Definisi
Leukemia adalah polifrasi abnormal dari seri leukosit yang terdapat pada infiltrasi ke jaringan atau sumsum tulang
Klasifikasi :
1.
2.
Akut Contoh : akut mieloblastik leukemia dan akut limpoblastik leukemia Kronis Contoh : kronik miolistik leukemia dan kronik limpositik leukemia
Kriteria diagnosis :
Adanya infiltrasi pada sumsum tulang yang mengakibatkan terjadinya anemi yang mengakibatkan depresi pada pembentukan seri eritrosit dan trombosit
Manifestasi Klinis :
-
gejala anemi (pusing, lesu, lemah, pucat), kadang-kadang terjadi perdarahan spontan Adanya seri mielosit yang abnormal akan menyebabkan fungsi pertahanan tubuh akan menurun yang pada gilirannya menyebabkan infeksi, seperti broncho pneumoni (sesak napas, batuk, demam)
Pemeriksaan penunjang :
- Di dapatkan kadar Hb menurun, peningkatan jumlah leukosit berlebihan dimana pada hitung jenis di dominasi sel-sel muda leukosit. - Trombosit kadang-kadang jumlahnya menurun. - Pada sediaan darah tepi didapatkan sel-sel muda dari seri mieloblast. - Pada diagnosis pasti dengan BMP akan didapatkan peningkatan sel-sel mieloblast yang melebihi dari 10%.
Pemeriksaan BMP :
-
terlihat hiperseluler, sel banyak dan padat Sel lemak tidak ada Erythropoesis tidak ada atau berkurang Myeloblast dan promyelosit jumlahnya 50-90% dari jumlah sel seluruhnya
Prognosa :
-
Jelek Tanpa terapi akan meninggal sebelum 6 bulan Dengan terapi bisa bertahan hidup kira-kira 2 tahun
Pengobatan :
Masih dalam taraf percobaan, umumnya lebih baik dengan kombinasi beberapa obat daripada dengan obat tunggal: Pengobatan dibedakan : - induksi remisi - Consolidasi/intensifikasi - Maintenance - Konduksi - Immunoterapi : diberikan bersama-sama consolidasi sesudah induksi remisi
Oncovin : diberikan 2 mg/m2 pada hari 1-7 intravenous Daunomycin Ara C /cytosan : paling baik untuk myeloblastik, diberikan pada hari 1-5 secara infus Cyclophosphamide/endoxan Methotrexate 6 mercapto purin Prednison Kombinasi daunomycin, oncovin, ara c, prednison (DOAP) Kombinasi cyclophosphamide, oncovin, prednison (COP)
Diagnosa ALL
Diagnosa untuk ALL sama dengan AML, tetapi pada gejala klinis ALL bisa teraba kelenjar lymphe atau tidak
Prognosa :
-
lebih baik daripada AML Prognosa dipengaruhi sel marker yaitu T sel dan B sel, jadi berdasarkan adanya sel marker ALL dibagi : - T ALL prognosanya terjelek - B ALL prognosanya lebih baik dari T ALL - Null ALL jika tidak ada T sel maupun B sel
Pengobatan :
Dipakai obat tunggal yaitu mehotrexate, tetapi kurang memuaskan. Kemudian dipakai Vincristin dan Prednison yang hasil remisinya dapat memuaskan
Prinsip pengobatan :
-
Gejala Klinis :
-
Anemi Splenomegali Abdominal pain Sakit sendi dan tulang Gangguan neurologis Priapismus Gangguan kulit
anemi sedang atau ringan, Hb 8-10 gr% Laukositosis hebat mencapai 100.000500.000/mm3 Gambaran darah tepi penuh dengan sel granulosit berupa 20-50% myelosit dan 5% myeloblast Pada keadaan blastik tranformasi sering dijumpai mmyeloblast yang banyak Jumlah trombosit normal atau meninggi
Pemeriksaan BMP :
-
Pemeriksaan Kromosom :
-
Prognosa :
Terapi :
-
berdasarkan prinsip remisi, maintenance juga Obat yang digunakan myeleran/busulfan Dosis untuk mencapai remisi 6 mg/hari p.oral single dose Maintenance diberikan sesudah remisi, obat yang dipakai juga myeleran. Diberikan secara kontinyu atau intermitent (6mg seminggu 2 kali), atau diberikan selama 1 minggu dalam tiap bulan
Klinis :
-
tidak ada anemi atau anemi ringan Kelenjar limphe membesar Splenomegali tidak menyolok
Terapi :
-
Alkeran Prednison