LAPSUS Prebikusis
LAPSUS Prebikusis
Pendahuluan
Gangguan pendengaran pada usia tua, dimana terjadi penurunan pendengaran sensorineural frekeunsi tinggi yang berlangsung progresif dan umumnya terjadi simetris serta mulai pada usia 65 tahun. Di Amerika, presbikusis merupakan penyakit kronis terbanyak ketiga yang diderita oleh orang tua (>65 tahun) setelah hipertensi dan artritis.
ETIOLOGI
Merupakan akibat dari proses degenerasi berhubungan dengan faktor-faktor herediter, pola makanan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup, atau bersifat multifaktor Beberapa faktor yang mendasari antara lain
Proses penuaan pada level seluler (sel rambut dan neuron) dan pada level organ (membran basiler, organ cori, stria vaskularis). Predisposisi genetik Terpaparnya secara kumulatif dari faktor eksogen yang dapat meruksan telinga
PATOLOGI
Proses degenerasi menyebabkan perubahan:
struktur koklea ada koklea perubahan yang mencolok adalah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjangpada organ korti. Proses degenerasi juga terjadi pada vaskular juga terjadi pada stria vaskularis. N.VIII Selain itu juga terdapat perubahan berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama juga terjadi pada akson myelin saraf
KLASIFIKASI
Berdasarkan pada perubahan patologik yang terjadi ada dasarnya dibagi menjadi 4 golongan: Sensorik Neural Metabolik (strial presbycusis) Mekanik(cochlear presbycusis)
Gejala klinis
Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara perlahanlahan dan progresif, simetris pada kedua telinga telinga berdenging (tinitus nada tinggi) cocktail party deafness recruitment
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan audiometri
penatalaksanaan
edukasi (konseling) alat bantu dengar (hearing aid) farmakologis implan koklear
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien Nama : Tn. Ade Umur : 65 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Gerung Pekerjaan :-
Keluhan Utama
Penurunan pendengaran pada kedua telinga.
Riwayat Keluarga
Pasien tidak mengetahui pasti riwayat kesehatan keluarganya
Riwayat Alergi
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi
Riwayat Pengobatan
Pasien sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Kesadaran : Baik : Compos Mentis
Tanda Vital
Tensi Nadi Respirasi Suhu : 130/80 mm Hg : 84 x/m : 18 x/m : 36,50 C
No . 1.
Telinga kanan
Telinga kiri
2.
Daun telinga
normal, hematoma (-), nyeri tarik normal, hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-) 3. Liang telinga Serumen (-), hiperemis (-), aurikula (-) Serumen (-), hiperemis (-),
4.
Membran timpani
(-), edema (-), perforasi (-),cone of (-), edema (-), perforasi (-),cone of light (-), MT kesan suram light (-), MT kesan suram.
Pemeriksaan Hidung
Hidung kanan
Hidung kiri
Hidung luar
Rinoskopi anterior Vestibulum nasi Cavum nasi Normal, ulkus (-) Bentuk (normal), mukosa Normal, ulkus (-) Bentuk (normal), mukosa
Septum nasi
Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N) Mukosa mulut basah berwarna merah muda Normal Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)
Uvula
Bentuk
normal,
hiperemi
(-),
edema
(-),
pseudomembran (-) Palatum mole Faring Ulkus (-), hiperemi (-) Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (), sekret (-) Tonsila palatine Kanan T1 Fossa Tonsillaris dan Arkus Faringeus hiperemi (-) Kiri T1 hiperemi (-)
Test Penala
Tes Rine (+) dikedua telinga Test Weber: tidak ada lateralisasi Test Schwabach : memendek pada keduatelinga
Diagnosis:
Presbikusis
Diagnosis Banding:
Meniere syndrome Trauma akustik
Rencana Tindakan
Konseling mengenai kondisi pasien sehingga pasien dan keluarga bisa menerima, dan menyarankan untuk menggunakan alat bantu dengar (ABD) Pembrian multivitamin ; Neurodex 2 dd 1