Anda di halaman 1dari 15

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

Kelompok 3
Disusun oleh :

Ari rahmat aziz


Delta hetti yan darma Habibah Rola mesrani Setia rini

P e n d a h u l u a n

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Bencana alam yang terbesar yakni, tsunami di Aceh yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dan mengakibatkan sekitar 165.708 korban jiwa meninggal. Berdasarkan survei dari Universitas Indonesia (UI) yang dibiayai WHO terhadap anak-anak di Aceh pasca tsunami menunjukkan bahwa sebanyak 20%-25% di antaranya mengalami ganguan stress pasca trauma dan membutuhkan pertolongan dari tenaga ahli .

A. Pengertian

Before caption goes here

Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD didefinisikan sebagai suatu kejadian atau beberapa kejadian traumatis yang dialami atau disaksikan secara langsung oleh seseorang berupa kematian atau ancaman kematian, atau cidera serius, atau ancaman terhadap integritas fisik atas diri seseorang. Kejadian tersebut harus menciptakan ketakutan yang ekstrem, horror, atau rasa tidak berdaya ( Davidson et.al, 2006).

B. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi Faktor predisposisi teori psikologis teori biologis Faktor Presipitasi : Usia, jenis kelamin, kondisi sosial ekonomi, dsb,

Faktor predisposisi
Teori Psikologis
Classical dan operant conditioning dapat diimplikasikan pada perkembangan terjadinya PTSD.

Classical conditioning terjadi pada saat seseorang yang mengalami peristiwa trauma kembali ke tempat terjadinya trauma maka akan timbul reaksi psikologi yang tidak disadari dan merupakan respon refleks yang spesifik.
Operant conditioning terjadi sebagai hasil dari pengalaman kejadian trauma yang dialaminya sehingga didapatkan tingkah laku yang tidak disukai dan tidak akan diulangi

Teori biologis
Trauma dapat mengaktivasi sistem noradrenergik, meningkatkan level norefineprin sehingga membuat orang yang bersangkutan lebih mudah terkejut dan lebih cepat mengepresikan emosi dibandingkan kondisi normal. Konsisten dengan pandangan ini adalah penemuan bahwa level norepineprin lebih tinggi pada pasien

penderita PTSD dibanding kelompok kontrol.

Faktor Presipitasi
Jenis Kelamin Kondisi sosial ekonomi Usia

C. Tanda

dan Gejala

1. Mengalami kembali kejadian traumatik.


2. Penghindaran stimulus yang

diasosiasikan dengan kejadian terkait


atau mati rasa dalam responsivitas. 3. Simtom-simtom peningkatan ketegangan.

D. Individu yang berisiko mengalami PTSD


Jika seseorang menderita stres atau kehilangan yang berat (misal, akibat perkosaan, kecelakaan yang parah, kekerasan pada anak atau pasangan, bencana alam, perang dipenjara, dsb), maka individu tersebut dapat menderita sindrom klinis yang dikenal dengan Gangguan Stres Pasca Trauma ( PTSD, Post Traumatic Stress Disorder).

E. Penatalaksanaan
Medis
Obat-obatan berguna pada banyak kasus : benzodiazepin jangka pendek untuk ansietas, tetapi yang terutama adalah pemberian anti depresan trisiklik (imipramin 150-300 mg/hari), MAOI (fenelzin 45-75 mg/hari) atau SSRI dengan dosis agak tinggi.

Cont..
Karbamazepin berguna untuk mengendalikan flashback (bayangan kejadian traumatis), mimpi buruk dan timbulnya kembali pikiran-pikiran yang mengganggu (400-600 mg/hari, 5-10 mg/mL), sedangkan propanolol (80-160 mg/hari) dapat menurunkan bangkitan simpatik yang timbul berlebihan /hyperarousal (Tomb, 2003).

Psikoterapi
anxiety management,
Relaxation training Reathing retraining Positive thinking dan self-talk Assertiveness training Thought stopping

cognitive therapy, dan exposure therapy.

Kesimpulan
Post traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan gangguan yang diakibatkan satu atau lebih kejadian traumatik yang dialami atau disaksikan oleh seseorang baik ancaman kematian, kematian, cidera fisik yang mengakibatkan ketakutan ekstrem, horror, rasa tidak berdaya hingga berdampak mengganggu kualitas hidup individu dan apabila tidak ditangani dengan benar dapat berlangsung kronis dan berkembang menjadi gangguan stress pasca trauma yang kompleks dan gangguan kepribadian.

Identifikasi pada anak yang mengalami trauma dan berisiko menjadi gangguan stress pasca trauma merupakan komponen yang penting dalam mengatasi gangguan ini. PTSD terjadi akibat adanya kejadian traumatik dan perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang berperan antara lain: Faktor predisposisi serta faktor presipitasi yang dapat meningkatkan risiko terjadi gangguan ini. Tanda dan gejala penderita PTSD secara umum dapat dibagi menjadi tiga yakni: mengalami kembali kejadian trauma, menghindari stimulus, dan gejala hyperarousal. Ada dua macam terapi pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita PTSD yaitu, dengan menggunakan farmakoterapi dan psikoterapi. Hasil pengobatan akan lebih efektif jika kedua terapi ini dikombinasikan sehingga tercapai penanganan yang holistik dan komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai