Anda di halaman 1dari 19

Referat Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Undana

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Rina A. Messakh Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

PENDAHULUAN Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi, sekitar 56% kematian terjadi pada periode yang sangat dini yaitu di masa neonatal dan prematuritas merupakan salah satu penyebab utama kematian.1 Prematuritas dapat meningkatkan kejadian retardasi mental, cacat pendengaran, cacat penglihatan dan masih banyak lagi. 1. Definisi Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir atau paling lambat sampai bayi berusia satu hari.1 Bayi BBLR sering dikaitkan dengan prematuritas dan retardasi pertumbuhan intrauteri (IUGR). 3,10 2. Klasifikasi BBLR BBLR sebenarnya dapat terjadi pada bayi prematur (kurang bulan), aterm (cukup bulan) atau postmatur (lebih bulan) tergantung kesesuaian masa kehamilan atau masa gestasinya. Bayi BBLR dianggap prematur dengan masa kehamilan pendek menurut umur kehamilannya, mereka mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri (intra uteri growth retardation / IUGR) disebut juga sebagai kecil untuk umur kehamilannya (SGA), atau keduanya. Prematuritas dan retaradasi

1
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

pertumbuhan intrauteri (IUGR) dihubungkan dengan kenaikan morbiditas dan mortalitas neonatus.3,11,13 1. Prematuritas murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). 2. Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, atau post term. Dismatur ini dapat pula neonatus kurang bulan kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK), neonatus cukup bulan kecil masa kehamilan (NCB-KMK), dan neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan (NLBKMK). Setiap bayi yang berat lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari persentil 10 untuk masa kehamilan pada Denver Intra Uterin Growth Curves, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).5,8 BBLR dapat dibagi menjadi 2 yaitu BBLR tanpa memandang usia gestasi dan BBLR menurut usia gestasi.5,8 BBLR tanpa memandang usia gestasi: a. Berat badan lahir rendah (BBLR) / Low Birth Weight (LBW) : berat lahir < 2500 gram b. Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) / Very Low Birth Weight (VLBW) : berat lahir 1000 1500 gram c. Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) / Extreme Low Birth Weight (ELBW) : berat lahir < 1000 gram BBLR menurut usia gestasi: a. BBLR dengan usia gestasi < 37 minggu (NKB) b. BBLR dengan usia gestasi > 37 minggu (KMK)

2
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

3.

Insidensi dan Prevalensi Prevalens BBLR masih cukup tinggi terutama di negaranegara dengan

sosioekonomi rendah. Secara statistik di seluruh dunia, 15,5% dari seluruh kelahiran adalah BBLR, 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 20-35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir >2500 gram. Sedangkan angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yang berkisar antara 930%.2 Selama tahun 1991 7,1% kelahiran hidup di Amerika Serikat yang beratnya kurang dari 2500 gram, frekuensi untuk bayi kulit hitam dua kali lebih tinggi dari frekuensi untuk bayi kulit putih. Sejak tahun 1981 frekuensi BBLR telah naik terutama karena adanya kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat mengalami IUGR dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Bayi BBLSR mencakup lebih dari 50% kematian neonatus dan 50% bayi yang cacat dimana ketahanan tubuhnya terkait langsung dengan berat badannya.3 4. Etiologi Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Kelahiran prematur dari BBLR yang sesuai masa kehamilan dihubungkan dengan kondisi medis yang berhubungan dengan ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan janin, tindakan-tindakan selama masa kehamilan, pecah ketuban prematur atau solusio plasenta prematur, atau rangsangan-rangsangan yang tidak dapat dijelaskan yang dapat menimbulkan konstraksi uterus sebelum waktunya. Infeksi bakterial (Listeria monocytogenes, Streptococcus grup B, Ureaplasmaurealyticum, Mycoplasma hominis, Trichomanas

vaginalis, Gardnerella vaginalis, Bacteroides spp) baik yang menimbulkan gejala klinis atau asimtomatik pada cairan amnion dan membrannya (chorioamnionitis) dapat menyebabkan kelahiran prematur. Produk bakteri dapat menstimulasi produksi dari mediator inflamasi lokal (interleukin 6, prostaglandin) yang dapat menginduksi kontraksi uterus prematur. Terjadinya IUGR berkaitan dengan kondisi medis yang mengganggu sirkulasi dan

3
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

efisiensi dari plasenta, dengan perkembangan dan pertumbuhan dari fetus, atau dengan kondisi kesehatan umum dan nutrisi dari ibu.1,7 Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelahiran pretem adalah sebagai berikut:3,10 Tabel 2.1. Etiologi BBLR yang berkaitan dengan kelahiran pretem Janin Gawat janin Kehamilan multipel Erythroblastosis Hydrops nonimun Plasenta Plasenta previa Abruptio plasenta Uterus Uterus bikornus Inkompetensi serviks (dilatasi prematur) Ibu Pre-eklamsia Penyakit medis yang kronis (misalnya penyakit jantung sianosis, penyakit ginjal) Infeksi (Infeksi saluran kencing, korioamnionitis) Penyalahgunaan obat (misalnya kokain) Lainnya Ketuban pecah prematur Polihidroamnion Iatrogenik

Tabel 2.2. Etiologi BBLR yang berkaitan dengan IUGR:3,10 Janin Gangguan kromosom (misalnya, trisomi autosom) Infeksi janin yang kronis (misalnya, Cytomegallovirus, rubella kongenital, syphilis) Anomali kongenital Jejas radiasi Kehamilan multipel Aplasia pankreas Defisiensi insulin

4
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

Plasenta dan Uterus Berat plasenta dan selularitas berkurang, atau keduanya Luas permukaan berkurang Villous placentitis (bakteri, virus, parasit) Infark plasenta Tumor (chorioangioma, molahidatidosa) Insersi tali pusat yang tidak normal Uterus bikornus Sebagian plasenta lepas Sindrom transfuse kembar (sindrom parabiotik) Maternal Toksemia Penyakit hipertensi atau penyakit ginjal, atau keduanya Hipoksemia (anemia, penyakit jantung sianosis atau penyakit paru) Malnutrisi atau penyakit kronis Sickle cell anemia Obat-obatan (narkotik, alkohol, rokok, kokain, antimetabolit) Penyebab Lain Keadaan sosial ekonomi yang rendah Tidak Diketahui 5. Diagnosa

5.1 Anamnesis Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR antara lain:1,10 -Umur ibu -Riwayat hari pertama haid terakhir -Riwayat persalinan sebelumnya -Paritas, jarak kelahiran sebelumnya -Kenaikan berat badan selama hamil -Aktivitas -Penyakit yang diderita selama hamil -Obat-obatan yang diminum selama hamil

5
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

5.2

Pemeriksaan Fisik Penilaian menurut Ballard adalah penilaian yang sering digunakan

untuk

menentukan

kelahiran

prematuritas.

Penilaian

Ballard

ini

menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskular dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskular diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskular dan maturitas fisik digabungkan, kemudian
11,13

dengan

menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.

Gambar 2.1 Maturitas Neuromuskular Cara menilai aktivitas neuromuscular:10,11,13 a. Postur : dinilai bila bayi dalam posisi telentang dan tenang b. Jendela pergelangan tangan : tangan bayi difleksikan diantara ibu jari dan telunjuk pemeriksa lalu diukur sudut antara hypothenar emirence dengan forearm. c. Gerakan lengan membalik : Lakukan fleksi lengan bawah selama 5 detik, kemudian lengan tersebut diekstensikan dan dilepas. Nilai derajat kembalinya ke posisi fleksi.

6
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

d. Sudut poplitea : Bayi tidur terlentang, paha dipegang sedemikian rupa sehingga terdapat posisi lutut-datar (knee-chest position). Setelah itu dilakukan ekstensi tungkai bawah, ukurlah sudut dibawah lutut tersebut. e. Tanda selendang : Posisi terlentang, peganglah salah satu lengan bayi dan usahakan tangan tersebut mencapai leher posterior dari bahu sisi lainnya. Angkat dan geserlah siku bayi diatas dadanya dan lihat sampai dimana siku tersebut dapat digeser. Makin muda bayi makin mudah menggeser sikunya melewati garis tengah ke sisi lain. f. Lutut ke telinga : Posisi terlentang, gerakkan kaki bayi ke telinga dari sisi yang sama. Perhatikan jarak yang tidak mencapai telinga dan ekstensi lutut.

Gambar 2.2 Maturitas Fisik Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:1,11 Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya), Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan) Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung 7
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk pada bayi kurang bulan, dan pada bayi KMK rajah telapak kaki bisa >1/3 bagian

Rekoil telinga lambat Bila kurang bulan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik. Bila cukup bulan payudara dan puting sesuai masa kehamilan Otot lemah, aktivitas fisiknya sedikit dan tangisannya lemah Refleks menghisap dan refleks menelan yang belum baik pada bayi kurang bulan, tapi dapat cukup baik pada bayi yang hanya karena KMK

Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora, tetapi pada bayi cukup bulan dengan KMK bisa ditemukan labia mayora menutupi labia minora

Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun pada bayi kurang bulan dan pada KMK testis mungkin sudah turun

Gambar 2.3 Grafik Battaglia F dan Lubchenco Setelah didapatkan jumlah skor dari pemeriksaan neuromuskular dan maturasi fisik, maka kedua skor itu di jumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dicocokkan dengan tabel nilai kematangan sehingga didapatkan usia kehamilan dalam minggu. Kemudian dengan menggunakan grafik dari Battaglia F dan Lubchenco dicari titik perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan

8
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

dengan berat badan lahir bayi, sehingga didapat interpretasi apakah bayi tersebut Besar Masa Kehamilan (BMK), Sesuai Masa Kehamilan (SMK), atau Kecil Masa Kehamilan (KMK). 6. Masalah Bayi BBLR a. Respiratory Distress Of Newborn RDN (Penyakit Membran Hialin) Bayi yang lahir prematur biasanya mengalami kekurangan surfaktan pada parunya, sehingga alveolus dalam paru menjadi kolaps. Hal ini mengakibatkan bayi sulit bernapas dan mengalami asfiksia. Respiratory Dystress Syndrome (RDS) atau yang disebut juga Penyakit Membran Hyalin (PMH) adalah komplikasi pada saluran napas yang umum dialami BBLR. PMH ini 60 80% terjadi pada bayi yang umur kehamilannya kurang dari 28 minggu, 15 30% pada bayi antara 32 dan 36 minggu, 5% pada bayi lebih dari 37 minggu dan jarang pada bayi cukup bulan.3,10 b. Hipotermi Bayi prematur biasanya suhunya tidak stabil sehingga sangat mudah mengalami hipotermi karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Stres dingin dapat meningkatkan kematian sedangkan hipertermi dapat menimbulkan apnea. Dapat terjadi pada bayi dengan dengan hipoglikemia. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan untuk terjadinya hiportemia.3,10,11 c. Hipoglikemia Kejadian hipoglikemi pada bayi berat lahir rendah berkisar antara 56% dan frekuensi kejadian tertinggi dijumpai pada bayi prematur dan cukup bulan yang tidak sesuai dengan masa gestasi. Tanda fisik bayi mengalami hipoglikemi adalah jitteriness, bayi lemah, apatis, letargik, kejang, sianosis, hipotoni sampai masalah minum.11 d. Hiperbilirubinemia Bayi prematur lebih sering mengalami hiperbilirubinemia

dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan faktor

9
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna. Akibatnya konjugasi dan eliminasi bilirubin menjadi terganggu, sehingga banyak bilirubin yang beredar dalam darahnya. Jika bilirubin bebas yang tidak terkonjugasi tersebut menembus sawar darah-otak, dan menyebar ke ganglia basalis, pons dan cerrebelum, maka terjadilah kernikterus.11 e. Enterokolitis Nekrotikans Enterokolitis nekrotikans (NEC, necrotizing enterocolitis) adalah penyakit gastrointestinal didapat (akuisita) yang paling sering pada bayi baru lahir. Kondisi ini jarang terjadi pada bayi yang belum pernah mendapat makanan enteral dan terutama terjadi pada bayi preterm, khususnya bayi yang sangat imatur dengan berat lahir sangat rendah. Kejadian tertinggi pada bayi dengan berat kurang dari 1500 gram tetapi juga dapat ditemukan pada bayi cukup bulan dengan berat normal.10,12 f. Fibroplasia retrolental Kelainan ini biasanya terlihat pada bayi yang berat badannya kurang dari 2 kg dan telah mendapat oksigen dengan konsentrasi tinggi (lebih dari 40%). Oksigen dosis tinggi biasanya diberikan pada

sindroma gawat napas, apnea, hipoksemia, atau sianosis. Dengan memantau tekanan oksigen arteri berulang-ulang, maka kejadian penyakit tersebut serta kebutaan sebagian atau seluruhnya dapat dikurangi secara bermakna. Belum diketahui kadar atau lamanya peninggian tekanan oksigen (pO2) arteri yang menimbulkan gangguan tersebut, akan tetapi dianjurkan agar tekanan oksigen arteri dipertahankan antara 50-80 mmHg.11 g. Perdarahan Intraventrikular Perdarahan intraventrikular atau perdarahan periventrikular adalah komplikasi yang mengenai otak. Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otak. Sebagian besar perdarahan seperti ini dapat sembuh dengan sendirinya dengan

10
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

hanya sedikit masalah. Perdarahan yang lebih parah dapat menyebabkan ventrikel otak mengembang dan menekan jaringan otak di sekitarnya. Perdarahan yang tidak terlalu berat mungkin berhubungan dengan letargi, kejang, apnea atau hematokrit yang mendadak turun. Kadang-kadang sulit untuk mendeteksi perdarahan kecil intraventrikular. Drainase dilakukan untuk kasus yang berat, sedangkan untuk kasus yang lebih ringan dapat diatasi dengan pemberian obat untuk mengurangi penumpukan cairan. Sering tidak mungkin membedakan dispnea yang disebabkan oleh perdarahan otak ini dengan yang disebabkan oleh sindrom gangguan pernafasan idiopatik. Kelainan ini biasanya hanya ditemukan pada otopsi.3,11 h. Pemberian Minuman Kemampuan bayi untuk menyusu bergantung pada kematangan fungsi refleks hisap dan menelan. Proses pemberian makanan melalui mulut memerlukan pengisapan yang kuat, kerjasama antara menelan dengan penutupan epiglottis dan uvula dari laring maupun dengan saluran hidung serta gerak esofagus yang normal. Proses yang sinkron ini biasanya baru timbul pada bayi dengan masa gestasi lebih dari 34 minggu. Bayi yang usia kehamilan ibu 32 minggu hingga 34 minggu (berat badan 1500-1800 gram) seringkali refleks menelan cukup baik, namun refleks menghisap masih kurang baik, oleh karena itu, Ibu dapat memerah ASI dan ASI dapat diberikan dengan menggunakan sendok, cangkir, atau pipet. Jika bayi lahir dengan usia kehamilan ibu kurang dari 32 minggu (berat badan 1250-1500 gram), bayi belum memiliki refleks hisap dan menelan yang baik.3,11 7. Kebutuhan Bayi BBLR Karena bayi prematur seringkali tidak dapat melakukan koordinasi antara gerakan menghisap, menelan dan bernafas, maka diperlukan pendekatan dalam pemberian minuman. Adapun kriteria cara pemberian minum pada bayi menurut IDAI, dapat dibagi sebagai berikut:8

11
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

- Bayi dengan berat lahir diatas 1800 gram dengan masa kehamilan >34 minggu dapat langsung diajarkan menyusu dari ibu. -Bayi dengan berat lahir antara 1500-1800 gram dengan masa kehamilan 32-34 minggu dapat dicoba menyusu tetapi kebutuhannya perlu ditambahkan secara pemberian dengan cangkir/sendok. -Bayi dengan berat lahir antara 1250-1500 gram dengan masa kehamilan 30-32 minggu perlu diberi makanan melalui pipa nasogastrik. -Bayi dengan berat lahir <1250 gram dengan masa kehamilan <30 minggu diberi cairan IV selama 24-48 jam dilanjutkan dengan ASI perah yang diberikan melalui pipa nasogastrik. Karena bayi prematur seringkali tidak dapat melakukan koordinasi antara gerakan menghisap, menelan dan bernafas, maka perlu digunakan selang orogastrik. Yang harus dicegah pada pemberian minum adalah kelelahan, regurgitasi, dan aspirasi. Makanan melalui mulut harus dihentikan pada bayi dengan gawat nafas, hipoksia, sirkulasi yang tidak baik, sekresi yang berlebihan, sepsis, depresi susunan saraf pusat, imaturitas atau bayi dengan tanda penyakit berat. Bayi demikian memerlukan pengobatan parenteral untuk mendapatkan kalori, cairan, dan elektrolit.3,8,9 Pada hari-hari pertama pengosongan lambung bayi prematur lebih lambat, pengosongan lambung akan lebih cepat pada hari ke-3 dan seterusnya. Cairan lambung harus dikeluarkan setiap kali akan memberikan minum berikutnya. Seandainya yang keluar hanya udara dan sedikit lendir, jumlah pemberian minum yang direncanakan dapat diteruskan. Apabila yang keluar melebihi 10% dari jumlah cairan yang diberikan sebelumnya, maka jumlah yang akan diberikan dikurangi dengan yang dikeluarkan.3,8,9,10 Nutrisi parenteral (NP) adalah asupan nutrisi yang diberikan secara intravena.8 Adapun indikasi pemberian nutrisi secara parenteral adalah sebagai berikut:8

12
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

Tabel 1 Indikasi Nutrisi Parenteral Neonatus < 35 minggu dan sebagian besar bayi cukup bulan yang sakit berat (distress pernapasan) Gestasi > 30 minggu, namun sulit untuk memenuhi asupan maksimal karena sakitnya menghalangi seperti distres napas, kejang Masa kehamilan < 30 minggu atau berat lahir < 1000 gram Berat lahir 10001500 gram, asupan nutrisi tidak akan tercapai dalam waktu 3 hari Berat badan lahir > 1500, asupan nutrisi tidak akan tercapai dalam waktu 5 hari Pertumbuhan janin terhambat yang berat Masalah saluran percernaan, seperti malformasi kongenital saluran gastrointestinal, seperti gastroschizis, meconium ileus, short bowel syndrome, Necrotizing Enterocolitis (NEC), ileus paralitik Malabsorpsi Pasca operasi koreksi saluran cerna Pemberian makanan melalui pipa ke lambung atau ke jejunum hanya

dianjurkan pada bayi berat lahir rendah bila kebutuhan kalori melalui botol/ASI tidak terpenuhi karena daya isap lemah, tidak ada koordinasi antara mengisap dengan menelan, dan lambatnya pengosongan lambung. Komplikasi pemberian makanan dengan pipa ke jejunum adalah perforasi usus3. Pemberian makanan dengan gastrostomi pada bayi prematur merupakan kontraindikasi oleh karena dapat disertai dengan kenaikan mortalitas. Gastrostomi hanya dilakukan untuk mengatur tindakan bedah pada kelainan gastrointestinal tertentu. Pemberian makanan yang penuh atau sebagian

melalui pembuluh darah hanya diberikan bila ada kontraindikasi terhadap pemberian melalui mulut atau pipa3,10. Pemberian trophic feeding merupakan suatu konsep yang diperkenalkan, untuk menghindari efek puasa. Prinsip trophic feeding yaitu untuk menstimulasi perkembangan saluran cerna/gastrointestinal, tanpa memperberat derajat penyakit. Trophic feeding diberikan dengan jumlah 10-20 mL/kg/hari dan diberikan tiap 3-4 jam sekali. Tingkatkan pemberian asupan apabila

13
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

toleransi minumnya baik dan bayi stabil secara medis (biasanya dalam 3 sampai 7 hari)8. Pada hari pertama kehidupan diberikan cairan glukosa IV. Jangan menggunakan cairan glukosa IV tanpa natrium sesudah 3 hari pertama kehidupan. Bayi yang berumur lebih dari 3 hari butuh natrium (misalnya garam 0,18% glukosa 5%) 12. Tabel 2 Kebutuhan Cairan Bayi (mL/kg)
Berat
> 1500 g < 1500 g

1
60 80

2
80 100

3
100 120

4
120 140

5+
150 150

Hasan dan Kaiser merekomendasikan asupan energi total bayi prematur 120 kkal/kg/hari, sedangkan bayi cukup bulan 90 kkal/kg/hari. Adapun rekomendasi asupan energi harian pada bayi prematur sebagai berikut:8

Tabel 3 Rekomendasi Asupan Energi Harian Bayi Prematur


Committee Recommended energi intake
American Academy of Pediatrics Canadian Pediatric Society European Society of Gastroenterology and Nutrition Life Sciences Research Office

(kkal/kg/hari)
105130 105135 98128 110135

Pemberian awal protein dapat dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5 g/kg BB/hari3,9,10. Adapun rekomendasi asupan protein pada BBLR adalah sebagai berikut:9 Tabel 4 Kebutuhan Protein dan Rekomendasi Asupan
Berat badan < 1200 g g/kg/hr g/100 kkal 4 3,7 3,84,2 3,3 3,44,3 2,53,6 4,04,5 3,64,1 g/kg/hr 3,6 3,0 3,43,6 3,64,3 3,54,0 Berat badan > 1200 g g/100 kkal 2,8 2,5 2,8 2,53,6 3,23,6

Ziegler Kashyap dan Heird Rigo LSRO ESPGHAN

LSRO: Life Sciences Research Office, ESPGHAN: European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition

14
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

Bagaimanapun, pilihan utama makanan bagi bayi prematur adalah ASI dari ibunya. ASI yang dihasilkan oleh ibu bayi prematur cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.

8. Tatalaksana BBLR

Penatalaksanaan yang biasanya dilakukan pada bayi BBLR di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah program STABLE (Sugar, Temperature, Airway, Blood pressure, Laboratorium, Emotional support). Program STABLE terdiri dari:6 Sugar/Safe care Temperature Monitor gula darah dan kenali tanda hipoglikemi Mengetahui 4 cara kehilangan panas Penghayatan PMK Inkubator Monitor ketat Kenali RD (Downe skor) Atasi syok Dapat terjadi hipovolemik, kardiogenik dan syok sepsis Pemeriksaan fisik untuk syok dan tes laboratorium

Airway Blood Pressure

Laboratorium Emotional support Dukungan moril 1. Sugar/ Safe care: kadar gula darah yang rendah adalah <45 mg/dL.5 Sedangkan tanda hipoglikemia dapat berupa jitteriness, bayi lemah, apatis, letargik, kejang, sianosis, hipotoni sampai masalah minum.5,13 2. Temperature: a. Cara kehilangan panas pada bayi:10 -Konveksi ke udara sekitar: kehilangan panas melalui cara ini meningkat jika udara dingin dan bergerak cepat di atas permukaan tubuh bayi -Radiasi ke struktur yang lebih dingin di sekitar bayi, seperti dinding inkubator yang dingin -Evaporasi cairan pada permukaan kulit -Konduksi ke benda dingin yang berkontak dengan bayi, seperti kasur tempat bayi dibaringkan

15
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

Pemberian kehangatan dapat dengan cara perawatan metode kanguru, infant warmer maupun inkubator. b. PMK (Perawatan Metode Kanguru) Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti inkubatordalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. Awalnya PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu : kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact) pemberian ASI dan dukungan terhadap ibu (support).

Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi terdiri dari 4 komponen, yaitu: kangaroo position, kangaroo nutrition, kangaroo support dan kangaroo discharge.8 Posisi kanguru adalah menempatkan bayi pada posisi tegak di dada ibunya, di antara kedua payudara ibu tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang dengan hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di bawah telinga bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.1,8

16
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

c. Inkubator Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat dan umur bayi: Berat Bayi 350C < 1500 1-10 hari 11 340C hari 330C 3 3-5 minggu 320C > 5 minggu

minggu 1500-2000 1 10 hari 11 hari 4 >4 minggu minggu 2100-2500 1- 2 hari 3 hari 3 >3minggu

minggu >2500 1- 2 hari >2hari

3. Airway Downe Skor Pemeriksaan 0 Frekuensi napas Retraksi Sianosis < 60 menit Tidak ada retraksi Tidak ada sianosis Skor 1 60-80 menit Retraksi ringan Sianosis hilang dengan O2 Udara masuk dapat didengar > 80 menit Retraksi berat Sianosis menetap walaupun diberi O2 Tidak ada udara masuk 2

Air entry

Udara masuk

Merintih

Tidak merintih

Dapat didengar dengan stetoskop


Evaluasi Diagnosis Sesak napas ringan Sesak napas sedang Sesak napas berat

Dapat didengar dengan alat bantu

Total 1-3 4-5 6

17
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

9. Perawatan Rutin a. Untuk tindakan profilaksis oftalmia gonokokus bayi baru lahir diberikan salep mata tetrasiklin 1% yang dioleskan pada kedua mata 1 jam setelah lahir b. Vitamin K1 dosis tunggal diberikan untuk mencegah penyakit perdarahan pada bayi baru lahir dan diberikan secara intramuskular (IM). c. Perawatan Tali pusat untuk mencegah mikroorganisme patogen seperti Staphylococcus aureus atau Clostridia. Perawatan tali pusat terbaik adalah membiarkannya terpajan pada udara dan mengusapnya dengan alkohol.10 d. Untuk pemberian imunisasi pada BBLR diberikan apabila anak berusia 2 tahun atau berat badannya mencapai lebih dari 2 kg. 10. Prognosis Pada umumnya makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadinya kecerdasan yang kurang dan gangguan neurologik. Kejadian retardasi perkembangan neurologik dan mental pada bayi dengan berat lahir yang sangat rendah berkisar antara 10-20% termasuk serebral palsi 3-5% cacat pendengaran dan penglihatan yang sedang sampai berat 1-4% dan kesukaran belajar 20% IQ global rata-rata sebesar 90-97 dan 76% diantaranya dapat mengikuti sekolah normal.2,5 11. Pencegahan Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan pemeriksaan selama kehamilan dan menghindari faktor resiko yang bisa dihindari (usia ibu, jarak kehamilan). Statistik menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik bisa mengurangi angka kejadian prematuritas dan kecil untuk masa kehamilan.2,10

18
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. _________Modul Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan di Desa. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011: 12. 2. Wardlaw Tessa, Blanc Ann, Zupan Jelka, hman Elisabeth, Editor. Low Birthweight. USA: WHO Unicef. 2004: 8-13. 3. Wahab, A Samik , editor. Prematuritas dan Retardasi Pertumbuhan Intrauteri. Dalam: Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 volume 1. Jakarta: EGC. 2000; 561-579. 4. FFF LBW. Feeding Low Birthweight babies. http://www.linkagesproject.org diakses tanggal 16 April 2012. 5. MedicineNet. Extremely Low Birth Weight Infant. http://emedicine.medscape.com diakses tanggal 16 April 2012. 6. STABLEProgram. STABLE Program Module Objectives. http://www.stableprogram.org diakses tanggal 16 April 2012. 7. CDK. Penanggulangan Perinatal Resiko Tinggi. http://www.kalbe.co.id diakses tanggal 16 April 2012. 8. Primadi Aris, Endyarni Bernie. Pemberian ASI Melihat Situasi dan Kondisi Ibu, Pemberian ASI pada Bayi Kurang Bulan, Perawatan Metode Kanguru Meningkatkan Pemberian ASI. http://www.idai.or.id diakses tanggal 6 April 2012. 9. Sari, Nur Melani. Nutrisi Parenteral Pada Neonatus http://www.scribd.com diakses tanggal 15 April 2012. 10. Rodolph, Abraham M, Hoffman Julien, Rudolph, Colin D. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta: 2006; 229-291. 11. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Jakarta:2007; 1051-1065. 12. _________Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO, IDAI, Bakti Husada. Jakarta:2009; 62-65. 13. Sunaryanto, Andik. Laporan Kasus Berat Badan Lahir Rendah dan Prematur. http://www.scribd.com diakses tanggal 6 April 2012.

19
Dibacakan di BIKA FK UNDANA / RSUD. Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang tanggal 18 April 2012

Anda mungkin juga menyukai