Amyotrophic Lateral Sclerosis Myelopathy Spondilitis TB Syringomyelia Brown Sequard Synd Medular Compresion acute Complete spinal transection Neurogenic Bladder
Batasan
Pada dasarnya adalah kombinasi dari osteomyelitis dan artritis pada vertebrae (biasanya menyerang > 1 vertebrae) yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis Biasanya terjadi secara sekunder dari sumber infeksi extraspinal
Patofisiologi
Terjadi sekunder melalui penyebaran hematogen dari fokus primer (misalnya paru). M.TB mencapai vertebrae melalui Batsons plexus of paravertebral vein. Infeksi pada vertebrae mengakibatkan destruksi tulang progresif lambat di bagian anterior dan selanjutnya terjadi nekrosis (pengejuan). Pengejuan akan menghambat pembentukan tulang dan membuat tulang avaskuler timbul tuberculous sequestra
Jaringan granulasi TB akan penetrasi ke korteks korpus vertebra dan membentuk abses paravertebral yang dapat menjalar ke atas/bawah lewat ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Abses berkumpul dan mendesak medula spinalis Kerusakan bagian depan korpus vertebrae akan menyebabkan kompresi vertebra gibbus
MANIFESTASI KLINIS
Badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang, BB turun, subfebril terutama malam hari, dan sakit pada punggung. Awal dapat dijumpai nyeri radikuler mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparese yang makin berat, spastisitas, hiperrefleksi, dan refleks babinski bilateral. Jika destruksi lanjut dijumpai nyeri spinal menetap, terbatasnya pergerakan spinal, paraplegi/paraparese, ataupun nyeri radiks saraf Tanda yang biasa ditemukan gibbus di paravertebra
DIAGNOSIS
Lab. darah tepi LED meningkat Foto thorax dan vertebra Uji tuberkulin Lumbal pungsi kultur dan pemeriksaan sensitivitas
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan : pemberian obat antituberkulosis dekompresi medspin menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi menghilangkan pus & sequestra stabilisasi vertebra dgn graft tulang (bone graft)
NEUROFISIOLOGI
menerima stretch reseptor dr dinding buli-buli dibawa oleh n.pelvikus ke korda spinalis S2-4 diteruskan ke otak oleh trak.spinotalamikus Serabut eferen terdiri atas:
Sistm.parasimpatis berasal dr korda spinalis S2-4
dibawa oleh n.pelvikus dan memberikan inervasi pd otot detrusor peran dlm miksi adlh kontraksi detrusor dan terbukanya sfingter uretra
interna) dan uretra posterior kontraksi Reseptor adrenersik fundus buli-buli relaksasi Sistem simpatis ini berperan pada fase pengisian
(berada di kornu ant korda spinalis S2-4) dibawa oleh n.pudendus dan menginervasi sfingter eksterna dan otot-otot dasar panggul
Perintah
dr korteks serebri secara sadar menyababkan terbukanya sfingter eksterna saat miksi.
BATASAN
Neurogenik bladder adalah suatu keadaan dimana kandung kemih tidak berfungsi normal karena disfungsi neurologi atau akibat lain seperti penyakit atau trauma.
ETIOLOGI
Spinalcord lesi:
Cedera tlng belakang Multiple sclerosis Diabetic cystopathy Lesi saraf perifer Neurosifilis Herpes zoster
PEMERIKSAAN
Urin sitologi Cystogram Elektromiografi Cystoskopy
PENATALAKSANAAN
Konservatif:
Kateterisasi
Pembedahan Diet
Medikamentosa :
Antikolinergik
Antidepresan
propentheline bromida (15 mg) dyclomine hidroklorida (10-20mg) hiosiamin sulfat (0.125 mg) Antispasmodik solifenacin suksinat (5 mg) darifenacine (7.5 mg) oxybutinin klorida (2.5 mg)
PR
Derivat Estrogen
Derivat estrogen mengurangi inkontinensia
stress dan meningkatkan tahanan keluar dari kandung kemih dengan cara meningkatkan aliran darah, tonus dan respon saraf otot uretra Dosis estrogen konjugasi oral : 0,3-1,25 mg/hari, estrogen pervaginam 0,5-2 mg/hari.
BATASAN
Adalah suatu keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan kearah kanalis spinalis melalui anulus fibrosus yang robek pada daerah lumbosakral
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP:
Aliran darah ke diskus yang berkurang Beban yang berat
menyempit
PATOFISIOLOGI
Herniasi diskus lumbal dapat disebabkan oleh trauma (usia muda) atau perubahan degeneratif (orang tua) pada diskus. Sebagai akibat peregangan pada ligamentum longitudinalis posterior, timbul rasa nyeri pinggang bawah. Sedangkan penekanannya pada akar saraf menimbulkan rasa nyeri radikuler, gangguan sensorik atau motorik, yang sesuai dengan distribusi segmen saraf yang terkena.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri spontan khas: nyeri bertambah hebat dari posisi berbaring ke duduk, bila berbaring nyeri akan berkurang atau hilang. Nyeri mulai dari pantat, menjalar ke bagian belakang lutut, kemudian ke tungkai bawah. Nyeri semakin hebat bila mengejan, batuk, mengangkat barang berat. Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah di sebelah L5-S1 (garis antara dua krista iliaka).
sensorik, yang sesuai dengan distribusi segmen saraf yang terkena. Paraparese dan gangguan miksi/defekasi sebagai akibat kompresi kauda ekuina dapat dijumpai, seperti pada midline disc protrusion.
DIAGNOSIS
mengeluh nyeri Pemeriksaan sensorik ggn. Sensibilitas pd bag lateral jari V (S1) / bag medial ibu jari kaki (L5) Pemeriksaan motorik pd penderita HNP tidak dapat melakukan dorsofleksi (L5) atau plantar fleksi (S1) Kadang terdapat ggn.otonom retensio urin (indikasi op) Kadang terdapat anestesi di perineum (indikasi op)
Pemeriksaan penunjang
Foto lumbal Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah ada penyempitan jarak tulang yang satu dengan yang diatas atau dibawahnya, adakah instabilitas atau spondilolistesis. CT. Myelografi Pada pemeriksaan ini kita melihat apakah adanya filling defect. Magnetic Resonance Imaging Pada pemeriksaan ini kita dapat melihat apakah ada protusio ataupun squester dari bantalan tulang yang menekan pada sistem
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
1.Penderita dengan gejala klinis ringan :
Mencegah gerakan-gerakan yang menimbulkan keluhan dan tirah-baring pada saat timbul keluhan. Analgesik, bila perlu. Fisioterapi, seperti terapi panas, latihan, korset lumbal. Tirah-baring (alas keras, pada posisi yang dirasakan enak). Analgesik, antispasmodik (diazepam), antiinflamasi (aspirin, NSAID). Fisioterapi, seperti traksi pinggul
PEMBEDAHAN
Di bawah lesi (motorik, sensorik, otonom) Di level lesi (flasid, atrofi, loss of refleks)
(kontusio ) atau kompresi ( fraktur, dislokasi, luksasi, hematom ) sehingga menyebabkan gangguan yang permanent; atau dapat juga hanya karena edema temporer ( komosio ) yang menimbulkan gangguan sementara dan kemudian pulih kembali. Defisit neurologis yg diakibatkan oleh cedera spinal ditentukan oleh level dan bagian medulla spinalis yg mengalami cedera.
Cedera unilateral medulla spinalis akan menyebabkan gangguan motorik pd sisi yg sama ( ipsilateral ) dan disertai gangguan sensasi nyeri serta suhu pd sisi kontralateral.
Gangguan kolumna posterior akan menimbulkan gangguan sensasi getar dan posisi pd ipsilateral.
fragmen fraktur korpus vertebra dapat mencederai kuadran anterior medulla spinalis; dalam hal ini sensasi nyeri dan suhu dibawah tingkat lesi akan terganggu bilateral dan disertai gangguan motorik. Sensasi getar dan posisi biasanya tetap utuh.
Etiologi
KLL (50%), jatuh (20%), gun shot(15%) Mekanisme : a. Fraktur vertebrae b. Dislokasi c. Penetrasi luka d. EDH Spinal e. SDH Spinal f. Perlukaan tidak langsung dari spinal cord g. Perlukaan intermedular
Gambaran Klinik
Perlukaan dapat mengenai dan berupa : a. Radix Saraf
Gx bervariasi Nyeri & parestesi sesuai dermatom s/d fasikulasi dan hilang sensibilitas total b. Kompresi spinal - Flaccid paralisis & hilang sensibilitas di bawah lesi ( spinal shock ) menghilang (hari/mgg) nyeri radikuler & paraparese spastic di bawah lesi
d. Hematomyelia Hemoragis akut dari gray matter cerebri ke spinal cord sebagai komplikasi trauma langsung/ tidak langsung - Nyeri mendadak pada tempat lesi diikuti paralisis - Hilang rasa nyeri dan suhu pada dermatom yang terkena
Chronic compression terjadi dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. penyebab spondilosis, stenosis spinal, malformasi arterivena, tumor extramedular. Dapat diperburuk dengan herniasi diskus dan hipertrofi ligamentum flavum.
Gejala Klinis
akut : defisit segmental, paraparese,
tetraparese, gangguan BAB/BAK, defisit sensoris, hiperreflexia, Sub akut atau kronik : nyeri punggung, (nyeri radikular), hiperreflexia, gangguan sensoris.
Pemeriksaan
Foto x-ray CT myelografi
MRI
Terapi
Menghilangkan kompresi Dexamethason jika kompresi disebabkan