STAPHYLOCOCCUS sp.
Morfologi: - Coccus - Grape like cluster (bentuk kokus seperti anggur) - Gram + - Tidak berflagel - Tidak membentuk spora
STAPHYLOCOCCUS sp.
Sifat: - Koagulase + pada Staphylococcus sp. patogen - Katalase + - Membentuk pigmen warna (putih, kuning emas, hijau, abu-abu) - Aerobik dan Mikroaerofilik
STAPHYLOCOCCUS sp.
Resistensi : - mati pada 65 C selam 30 - pada kertas, kain, benang yang kering dapat bertahan : 6 14 mgg - pada medium agar miring dalam suhu rendah dapat bertahan berbulan-bulan
STAPHYLOCOCCUS sp.
Enzim yang dapat diproduksi: 1. Katalase Membedakan Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp. 2. Koagulase Menggumpalkankan plasma 3. Clumping factor fibrin binding factor 4. Hyaluronidase (spreading factor) Memecah asam hyaluronat 5. Staphylokinase Melisiskan fibrin
STAPHYLOCOCCUS sp.
Mekanisme Pertahanan: - Alpha toksin: bersifat hemolisin - Beta toksin : sphygnomilein - Delta toksin : menganggu bilogikal membran - Protein A : menyebabkan IgG mengikat bakteri pada sisi yang salah - Leukosidin : merusak dinding sel darah putih - Toksin eksfoliatif : menyebabkan pioderma dan juga Staphylococcal skin scalded syndrome - TSST : penyebab terjadinya toksis syok sindrome - Enterotoksin - Hemolisin
STAPHYLOCOCCUS sp.
Tes konfirmasi: - Tes Koagulasi - Tes katalase - Tes Manitol
STAPHYLOCOCCUS sp.
Infeksi: - Umum Infeksi pyogenik - Kulit : pioderma kulit, SSSS - Saluran nafas: Pneumonia - GIT: food poisoning - INOS - Septicemia - Endocarditis
MRSA
Pasien dengan kondisi sistem imun yang lemah. Pasien yang terlalu lama diraweat di rumah sakit, pasien dengan hemodialisa, pasien yang menerima pengobatan kanker, dan pasien yang baru saja menjalankan operasi. Populasi berisiko: high school wrestlers, child care workers and people who live in crowded conditions.
MRSA
MRSA strains sudah resisten terhadap beberapa antibiotik seperti: penicillin, oxacillin, and amoxicillin(Amoxil, Dispermox, Trimox). HA-MRSA resisten terhadap: tetracycline(Sumycin), erythromycin (E-Mycin, Eryc, Ery-Tab, PCE, Pediazole, Ilosone), dan clindamycin (Cleocin).
MRSA
Symptom: ( - ) bakteri mengalami kolonisasi fase penularan ( + ) Chest pain Cough or shortness of breath Fatigue Fever and chills General ill feeling Headache Rash Wounds that do not heal
MRSA
Pemeriksaan Lab: Kultur dari luka, darah, urin, atau sputum Pengobatan: HA-MRSA: vancomycin, diberikan secara IV CA-MRSA: oral atau topical antibiotics Pencegahan: Melakukan tindakan higien, Hindari kontak kulit dengan orang yang terinfeksi, atau benda yang mereka sentuh, Menggunakan sarung tangan disposable, gowns, dan masker saat memeriksa pasien MRSA.
VRSA
Symptom hampir sama dengan MRSA. Harus konfirmasi dengan pemeriksaan lab. Treatment Isolasi pasien VRSA Eradikasi VRSA harus ada kerjasama dari dokter, perawat, pengontrol infeksi di RS, institusi kesehatan setempat. teicoplanin, streptogramin pristinamycin + doksisiklin
VRSA
Preventif Melakukan tindakan higien, Hindari kontak kulit dengan orang yang terinfeksi, atau benda yang mereka sentuh, Menggunakan sarung tangan disposable, gowns, dan masker saat memeriksa pasien MRSA.
Daftar Pustaka
Jawetz, Melnick & Adelbergs Medical Microbiology: 24th Edition MRSA. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007261.htm MRSA Infection. http://www.medicinenet.com/mrsa_infection/page2.htm MRSA Infection. http://www.mayoclinic.org/mrsa/ Methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA) infections. http://www.cdc.gov/mrsa/ Haque N, Bari MS, Haque N, Khan RA, Haque S, Kabir MR, Yasmin T (2011). Methicillin resistant Staphylococcus epidermidis. Mymensingh Med J. 20(2):326-31. Vancomycin-Resistant Staphylococcus aureus (VRSA). http://www.vdh.state.va.us/epidemiology/factsheets/VRSA.htm Resistant 'Superbugs' Create Need for Novel Antibiotics. http://www.medscape.com/viewarticle/554935_3
TERIMAKASIH