RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN KARUBAGA DAN RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN BOKONDINI
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN BOKONDINI POKOK BAHASAN: 1. Pendahuluan 2. Pemahaman Metodologi Dan Rencana Kerja Umum Mengenai RDTR Pemahaman Umum Mengenai RDTR 3. Metodologi Dan Rencana Kerja Arahan Kebijakan 4. Gambaran Umum Penataan Ruang Wilayah Umum Kabupaten 5. 1. Gambaran
2. Perkotaan a. Kawasan Wilayah Kabupaten Kawasan Perkotaan 5. b. Arahan Kebijakan Penataan Ruang
6. 7. 8. 9. 10.
Analisis Potensi, Permasalahan Dan Rekomendasi Konsep Pengembangan Struktur Ruang Penutup Konsep Pengembangan Pola Ruang Penutup
1. Rencana Kerja Selanjutnya
Slide: 2
1 .
P E N D A H U L U A N
A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Sasaran Ruang lingkup Kegiatan Ruang Lingkup Kawasan Keluaran
Slide: 3
.
1.
A. Latar Belakang
UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, RDTR atau yang juga bisa dikenal sebagai Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) merupakan penjabaran dari RTRW dan merupakan arahan operasional pengembangan spasial di Kabupaten Tolikara. Penyelenggaraan Penataan Ruang menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Tolikara, hal ini sejalan dengan jiwa dan semangat UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dengan berbagai potensi dan permasalahan di Kawasan Perkotaan Bokondini, maka perlu segera dilakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Potensi Kawasan Perkotaan Bokondini, adalah sebagai berikut: a) Memiliki wilayah yang strategis terletak diantara Kabupaten Puncak Jaya (batas barat), Kabupaten Lani Jaya (batas selatan), Kabupaten Memberamo Tengah (batas timur), dan Kabupaten Memberamo Raya (batas utara). b) Terdapat bagian dari Suaka Margasatwa Memberamo Foja sebagai Kawasan Lindung Nasional c) Terhubungnya ruas jalan kabupaten antara Distrik Bokondini Distrik Wunin Distrik Karubaga (bagian utara). d) Terdapat potensi wisata seperti Danau Biuk, Cagar Alam dan Suaka Margasatwa Memberamo Foja dan Gunung Timoini (Lembah Hitam). e) Peningkatan Bandara eksisting menjadi komersil dan pusat pelabuhan udara militer (Kajian dalam Sistem Transportasi Nasional/ SISTRANAS). f) Merupakan bagian dari Kawasan Strategis Ekonomi dalam RTRW Provinsi Papua yaitu kawasan strategis pengelolaan kawasan ekonomi rendah karbon. Permasalahan Kawasan Perkotaan Bokondini, adalah sebagai berikut: a) 80% wilayah Kabupaten Tolikara merupakan Kawasan Lindung Konservasi (Hutan Lindung dan Suaka Margasatwa Memberamo Foja) dan sebagian Kawasan Perkotaan Bokondini berada di dalamnya. b) Berada di kawasan rawan longsor (landslide). c) Antisipasi perkembangan (urban sprawl) mengingat terbatasnya lahan kawasan budidaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
2. 3. 4.
5.
Slide: 4
.
1.
2.
3. 4.
5. 6.
7.
8.
9.
Slide: 5
C. Sasaran
1. Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan aktual. 2. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan sebagai masukan dalam proses penentuan arah struktur dan pola ruang kawasan. 3. Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar sub-kawasan dalam kawasan perkotaan maupun antar kawasan dalam wilayah kabupaten. 4. Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan. 5. Tersusunnya pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan zonasi, pemberian advice planning, pengaturan bangunan setempat dan lingkungannya (RTBL) serta pemberian perizinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang. 6. Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman dalam kawasan. 7. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional kabupaten, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta. 8. Terciptanya percepatan investasi masyarakat dan swasta di dalam kawasan. 9. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan masyarakat/swasta.
Slide: 6
= Sudah dilakukan
Slide: 7
Y = Pekerjaan selanjutnya
BEWANI
BOKONDINI
BOKONERI
KAMBONERI
Ruang lingkup kawasan perencanaan adalah Kawasan Perkotaan Bokondini dengan luas wilayah 100,65 km2. Terdiri atas 4 Distrik yaitu: Distrik Bokondini, Distrik Bewani (sebagian wilayah), Distrik Bokoneri (sebagian wilayah), dan Distrik Kamboneri (sebagian wilayah)
Slide: 8
.
1.
F. Keluaran
Keluaran kegiatan adalah RDTR Kawasan, yang mencakup: Tujuan pengembangan kawasan fungsional perkotaan
2.
3. 4. 5. 6.
7.
peruntukan
Rencana Penanganan setiap blok peruntukan beserta Prasarana dan Sarananya Mekanisme advice planning perijinan sampai dengan pemberian ijin lokasi bagi kegiatan perkotaan; 9. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang a.
b.
Slide: 9
F. Keluaran
Slide: 10
Slide: 11
12
ZONING REGULATION
13
PERIZINAN SANKSI INSENTIF DISINSENTIF
KAWASAN STRATEGIS
11
STUDI KOMPARATIF/ BELAJAR DARI KOTA/ NEGERI : 1. Wilayah Golden, Colorado 2. Wilayah Boulder, Colorado 3. Wilayah Gunung Pilatus 4. Wilayah Bhutan (Kaki Gunung Himalaya) 5. Konsep Agropolitan
Urban Design 3D
Rencana Tapak, Tata bangunan Rencana Sistem Sirkulasi Open space, parkir Prasarana, Sarana dan utilitas
INDIKASI 14 PROGRAM
Slide: 12
IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN DAN KUALITAS PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI YANG TERKAIT DENGAN KEGIATAN
PERUMUSAN RENCANA STRUKTUR DAN POLA ANALISIS KAPASITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMUSAN RENCANA BLOK PEMANFAATAN RUANG
IDENTIFIKASI KONDISI DAN POLA TATA AIR IDENTIFIKASI KONDISI GEOLOGI DAN LINGKUNGAN KOTA PENGUMPUL AN RENCANA KERJA SURVEI PERUNTUKAN LAHAN SAMPAI KEDALAMAN BLOK PERUNTUKAN INVENTARISASI WARISAN BUDAYA KOTA: GEDUNG DAN KAWASAN BERSEJARAH PENGUMPULAN DATA KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA SURVEI DAN PENGUMPULAN DATA EKONOMI KOTA ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMUSAN AMPLOP RUANG (RTBL) ANALISIS POTENSI DAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI KOTA
LAPORAN PENDAHULUAN
FGD 1
FGD 2
FGD 3
Slide : 13
TAHAPAN KEGIATAN
PERSIAPAN
TUJUAN
Menyiapkan Langkah Kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dan persiapan administrasi Pembentukan kesamaan pandangan dan kesepakatan
KEGIATAN
Perumusan pendekatan dan metodologi serta penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan
SASARAN
Tercapainya langkah-langkah kerja yang efektif dan efisien
METODE
Persiapan teknis dan administrasi
BULAN 1 2 3 4 5 6 7
SOSIALISASI AWAL
Sosialisasi
Tercapainya pemahaman tentang proses penyusunan RDTR oleh pemerintah setempat Teridentifikasinya isu-isu pengembangan kawasan yang terkait dengan substansi RDTR Kawasan Perkotaan Tercapainya proses pengumpulan data oleh tim pelaksana pekerjaan Penjelasan hasil-hasil analisis dan perolehan masukan dari dinas terkait
PENJARINGAN ISU-ISU PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN SURVEY/ PENGUMPULAN DATA ANALISIS/IDENTIFIKAS I POTENSI DAN PERMASALAHAN
Teridentifikasinya isu-isu pengembangan wilayah yang perlu dititikberatkan untuk difokuskan dalam survei dan analisis Teridentifikasinya kondisi awal kawasan dan kecenderungan Teridentifikasinya potensi dan permasalahan pengembangan kawasan
Diskusi awal
Diskusi teknis
KONSEP RENCANA
tercapainya proses perumusan dan kesepakatan konsep rencana oleh tim supervisi
Tercapainya proses perumusan rencana Tercapainya kegiatan konsultasi publik oleh Pemerintah Daerah Tercapainya kegiatan lokakarya oleh Pemerintah Daerah
PERUMUSAN RDTR
Terumuskannya RDTR Kawasan Perkotaan Bokondini sesuai dengan permasalahan yang ada Terakomodasinya aspirasi masyarakat Bokondini dalam Rencana Tata Ruang Terakomodasinya aspirasi masyarakat dalam Rencana Tata Ruang
KONSULTASI PUBLIK
LOKAKARYA RDTR
Seminar / FGD
Keterangan: Tahap 1 s/d 6 Sudah dilaksanakan, Tahap 7 dan 8 rencana penyelesaian pekerjaan berikutnya
: Sudah dilakukan
Slide: 14
3 .
P E M
H A M A N
U M
U M
R D T R
A. Posisi RTRW/ RDTR Kabupaten Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) B. Klasifikasi Penataan Ruang Menurut UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang C. Komplementaritas Rencana Tata Ruang D. Pemahaman Peraturan Zonasi (Zoning Map) E. Skema Alur Penyusunan Dan Penetapan RDTR 1) Penyusunan RDTR 2) Penyusunan dan Pembahasan Raperda RDTR 3) Rekomendasi dan Persetujuan Substansi Gubernur 4) Penetapan Raperda
Slide: 15
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
3 .
P E M
H A M A N
U M
U M
R D T R
A. Kedudukan RDTR Dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA UMUM TATA RUANG
RPJP NASIONAL
RTRW NASIONAL
RPJM NASIONAL
RTR KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
RPJP PROVINSI
RTRW PROVINSI
RPJM PROVINSI
RTRW KABUPATEN
RPJP KABUPATEN/KOTA
RDTR KOTA RTRW KOTA
RPJM KABUPATEN/KOTA
Slide: 16
3 .
P E M
H A M A N
U M
U M
R D T R
WILAYAH
PERKOTAAN
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
RTRW KOTA
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN RTR BAGIAN WIL KOTA RTR KWS STRA KOTA RDTR WIL KOTA
Slide: 17
3 .
P E M
H A M A N
U M
U M
R D T R
URBAN DESIGN GUIDELINES (KAWASAN STRATEGIS) Skala 1 : 1.000 1. Struktur Peruntukan Lahan 2. Intensitas Pemanfaatan Lahan 3. Tata Bangunan 4. Sistem Sirkulasi & Jalur Penghubung 5. Sistem Ruang Terbuka & Tata Hijau 6. Tata Kualitas Lingkungan 7. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan
1. Struktur Ruang:
Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder Sistem Prasarana Primer
2. Pola Ruang: Digit 2 3. Kawasan Strategis Provinsi 4. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
2. Pola Ruang: Digit 4 3. Peraturan Zonasi (Zoning Map dan Zoning Text)
Slide: 18
3 .
P E M
H A M A N
U M
U M
R D T R
4A
4A 4A
4A
4A
5A 5A
5A
5A
5A
4A 4A
5A 5A 5A 5A 5A 5A 5A 6A 5B 5A 5A 5A
4B 4B 4B 4A 4B
4B
5A 5A
4B 4B 4A 4B 4A 4A 4A
ZONA 3B : RUANG TERBUKA/ TAMAN KOTA ZONA 4A : PERUMAHAN TERBATAS
5B 5B 3B 5B 3B
ZONA 4B : PERUMAHAN KOTA ZONA 5A : KAWASAN KOMERSIAL ZONA 5B : KAWASAN PERKANTORAN ZONA 6A : KAWASAN KHUSUS
4B 3B
3B
Slide: 19
3 .
P E M
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penyusunan Rencana
Slide: 20
3 .
P E M
H A M A N
U M
U M
R D T R
E. Skema Alur Penyusunan Dan Penetapan RDTR 1) 2) 3) 4) Penyusunan RDTR Penyusunan dan Pembahasan Raperda RDTR Rekomendasi dan Persetujuan Substansi Gubernur Penetapan Raperda
Slide: 21
3 .
P E M E. 1.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penyusunan RDTR
2. Pengolahan Data & Analisis
INSTANSI
Internet DJPR-PU/Internet, BAPPEDA-P, BAPPEDA Kab/Kot DJPR-PU/Internet, BAPPEDA-P, BAPPEDA Kab/Kot
3. Penyusunan Rencana
SUMBER DATA LAPANGAN
-
JENIS DATA
KEBIJAKAN Kebijakan Terkait Kebijakan Penataan Ruang Terkait
Kebijakan Sektoral
NAMA DATA
[UU, PP, PERPRES, KEPRES, PERMEN, SNI, dll] [RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW Kabupaten/Kota [RPJPN, RPJMN, RPJPD-P, RPJMD-P, (RPJPD-K), (RPJMD-K)], Renstra SKPD
Konfirmasi
Konfirmasi
3 4
Slide: 22
3 .
P E M E. 1.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penyusunan RDTR
2. Pengolahan Data & Analisis 3. Penyusunan Rencana
LAPANGAN Konfirmasi Din. Pertanian; Din. Peternakan; Din. Perkebunan; Din. Perikanan; Din. Kelautan; Din. Pertambangan; Din. Kehutanan Din. Industri; Din. Perdagangan; Din. Jasa; Din. Pariwisata BAPPEDA, Din. PU BAPPEDA, Din. Perhubungan, PU NAMA DATA SUMBER DATA INSTANSI BPLHD, Din. Kehutanan, Pertanian, Kelautan, Pertambangan SETDA & BAPPEDA
7 Kegiatan Ekonomi Ekonomi Primer Pertanian; Peternakan; Perkebunan; Perikanan; Kelautan; Pertambangan; Kehutanan Ekonomi Sekunder Industri; Ekonomi Tersier Perdagangan; Jasa; Pariwisata 8 Perumahan & Kondisi Perumahan, Sebaran Permukiman Permukiman 9 Transportasi Transportasi Darat Jalan; Jembatan; Terminal; Pengangkutan Transportasi Laut Pelabuhan; Alur Pelayaran Transportasi Udara Bandara; Alur Penerbangan
Konfirmasi Konfirmasi
Slide: 23
3 .
P E M E. 1.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penyusunan RDTR
2. Pengolahan Data & Analisis 3. Penyusunan Rencana
LAPANGAN Konfirmasi NAMA DATA Energi; Sumber Daya Air; Telekomunikasi; Persampahan; Air Bersih Regional; Air Limbah Pemerintahan; Pendidikan; Kesehatan; Peribadatan; Olahraga; Komersial; Kebudayaan Sejarah; Lokasi; Dampak; Potensi Bencana SUMBER DATA INSTANSI BAPPEDA, Din. Pertambangan, Pengairan, PU, PLN, TELKOM, PDAM BAPPEDA, Din. PU, Pendidikan, Kesehatan, PORA, Perdagangan, Kebudayaan Badan Geologi-ESDM, BAPPEDA, PU SETDA & BAPPEDA
10 Prasarana & Utilitas 11 Fasilitas Sosial & Umum 12 Bencana Alam 13 Kelembagaan
Konfirmasi
Konfirmasi Konfirmasi
SO Eksektutif; SO Legislatif; BKPRD-P/K; Dinas yang Berwenang dalam PPR; PPNS; Partisipasi Masyarakat 14 Kawasan Strategis Potensi; Dokumentasi; Letak dan Delineasi Kawasan III PETA 1 Peta Dasar Peta Rupa Bumi Indonesia (skala 1 : 5.000) Peta Citra Satelit Peta Penetapan Status Kawasan Hutan
BAPPEDA, PU
Konfirmasi
Slide: 24
3 .
P E M E. 1.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penyusunan RDTR
2. Pengolahan Data & Analisis
INSTANSI BMKG BAKOSURTANAL Badan Geologi-ESDM Badan Geologi-ESDM Badan Geologi-ESDM Badan Geologi-ESDM Badan Geologi-ESDM Badan Geologi-ESDM BAKOSURTANAL BPN BPN BAPPEDA, Din. Perhubungan, PU BAPPEDA, Din. Pertambangan, Pengairan, PU, PLN, TELKOM, PDAM BAPPEDA, Din. PU, Pendidikan, Kesehatan, PORA, Perdagangan, Kebudayaan BAPPEDA, PU
3. Penyusunan Rencana
LAPANGAN Konfirmasi, Dokumentasi, Koordinat Konfirmasi, Dokumentasi, Koordinat Konfirmasi, Dokumentasi, Koordinat Konfirmasi, Dokumentasi, Koordinat -
SUMBER DATA
Peta Kondisi Eksisting Jaringan Transportasi Peta Kondisi Eksisting Prasarana & Utilitas Peta Kondisi Eksisting Fasos & Fasum
Slide: 25
3 .
P E M E. 1.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penyusunan RDTR
2. Pengolahan Data & Analisis
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.
3. Penyusunan Rencana
DETAIL ANALISIS YANG DILAKUKAN Letak Geografis Batas Administratif Delineasi Kawasan Analisis Fisik Dasar Analisis Kesesuaian dan Kemampuan Lahan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Analisis Bencana Alam Analisis Intensitas Bangunan Analisis Blok Kawasan Analisis Sumber Daya Alam Analisis Perekonomian Analisis Kegiatan Ekonomi Produktif Analisis Kebutuhan Transportasi Analisis Kebutuhan Prasarana & Utilitas Analisis Kependudukan Analisis Sosial Budaya Analisis Perumahan & Permukiman Analisis Fasilitas Sosial & Umum Analisis Kelembagaan Nilai Strategis Ekonomi Nilai Strategis SDA & Teknologi Nilai Strategis Sosial Budaya Nilai Strategis Lingkungan Hidup
Slide: 26
3 .
P E M E. 1.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penyusunan RDTR
2. Pengolahan Data & Analisis 3. Penyusunan Rencana
ASPEK DETAIL MUATAN RENCANA 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tujuan Penataan Ruang Kawasan Kebijakan Penataan Ruang Kawasan Strategi Penataan Ruang Kawasan Rencana Sistem Permukiman Rencana Bagian Kawasan Perkotaan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Rencana Sistem Jaringan Energi Rencana Sistem Prasarana Air Minum Rencana Sistem Telekomunikasi Rencana Sistem Persampahan Rencana Sistem Sanitasi
1. Rencana Zona Lindung 2. Rencana Kawasan Budidaya 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. Kawasan Prioritas Aspek Lingkungan Hidup Kawasan Prioritas Aspek Ekonomi Kawasan Prioritas Aspek Sosial Budaya Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang Indikasi Program Perwujudan Blok Peruntukan Indikasi Program Perwujudan Kawasan Strategis Ketentuan Peraturan Blok Peruntukan Ketentuan Perizinan Ketentuan Insentif & Disinsentif Ketentuan Sanksi
Slide: 27
3 .
P E M E. 2.
H A M A N
U M
U M
R D T R
1. Penyusunan RAPERDA
1. RAPERDA RDTR disusun oleh Bupati dibantu BKPRD Kabupaten 2. RAPERDA RDTR disusun berdasarkan Materi Teknis RDTR yang telah disusun 3. RAPERDA RDTR disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Slide: 28
3 .
P E M E. 2.
H A M A N
U M
U M
R D T R
1. Penyusunan RAPERDA
1. Pembahasan RAPERDA RDTR dilakukan oleh Kelompok Kerja BKPRD dengan DPRD 2. Pembahasan RAPERDA RDTR dilakukan untuk mengevaluasi muatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Slide: 29
3 .
P E M E. 2.
H A M A N
U M
U M
R D T R
1. Penyusunan RAPERDA
1. Persetujuan RAPERDA RDTR diberikan berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian muatan RAPERDA dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Persetujuan RAPERDA RDTR diberikan oleh Ketua DPRD kepada
Gurbernur/Bupati/Walikota
Slide: 30
3 .
P E M E. 3.
H A M A N
U M
U M
R D T R
1. Pengajuan RAPERDA
1. Pengajuan Surat Permohonan Mendapatkan Rekomendasi Kepada Gubernur oleh Bupati/Walikota 2. Surat Permohonan disertai RAPERDA serta dokumen materi teknis RDTR dan Album Peta 3. Terlebih dahulu pemeriksaan kelengkapan dokumen, bila tidak lengkap wajib dilengkapi oleh PEMDA bersangkutan
Slide: 31
3 .
P E M E. 3.
H A M A N
U M
U M
R D T R
1. Pengajuan RAPERDA
1. Evaluasi teknis RAPERDA RDTR dilakukan bersama instansi PEMPROV terkait sebagai
anggota BKPRD Provinsi dan/atau PEMKAB/KOT terkait melalui RAKOR 2. RAKOR merupakan Forum Koordinasi POKJANIS BKPRD Provinsi melalui Tim Evaluasi persetujuan substansi BKPRD yang ditetapkan dengan SK Gubernur 3. Bila terdapat ketidaksesuaian, PEMKAB/KOT wajib menyempurnakan RAPERDA 4. Untuk permasalahan khusus, dapat dilakukan pembahasan dengan instansi PEMPROV tertentu dan/atau PEMKAB/KOT lain yang berbatasan
Slide: 32
3 .
P E M E. 3.
H A M A N
U M
U M
R D T R
1. Pengajuan RAPERDA
3. Rekomendasi/Persetujuan Substansi
1. Diberikan berdasarkan hasil evaluasi materi muatan teknis RAPERDA 2. Dokumen hasil evaluasi terdiri dari: a) Tabel Hasil Pemeriksaan Pencantuman Materi Muatan Teknis RAPERDA; serta b) Berita Acara RAKOR POKJANIS BKPRD Provinsi dalam Pembahasan RAPERDA Kabupaten/Kota 3. Surat Rekomendasi diberikan oleh Gubernur, dilampiri dokumen hasil evaluasi kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Ketua BKPRD Provinsi
Slide: 33
3 .
P E M E. 4.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penetapan Raperda
2. Evaluasi Muatan oleh Gubernur 3. Evaluasi Muatan oleh MENDAGRI
1. Setelah
mendapat
persetujuan
substansi
RAPERDA
RDTR
disampaikan
Slide: 34
3 .
P E M E. 4.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penetapan Raperda
2. Evaluasi Muatan oleh Gubernur 3. Evaluasi Muatan oleh MENDAGRI
1. Setelah disetujui bersama DPRD, RAPERDA RDTR disampaikan oleh Bupati/Walikota kepada Gubernur
Slide: 35
3 .
P E M E. 4.
H A M A N
U M
U M
R D T R
Penetapan Raperda
2. Evaluasi Muatan oleh Gubernur 3. Evaluasi Muatan oleh MENDAGRI
Slide: 36
Slide: 37
Arahan RTR Provinsi Papua: 1. Sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) 2. Terhubung jaringan antar moda trasnportasi darat. 3. Rencana Bandara sebagai Bandara Bukan Pusat Penyebaran
Slide: 38
Arahan RTR Provinsi Papua: 1. KSA/KPA (Perlindungan Alam-Memberamo Foja) 2. Hutan Lindung 3. Permukiman 4. Hutan Produksi Konversi 5. Pelabuhan Udara
Slide: 39
Arahan RTRW Kab Tolikara: Bokondini & Kamboneri sebagai PKLp, Bewani sebagai PPL dan Bokoneri sebagai PPK. Rencana jaringan jalan (K3) yang menghubungkan Karubaga- Wunin Bokondini. Rencana jaringan jalan yang menghubungkan Bokondini Kanairo; dan Terminal Tipe C Bokondini di Distrik Bokondini; Bandar udara pengumpan di Distrik Bokondini, Pengembangan BTS, IPAL, IPLT, PLTMH
Slide: 40
Arahan RTRW Kab. Tolikara: 1. Terdapat Kawasan Hutan Lindung, berupa Hutan Lindung (HL) dan Konservasi Suaka Margasatwa Memberamo Foja 2. Terdapat Kawasan Budidaya berupa, Kawasan Industri, Permukiman, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Konversi, Holtikultura, Pertanian Tanaman Pangan, dan Perkebunan
Slide: 41
5. GAMBARAN UMUM
A. Wilayah Kabupaten B. Kawasan Perkotaan
Slide: 42
5. GAMBARAN UMUM
A. Wilayah Kabupaten
1. Kabupaten Tolikara merupakan satu dari 29 kabupaten yang termasuk dalam wilayah administratif Provinsi Papua. Kabupaten Tolikara hasil permekaran dari Kabupaten Jayawijaya tahun 2002. Kabupaten Tolikara berada pada posisi 13900 13915 BT dan 300 - 400 LS, dengan luas sekitar 5.234 Km2. Secara Administratif berbatasan dengan: Kabupaten Tolikara Fawi
2.
3.
Distrik
Selatan : Distrik Gamelia, Distrik Tiom, dan Distrik Dipo, Kab. Lani Jaya.
4.
Pemerintahan di Kabupaten Tolikara, sampai tahun 2010 terdiri atas 35 kecamatan, 510 desa dan 4 kelurahan, dengan beribukota di Kecamatan Karubaga.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
Slide: 43
5. GAMBARAN UMUM
A. Wilayah Kabupaten
PETA KEMIRINGAN LERENG KABUPATEN TOLIKARA
Topografi yang bervariasi antara 1.400 - 3.300 meter dpl Sebagian besar adalah pengunungan (dataran tinggi) yang dilalui beberapa aliran sungai dan anak sungai yang berasal dari bukit dan gunung. Didominasi kemiringan lahan > 40 %, di daerah bagian tengah wilayah Kabupaten ke arah barat dan timur Bagian Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Mambramo Tengah dan sebelah selatan yang berbatasan dengan kabupaten Jayawijaya, kemiringan lahannya bervariasi antara 0 % sampai dengan diatas 40 %
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
Slide: 44
5. GAMBARAN UMUM
A. Wilayah Kabupaten
PETA CURAH HUJAN KABUPATEN TOLIKARA
Iklim Tropis basah, Pengaruh letak yang berada pada daerah tinggian (dataran tinggi), rata-rata temperatur udara bervariasi antara 12o - 20o C Tingkat kelembaban > 86%, Angin bertiup sepanjang tahun adalah angin barat daya Kecepatan Angin rata-rata 16 knot dan terendah 2.9 knot.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
Slide: 45
5. GAMBARAN UMUM
A. Wilayah Kabupaten
PETA JENIS TANAH KABUPATEN TOLIKARA
Slide: 46
5. GAMBARAN UMUM
A. Wilayah Kabupaten
PETA GEOLOGI KABUPATEN TOLIKARA
Kabupaten Tolikara termasuk kedalam batuan formasi pembawa logam yang terbentuk dari Formasi kelompok batu Gamping Nungni yang banyak mengandung bahan tambang Au (Emas), Cu (Tembaga), dan Ag (Perak), Formasi Warupi yang banyak mengandung bahan Cu (Tembaga) dan formasi batuan Ultramatik Slide: 47
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA ADMINISTRASI KAWASAN PERKOTAAN BOKONDINI
BEWANI
BWP I II III IV
Slide: 48
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
No 1 2 Distrik Bokondini Bokoneri Bewani Kaboneri Jml Pddk 3,719 3,831 3,864 1,280 1 3 3 3 1 2 2 0 0 0 3 1 0 0 0
PETA PENETAPAN BWP KAWASAN PERKOTAAN BOKONDINI Kelengkapan Fungsi Fasilitas Distrik Kawasan Perkotaan
Kelengkapan Fungsi (Fasilitas) 4 1 0 0 1 5 0 0 1 3 6 1 0 0 0 7 1 0 0 0 8 1 0 0 0 9 1 0 0 0 10 1 0 6 6 11 1 1 1 1 12 1 0 0 0 Jumlah 14 4 11 12
3 4
Kaboneri
1,280
Keterangan :
Slide: 49
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
KAWASAN PERKOTAAN
DISTRIK BOKONDINI
FUNGSI UTAMA
1. PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PENGEMBANGAN PERTANIAN 3. PUSAT PERKANTORAN 4. PUSAT PERMUKIMAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1.
POLA RUANG
PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN INDUSTRI PARIWISATA PETERNAKAN (SAPI) PERKEBUNAN PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI HUTAN PRODUKSI PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN PARIWISATA PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI HUTAN PRODUKSI PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN PERKEBUNAN PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI HUTAN PRODUKSI
PPL
2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
PPK
1.
PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PERMUKIMAN 3. PUSAT KOMERSIAL SKALA KAMPUNG
PKLp
1.
PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PENGEMBANGAN PERTANIAN 3. PUSAT PERKANTORAN 4. PUSAT PERMUKIMAN
Slide: 50
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA KEMIRINGAN LERENG
Slide: 51
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan PETA KETINGGIAN
Slide: 52
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
Slide: 53
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA CURAH HUJAN
Slide: 54
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA GEOLOGI
Kawasan Pengembangan Bokondini secara geologi terdiri dari Endapan Aluvial, Endapan Longsor dan Endapan Terbiku (Terrace Deposit) yang berumur Kuarter. Endapan tersebut menindih secara tidak selaras Metamorfic Derewo (Batuan Malihan/Metamorfosa Derewo) yang berumur Eosen Oligosen. Kota Bokondini saat ini, umumnya dibangun di atas Endapan Terbiku atau Terrace Deposit karena relatif datar dengan ruang yang cukup lebar (mencapai 50 m) dan memanjang barat timur sepanjang lebih dari 2 km.
Slide: 55
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA HIDROGEOLOGI
Slide: 56
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA DAS
Slide: 57
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA TUTUPAN LAHAN
Lahan Terbuka
Slide: 58
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA STATUS HUTAN SK MENHUT NO.458/ 2012
LUAS (Km2) BWP I BOKONDINI 4,49 4,81 11,65 BWP I Total 20,95 BWP II BEWANI (Sebagian Wilayah) APL 0,01 HL 3,60 HPK 18,30 BWP II Total 21,92 BWP III BOKONERI (Sebagian Wilayah) APL 2,36 HL 12,52 HPK 27,30 BWP III Total 42,18 BWP IV KABONERI (Sebagian Wilayah) HPK 15,60 BWP IV Total 15,60 TOTAL KAWASAN PERKOTAAN BOKONDINI 100,65
BWP
DISTRIK
Slide: 59
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
PETA RAWAN BENCANA
Slide: 60
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk di Kabupaten Tolikara sebesar 114.427 jiwa pada tahun 2010, sedangkan pada kawasan perkotaan Bokondini adalah sebesar 12.694 jiwa menurut jumlah penduduk pada Distrik Bokondini , Distrik Bewani, Distrik Bokoneri dan Distrik Kaboneri Jumlah Penduduk Tertinggi pada Kawasan Perkotaan Bokondini adalah di Distrik Bewani sebesar 3.864 Jiwa dan terendah di Distrik Kaboneri dengan 1.280 Jiwa.
Jumlah Penduduk Kawasan Perkotaan Bokondini Tahun 2011
No Distrik 1 Bokondini 2 Bokoneri 3 Bewani 4 Kaboneri Jumlah Jumlah Penduduk Lk Pr 1.979 1.740 Luas Rasio Luas Kepadatan Jumlah Sex Rasio BWP thd Total Pddk/Km2 (Km2) (%) 3.719 113,74 20,95 20,81 178
Kaboneri
Bewani
Bokoneri Bokondini -1,000 0 1,000 2,000 3,000
2.034
2.059 679 6.751
1.797
1.805 601 5.943
3.831
3.864 1.280 12.694
113,19
114,07 112,98 113,60
42,18
21,92 15,60 100,65
41,91
21,78 15,50 100,00
91
176 82 126 -2,000
Sumber : Potensi Desa (Podes) Tahun 2011, BPS Kabupaten Tolikara, 2011
Perempuan
Laki-laki
Slide: 61
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
Jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Tolikara tahun 2010 mencapai 88 unit, yang terdiri dari 66 Sekolah Dasar (SD), 17 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 4 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada kawasan perkotaan Bokondini tiap Distrik/BWP sudah mengenyam pendidikan dasar (SD) dan pendidikan menengah (SMP), sedangkan untuk SMU masih hanya 1 di Distrik Bokondini
Jumlah Sebaran Sarana Pendidikan di Kawasan Perkotaan Bokondini Tahun 2011 No 1 2 3 4 Distrik Bokondini Bokoneri Bewani Kamboneri Jumlah SD 2 3 3 3 11 SMP 1 1 1 1 4 SMU 1 0 0 0 1
SARANA PENDIDIKAN
Slide: 62
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
Pelayanan Kesehatan, Tolikara mengandalkan PUSKESMAS dan Balai Pengobatan Pemerintah, sedangkan pelayanan rumah sakit belum berfungsi sebagaimana mestinya. Pada kawasan Perkotaan Bokondini hanya terdapat 1 Puskesmas, 3 Puskesmas Pembantu dan 4 Balai Pengobatan Pemerintah. Guna melayani beberapa daerah yang masih belum terjangkau tersedia juga Puskesmas Keliling roda dua 1 unit. Disamping itu, kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan juga dipengaruhi oleh banyaknya tenaga kesehatan yang tersedia. Di Tolikara, jumlah dokter yang tersedia hanya orang yang terdiri dari 1 dokter spesialis, 16 dokter umum, dan 2 dokter gigi. Untuk penolong kelahiran, di Tolikara juga terdapat 56 bidan.
Jumlah Sebaran Sarana Pendidikan di Kawasan Perkotaan Bokondini Tahun 2011
NO DISTRIK PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) BALAI PUSKESMAS PENGOBATAN KELILING 1 1 1 1 4 1 0 0 0 1
SARANA KESEHATAN
Bokondini 1 0 Bokoneri 0 1 Bewani 0 1 Kamboneri 0 1 Jumlah 1 3 Sumber : Potensi Desa (Podes) Tahun 2011, BPS Kabupaten Tolikara
1 2 3 4
Slide: 63
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
TANAMAN PANGAN
Tabel Luas Panen, Produksi dan Produkivitas Tanaman Pangan di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabupaten Tolikara Tahun 2010 Distrik : Bokondini, Bewani, Bokoneri dan Kamboneri Komoditas Luas Panen (Ha) 2 78,69 168,56 27,81 63,70 62,01 29,28 432,05 3.182,11 Produksi (Ton) 2 493,82 1.632,27 57,58 325,22 107,20 58,52 2.676,61 15.989,70 Produktivitas (Ton/Ha) 1 6,28 9,68 2,07 5,11 1,73 1,99 6,20 5,02
Padi ladang Ubi kayu Ubi jalar Jagung Keladi Kacang Tanah Kedelai Perkotaan Bokondini Kabupaten Tolikara
Slide: 64
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
TANAMAN HORTIKULTURA Tabel Luas Panen, Produksi dan Produkivitas Tanaman Buah-buahan di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabupaten Tolikara Tahun 2010
Komoditas Jeruk manis Nenas Pisang Nangka Jambu biji Alpokat Mangga Pepaya Markisa Perkotaan Bokondini Kabupaten Tolikara
Distrik : Bokondini, Bewani, Bokoneri dan Kamboneri Luas Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Ton/Ha) 5,30 22,16 4,18 12,53 56,79 4,53 15,38 77,96 5,07 11,82 33,91 2,87 3,72 5,55 1,49 7,73 10,91 1,41 6,80 7,60 1,12 4,38 7,30 1,67 12,39 25,30 2,04 80,05 247,48 3,09 368,15 1.015,29 2,76
Slide: 65
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan
TANAMAN HORTIKULTURA
Luas Panen, Produksi dan Produkivitas Tanaman Sayuran di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabupaten Tolikara Tahun 2010 Distrik : Bokondini, Bewani, Bokoneri dan Komoditas Kamboneri
Luas Panen (Ha) 3,97 3,97 4,37 4,36 6,57 7,44 11,17 7,44 14,88 9,92 6,82 6,19 93,29 6,19 440,68 Produksi (Ton) 7,86 10,51 13,21 14,25 21,51 2,34 42,45 20,18 41,79 17,65 7,70 14,33 225,82 12,04 1.456,47 Produktivitas (Ton/Ha) 1,98 2,65 3,02 3,27 3,28 0,31 3,80 2,71 2,81 1,78 1,13 2,32 2,42 1,95 3,30
Bayam Cabe Buncis Wortel Daun Bawang Bawang merah Timun Kentang Kubis Terong Bawang putih Sawi Perkotaan Bokondini Tomat Kabupaten Tolikara
Sumber : Kabupaten Tolikara Dalam Angka Tahun 2011
Slide: 66
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan TANAMAN
HORTIKULTURA
TANAMAN PERKEBUNAN
Luas Panen, Produksi dan Produkivitas Kopi di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabupaten Tolikara Tahun 2010
Kopi Produksi Produktivitas (Ton) (Ton/Ha) 8,07 0,98 1,73 1,41 0,17 0,16
9,97 14,50 0,95 3,30
Slide: 67
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan TANAMAN
HORTIKULTURA PETERNAKAN
PETERNAKAN
Populasi dan Produksi Daging Ternak di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabupaten Tolikara Tahun 2010
Populasi (ekor)
Distrik Bokondini Bewani Bokoneri Kamboneri Perkotaan Bokondini Kabupaten Tolikara Sapi 57 0 19 0 76 373 Kambing 25 0 17 0 42 211 Babi 2.779 1.998 2.043 1.499 8.319 52.782
Daging (kg)
Sapi 292 260 184 736 2.760 Kambing 75 33 0 105 658 Babi 4.373 4.049 3.725 4.049 16.196 137.332
Slide: 68
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan TANAMAN
Populasi dan Produksi Daging Ternak di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabupaten Tolikara Tahun 2010 Populasi (ekor) Ayam Itik Kelinci 822 19 764 1.024 11 73 770 18 94 109 0 838 2.725 48 1.769 44.871 139 8.226 Daging (kg) Ayam Itik Kelinci 52 5 67 40 3 39 52 4 37 19 8 59 163 20 202 1.382 56 407
PETERNAKAN
Slide: 69
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan TANAMAN
Jenis dan Produksi Ikan Di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabuapten Tolikara Tahun 2010 Produksi Jenis Ikan (kg) Distrik Mas Mujair Nila Lele Udang
PERIKANAN
Bokondini Bewani
Bokoneri Kamboneri Perkotaan Bokondini Kabupaten Tolikara
22 5
11 8 46 420
15 5
6 5 31 200
8 8 121
80
10
Slide: 70
5. GAMBARAN UMUM
B. Kawasan Perkotaan TANAMAN
Luas Kolam Budidaya Ikan Tawar, Banyak Kelompok Tani dan Anggotanya di Kawasan Perkotaan Bokondini, Kabupaten Tolikara Tahun 2010 Kegiatan Perikanan Darat Distrik Luas Lahan Kolam Kelompok Tani (Ha) 40,65 55 40,65 90,85 55 155 Anggota
PERIKANAN DARAT
Bokondini
Bewani Bokoneri Kamboneri Perkotaan Bokondini Tolikara
932
-932 2.978
Slide: 71
6. ANALISIS
A. B. C. D. E. F. G. H. I. Analisis Wilayah Regional Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Analisis Sosial Budaya Analisis Kependudukan Analisis Daya Tampung Maksimal Analisis Kebutuhan Fasilitas Umum Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Analisis Ekonomi Analisis Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
Slide: 72
I
PKLp
S
POLA RUANG
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN INDUSTRI PARIWISATA PETERNAKAN (SAPI) PERKEBUNAN PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI HUTAN PRODUKSI PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN PARIWISATA PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI HUTAN PRODUKSI PERMUKIMAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN PERKEBUNAN PERTANIAN HOLTIKULTURA TANAMAN PANGAN RAWAN BENCANA LONGSOR PERLINDUNGAN SETEMPAT LINDUNG GEOLOGI HUTAN PRODUKSI PERMUKIMAN
BWP II
BOKONDINI BOKONERI
BEWANI
BWP I BWP IV
PPL 1. PUSAT PERMUKIMAN 2. PUSAT KOMERSIAL SKALA KAMPUNG
BWP III
KAMBONERI
PPK
1. PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PERMUKIMAN 3. PUSAT KOMERSIAL SKALA KAMPUNG
Wunin
Kaiga Anawi
PKLp
1. PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PENGEMBANGAN PERTANIAN 3. PUSAT PERKANTORAN 4. PUSAT PERMUKIMAN
Slide: 73
S
Analisis Sumber Daya Air (Potensi Air Tanah)
Kawasan Pengembangan Bokondini secara geologi terdiri dari Endapan Aluvial, Endapan Longsor dan Endapan Terbiku (Terrace Deposit) yang berumur Kuarter. Endapan tersebut menindih secara tidak selaras Metamorfic Derewo (Batuan Malihan/Metamorfosa Derewo) yang berumur Eosen Oligosen. Kota Bokondini saat ini, umumnya dibangun di atas Endapan Terbiku atau Terrace Deposit karena relatif datar dengan ruang yang cukup lebar (mencapai 50 m) dan memanjang barat timur sepanjang lebih dari 2 km. a. Batuan Malihan Formasi Darewo yang berumur Eosen-Oligosen pada kala Tersier, terdiri dari batusabak, filit, sekis kuarsa mika, dan sekis klorit. Batuan malihan tersebut karena umumnya berofoliasi dan terkekarkan kuat, terdapat dengan lereng yang terjal dan curah hujan di daerah Tolikara yang relatif tinggi serta terletak pula pada daerah dengan kegempaan yang sedikit tinggi (percepatan permukaan pada batuan dasar mencapai 0,35g) maka batuan tersebut sangat berpotensi longsor seperti yang dijumpai pada tebing di sebelah barat-laut kota Bokondini. Namun demikian daya dukung masa tanah/ masa batuan di daerah ini sangat lebih dari cukup untuk dibebani oleh bangunan berlantai dua atau lebih tapi cukup sulit untuk digali Endapan Terbiku adalah endapan teras sungai purba yang terdiri dari konglomerat, breksi dan pasir, yang berumur Kuarter, terdiri dari konglomerat, breksi dan pasir dengan ketebalan total dapat mencapai 50 m. Endapan ini terdapat dengan lereng yang landai dan bahkan digunakan untuk penempatan landasan pacu bandara Bokondini yang ada sekarang termasuk kota Bokondini. Endapan longsor, merupakan endapan hasil pelongsoran tanah atau batu dari batuan malihan pada lereng-lereng yang terjal yang terdiri dari lempung, pasir, kerakal dan bongkah dan penyebarannya hanya setempat. Endapan ini diperkirakan mempunyai permeabilitas yang sedang antara 10-7 10-6 meter/detik yang artinya pada lapisan ini terdapat air tanah tidak tertekan dengan potensi sedang namun pada daerah dan ketebalan lapisan yang terbatas. Endapan aluvial sungai yang berumur Kuarter merupakan endapan sungai yang terdapat di sepanjang aliran sungai yang terdapat di daerah ini. Endapan ini terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lumpur. Ketebalannya bervariasi hingga mungkin sekitar tiga meter. Endapan ini seumur dengan Endapan Longsor dan juga terdapat secara tidak selaras di atas Batuan Malihan Derewo dan/atau Endapan Terbiku. Endapan ini tidak baik digunakan untuk bahan beton karena relatif lunak dan berbutir pipih karena umumnya berasal dari bahan rombakan Batuan Malihan Derewo. Bongkah dan kerakal yang juga berasal dari batuan malihan tersebut, juga tidak baik untuk bahan beton karena kuat tekannya hanya sekitar 250 kg/ cm2 saja.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
b.
c.
d.
Slide: 74
S
Analisis Sumber Daya Air (Mata Air)
Endapan longsor, andapan terbiku dan tanah pelapukan dari batuan malihan Darewo berpotensi menyimpan air tanah tidak tertekan. Bila air tanah tidak tertekan tersebut di potong oleh topografi yang relatif lebih terjal maka di dasar lereng tersebut dapat ditemukan mata air namun biasanya mata air yang terjadi pada kondisi tersebut hanya berdebit kecil dan besarannya dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau debit mengecil sementara pada musim hujan maka debit mata airnya akan membesar.
Kawasan Perkotaan Bokondini yang tergolong dalam type iklim tropika humida, maka jenis-jenis tanah di daerah ini tergolong kedalam tanah yang bereaksi asam. Jenis-jenis tanah di Kabupaten Tolikara khususnya di wilayah Bokondini terdiri dari 1) Dystrudepts, Hapludults, 2) Haplustolis, Haplustepta dan 3) Udorthents, Hapludolls.
Slide: 75
.
No
1
N
BWP
I/Prioritas
L
Distrik
S
Elemen Kota
Luas Kawasan Potensi Landmark Skala
2197.09
Sebagian Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Bewani Pengembangan pertanian berbasis hutan/ agroforestry, Pusat Perkantoran dan Permukiman 3 III Sebagian Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Bokoneri Pengembangan pertanian berbasis hutan/ agroforestry, Pusat Perkantoran dan Permukiman 4 IV Sebagian Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Kamboneri Pengembangan pertanian berbasis hutan/ agroforestry, Pusat Perkantoran dan Permukiman Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tahun 2013
II
Gereja Distrik, Kota Gerbang Selamat Datang di Jalan Masuk ke Distrik (Kamboneri), Gerbang Selamat Datang di Bandar Udara, Tugu Injil, Bandar Udara Gereja, Kantor Distrik Kawasan dan Lingkungan
2140.08
Slide: 76
.
No 1
N
BWP
L
Distrik Bokondini
S
Skema Analisis Distrik/Blok
Luas Lahan (ha) 4,78 1,32 Elemen penunjang Kantor distrik Warung, took Pertanian, perkebunan Rumah Kawasan industri Kantor distrik Pertanian, perkebunan Rumah Kantor distrik Pertanian, perkebunan Rumah Kantor distrik Pertanian, perkebunan Rumah
1278,13
210,83 32 1 1529.2 194.3 1 1529.2 492.5 1 2518.6 77.3
II 2
Sebagian Bewani
III 3
Sebagian Bokoneri
IV 4
Sebagian Kamboneri
Slide: 77
.
No
1
N
BWP
A
Bokondini
L
Distrik
S
Skema Analisis Node
Luas Kawasan
Potensi Node
Simpul jalan kolektor sekunder (K4) dan kolektor primer (K3) Simpul jalan kolektor dengan lokal Simpul jalan lokal dengan lingkungan Simpul jalan kolektor sekunder dengan jalan lokal Simpul jalan lokal dan lingkungan Simpul jalan kolektor sekunder dengan jalan lokal Simpul jalan lokal dan lingkungan Simpul jalan kolektor sekunder dengan jalan lokal Simpul jalan lokal dan lingkungan Kota
Skala
2197.09
II
Sebagian Bewani
Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Pengembangan pertanian berbasis hutan/ agroforestry, Pusat Perkantoran dan Permukiman
2140.08
Kawasan Lingkungan
dan
III
Sebagian Bokoneri
Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Pengembangan pertanian berbasis hutan/ agroforestry, Pusat Perkantoran dan Permukiman
4216.86
Kawasan Lingkungan
dan
IV
Sebagian Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Kamboneri Pengembangan pertanian berbasis hutan/ agroforestry, Pusat Perkantoran dan Permukiman
1512.63
Kawasan Lingkungan
dan
Slide: 78
S
Skema Analisis Edges
Issue Blok Revitalisasi kembali Penataan
Ekstensifikasi dan intensifikasi
II
III
IV
Pengembangan dan peningkatan rumah sehat dan jalan lingkungan Pusat Industri Agro Pengembangan lahan Sebagian Wilayah Bewani Pemerintah Revitalisasi kembali Kayu, ilalang, pohon buah Pusat Pengembangan pertanian berbasis Sayuran kol, tomat, bawang, hutan/ agroforestry Ekstensifikasi dan intensifikasi umbi, wortel, buah nenas, buah merah, pisang, cabe Pusat Permukiman Pengembangan dan peningkatan Batuan dan tenaga lokal rumah sehat dan jalan lingkungan Sebagian Wilayah Pemerintah Kayu, ilalang, pohon buah Revitalisasi kembali Bokoneri Pusat Pengembangan pertanian berbasis Sayuran kol, tomat, bawang, hutan/ agroforestry Ekstensifikasi dan intensifikasi umbi, wortel, buah nenas, buah merah, pisang, cabe Pusat Permukiman Pengembangan dan peningkatan Batuan dan tenaga lokal rumah sehat dan jalan lingkungan Sebagian Wilayah Pemerintah Kayu, ilalang, pohon buah Revitalisasi kembali Kamboneri Pusat Pengembangan pertanian berbasis Sayuran kol, tomat, bawang, hutan/ agroforestry Ekstensifikasi dan intensifikasi umbi, wortel, buah nenas, buah merah, pisang, cabe Pusat Permukiman Pengembangan dan peningkatan Batuan dan tenaga lokal rumah sehat dan jalan lingkungan
Komponen Lokal Kayu, ilalang, pohon buah Pagar, vegetasi Sayuran kol, tomat, bawang, umbi, wortel, buah nenas, buah merah, pisang, cabe Batuan dan tenaga lokal
Slide: 79
6
No
A
BWP
S
Skema Analisis Path
Elemen penghubung Transportasi udara, jalan kolektor primer (K3), dan jalan kolektor sekunder (K4) dan lokal jalan kolektor sekunder (K4) Transportasi udara, jalan kolektor primer (K3), dan jalan kolektor sekunder (K4) dan lokal Transportasi udara, jalan kolektor primer (K3), dan jalan kolektor sekunder (K4) dan lokal Transportasi udara, jalan kolektor primer (K3), dan jalan kolektor sekunder (K4) dan lokal
IV
Slide: 80
S
Analisis Proyeksi Pertumbuhan dan Perkembangan Penduduk 1. Pertumbuhan alami, dengan asumsi masih dalam tahap persiapan pembangunan, yaitu sekitar 4,28%. Asumsi ini digunakan untuk proyeksi tahun 2013-2023. Pertumbuhan meningkat pesat, dengan asumsi telah terjadi pembangunan yang meningkat pesat, menggunakan pertumbuhan penduduk Provinsi Papua yaitu 5,5%. Asumsi ini digunakan untuk proyeksi tahun 2024 2033. Hingga Tahun 2033 jumlah penduduk Kawasan Perkotaan Bokondini diproyeksikan akan berjumlah 35.854 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk diproyeksikan akan mencapai 356 jiwa/ Km2. Distrik dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Distrik Bewani dengan jumlah penduduk diproyeksi akan mencapai 10.914, sedangkan Distrik terpadat adalah Distrik Bokondini dengan tingkat kepadatan 501 jiwa/ Km2.
D. Analisis Kependudukan
Proyeksi dan Distribusi Penduduk Kawasan Perkotaan Bokondini Hingga 2033
Proyeksi Jumlah Penduduk No Distrik Luas (Km2) 21,92 42,18 15,60 20,95 2013 4,044 4,202 4,166 2018 4,987 5,181 5,137 2023 6,149 6,389 6,335 2,117 20,990 2028 8,037 8,350 8,279 2,766 27,433 2033 10,504 10,914 10,821 3,615 35,854 Kpdtn Pddk/Km2 501 498 257 232 356
2.
1 2 3 4
1,392 1,716 100,65 Jumlah 13,804 17,022 Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013
3.
Slide: 81
I
Luas Wilayah = 100,65 Ha
S
Luas Kws Permukiman = 8,6 Ha
Dari Total Potensi Permukiman = 47,84 Ha, dapat dilakukan pengaturan kepadatan: Tinggi=10%, Sedang=30%, Rendah= 60% dari luas tersebut
Luas (Ha) 29 14
Rendah
< 150
Potensial Sebagai Kota Kecil
Dalam 20 tahun Baru Mencapai Kota Kecil
750
Dari populasi 20 tahun ke depan, diatur kepadatan: Tinggi=10%, Sedang=30%, Rendah= 60% dari populasi
Luas (Ha)
23,9
Luas Kebutuhan Lahan Permukiman yang pada tahun ke 20 perencanaan = 130,56 47,84 = 82,72 Ha
Slide: 82
S
Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) Pada Tahun
2013 13,804
2018 17,022
2023 20,990
2028 27,433
2033 35,854
Kebutuhan Rumah Pada Tahun (Unit) 2013 2761 2018 3404 2023 4198 2028 5487 2033 7171
Definisi Backlog: Kesenjangan kebutuhan rumah yang belum terpenuhi/harus dipenuhi pada tahun ke-n Formulasi Backlog = Jumlah Kebutuhan rumah tahun ke-n - Jumlah rumah tahun ke-n
Slide: 83
S
Fasilitas Pendidikan
1 2 3 4
No
1 2 3 4
1.5 00
Slide: 84
S
Fasilitas Pendidikan
No
Distrik / BWP
1 2 3 4
No
Distrik / BWP
1 2 3 4
Slide: 85
S
Jangkauan Layanan
BEWANI
BOKONERI
BOKONDINI
BOKONERI
BOKONDINI
KAMBONERI
KAMBONERI
BEWANI
BEWANI
.
BOKONERI
BOKONDINI
BOKONERI
BOKONDINI
KAMBONERI
KAMBONERI
Slide: 86
S
Fasilitas Pendidikan
No
Distrik / BWP
1 2 3 4
4.800
No
Distrik / BWP
1 2 3 4
2.5 00
Slide: 87
S
Fasilitas Kesehatan
1 2 3 4
1.250
0,01
No
Distrik / BWP
2 01 3 Unit 1 1 1 1
1 2 3 4
2,500
0.03
Slide: 88
S
Fasilitas Kesehatan
Proy eksi Kebut uhan Klinik Bersalin/BKIA 2 01 8 2 02 3 Lahan (Ha) 0.3 0 0.3 0 0.3 0 0.9 0 Unit 1 1 1 Lahan (Ha) 0.3 0 0.3 0 0.3 0 0.9 0
No
Standar Distrik / BWP jm lh penduduk (jiw a) Bokondini Bokoneri Bew ani Kam boneri
2 01 3 Unit -
1 2 3 4
30,000
0.30
No
Distrik / BWP
1 2 3 4
30,000
0.30
Slide: 89
S
Fasilitas Kesehatan
Proy eksi Kebut uhan PUSKESMAS 2 01 8 2 02 3 Lahan (Ha) 0.1 0 0.1 0 0.1 0 0.1 0 0.4 0 Unit 1 1 1 1 Lahan (Ha) 0.1 0 0.1 0 0.1 0 0.1 0 0.4 0
No
Distrik / BWP
1 2 3 4
120,000
0.10
No
Distrik / BWP
2 01 3 Unit 0 0 0 0
1 2 3 4
5,000
Slide: 90
disesuai kan
S
Fasilitas Kesehatan
No
Distrik / BWP
2 01 3 Unit 0 0 0 0
1 2 3 4
30,000
0.03
Slide: 91
S
Fasilitas Peribadatan
Pr oy ek si Kebu t u h a n Ger eja
No
Dist r ik / BW P
St a n da r jm lh pen du du k (jiw a )
St a n da r la h a n m in im a l (H a )
2 01 3 Un it -
2 01 8
2 02 3
2 02 8
2 03 3
La h a n La h a n La h a n La h a n La h a n Un it Un it Un it Un it (H a ) (H a ) (H a ) (H a ) (H a ) 20 21 21 21 0,2 0 0,2 1 0,2 1 0,2 1 0,8 3 25 25 25 25 0,2 5 0,2 5 0,2 5 0,2 5 1 ,00 32 33 33 33 0,3 2 0,3 3 0,3 3 0,3 3 1 ,3 1 42 43 43 43 0,4 2 0,4 3 0,4 3 0,4 3 1 ,7 1
1 2 3 4
No
Dist r ik / BW P
La h a n La h a n La h a n La h a n La h a n Un it Un it Un it Un it (Ha ) (Ha ) (Ha ) (Ha ) (Ha ) 4 3 3 3 1 ,4 4 1 ,08 1 ,08 1 ,08 4 ,6 8 4 3 3 3 1 ,4 4 1 ,08 1 ,08 1 ,08 4 ,6 8 4 3 3 3 1 ,4 4 1 ,08 1 ,08 1 ,08 4 ,6 8 4 3 3 3 1 ,4 4 1 ,08 1 ,08 1 ,08 4 ,6 8
1 2 3 4
Slide: 92
S
Fasilitas Peribadatan Proyeksi Kebutuhan Gereja Skala Distrik
No Distrik / BWP
2 02 8
2 03 3
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6
1 2 3 4
120,000
0.54
No Distrik / BWP
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6 1 1 1 1 0.54 0.54 0.54 0.54 2 .1 6
1 2 3 4
120,000
0.54
Slide: 93
S
Fasilitas Perdagangan dan Jasa Proyeksi Kebutuhan Warung/Toko
Proy eksi Kebut uhan Toko / Warung
No
Distrik / BWP
2 01 3 Unit 10 10 10 10
2 01 8
2 02 3
2 02 8
2 03 3
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 20 21 21 21 0.2 0 0.2 1 0.2 1 0.2 1 0.83 25 25 25 25 0.2 5 0.2 5 0.2 5 0.2 5 1 .00 33 33 33 33 0.3 3 0.3 3 0.3 3 0.3 3 1 .3 2 43 43 43 43 0.4 3 0.4 3 0.4 3 0.4 3 1 .7 2
1 2 3 4
250
0.01
No
Distrik / BWP
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 1 1 1 1 0.3 0 0.3 0 0.3 0 0.3 0 1 .2 0 1 1 1 1 0.3 0 0.3 0 0.3 0 0.3 0 1 .2 0 1 1 1 1 0.3 0 0.3 0 0.3 0 0.3 0 1 .2 0 2 2 1 1 0.6 0 0.6 0 0.3 0 0.3 0 1 .80
1 2 3 4
6,000
0.30
Slide: 94
S
Fasilitas Perdagangan dan Jasa Proyeksi Pusat Pertokoan/Pasar Lingkungan
2 03 3
No
Distrik / BWP
Proy eksi Kebut uhan Pusat Pert okoan + Pasar Lingkungan 2 01 3 2 01 8 2 02 3 2 02 8 Unit 0 0 0 0
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 1 1 1 1 1 .00 1 .00 1 .00 1 .00 4 .00 1 1 1 1 1 .00 1 .00 1 .00 1 .00 4 .00 1 1 1 1 1 .00 1 .00 1 .00 1 .00 4 .00 1 1 1 1 1 .00 1 .00 1 .00 1 .00 4 .00
1 2 3 4
30,000
1.00
No
Distr ik / BWP
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 1 1 1 0.00 3 .6 0 3 .6 0 3 .6 0 1 0.80
1 2 3 4
120,000
3.60
Slide: 95
S
Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 20 21 21 21 0.6 0 0.6 3 0.6 3 0.6 3 2 .4 9 25 25 25 25 0.7 5 0.7 5 0.7 5 0.7 5 3 .00 32 33 33 33 0.9 6 0.9 9 0.9 9 0.9 9 3 .9 3 42 43 43 43 1 .2 6 1 .2 9 1 .2 9 1 .2 9 5.1 3
1 2 3 4
250
0.03
Slide: 96
S
Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Proyeksi Kebutuhan Taman Rukun Warga
No
Distrik / BWP
2 02 8
2 03 3
Lahan Lahan Lahan Lahan Lahan Unit Unit Unit Unit (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 2 2 2 2 0.2 6 0.2 6 0.2 6 0.2 6 1 .04 2 3 3 3 0.2 6 0.3 9 0.3 9 0.3 9 1 .4 3 3 3 3 3 0.3 9 0.3 9 0.3 9 0.3 9 1 .56 4 4 4 4 0.52 0.52 0.52 0.52 2 .08
1 2 3 4
2,500
0.13
No
Distr ik / BWP
1 2 3 4
30,000
0.90
Slide: 97
A
Uraian
S
Air Bersih
2023 6.149 501,39 35 2.152 80 = 1.722 20 10 2028 8.037 501,39 50 4.019 80 = 3.215 20 10 2033 10.504 501,39 65 6.828 80 = 5.462 20 10 2018 4.987 501,39 20% 997 80 = 798 20 10
Slide: 98
S
Air Bersih
2023 6.335 256,53 35 2.217 80% = 1.419 20 10 2028 8.279 256,53 50 4.140 80% = 3.312 20 10 2033 10.821 256,53 65 7.033 80% = 5.627 20 10
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih BWP III Hingga Tahun 2033 (SL)
Uraian Jumlah Penduduk (Jiwa) Tingkat Kepadatan (Jiwa/Km2) Cakupan Pelayanan (%) Penduduk Terlayani (Jiwa) Penduduk Domestik Terlayani (% = Jiwa) Penduduk Non Domestik Terlayani (%) Kebutuhan air sebanyak (lt/dtk)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013
Slide: 99
S
Air Bersih
Analisis Sistem
Terpusat (PDAM)
Pengolahan Sederhana
Air Tanah
Air Baku
Pengolahan
Distribusi
Perpipaan Primer
Slide: 100
S
Air Bersih
Skenario Kebutuhan Pengembangan
Skenario Penyediaan Air Bersih/ Minum Fisik Oleh PDAM Peningkatan Produksi Peningkatan Pengolahan Peningkatan Distribusi Oleh Pemerintah Pengembangan percontohan pengolahan air sederhana Bantuan fisik untuk masyarakat yang belum terlayani PDAM Oleh Masyarakat
Penyediaan Penampungan dan pengolahan air sederhana Pemanfaatan sumur dangkal
Non Fisik
Pembuatan PERDA terkait pemanfaatan dan konservasi sumber daya air Sosialisasi pemanfaatan dan konservasi sumber daya air Penyuluhan pemanfaatan dan konservasi sumber daya air Penertiban pelanggaran terhadap PERDA Studi dan perencanaan Peningkatan kuantitas dan kapasitas SDM
Peningkatan kualitas IPAM eksisting Peningkatan kapasitas produksi IPAM eksisting Pembangunan IPAM baru
Peningkatan kualitas jaringan eksisting Pengembangan jaringan baru Penurunan tingkat kebocoran Peningkatan kualitas pelayanan keliling eksisting Pengembangan pelayanan keliling baru Peningkatan kualitas reservoir umum eksisting Pengembangan reservoir umum baru
Slide: 101
S
Air Bersih
Gambar Detail Sistem
Distribusi Perpipaan
Reservoir Distribusi
Slide: 102
S
Drainase
Kondisi Jaringan Drainase di Jalan Utama (Kolektor Primer & Sekunder)
Slide: 103
S
Drainase
Gambar Detail Sistem
Sistem Drainase Utama (Skala Kota) dan Sistem Drainase Lokal (Skala Lingkungan)
Jaringan Drainase Primer, Jaringan Drainase Sekunder dan Jaringan Drainase Tersier
Slide: 104
S
Drainase
Gambar Detail Sistem
Bendungan
Stasiun Pompa
Slide: 105
S
Energi dan Kelistrikan
Dalam melakukan analisa kebutuhan Energi non listrik, asumsi yang digunakan berikut:
Sektor industri a. Sektor industri yang berkembang adalah industri pengelolaan hasil pangan dan pengelolaan hasil hutan dan bersifat Industri Rumah Tangga b. Industri pengelolaan hasil pangan membutuhkan 20 liter solar/bensin perhari atau 4800 liter/tahun dengan assumsi kenaikan 2,5 % / tahun untuk efisiensi peralatan. c. Industri pengelolaan hasil hutan membutuhkaan 25 liter solar/bensin perhari atau 6000 liter/tahun dengan assumsi kenaikan 2,5 % /tahun untuk efisiensi peralatan. d. Peningkatan pertumbuhan sektor sekitar 3,5 % pertahun Sektor rumah tangga a. Sektor rumah tangga membutuhkan 2 liter minyak tanah atau 672 liter/tahun untuk memasak dan membutuhkan 1 liter minyak tanah atau 336 liter/tahun untuk penerangan dan hanya tercukupi 25 %. Sisanya menggunakan kayu bakar untuk memasak dan listrik untuk penerangan b. Asumsi pertumbuhan sektor rumah tangga sekitar 4 % Sektor transportasi a. Berdasarkan hasil survei pada tahun 2012, didapati jumlah mobil Angkutan yang melayani angkutan penduduk dari/ke bokondini adalah 8 mobil perhari. Mobil angkutan diperkirakan menempuh perjalanan total sepanjang 268.800 km. b. Berdasarkan hasil survei, mobil pribadi mempunyai rata-rata jumlah penumpang (load factor) 10 orang. c. Survei juga menemukan bahwa mobil pribadi mengkonsumsi bahan bakar 1 liter untuk perjalanan sejauh 2 km. d. Pertumbuhan sektor transportasi sebesar 15 % pertahun Slide: 106
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
S
Energi dan Kelistrikan
1. Industri Series2 Series3 2. Rumah Tangga 3. Transportasi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033
Tabel Proyeksi kebutuhan energi non listrik untuk kawasan perkotaan bokondini hingga tahun 2033
Sektor Proyeksi Kebutuhan Energi Non Listrik Untuk Kawasan Perkotaan Bokondini (Liter) 2012 1. Industri - Pengelolaan hasil pangan - Pengelolaan hasil Hutan 2. Rumah Tangga 3. Transportasi Total 10.800 4.800 6.000 475.263 134.300 622.375 2017 12.219 5.431 6.788 581.354 270.125 865.716 2022 13.825 6.144 7.681 707.306 543.318 1.266.472 2027 15.642 6.952 8.690 860.546 1.092.807 1.971.022 2032 17.697 7.865 9.832 1.046.986 2.198.026 2.648.895 2033 18.139 8.062 10.077 1.088.865 2.527.730 2.648.895
Slide: 107
S
Energi dan Kelistrikan
Untuk memenuhi kebutuhan energi di kawasan perkotaan Bokondini, penggunaan sumber energi nabati (bioenergi) merupakan pilihan yang paling tepat, mengingat kondisi lahan yang mendukung serta sebagian besar penduduknya bertumpu pada sektor pertanian. Pengembangan bioenergi ini, disamping dalam rangka diversifikasi energi untuk mengatasi krisis sumber energi, juga untuk menunjang upaya diversifikasi pengelolaan hasil pertanian. Empat jenis bioenergi terbarukan (renewable) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang dapat dikembangkan antara lain : 1. Bioetanol yang dibuat dari bahan-bahan bergula seperti singkong, tetes tebu, nira sorgum, ganyong, ubi jalar, digunakan untuk menyubstitusi bensin 2. Biodiesel yang dibuat dari minyak nabati seperti jarak pagar, kelapa sawit, kapuk, dan sejumlah tanaman lain, digunakan sebagai pengganti solar 3. Biogas yang memanfaatkan sampah dan kotoran hewan, digunakan untuk menyubstitusi minyak tanah dan elpiji yang banyak dikembangkan dalam skala rumah tangga. 4. Biomassa yang menanfaatkan sisa organik dari hasil pertanian atau sampah. Umumnya digunakan secara komunal atau industri dan dapat diubah menjadi panas dan listrik.
Slide: 108
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
S
Energi dan Kelistrikan
Untuk menganalisa kebutuhan listrik, maka harus disusun asumsi sebagai berikut;
Sektor industri a. Sektor industri yang berkembang adalah industri pengelolaan hasil pangan dan pengelolaan hasil hutan dan bersifat Industri Rumah Tangga b. Industi pengelolaan hasil pangan membutuhkan kapasitas 1.000 watt untuk peralatan atau sekitar 8.000 watt-hour perhari atau 1.920.000 watt-hour/tahun dengan assumsi kenaikan 2,5 % / tahun untuk effisiensi peralatan. c. Industri pengelolaan hasil hutan membutuhkan kapasitas 1.000 watt untuk peralatan atau sekitar 8.000 watt-hour perhari atau 1.920.000 watt-hour/tahun dengan assumsi kenaikan 2,5 % / tahun untuk effisiensi peralatan. d. Peningkatan pertumbuhan sektor sekitar 3,5 % pertahun Sektor rumah tangga a. Sektor rumah tangga membutuhkan kapasitas 450 watt untuk kebutuhan sehari-hari atau 151.200 watt-hour/tahun dan hanya tercukupi 55 % b. Asumsi pertumbuhan sektor rumah tangga sekitar 4 % Sektor Fasum-Fasos a. Sektor Fasum - Fasos membutuhkan kapasitas 1.200 watt untuk kebutuhan sehari-hari atau 2.304.000 watt-hour/tahun b. Asumsi pertumbuhan sektor rumah tangga sekitar 4 %
Slide: 109
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
S
Energi dan Kelistrikan
360,707,494 375.038.970
Tabel Proyeksi Kebutuhan Kapasitas Pembangkit (VA) di Kawasan Perkotaan Bokondini Tahun 2013-2033
Kapasitas Pembangkit yg harus dibangun ( VA) 25,541 31,182 37,879 46,019 55,913 58,135
Slide: 110
S
Energi dan Kelistrikan
360,707,494 375.038.970
Tabel Proyeksi Kebutuhan Kapasitas Pembangkit (VA) di Kawasan Perkotaan Bokondini Tahun 2013-2033
Kapasitas Pembangkit yg harus dibangun ( VA) 25,541 31,182 37,879 46,019 55,913 58,135
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan perkotaan Bokondini dapat memanfaatkan potensi sungai yang ada dengan menggunakan Pembangit Listrik Tenaga Air dengan skala Pico, Micro dan Mini. Pembangunan Pembangit Listrik Tenaga Air dapat dilakukan dengan pendekatan komunal dan jika jaringan listrik sudah tersedia dapat dikoneksikan kedalam jaringan listrik yang sudah ada.
S
Telekomunikasi
Berdasarkan hasil survei pengamatan di lapangan, kawasan perkotaan Bokondini belum terlayani oleh sistem jaringan telekomunikasi yang baik. Berdasarkan temuan dilapangan kebutuhan masyakarat kawasan perkotaan Bokondini masih mengandalkan sistem jaringa radio antar penduduk yang dimiliki oleh Bapak Scotty Willy (Direktur Sekolah OB Anggen). Banyak masyakat kota Bokondini yang meminta bantuan melalui system radio ini meminta pertolongan ke Wamena untuk kebutuhan pelayanan mendesak seperti masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat.
Tabel Jaringan Telekomunikasi Di Kawasan Perkotaan Bokondini
No 1 2 Jaringan Telekomunikasi Radio Antar Penduduk (CB) BTS (Telkom, dll) Milik Ob Anggen/Bapak Scotty Tidak ada
Slide: 112
S
Kuadran II Sektor maju tapi tertekan (stagnant sektor) Si < s dan ski > sk Pertanian Kuadran IV Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sektor) si < s dan ski < sk Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
H. Analisis Ekonomi
Analisis Klassen
Analisis Tipologi Klassen digunakan dengan tujuan mengidentifikasi posisi sektor perekonomian Kabupaten Tolikara dengan memperhatikan sektor perekonomian Provinsi Papua sebagai daerah referensi
Keterangan : si : laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB s : laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah ski: nilai kontribusi sektor terhadap PDRB sk : kontribusi sektor terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi
Kuadran I Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sektor) si > s dan ski > sk Bangunan Jasa-Jasa Kuadran III Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sektor) si> s dan ski <sk Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Listrik, Gas, Air Bersih
20 18 16 14 12 10
0 2010
2015
2020
2025
2030
2035
Slide: 113
Slide: 114
Slide: 115
Potensi
Permasalahan Jangkauan ke pusat ibukota mencapai 5 jam perjalanan darat dengan kendaraan 4 wheeldrive; 2. Adanya isu pemisahan diri dari Kabupaten Tolikara; 3. Kondisi jaringan jalan menuju Bokondini yang rusak berat; 4. Jaringan jalan antar distrik yang belum terbentuk secara utuh; 5. Aksesibilitas terhadap sarana pendidikan yang masih jauh dari harapan 6. Aksesibilitas terhadap sarana kesehatan yang masih jauh dari harapan 7. Pola hidup sehat masyarakat yang masih perlu di dorong. 8. Tidak adanya perangkat komunikasi antar distrik yang dapat memberi perkembangan antar distrik dan antar wilayah; 9. Sistem transportasi antar distrik yang tidak terbentuk baik itu dari sisi darat dan udara. Sementara dari kawasan perkotaan Bokondini dengan Kabupaten Jayawijaya telah terbentuk sistem transportasi udara dengan frekuensi penerbangan yang regular. 10. Belum terwujudnya kegiatan sosial dan budaya antar distrik dan atau antar kawasan perkotaan regional yang dilandasi atas kesamaan visi dan misi yang dapat meningkatkan interaksi sosial dan budaya yang lebih harmonis dan humanis.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
Slide: 116
2 3 4
Politik
Ekonomi
Slide: 117
Dalam hal ini kegiatan pemanfaatan ruang seharusnya disesuaikan dengan produk rencana tata ruang yang telah disusun, namun pada kenyataannya masih banyak terjadi permasalahan-permasalahan pemanfaatan ruang. Permasalahan tersebut dapat terjadi akibat tiga faktor, yaitu tidak adanya produk rencana tata ruang, atau adanya rencana tata ruang tetapi tidak memperhatikan aspek perkembangan kota dan terjadinya perkembangan kota yang terlalu cepat, sehingga rencana tata ruang yang telah tersusun menjadi tidak sesuai lagi. Untuk mengetahui lebih detail maka permasalahan pemanfaatan ruang yang terjadi di kawasan perkotaan dilihat berdasarkan 5 (lima) aspek yaitu: 1. Aspek hukum/norma, 2. Tata ruang, 3. Aspek transportasi, 4. Aspek perumahan, dan 5. Aspek industri.
Slide: 118
1) Aspek Hukum
Seperti yang diketahui oleh khalayak umum, bahwa permasalahan dalam pengelolaan lahan di Papua pada umumnya adalah permasalahan kepemilikan lahan/tanah yang dimiliki oleh adat/suku dengan batas-batas alam atau kesepakatan antar kepala suku. Hal ini juga terdapat di dalam isu strategis dalam pengembangan wilayah kabupaten Tolikara pada umumnya yakni;
1. Potensi masalah lahan pembangunan yang terbatas, karena seluruh lahan pada umumnya dimiliki oleh adat/tanah ulayat. Lahan pembangunan untuk kantor-kantor dinas merupakan hibah dari tanah ulayat atas persetujuan suku-suku yang ada. Penyediaan lahan pembangunan untuk kepentingan bersama, perlu dirumuskan bersama dengan ketua adat, agar memperoleh solusi dalam penyediaan lahan untuk pengembangan. 2. Potensi konflik kepemilikan lahan untuk bermukim, karena masyarakat pendatang ataupun dari luar suku adat, tidak dapat memiliki lahan adat. 3. Permasalahanan sistem persil yang tidak beraturan, menyebabkan inefisiensi lahan, karena terdapat beberapa bagian lahan yang tidak ada kepemilikannya.
Slide: 119
Permasalahan penggunaan ruang di kawasan perkotaan adalah sebagai berikut; 1. Adanya kecenderungan pemusatan kegiatan (over-concentration) pada kawasan-kawasan tertentu; 2. Perkembangan penggunaan lahan yang bercampur (mixed-use); dan 3. Terjadinya alih fungsi lahan (land conversion) dari ruang terbuka, lahan konservasi, atau ruang terbuka hijau menjadi kawasan terbangun intensif (permukiman, industri, perkantoran, prasarana). Sedangkan permasalahan besar yang dihadapi oleh kawasan sub urban adalah : 1. Terjadinya pengalihan fungsi kawasan resapan air menjadi kawasan terbangun; 2. Terjadinya pembangunan fisik kawasan secara terpencar (urban sprawl); dan 3. Banyaknya lahan tidur di wilayah sub urban dan wilayah transisi.
Permasalahan Penggunaan Lahan di Kawasan Perkotaan Bokondini No Permasalahan 1 Kepemilikan tanah berdasarkan ulayat/suku/marga 2 Mixed use (bercampur) 3 Urban sprawl 4 Land conversion di dalam Hutan Lindung hak Lokasi atas Seluruh kawasan perkotaan Pusat perkotaan Distrik Bokondini, Distrik Bewani, Distrik Kaboneri, Distrik Bokoneri Distrik Bokoneri, Kampung Kanaero
Slide: 120
Sedangkan permasalahan transportasi yang terjadi di kawasan suburban adalah : 1. Terjadinya kemacetan di daerah kawasan industri; 2. Kemacetan lalu lintas pada daerah perbatasan kawasan urban dan sub urban; serta 3. Berkembangnya angkutan umum plat hitam.
Kawasan Perkotaan
Slide: 121
Aspek perumahan merupakan aspek yang penting dalam kegiatan dan aktivitas perkotaan. Hal ini disebabkan perumahan merupakan pemakai lahan terbesar dari lahan terbangun perkotaan, sekitar 40 % dari lahan, sedangkan penggunaan lainnya adalah untuk ruang terbuka hijau, olah raga dan industri. Dari kondisi di atas, terlihat bahwa aspek perumahan berpotensi menimbulkan permasalahan dalam pemanfaatan lahan perkotaan. Secara garis besar permasalahan permukiman perkotaan antara lain : (1) percampuran fungsi bangunan/kawasan; (2) alih fungsi bangunan; (3) permukiman liar; dan (4) permukiman kumuh. Sedangkan permasalahan permukiman yang terjadi di wilayah sub urban adalah (5) pembangunan perumahan di kawasan rawan bencana. Permasalahan utama dalam hal pembangunan perumahan di Papua, khususnya di kawasan perkotaan Bokondini adalah mahalnya harga pembangunan rumah sehat tipe 36, bahkan sangat tinggi. Pembangunan perumahan rakyat layak huni type 36 untuk wilayah pantai dan kepulauan minimal berkisar Rp. 100-150 juta/ unit, sedangkan di wilayah pegunungan dan daerah yang berawa berkisar Rp. 250-300 juta/ unit untuk setiap keluarga.
Slide: 122
Beberapa permasalahan yang biasanya akan timbul dalam kawasan industri adalah (1) pencemaran lingkungan dan penurunan cadangan air tanah; dan (2) penurunan kualitas fisik dan tingkat pelayanan jalan. Untuk itu disiapkan badan layanan kawasan industri khusus menangani kawasan industri agroforestry bisnis ini kedepan. Beberapa badan layanan pemerintah yang akan berada di Bokondini adalah (1) Badan Penelitian Teknologi Agroforestry; (2) UPT Perhubkomintel; (3) UPT Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, Peternakan; (3) Kantor Pemerintah Distrik; dan (4) UPT Lingkungan Hidup. Aspek Permasalahan Kawasan Perkotaan
Penggunaan Lahan 1. Over concentration 2. Mixed-use 3. Land Conversion 4. Urban Sprawl 5. Lahan tidur Aspek Transportasi 1. Kemacetan 1. 2. On street parking 3. Perkembangan 2. angkutan umum plat hitam 3. Aspek Aspek Industri Pencemaran 1. lingkungan Penurunan cadangan air tanah Penurunan kualitas 2. fisik dan tingkat pelayanan jalan 3. 4. Aspek Perumahan Percampuran fungsi kawasan/bangunan antara kawasan permukiman dengan non permukiman Alih fungsi bangunan, penurunan kualitas estetika bangunan Permukiman kumuh Munculnya permukiman di kawasan rawan bencana
Slide: 123
2.
3.
2.
3.
Slide: 124
3.
3.
4.
5.
Slide: 125
2.
3.
3.
4.
5.
Slide: 126
3.
2.
1. 2. 3. 1.
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4.
3.
2. 3. 4.
Dilakukan desain teknologi yang sesuai dengan kondisi alam Pelatihan SDM Lokal Bantuan dan dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah Dilakukan kajian tentang potensi pertanian dan hasil hutan sebagai suber energi biomassa Implementasi skala komunal dan/atau terpusat Bantuan dan dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah Pelatihan SDM Lokal
Slide: 127
1. Bokondini di Distrik Bokondini Jaringan sistem Mengembangkan sistem telah ditetapkan menjadi PKLp, telekomunikasi baik kabel telekomunikasi nirkabel (wireless) Distrik Kaboneri sebagai PKLp, maupun nirkabel dalam jangka pendek dan sistem Kaniro di Distrik Bokoneri (wireless) bisa dikatakan kabel dalam jangka panjang yang sebagai PPK, dan Bilubaga di masih sangat terbatas bisa menjangkau sebagian besar Distrik Bewani sebagai PPL. warga 2. Jumlah penduduk Kawasan Perkotaan Bokondini yang terdiri dari 4 distrik diproyeksikan mencapai 35.854 jiwa pada tahun 2033.
Slide: 128
3) Transportasi
Permasalahan
Kondisi tanah yang kurang stabil, sehingga harus dapat memilih trase jalan yang terbaik untuk pembangunan jalan. Jalan-jalan yang ada tidak memiliki saluran drainase yang baik Terdapat sungai-sungai yang memotong jalan. Pembangunan jalan di Papua membutuhkan biaya yang sangat besar 1.
Rekomendasi
Menyambungkan ruas simpul dari Wunin ke Bokondini dan Kubu ke Bokondini Membuat desain jalan meninggi dan goronggorong lintasan hewan pada jalan Kolektor (K3) di Distrik Bokoneri / Kanaero Menyiapkan pembangunan jembatan di beberapa titik lokasi yang potensial Peningkatan jalan eksisting dan pembangunan jalan baru di lingkungan industri Pembangunan terminal Tipe C
2.
2. 3. 4.
2.
3.
4.
5.
Slide: 129
4) Air Bersih
Rekomendasi
1. 2. Air baku yang akan menjadi prioritas dimanfaatkan adalah air hujan Pegembangan SPAM dikelompokan menjadi SPAM Perkotaan dan SPAM Pedesaan Untuk masyarakat yang berada jauh di luar kawasan perkotaan baik BWP I BWP IV dan tidak terlayani sistem perpipaan PAH komunal, perlu menyediakan bak penampung (tong plastik 1 m3) secara individual dan atau mendapat bantuan hibah dari pemda.
Permasalahan
Kualitas lingkungan semakin menurun sehingga sumber air baku berkurang, di sisi lain pengaturannya kurang tepat Tidak adanya prsarana air bersih yang memadai mengakibatkan masyarakat kurang mampu mengaksesnya Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air dan menjaga kelestarian lingkungan sebagai sumber air Kurangnya sosialisasi tentang pemanfaatan dan pemeliharaan secara efektif dan efisiensi Luasnya kawasan perkotaan Rendahnya tingkat kepadatan penduduk Rendahnya angka pertumbuhan penduduk
2.
3.
3.
2.
3.
4.
5. 6. 7.
Slide: 130
5) Persampahan
Rekomendasi
1. 80% cakupan pelaanan ditangani oleh dinas terkait, 20% individual Seluruh kawasan BWP, dibutuhkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah : Timbulan sampah : 642 Ton Hibah BIN (pemda) :586 unit Gerobak Sampah 1 m3: 3 unit TPS/ Container 2 m3 : 3 unit Truck Sampah 6 m3 : 1 unit TPST: 6 unit TPA: 1 unit
Permasalahan
Minimnya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang dimiliki pemerintah daerah Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan Rendahnya masyarakat yang memiliki sarana penampung sampah Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan persampahan yang memiliki nilai ekonomi Luasnya kawasan perkotaan
2.
2.
3.
2.
4.
3.
5.
Slide: 131
6) Air Limbah
Rekomendasi 80% cakupan pelaanan ditangani oleh dinas terkait, 20% individual Sistem on-site Seluruh kawasan BWP, dibutuhkan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah : Jamban/ Septic Tank : 86 KK Truck Tinja:1 unit IPLT: 1 unit
masyarakat terhadap
kebersihan 3. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan air limbah yang baik dan benar 4. Luasnya kawasan perkotaan
2. 3.
Slide: 132
2.
3.
Slide: 133
2.
2.
3.
4.
4.
5.
Menyusun kebijakan pemerintah daerah dan menyediakan anggaran yang cukup untuk pengembangan sektor pertanian
Slide: 134
7) ODTW
Permasalahan
Infrastruktur jalan menuju Kota Bokondini yang rusak parah, sehingga menurunkan tingkat aksesibilitas. Infrastruktur dasar (energi, air bersih, sanitasi) di dalam kawasan perkotaan Bokondini yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Belum berkembangnya potensipotensi wisata alam, wisata agro, wisata rohani Belum terbentuknya kelompok pencinta wisata alam (adventure tourism) di Bokondini Belum terbentuknya kegiatan usaha wisata 6. 1.
Rekomendasi
Menetapkan kawasan pariwisata di dalam kawasan perkotaan Bokondini seperti Kawasan Klasis Bogoga, dan revitalisasi situs sejarah. Mengembangkan kawasan-kawasan perkebunan menjadi objek wisata berbasis pertanian dan perkebunan (agro tourism) Menetapkan kawasan klasis Bogoga (OB Anggen) sebagai pusat pendidikan berbasis kristen Menyusun dan menetapkan ODTW di Kawasan Perkotaan Bokondini Mendorong masyarakat Bokondini untuk membentuk kelompok usaha wisata. Mengembangkan sarana dan penyebarluasan informasi ODTW Kawasan Perkotaan Bokondini di Papua, Indonesia dan Luar Negeri
2.
2.
3.
4.
Catatan sejarah asimilasi, interaksi dan transformasi masyarakat Bokondini 3. (Pegunungan Tengah) dalam menerima injil masuk ke Pegunungan Tengah dan Bokondini menjadi PUSAT pelatihan, 4. pendidikan, informasi perkembangan transformasi sosial dan budaya masyarakat Pegunungan Tengah. 5. Topografi alam dan potensi sungai yang dapat dijadikan sebagai objek wisata petualangan alam
3.
4. 5.
Slide: 135
2. 3.
4.
Slide: 136
BWP 2
BWP 1 BWP 3
BWP 4
Slide: 137
8. KONSEP PENGEMBANGAN
A. Dasar Konsep Pengembangan B. Konsep Pengembangan Struktur dan Pola Ruang C. Konsep Pengembangan Kawasan Prioritas
Slide: 138
8. KONSEP PENGEMBANGAN
A. Dasar Konsep Pengembangan
Konsep dasar pengembangan kawasan perkotaan Bokondini didasarkan atas beberapa hal; 1. Arahan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tolikara; 2. Analisis aspek sosial budaya, ekonomi, infrastruktur, permukiman/perkotaan; 3. Potensi, masalah dan rekomendasi aspek pengembangan kota.
sarana,
Mewujudkan Kawasan Perkotaan Bokondini yang Aman, Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan
A.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan KP Bokondini
Pengembangan Kawasan Perkotaan Bokondini sebagai Pusat Perekonomian Jasa & Perdagangan Komoditas Pertanian dan Perkebunan Terpadu berbasis Agroforestry , Pusat Pelayanan Transportasi Udara Militer dan
Komersial, Pusat Pendidikan Tinggi, Penunjang Pelayanan Kesehatan Terpadu dan Penunjang Pelayanan Pemerintahan Satu Atap;
Slide: 139
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B. Dasar Konsep Pengembangan (Struktur dan Pola Ruang)
KAWASAN PERKOTAAN
HIRARKI FUNGSIONAL
FUNGSI UTAMA
POLA RUANG
1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN 2. INDUSTRI 3. PARIWISATA 4. PETERNAKAN (SAPI) 5. PERKEBUNAN 6. PERTANIAN HOLTIKULTURA 7. TANAMAN PANGAN 8. RAWAN BENCANA LONGSOR 9. PERLINDUNGAN SETEMPAT 10. LINDUNG GEOLOGI 1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN 2. PERTANIAN HOLTIKULTURA 3. TANAMAN PANGAN 4. RAWAN BENCANA LONGSOR 5. PERLINDUNGAN SETEMPAT 6. LINDUNG GEOLOGI 7. HUTAN PRODUKSI 1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN 2. PARIWISATA 3. PERTANIAN HOLTIKULTURA 4. TANAMAN PANGAN 5. RAWAN BENCANA LONGSOR 6. PERLINDUNGAN SETEMPAT 7. LINDUNG GEOLOGI 8. HUTAN PRODUKSI 1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN 2. PERKEBUNAN 3. PERTANIAN HOLTIKULTURA 4. TANAMAN PANGAN 5. RAWAN BENCANA LONGSOR 6. PERLINDUNGAN SETEMPAT 7. LINDUNG GEOLOGI 8. HUTAN PRODUKSI
DISTRIK BOKONDINI
PKLp
1. PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PENGEMBANGAN PERTANIAN 3. PUSAT PERKANTORAN 4. PUSAT PERMUKIMAN
PPL
PPK
1. PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PERMUKIMAN 3. PUSAT KOMERSIAL SKALA KAMPUNG
PKLp
1. PUSAT PELAYANAN PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PUSAT PENGEMBANGAN PERTANIAN 3. PUSAT PERKANTORAN 4. PUSAT PERMUKIMAN
Slide: 140
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.1. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
1. Adanya rencana perpanjangan landasan pacu bandar udara Bokondini yang semula sepanjang 800 m menjadi 1.200 m. Rencana ini akan membawa dampak kepada perubahan kepada fungsi jalan menuju bandar udara serta berdampak kepada pola ruang kota dimana rencana perpanjangan landasan pacu tersebut mengharuskan berpindahnya fasilitas pelayanan pendidikan SMP dan SMA Bokondini. 2. Adanya kawasan permukiman berkepadatan rendah pada kawasan lindung Kanairo menjadikan kawasan permukiman ini berstatus sebagai kawasan yang dikendalikan/dipenuhi sarana prasarana namun tidak didorong untuk berkembang yang berimplikasi kepada beralih fungsinya kawasan lindung. 3. Implikasi pengembangan lainnya terhadap struktur kawasan perkotaan adalah peningkatan fungsi jalan yakni Kolektor Primer (K3) yang menghubungkan antara distrik Wunin melalui distrik Bewani hingga distrik Bokondini (Kp. Galala). Pengembangan jaringan jalan ini menggunakan kawasan lindung sepanjang 4,3 km. dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan keberlangsungan kehidupan liar hutan lainnya. Membuat design jalan meninggi yaitu sebagai underpass crossing untuk satwa liar lainnya. 4. Rencana penetapan kawasan klasis dan pusat perkotaan (Pusat Pelayanan Primer) Bokondini menjadi kawasan yang harus dikendalikan lingkungannya karena memiliki ruang terbuka hijau, situs sejarah agama, topografi yang indah, vegetasi pepohonan yang tua, permukiman MAF (Mission Aviation fellowship), gereja klasis Bogoga dan kawasan perkantoran distrik yang menyatu (kompak) rapi, asri dan indah. Kawasan yang kompak ini diarahkan menjadi kawasan potensi wisata. Maka struktur ruang kawasan yakni jaringan jalan yang dikembangkan adalah Kolektor Primer (K3) tidak melintasi di kawasan ini. 5. Arahan dan rencana kawasan industri berbasis agroforestry (pertanian dan perkebunan) didalam kawasan perkotaan distrik Bokondini seluas 32 ha. Kawasan industri ini berada di sisi tenggara. Dengan adanya kawasan industri, agar tidak terjadi degradasi lingkungan didalam pusat perkotaan maka dibuatkan jaringan jalan baru (outer road) dengan fungsi kolektor sekunder (K4) yang menghubungkan kawasan industri menuju sisi barat daya terkoneksi ke terminal tipe C dan terhubung ke jaringan jalan kolektor primer (K3) di simpang Kp. Galala. Slide: 141
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.1. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Bandara Udara
Slide: 142
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.1. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Bandara Udara
Slide: 143
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.1. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Bandara Udara
Apron
Slide: 144
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.1. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Bandara Udara
Apron
Slide: 145
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.1. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Bandara Udara
ATR 42
Slide: 146
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.2. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Kelengkapan Fungsi Fasilitas Distrik Kawasan Perkotaan
No 1 2 Distrik Bokondini Bokoneri Bewani Kaboneri Jml Pddk 3,719 3,831 3,864 1,280 Kelengkapan Fungsi (Fasilitas) 1 3 3 3 1 2 2 0 0 0 3 1 0 0 0 4 1 0 0 1 5 0 0 1 3 6 1 0 0 0 7 1 0 0 0 8 1 0 0 0 9 1 0 0 0 10 1 0 6 6 11 1 1 1 1 12 1 0 0 0 Jumlah 14 4 11 12
3 4
NO
DISTRIK BWP
HIRARKI
PUSAT PELAYANAN PRIMER PUSAT PELAYANAN SEKUNDER PUSAT PELAYANAN TERSIER PUSAT PELAYANAN TERSIER
1 2 3 4
I II III IV
Keterangan : 1=SD, 2=SLTP, 3=SMU, LUAS ( Km2) 4=Puskesmas, 21,92 5=Pustu, 42,18 6=Puskesmas Keliling, 15,60 20,95 100,65
7= Pasar Lingkungan, 8= Pertokoan, 9= Hostel, 10= Gereja Kampung, 11= Gereja Distrik, 12= Lainnya
Slide: 147
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.3. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Konsep Pengembangan Rencana Struktur Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini
Slide: 148
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini
/ Botanical Garden
Slide: 149
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
BWP 1 BOKONDINI Zona Lindung Hutan Lindung Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Suaka Alam Dan Cagar Budaya Rawan Bencana Alam Kebun Raya/Botanical Garden/Taman Wisata Alam Zona Budidaya Perumahan kepadatan sedang Perumahan kepadatan rendah Luas Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP 1) BWP 1 BOKONDINI Zona Budidaya Transportasi Kesehatan Olah Raga Sosial Budaya Peribadatan PL-Pertanian PL-Pariwisata PK-Hankam TPA IPAL Luas
Slide: 150
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP 1)
Slide: 151
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
BWP 2 BEWANI Zona Lindung Hutan Lindung Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Suaka Alam Dan Cagar Budaya Rawan Bencana Alam Kebun Raya/Botanical Garden/Taman Wisata Alam Zona Budidaya Perumahan kepadatan sedang Perumahan kepadatan rendah Luas Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP-2_ BWP 2 BEWANI Zona Budidaya Transportasi Kesehatan Olah Raga Sosial Budaya Peribadatan PL-Pertanian PL-Pariwisata PK-Hankam TPA IPAL Luas
Slide: 152
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP 2)
Slide: 153
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
BWP 3 KABONERI Zona Lindung Hutan Lindung Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Suaka Alam Dan Cagar Budaya Rawan Bencana Alam Kebun Raya/Botanical Garden/Taman Wisata Alam Zona Budidaya Perumahan kepadatan sedang Perumahan kepadatan rendah Luas Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP-3) BWP 3 KABONERI Zona Budidaya Transportasi Kesehatan Olah Raga Sosial Budaya Peribadatan PL-Pertanian PL-Pariwisata PK-Hankam TPA IPAL Luas
Slide: 154
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP 3)
Slide: 155
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
BWP 4 KAMBONERI Zona Lindung Hutan Lindung Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya Perlindungan Setempat Ruang Terbuka Hijau Suaka Alam Dan Cagar Budaya Rawan Bencana Alam Kebun Raya/Botanical Garden/Taman Wisata Alam Zona Budidaya Perumahan kepadatan sedang Perumahan kepadatan rendah Luas Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP-4) BWP 4 KAMBONERI Zona Budidaya Transportasi Kesehatan Olah Raga Sosial Budaya Peribadatan PL-Pertanian PL-Pariwisata PK-Hankam TPA IPAL Luas
Slide: 156
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Pola Ruang
Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP 4)
Slide: 157
8. KONSEP PENGEMBANGAN
C. Konsep Pengembangan Kawasan Prioritas
SUB BWP FUNGSI UTAMA SUB BWP (2) TINGKAT KESESUAIAN DENGAN TUJUAN BWP (3) NILAI PENTING SUB BWP (4)
(8)
1.
Pusat Pelayanan Pemerintahan Distrik 2. Pusat Pengembangan Pertanian 3. Pusat Perkantoran 4. Pusat Permukiman 1. Pusat Permukiman 2. Pusat Komersial Skala Kampung
Sangat Tinggi Merupakan Kawasan Utama Dengan Fungsi Perkantoran, Perdagangan Jasa, Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Dan Olah Raga
Sangat Penting, Kondisi sesuai Dan Sangat Potensial Dalam Pengembangan Perkotaan
Cukup Menunjang, Memiliki Karakter Dasar Cukup (SDM Cukup, Ekonomi Rendah Dan Kondisi Lingkungan Cukup Menunjang)
Kebutuhan DD: 4202 ha. Kebutuhan DT: 2.101 jiwa Skor : 1 Kebutuhan DD: 4366 ha. Kebutuhan DT: 2183 jiwa
19
Skor : 5
SEBAGIAN WILAYAH DISTRIK BEWANI
Skor : 5
Kurang Penting, Kondisi Kurang Didukung Oleh Sarana Pelayanan Umum Pengembangan Perkotaan
Skor : 3
Kurang Menunjang, Memiliki Karakter Dasar Yang Rendah (SDM Rendah/Kurang, Ekonomi Rendah Dan Kondisi Lingkungan Cukup Menunjang)
Rendah Tidak Memiliki Hubungan Langsung Dengan Pengembangan Perdagangan Dan Pendidikan
Skor : 5 Cukup Sesuai, Terdapat Beberapa Fungsi Yang Mendukung Pengembangan Perkotaan Skor :3 Cukup Sesuai, Terdapat Beberapa Fungsi Yang Mendukung Pengembangan Perkotaan
10
Skor : 2
SEBAGIAN WILAYAH DISTRIK BOKONERI
Skor : 2
Kurang Penting, Kondisi Kurang Didukung Oleh Sarana Pelayanan Umum Pengembangan Perkotaan
Skor :2
Kurang Menunjang, Memiliki Karakter Dasar Yang Rendah (SDM Rendah/Kurang, Ekonomi Rendah Dan Kondisi Lingkungan Cukup Menunjang)
1.
Pusat Pelayanan Pemerintahan Distrik 2. Pusat Permukiman 3. Pusat Komersial Skala Kampung
Sedang Menunjang Pengembangan Kota Dengan Pengembangan Perumahan Dan Prasarana Umum
11
Skor : 3
SEBAGIAN WILAYAH DISTRIK KAMBONERI
Skor : 2
Penting, Pengembangan Kota Didukung Oleh Sarana Pelayanan Umum Dan Sesuai Dengan Pengembangan Perkotaan
Skor :2
Kurang Menunjang, Memiliki Karakter Dasar Yang Rendah (SDM Rendah/Kurang, Ekonomi Rendah Dan Kondisi Lingkungan Cukup Menunjang)
1.
Pusat Pelayanan Pemerintahan Distrik 2. Pusat Pengembangan pertanian 3. Pusat Perkantoran 4. Pusat Permukiman
Tinggi Menunjang Pengembangan Kota Dengan Perkantoran, Perdagangan Jasa Dan Prasarana Pelayanan Umum, Potensial Berkembang Menjadi Perdagangan Jasa Skala Wilayah
16
SKOR : 4
SKOR : 4
SKOR :2
SKOR : 2
SKOR : 4
Ket : Kolom 6 Asumsi : 1 kk yang beranggotakan 5 jiwa membutuhkan 2 Ha untuk penghidupan. Perhitungan menggunakan proyeksi penduduk tahun 2033
Slide: 158
8. KONSEP PENGEMBANGAN
C.1. Konsep Pengembangan Kawasan Prioritas (Struktur & Pola)
Dalam rangka mewujudkan tujuan penataan ruang Kawasan Perkotaan Bokondini, maka kawasan prioritas diarahkan sebagai Kota Agroforestry
Slide: 159
8. KONSEP PENGEMBANGAN
C.2. Konsep Pengembangan Kawasan Prioritas (Struktur & Pola)
ZONA Wisata KEGIATAN Kawasan Klasis (Warisan Sosial & Budaya Pegunungan Tengah) :
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perkantoran 1. 2. 3. 4. 5. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2.
Keagamaan (Gereja) Pendidikan (Internasional) Gymnasium Penginapan/ Inn Wisata Rohani Tugu Sejarah Injil/ Pegunungan Tengah
Kantor Distrik Kantor Pemerintahan Pusat Kesehatan Rumah Dinas UPT : UPT Air Bersih UPT Lingkungan Hidup UPT Kelistrikan UPT Pos, Telekomunikasi, Perhubungan Dan Telematika UPT Kepariwisataan UPT Penanggulangan Bencana Daerah UPT Penelitian Teknologi Agroforestri & BBIA UPT Perkebunan UPT Pertanian UPT Perikanan UPT Kehutanan UPT Kesehatan UPT Pendidikan Perumahan Padat, Perumahan sedang dan Perumahan rendah Peribadatan Mesjid dan Gereja Pendidikan (+SMK Pertanian) Kesehatan Demplot Agro Demo Center Hotel Pasar (Tradisional dan Kerajinan) Ruko/Toko Cafe & Resto Perbankan Kantor Swasta Kawasan Perindustrian Terminal Agribisnis/ Peti Buah dan Sayur IPLT Kodim/ TNI Polsek Pos TNI Taman / Landmark/ Tugu Lapangan Olahraga Kawasan Pergudangan Agroforestry Saprotan
Perumahan
Pelayanan Umum
Industri
Slide: 160
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.4. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
No
Tabel Rencana Jalan Antar Di Distrik dalam KP Bokondini Dan Jalan Didalam Kawasan Prioritas
No Ruas Nama Ruas Panjang (m)
Fungsi Jalan
LO4 LO5 LO6 LO7 LO8 LO9 LO10 LO11 LO12 LO14 LO13 LO17 LO30
KP01 KARUBAGA WUNIN GALALA (L0KONDINI) 2 KOLEKTOR SEKUNDER (K4) KS01 L0KONDINI KAL0NERI KELILA / WAMENA 3 KOLEKTOR SEKUNDER (K4) KS02 KANDANG - WANGGULAM 4 LOKAL SEKUNDER LS01 L0KONDINI BEWANI WANGGULAM 5 LOKAL SEKUNDER LS02 L0KONDINI MAIRINI 6 LOKAL LO1 BAGOGA1 7 LOKAL LO2 BAGOGA2 8 LOKAL LO3 BAGOGA3 9 LOKAL LO4 BAGOGA4 10 LOKAL L05 BAGOGA5 11 LOKAL L06 BAGOGA6 12 LOKAL L07 BAGOGA7 13 LOKAL L08 BAGOGA8 14 LOKAL L09 BAGOGA9 15 LOKAL L010 BAGOGA10 16 LOKAL L011 BAGOGA11 17 LOKAL L012 BAGOGA12 18 LOKAL L013 BAGOGA13 19 LOKAL L014 BAGOGA14 20 LOKAL L015 BAGOGA15 21 LOKAL L016 BAGOGA16 22 LOKAL L017 BAGOGA17 23 LOKAL L018 BAGOGA18 24 LOKAL L019 BAGOGA19 25 LOKAL L020 BAGOGA20 26 LOKAL L021 BAGOGA21 27 LOKAL L022 BAGOGA22 28 LOKAL L023 BAGOGA23 29 LOKAL L024 BAGOGA24 30 LOKAL L025 BAGOGA25 31 LOKAL L026 BAGOGA26 32 LOKAL L027 BAGOGA27 33 LOKAL L028 BAGOGA28 34 LOKAL L029 BAGOGA29 35 LOKAL L030 BAGOGA30
10.281,30
7.214,57
3.807,24 9719,36 1425,14 94,00 94,00 51,20 970,28 129,87 184,84 129,69 70,42 156,26 105,67 89,87 353,93 95,03 382,94 149,76 146,30 517,60 344,48 208,30 37,17 61,00 183,63 135,43 143,00 743,92 243,22 188,76 269,74 182,58 165,28
Slide: 161
9. PENUTUP
A. Rencana Penyelesaian Pekerjaan B. Hasil pertemuan informal dengan masyarakat Bokondini
A. B. C. D. OB Anggen (Bp. Benjamin Scotty, Bp. Ones Wenda, Bp. Otniel) Papua Partners (Bp. Javies Sosa, Ibu Naomi Sosa) Bp. Pdt. Pontias Pagawa, Bp. Jacob Bp. Marten (Mantan Mantri Di Masa Penjajahan Belanda di Papua, Kepala Suku)
Slide: 162
9. PENUTUP
A. Rencana Penyelesaian Pekerjaan
NO 1 TAHAPAN KEGIATAN PERSIAPAN TUJUAN Menyiapkan Langkah Kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dan persiapan administrasi Pembentukan kesamaan pandangan dan kesepakatan KEGIATAN Perumusan pendekatan dan metodologi serta penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan Sosialisasi SASARAN Tercapainya langkah-langkah kerja yang efektif dan efisien METODE Persiapan teknis dan administrasi BULAN 1 2 3 4 5 6 7
SOSIALISASI AWAL
Tercapainya pemahaman tentang proses penyusunan RDTR oleh pemerintah setempat Teridentifikasinya isu-isu pengembangan kawasan yang terkait dengan substansi RDTR Kawasan Perkotaan Tercapainya proses pengumpulan data oleh tim pelaksana pekerjaan Penjelasan hasil-hasil analisis dan perolehan masukan dari dinas terkait tercapainya proses perumusan dan kesepakatan konsep rencana oleh tim supervisi Tercapainya proses perumusan rencana Tercapainya kegiatan konsultasi publik oleh Pemerintah Daerah Tercapainya kegiatan lokakarya oleh Pemerintah Daerah
PENJARINGAN ISU-ISU PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN SURVEY/ PENGUMPULAN DATA ANALISIS/IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN KONSEP RENCANA
Teridentifikasinya isu-isu pengembangan wilayah yang perlu dititikberatkan untuk difokuskan dalam survei dan analisis Teridentifikasinya kondisi awal kawasan dan kecenderungan Teridentifikasinya potensi dan permasalahan pengembangan kawasan Perumusan konsep rencana
Diskusi awal
Diskusi teknis
Survey primer dan sekunder Analisis kuantitatif dan kualitatif Diskusi Teknis dan FGD Diskusi teknis dan Sarasehan FGD
PERUMUSAN RDTR
Terumuskannya RDTR Kawasan Perkotaan Bokondini sesuai dengan permasalahan yang ada Terakomodasinya aspirasi masyarakat Bokondini dalam Rencana Tata Ruang Terakomodasinya aspirasi masyarakat dalam Rencana Tata Ruang
KONSULTASI PUBLIK
LOKAKARYA RDTR
Seminar / FGD
Keterangan: Tahap 1 s/d 6 Sudah dilaksanakan Tahap 7 dan 9 rencana penyelesaian pekerjaan berikutnya
Slide: 163
9. PENUTUP
B. Hasil pertemuan informal dengan masyarakat Bokondini
Berdasarkan hasil diskusi bersama beberapa pemangku kepentingan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini di Bokondini, beberapa kesimpulan yang menjadi masukan dalam pekerjaan RDTR adalah sebagai berikut; 1.Keterlibatan dan kepemilikan masyarakat Bokondini dalam programprogram yang dilakukan oleh Lembaga Internasional (NGO) dan Pemerintah Kabupaten Tolikara. 2.Pemenuhan kebutuhan Pelayanan Dasar Kepemerintahan di Bokondini (Government Services). Seperti pembuatan KTP, Perbaikan Jalan dan Jembatan, Kelistrikan/Energi, dan Komunikasi. 3.Pemenuhan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) seperti air bersih, persampahan, drainase dan sanitasi.
Slide: 164
9. PENUTUP
C. Dokumentasi Pertemuan
PERTEMUAN DENGAN PENGURUS KLASIS BOGOGA, PDT YAKOB, ADIT (GURU OB ANGGEN)
BERSAMA PENGURUS OB ANGGEN DAN TIM RDTR BOKONDINI, PARIWISATA DAN GEOLOGI
Slide: 165
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
A. STUDI KOMPARATIF DI LUAR NEGERI
GOLDEN COLORADO
LAMPIRAN
STUDI KOMPARATIF DI LUAR NEGERI
GOLDEN COLORADO
LAMPIRAN
STUDI KOMPARATIF DI LUAR NEGERI
BOULDER COLORADO
LAMPIRAN
STUDI KOMPARATIF DI LUAR NEGERI
WILAYAH GUNUNG - PILATUS
LAMPIRAN
STUDI KOMPARATIF DI LUAR NEGERI
WILAYAH GUNUNG - PILATUS