Tinggi dan kecepatan pertumbuhan Faktor penting dalam mendeferensial diagnosis tubuh pendek adalah untuk menentukan tinggi pasien bila dibandingkan dengan orang lain yang usianya sama.tariklah garis lurus dari skala usia pasien ke skala tinggi.Hasil intersepsi diskala sebelah kanan menunjukkan angka deviasi standar(SD) dari rata-rata tinggi untuk usia .Secara umum ,semakin jauh pasien dari ratarata tinggi untuk usianya,kemungkinan besar rendahnya tubuh adalah akibat suatu penyakit.Tinggi di atas level-2-SD menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan normal.Kecepatan pertumbuhan harus ditentukan ,bila mungkin ,baik dengan data pertumbuhan yang ada maupun berdasar observasi .kecepatan pertumbuhan yang selalu di bawah rata-rata harus mendapat perhatian khusus. Karena tubuh pendek sering terjadi,penetuan klinis berperan penting pada pendekatan masalah ini.orang dengan tubuh yang sangat pendek(-3SD atau lebih besar untuk usia)harus menjalani evaluasi segera,sementara mereka yang mempunyai tubuh pendek yang kurang berat harus diobservasi secara lebih serial sehingga kecepatan pertumbuhannya adalah bisa suatu disimpulkan.kecepatan tumbuh yang secara konsisten rendah harus diteliti lanjut.diagnosis keterlambatan konstitusional perkecualian.Secara umum,jika hipotiroidisme,defisiensi GH,dan penyakit sistemik yang lebih umum harus disingkirkan ,kita harus lebih mengobservasi pasien tersebut.tetapi batas antara normal dan sakit mungkin tidak jelas dan
Page 54

MAKALAH HIPERFUNGSI

indikasi penanganan dapat berubah setiap saat.Maka bila terjadi kegagalan mempertahankan kecepatan pertumbuhan normal harus segera dilakukan pemeriksaan ulang. Riwayat Gambaran penting yang harus diperoleh dari riwayat penyakit meliputi berat dan usia gestasi saat kelahiran ,pertumbuhan dan perkembangan awal masa bayi dan adanya penyakit sistemik.penting juga diperiksa tubuh orang tua dan saudara sepupu maupun misan dan juga harus diperhatikan pola pertumbuhan dan perkembangan pubertas orang tua ,saudar kembar,dan anggota keluarga lainnya.Riwayat keluarga adanaya perkembangan diagnosis. Pemeriksaan fisis Proporsi tubuh harus di evaluasi.Anggota badan yang relative pendek dibanding panjang badan menunjukkan adanya baik hipotiroidisme jangka panjang atau salah satu bentuk kondrostrofi seperti cebol akondroplastik:namun bentuk diskondroplastik yang sangat ringan sulit untuk diketahui .penting juga dicatat rasio antara tinggi dan berat badan.Anak pendek yang berat badannya di bawah tinggi seusianya mungkin sedang mengalami malnutrisi atau penyakit sistemik.sebaliknya ,anak pendek yang beratnya melebihi usia cenderung menunjukkan adanya penyakit endokrin. Pasien dengan penyakit Chusing ,defisiensi GH,atau hipotiroidisme sering mempunyai berat badan diatas berat yang sesuai dengan tingginya. Evaluasi tidak laboratorium usia Tes laboratorium penting dapat untuk menegakkan menunjukkan pubertas yang lambat sangat berguna menegakkan

penampilan fisis yang jelas dan bisa menyingkap patologi yang sebelumnya dicurigai.Kesimpulan tulang kemungkinan patologi dan untuk memperkirakan tinggi akhir dewasa.Karena manifestasi hipotiroidisme mungkin sangat minimal ,fungsi tiroid harus dilakukan secara rutin.pengukuran IGF-I dan IGFGP-3 juga berguna sebagai prosedur penyaring ,karena kebanyakan pasien dengan defisiensi GH
Page 55

MAKALAH HIPERFUNGSI

mempunyai

nilai

yang

rendah.Sindrome

resitensi

GH,seperti

cebol

laron,ditandai dengan kadar IGF-I

yang rendahdan kadar GH yang

tinggi.Tes yang memadai harus dilakukan untuk menyaring adanya penyakit lain.Anak perempuan dengan pendek yang tidak dapatditerangkan,harus diperiksa kariotipe kromosomnya.

2.5 Sistem Saraf Hipotalamus dan Hipofisis 2.5.1 ANATOMI,FISIOLOGI & HISTOLOGI HIPOTALAMUS dan HIPOFISIS -BAGIAN OTAK 1. BATANG OTAK 2. SEREBELUM 3. OTAK DEPAN (FOREBRAIN) : A. Diensefalon Hipotalamus Talamus

B. Serebrum -Nukleus basal -Korteks serebrum Anatomi Hipofisis Kel. Kecil Diameter 1cm

Page 56

MAKALAH HIPERFUNGSI

Berat = 0,5 1 gram Punya 2 lobus : anterior & posterior Hipofisis dihubungkan ke hipotalamus o/ sbuah tangkai kecil, infundibulum yg mngandung serat saraf & pemb. darah halus. ANATOMI DAN HISTOLOGI

(gambar 7 : sobotta edisi 22)

Page 57

MAKALAH HIPERFUNGSI

(gambar 8:fisiologi sherwood)

(gambar 9:fisiologi sherwood)

Page 58

MAKALAH HIPERFUNGSI

(gambar 10: histology jonqiera)

(gambar 11: histology jonquera)

Page 59

MAKALAH HIPERFUNGSI

(gambar 12:histology jonquera)

(gambar 13: histology jonquera)

Page 60

MAKALAH HIPERFUNGSI

(gambar 14 :hisologi jonquera) Fisiologi Kelenjar Hipotalamus Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon ia memiliki tugas penting yaitu memastikan kemantapan dalam tubuh manusia. Setiap saat, hipotalamus mengkaji pesan-pesan yang datang dari otak dan dari dalam tubuh. Setelah itu, hipotalamus menjalankan beberapa fungsi, seperti menjaga kemantapan suhu tubuh, mengendalikan tekanan darah, memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan pola tidur yang tepat.

Beberapa fungsi penting hipotalamus


Page 61

MAKALAH HIPERFUNGSI

a. Mengontrol sistem saraf otonom dan sistem endokrin serta mengatur beberapaperilaku yang berhubungan dengan fungsi-fungsi vegetatif untuk kehidupan : Peningkatan atau penurunan denyut jantung dan tekanan darah. Pengaturan suhu tubuh. Pengaturan rasa lapar dan haus. Sekresi air lewat ginjal (pengeluaran ADH

(Gambar 15 : www.scribd.com/doc/12504511/fisiologi) Pengaturan kontraksi rahim dan pengeluaran ASI.

b. Fungsi afektif sensoris Pusat-pusat ganjaran atau motivasi.

Page 62

MAKALAH HIPERFUNGSI

Pusat-pusat menyakitkan seperti takut, marah, termasuk nyeri dan dorongan untuk melarikan diri. Dorongan untuk bereproduksi. c. Pengaturan tidur dan jaga Hipotalamus dorsal berhubungan dengan Sistem Aktivasi Retikularis (SAR). Hipotalamus lateral anterior menghambat SAR. d. Mengontrol sistem endokrin melalui hormon-hormon yang dihasilkan hipotalamus, kemudian melalui pembuluh darah dihubungkan dengan kelenjar hipofise anterior

Hipofisis: 1.Hipofisis Anterior Fisiologi


Tediri dari jaringan Epitel kelenjar yang secara embriologis berasal dari

penonjolan dari atap mulut. Adenohipofisis -- Hipotalamus : o/ pemb. Darah


Mempunyai 3 bagian yaitu :

a.Pars Distalis
Sel basofil, menghasilkan :

ACTH

(Adenokortikotropik),

merangsang

kortek

adrenal

mensekresi hormone adrenokortikal.

TSH

Page 63

MAKALAH HIPERFUNGSI

FSH
LHdisebut juga ICSH (interstitial cell stimulating hormone)

Sel Acidofil, menghasilkan : GH ( Growth hormone ), somatotropin

PRL (Prolaktin) b. Pars Intermedia Menghasilkan Melanotic stimulating hormone c. Pars Tuberalis Sel bentuk kuboid dan mengandung granula berisi lipid droplet. 2.Hipofisis Posterior

Berasal dr pertumbuhan berlebihan otak, tediri dari jaringan Saraf

Neurohipofisis -- Hipotalamus : oleh jaringan Saraf Hipofisis posterior memproduksi : a. Hormon yg mengatur keseimbangan air (vasopresin : ADH) dan b. Hormon Oksitosin : merangsang kontraksi otot polos uterus &

pengeluaran air susu dari kel. Mamae yg sdg laktasi.

2.6 HUBUNGAN ENDOKRIN DAN SISTEM SARAF 2.6.1 NEUROTRANSMITER & HORMON

Page 64

MAKALAH HIPERFUNGSI

Sistem endokrin telah dibedakan dari susunan saraf yang merupakan mekanisme utama lain dimana tubuh mengkomunikasikan informasi di antara sel-sel. Sistem saraf dihubungkan dengan jaringan targetnya melalui neuron yang membawa dan mentransmisikan sinyal kimiawi. Neurotransmiter yang memperantarai transmisi sinaptik antara dua neuron, disintesis oleh badan sel neuron dan berjalan ke akson, dimana ia disimpan dalam vesikel sinaptik dan dilepaskan selama depolarisasi. Interaksi neuron ke neuron terjadi pada sinaps di mana neurotransmiter dilepaskan dan terikat pada reseptor spesifik pada neuron postsinaptik. Contoh reseptor neurotransmiter adalah reseptor adrenergik dan kolinergik muskarinik, kolinergik nikotinik, reseptor seretonergik, dopaminergik, dan asam aminobutirat (GABA). Reseptor ini bervariasi dalam kadar relatifnya dalam berbagai bagian dari otak. Dengan demikian, neurotransmiter bertindak di sekitar target, tidak berjalan dalam sirkulasi, dalam hal ini bertindak dalam model parakrin. Dengan cara ini, susunan saraf dapat melepaskan neurotransmiter berkonsentrasi tinggi dari neurotransmiter ke target dan menghindarkan pelepasan transmiter pada loci lain. Konsentrasi neurotransmiter pada sinaps juga menurun dengan cepat melalui degradasi atau ambilan kembali oleh jaringan sekitarnya. Suatu neuron tertentu dapat mempunyai input majemuk melalui sinaps majemuk maupun beberapa neurotransmiter yang berbeda. Input ini dapat sinergistik atau antagonistik. Suatu neuromodulator merupakan suatu zat yang dilepaskan di sekitar sinaps dan memperbesar atau menyekat pelepasan dari neurotransmiter. Suatu neuron tertentu juga dapat melepaskan lebih dari satu neurotransmiter. Suatu pola umum dalam hal ini adalah pelepasan serentak dari suatu bioamin dan suatu neuropeptida. Engan demikian, saraf parasimpatis mengandung asetilkolin maupun polipeptida usus vasoaktif (VIP), dan saraf simpatis dapat mengandung norepinefrin maupun neuropeptida Y. Sebaliknya, jika suatu hormon bersirkulasi, lazimnya hormon ini terdistribusi ke semua jaringan, dan terutama diberikan pada reseptor untuk
Page 65

MAKALAH HIPERFUNGSI

membangkitkan respons dalam sel spesifik dan untuk membedakan hormon ini dari semua molekul lain yang banyak sekali dengan mana ia terpajan. Terdapat banyak kemiripan antara sistem endokrin dan sistem saraf. Disiplin ilmu yang membahas bahan pokok interaksi dari sistem endokrin dan saraf ini disebut neuroendokrinologi. Molekul yang sama dapat merupakan neurotransmiter dan suatu hormon. Katekolamin yang dilepaskan medula adrenal adalah hormon, dan jika dilepaskan oleh ujung saraf mereka merupaka neurotransmiter. Sejumlah hormon dan reseptor hormon dihasilkan dalam susunan saraf pusat. Contohnya, terdapat lebih banyak TRH di luar hipotalamus, yang biasanya dianggap merupakan tempat utama dari produksinya, daripada di dalam. Kerja neurotransmiter TRH termasuk meningkatkan aktivitas motorik, terangsang, tremor, dan peningkatan aktivitas simpatis perifer. Dopamin, CRH, CGRH, somatostatin, GnRH, peptida usus vasoaktif (VIP), gastrin, sekretin, kolesitokinin, dan hoemon lain serta reseptornya ditemukan dalam berbagai bagian otak, dan semuanyamerupakan hormon maupun neurotransmiter. Neurosteroid dihasilkan oleh otak untuk beraksi setempat. Sejumlah hormon hipotalamus, contohnya GRH tidak ditemukan dalam otak di luar hipotalamus walaupun GRH ditemukan dalam banyak jaringan di luar susunan saraf pusat dan hipofisis. Kedua hormon dan neurotransmiter juga ditemukan dalam berbagai jaringan yang lazimnya dianggap bukan endokrin maupun saraf. Mekanisme kerja dari hormon dan neurotransmiter serupa.

Contohnya reseptor untuk reseptor adrenergik serupa dalam susunan saraf pusat dan jaringan perifer, dan neurotransmiter menggunakan lintasan penyinalan yang sama melalui pergantian siklik AMP (cAMP), Ca2+, protein kinase C, dan fosfoinositol. Neuron kemungkinan mempunyai

Page 66

MAKALAH HIPERFUNGSI

reseptor hormon dalam daerah yang berbeda dari daerah sinaps. Dengan demikian, kedua sistem ini, saraf dan endokrin memiliki banyak persamaan. 2.6.2 HUBUNGAN HIPOTALAMUS HIPOFISIS Daerah interaksi neuroendokrin primer adalah pada hipotalamus dan hipofisis. Terdapat hubungan anatomik antara hipotalamus dan hipofisis dan pengaturan hormon yang relevan. Hipotalamus mengandung beberapa nuklei sel-sel neuronal; di dalam nuklei ini terdapat kelompok-kelompok sel khusus yang melepaskan suatu hormon tertentu. Hipotalamus juga mengatur fungsi otak lain, termasuk suhu, nafsu makan, rasa haus, perilaku seksual, reaksi defensif seperti marah dan takut, dan ritme tubuh; memiliki komunikasi yang luas dengan daerah tubuh lainnya. Hipotalamus mengandung 2 jenis sel sekretorik yang meningkatkan potensial aksi, melepaskan hormon, dan diatur oleh masukan hormonal maupun susunan saraf pusat. Neuron neurohipofiseal melintasi tangkai hipotalamus hipofisisdan melepaskan vasopresin dan oksitosin dari ujung saraf pada hipofisis posterior; neuron hipofisiotropik melepaskan hormon ke dalam eminensia mediana dan karena itu ke dalam pembuluh-pembuluh hipotalamus-hipofisis. a. Neurotransmitter Hipotalamus

Neurotransmiter hipotalamus, seperti halnya neurotransmiter lain dalam susunan saraf pusat, merupakan asam amino, bioamin, atau peptida simpleks. Asam amino ini termasuk glutamat dan glisin; sedikit diketahui mengenai pengaruhnya pada sistem endokrin. Bioamin termasuk dopamin, norepinefrin, epinefrin, serotonin, asetilkolin, GABA, dan histamin. Dopamin merupakan pengatur utama dari pelepasan prolaktin dan mempunyai pengaruh kompleks terhadap pelepasan somatostatin. Neuron noradrenergik melepaskan norepinefrin dan merangkul neuroendokrin dengan sistem otonom; secara tidak langsung mereka mempengaruhi fungsi hipofisis. Serotonin dapat dibuat dalam hipofisis dan

Page 67

MAKALAH HIPERFUNGSI

kemungkinan terlibat dalam membangkitkan ritme sirkadian. GABA ditemukan lebih banyak dalam sel-sel hipotalamus daripada trasmiter lain, dalam eminensia mediana dan hipofisis posterior, dan kemungkinan merupakan suatu neurotransmiter inhibisi. Peranan dari epinefrin, asetilkolin, dan histamin kurang begitu jelas, walaupun epinefrin dapat merangsang pelepasan hormon hipofisis. Neuropeptida termasuk VIP, zat P, neurotensin, komponen dari sistenrenin-angiotensin, kolesitokinin (CCK), peptida opioid, peptida natriuretik atrial (ANPS) dan peptida terkait, galanin, endotelin, dan neuropeptida Y. VIP juga ditemukan dalam hipofisis, merangsang pelepasan beberapa hormon hipofisis, termasuk prolaktin, ACTH, dan mempunyai kerja vasodilator dan eksitais dalam susunan saraf pusat. Zat P merangsang prolaktin dan menghambat pelepasan ACTH yang dirangsang CRH dan merupakan suatu neurotransmiter nyeri dalam saraf perifer. Neurotensin merupakan suatu vasodilator sistemik, dapat menyebabkan hipotermia jika disuntikkan secara sentral, dan dapat memengaruhi pelepasan glukagon, somatostatin, hormon pertumbuhan, dan prolaktin. Peranan dari komponen sistem renin-angiotensin masih belum jelas. Kolesistokinin dapat memengaruhi rasa kenyang dan pelepasan prolaktin. Peptida opioid seperti endorfin-, met-, dan leu-enkefalin, dan dinorfin dihasilkan dalam hipofisis dan di perifer, memiliki reseptoryang didistribusikan di seluruh susunan saraf pusat, memperantarai respons analgesik dan perilaku, dan dapat memengaruhi ACTH, hormon pertumbuhan, dan pelepasan prolaktin, tetapi secara keseluruhan mereka tidak tampak memiliki suatu peranan utama dalam pengaturan neuroendokrin. Peranan dari neuropeptida lain kurang begitu dimengerti.

b.

Hubungan Hipofisis Anterior-Hipotalamus dari sistem portal hipofiseal hipofisis

Pembuluh-pembuluh

mengirimkan darah dari eminensia mediana hipotalamus ke hipofisis


Page 68

MAKALAH HIPERFUNGSI

anterior. Sistem ini mengalirkan hormon yang dilepaskan dari akson neuronal hipotalamus pada eminensia mediana ke hipofisis anterior; kelenjar ini memiliki sedikit inervasi saraf dan secara dominan tergantung pada pengiriman vaskular hormon untuk pengaturan dari fungsinya. Hormon hipofisiotropik mengatur pelepasan hormon dari hipofisis anterior. Merangsang hormon pelepas termasuk TRH, GnRH, CRH, GRH, PRF, dan vasopresin. Hormon penginhibisi termasuk somatostatin dan dopamin (faktor penghambat prolaktin). Beberapa hormon pelepas dapat mengatur kadar lebih dari satu hormon, dan lebih dari satu hormon pelepas dapat mempengaruhi suatu hormon hipofisis. Dengan demikian, TRH merangsang pelepasan TSH maupun prolaktin dan pelepasan ACTH dirangsang oleh CRH maupun vasopresin. Hipofisis anterior juga menghasilkan beberapa protein endokrin lain seperti renin, gonadotropin korionik, kromografin A, dan neuromedin dan pada beberapa kasus peptida hipotalamus seperti VIP dan TRH. Pelepasan hormon hipofisis anterior diatur oleh 3 cara berbeda. Pertama, ritme spontan yang berasal dari otak mempromosikan pelepasan hormon basal. Pelepasan ini secara dominan bersifat pulsatil (gelombang), seperti digambarkan oleh pola pelepasan dari LH dan FSH, walaupun polanya dapat bervariasi. Amplitudo dan frekuensi dari pulsatil dikendalikan oleh bebrapa faktor, termasuk sifat-sifat intrinsik dari sel-sel dan ritme yang ditetapkan oleh susunan saraf pusat. Ritme ini dapat ultradian (lebih pendek dari 1 hari), sirkadian (periodisitas sekitar 24 jam), infradian (periodisitas > 24 jam). Nukleus suprakiasmatikus tampaknya memainkan suatu peranan utama dalam ritme dan memiliki hubungan yang luas dengan hipotalamus. Hormon hipofisis terutama memiliki ritme sirkadian, yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan khususnya siklus tidur-bangun. Kedua, hormon dari kelenjar perifer dan kemungkinan hipofisis mengatur pelepasan hormon hipofisis melalui ansa umpan balik. Dengan demikian, kortisol, hormon tiroid, dan estrogen menghambat pelepasan

Page 69

MAKALAH HIPERFUNGSI

hormon tropiknya: masing-masing ACTH, TSH, dan LH. Ketiga, pengaruh penyela seperti stress, pengaruh gizi, penyakit, dan hormon lain dapat mempengaruhi pelepasan hormon. Stress meningkatkan pelepasan ACTH, hormon pertumbuhan, dan prolaktin, dan penyakit sistemik dapat mensupresi sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid dan pelepasan gonadotropin. Zat imunomodulator seperti IL-1 dan IL-2 serta epinefrin dapat meningkatkan pelepasan CRH dan ACTH; dan angiotensin II, IL-2, kolesistokinin, dan oksitosindapat merangsang pelepasan ACTH. Hormon timus timosin yang sekresinya dapat menurun oleh estrogen, dapat meningkatkan pelepasan GnRH. PRL dan GH keduanya diatur oleh hormon inhibisi. Hormon inhibisi lebih dominan dengan PRL, sementara hormon perangsang lebih dominan untuk GH; lesi hipotalamus yang mengganggu pengiriman hormon ke hipofisis anterior menimbulkan peningkatan prolaktin dan depresi kadar hormon pertumbuhan. GH dn PRL tidak bertindak seperti kelenjar endokrin lain yang mengatur umpan balik pelepasannya, tetapi faktor pertumbuhan mirip insulin-1 (IGF-1), yang dihasilkan sebagai respons terhadap GH, memberian umpan balik menghambat pelepasan GH. Pengaruh umpan balik dapat ditujukan pada hipofisis, hipotalamus, atau khas pada keduanya. Hormon tropik hipofisis anterior (ACTH, FSH, LH, TSH) merangsang kelenjar target dengan asal yang sama (adrenal, gonad, dan kelenjar tiroid) kesemuanya melepaskan hormon lain dan fungsi-fungsi lain. Pada kasus ini, pengaturan hormon dari kelenjar target, sebagian besar melalui umpan balik negatif tetapi kadang-kadang umpan balik positif, seperti dengan estradiol- melepaskan hormon hipotalamus maupun hipofisis. Gonad juga menghasilkan hormon lain yaitu inhibin, folistatin, dan aktivin, yang juga mengatur pelepasan hormon tropik. Jaringan pengatur ini cenderung mengatur kadar hormon dalam suatu rentang yang sempit.

Page 70

MAKALAH HIPERFUNGSI

Kadar hormon yang dipertahankan oleh pengaruh pengaturan disebut sebagai titik acuan. c. Hubungan Hipofisis Posterior-Hipotalamus

Hipofisis posterior atau neurohipofisis, merupakan suatu perluasan dari hipotalaus dan sebagian besar terdiri dari jaringa saraf. Ujung saraf akson yang berasal dalam hipotalamus terletak dalam kelenjar. Terminal saraf ini melepaskan hormon, vasopresin, dan oksitosin ke dalam sirkulasi.

2.6.3 KELENJAR PINEAL Kelenjar pineal memberikan suatu daerah interaksi bebas dari sawar darah-otak antara otak, sirkulasi otak, dan cairan serebrospinal. Kelenjar ini secara tidak langsung mendapatkan informasi fotosensorik yang mempengaruhi produksi melatonin, yang diturunkan dari serotonin. Pada hewan, melatonin dapat mempunyai fungsi antireproduktif, menyekat pelepasan LH yang diinduksi GnRH, dan memiliki efek-efek lain pada pelepasan hormon, tetapi peranannya pada manusia belum dipahami dengan baik.

Page 71

MAKALAH HIPERFUNGSI

BAB III PENUTUP


Page 72

MAKALAH HIPERFUNGSI

Dengan adanya masalah yang diberikan saat tutorial,kami mengambil kesimpulan bahwa pada Akri Akbar umur 35 tahun ditemukan gejala hiperfungsi system endokrin dengan gejala nyeri pada pinggang,punggung dan kedua kakinya berkeringat,selain itu Akri Akbar juga merasa ukuran sepatunya bertambah ditemukan dikarenakan tangan dan kakinya bertambah Hal tersebut panjang.Keadaan ini diperkuat dari pemeriksaan lab yang dilkukan dan glukosuria,hiperprolaktemia,hiperkalsemia. menguatkan diagnosis kami bahwa Akri Akbar mengalami kelainan hiperfungsi khususnya pada hormone GH,prolaktin,TSH,yang ketiganya meningkat.

REFERENSI
1. Guyton Hall E. john, Textbook of medical physiology 10 th Ed.

Page 73

MAKALAH HIPERFUNGSI

Sauder, 2000, hal 846-571. 2. Greenspan FS, Gardner DG Basic & clinical endocrinology. 6th Ed. Lange medical Books IMC Graw Hill, 2004. 3. Junquiera LC, carneiro J, O Kelly R. Basic Hystology, 9th Ed. Appleton & Lange.1998, hal 378-86. 4. Kumar, Abbas Fausto; Robins & contrans, Pathologic Basic of Disease 7th Ed. Sauders. 5. Prinsip-prinsip Ilmu penyakit dalam, Harrison, volume 5, EGC, 2000, hal.2100-2129, 2134-2143. 6. Parks Os, hypopituitarism. In : Nelson Textbook of pediatric, 17th ed. Saunders. 2004. 7. Reiter EO and Rasenfeld RG. Normal and aberrant growth In : Williams Textbook of Endokrinologi. 9th ed. WB Saunders. 8. R. Putz & R. Pabst Sobotta, Atlas Anatomi Manusia, Ed.22Jakarta;EGC, 2006 9. John Kolman, Klaus- Heinrich Rohm Atlas Berwarna & Teks Biokimia ;1995; Penerbit Hipokrates; Jakarta. 10. Agamemnon Despopoulos Stefan Silbernnagl Atlas Bewarna & Teks Fisiologi Edisi 4 1998;Penerbit Hipokrates;Jakarta.

Page 74

Anda mungkin juga menyukai