PRESBIKUSIS
Pendahuluan
proses degenerasi geriatri Perubahan patologik pada organ auditorik gangguan pendengaran hampir 40 % penderita usia 65 tahun ke atas Jenis ketulian yang terjadi pada umumnya adalah tuli sensorineural
Fisiologi Pendengaran
Definisi presbikusis
tuli sensorineural pada usia lanjut (65 th) akibat proses degenerasi organ pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur dan simetris di kedua sisi telinga.
Faktor resiko
1.Usia dan jenis kelamin 2.Hipertensi 3.DM 4.Hiperkolestrol 5.Merokok 6.Riwayat bising
presbikusis
Klasifikasi
sensorik atrofi dari epitel disertai hilangnya selsel rambut dan sel penyokong Organ Corti Neural atrofi dari sel-sel saraf di koklea dan jalur saraf pusat.
Metabolik
atrofi stria vaskularis
Patofisiologi
Proses degenerasi telinga dalam pada lansia Perubahan struktur koklea dan nervus akustik
Atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ corti, perubahan vaskular pada stria vakularis, jumlah dan ukuran sel ganglion saraf menurun
Pendengaran berkurang secara perlahan, progresif, dan simetris pada kedua telinga Telinga berdenging, pasien dapat mendengar tapi sulit memahami
Penegakan diagnosa
Anamnesis - kesulitan untuk mengerti percakapan - Kehilangan sensitivitas dimulai dari frekuensi tinggi - cocktail party deafness - Tinitus Pemeriksaan fisik - membran timpani normal atau bisa juga suram, dengan mobilitas yang berkurang. - Pada tes penala didapatkan tuli sensorineural
Audiometri tutur (speech audiolometri) Menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech discriminatin)
90-100 % normal 75-90% tuli ringan 60-75% tuli sedang 50-60% kesukaran mengikuti pembicaraan sehari-hari <50% tuli berat
Penatalaksanaan
Rehabilitasi untuk memperbaiki efektifitas pasien dalam berkomunikasi, 1. Alat bantu dengar (hearing aid) 2. latihan membaca (speech reading) 3. latihan mendengar (auditory training)
Prognosis Presbikusis merupakan tuli sensoris yang mana mengganggu kerja dari saraf sifatnya tetap atau irreversible
prognosisnya kurang baik perjalanan penyakit dapat diperlambat dengan menghindari penyebab atau faktor resiko yang memperburuk penyakit yang diderita.
Definisi
Tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Bising = suara atau bunyi yang mengganggu atau Friday, February 07, 2014 18 tidak dikehendaki
Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan : 1. Intensitas kebisingan 2. Frekwensi kebisingan 3. Lamanya waktu pemaparan bising 4. Kerentanan individu 5. Jenis kelamin 6. Usia 7. Kelainan di telinga tengah
19
20
21
KEKERAP AN
Sataloff ( 1987 ) mendapati sebanyak 35 juta orang Amerika menderita ketulian dan 8 juta orang diantaranya merupakan tuli akibat kerja
22
Pemba gian
Secara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas 2 kategori yaitu :
1. Noise Induced Temporary Threshold Shift ( NITTS ) 2. Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )
23 Friday, February 07, 2014
NITTS
Tampak ambang pendengaran bertambah
tinggi pada frekwensi tinggi Pada gambaran audiometri tampak sebagai notch yang curam pada frekwensi 4000 Hz acoustic notch Istirahat diluar lingkungan bising biasanya pendengaran dapat kembali normal
24
NIPTS
Terjadi di frek.4000 Hz, perlahan meningkat dan
menyebar ke frekwensi sekitarnya Awalnya tanpa keluhan, tetapi apabila sudah menyebar sampai ( 2000 dan 3000 Hz ) keluhan (+) 1st kesulitan untuk mengadakan pembicaraan di tempat yang ramai (jika menyebar ke frekuensi rendah) kesulitan untuk mendengar suara yang sangat lemah
25
NITTS menjadi NIPTS diperlukan waktu bekerja dilingkungan bising selama 10 15 tahun, tetapi hal ini bergantung juga kepada : 1. Tingkat suara bising 2. Kepekaan seseorang terhadap suara bising
26
Patogenesis
Degenerasi organ Corti di koklea terutama sel-sel
rambut luar yang meningkat intensitas dan lama paparan Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangi respon terhadap stimulasi hilangnya stereosilia selsel rambut mati dan digantikan oleh jaringan parut
27
rambut dalam dan sel-sel penunjang juga rusak degenerasi saraf yang dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak
28
ligamentum spiralis, dimana bagian tengahnya tidak disokong penyimpangan yang maksimal Sel-sel penunjang disekitar sel rambut dalam rusak akibat bising yang kuat
29
menyebabkan kerusakan minimal silia, tanpa fraktur daerah basal atau kerusakan tip links yang luas. Tetapi suara dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kerusakan tip links sehingga menyebabkan kerusakan yang berat, fraktur daerah basal dan perubahan-perubahan sel yang irreversibel
30
Perubahan Histopatologi
1. Kerusakan pada sel sensoris a. Degenerasi pada daerah basal dari duktus koklearis b. Pembengkakan dan robekan dari sel-sel sensoris c. Anoksia
31
2. Kerusakan pada stria vaskularis Suara dengan intensitas tinggi kerusakan stria vaskularis karena penurunan bahkan penghentian aliran darah pada stria vaskularis dan ligamen spiralis sesudah terjadi rangsangan suara dengan intensitas tinggi.
32
3. Kerusakan pada serabut saraf dan nerve ending Keadaan ini masih banyak dipertentangkan, tetapi pada umumnya kerusakan ini merupakan akibat sekunder dari kerusakan sel-sel sensoris. 4. Hidrops endolimf
33
Gambaran klinis
Bersifat sensorineural 2. Hampir selalu bilateral 3. Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ) 40 s/d 75 dB 4. Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan.
1.
34
5. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz 4000 Hz 6. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 15 tahun
35
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan audiologik
36
Pemeriksaan Audiologi
Pada pemeriksaan tes penala didapatkan hasil
Rinne(+), Weber lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik dan Schwabach memendek TS (kedua telinga)
37
38
Alternate Binaural Loudness Balance ) dan Speech Audiometry menunjukkan adanya fenomena rekrutmen ( recruitment ) yang khas untuk tuli saraf koklea Friday, February 07, 2014
39
5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala selama kerja 6. Identifikasi penyebab menyingkirkan riwayat penggunaan obat-obat ototoksik atau RPD
40
Penatalaksanaan
Penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari
lingkungan bising Bila tidak mungkin dipindahkan sumbat telinga ( ear plugs ), tutup telinga ( ear muffs ) dan pelindung kepala ( helmet )
41
Ireversibel ABD
dilakukan agar pasien dapat menggunakan sisa pendengaran dengan ABD, lip reading, mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi
42
Prognosis
Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising
adalah tuli saraf koklea yang sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati secara medikamentosa maupun pembedahan, maka prognosisnya kurang baik pencegahan
43
Pencegahan
1. Pengukuran pendengaran Test pendengaran a. Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja. b. Pengukuran pendengaran secara periodik.
44
2. Pengendalian suara bising a. Melindungi telinga para pekerja secara langsung dengan memakai ear muff, ear plugs dan helmet b. Mengendalikan suara bising dari sumbernya, dapat dilakukan dengan cara : - memasang peredam suara - menempatkan suara bising ( mesin ) didalam suatu ruangan yang terpisah dari pekerja
45
3. Analisa bising Analisa bising ini dikerjakan dengan jalan menilai intensitas bising, frekwensi bising, lama dan distribusi pemaparan serta waktu total pemaparan bising. Alat utama dalam pengukuran kebisingan adalah sound level meter .
46
mengukur tingkat kebisingan, yang terdiri dari mikrofon, amplifier, sirkuit attenuator dan beberapa alat lainnya 30 130 dB dan dari frekwensi 20 20.000 Hz
47
permanen Keadaan darurat neurotologi Etiologi tersering infeksi virus dan Iskemi koklea
Gejala
Iskemia koklea Tuli mendadak Tuli unilateral atau bilateral Disertai tinitus dan vertigo Infeksi virus Riwayat baru sembuh dari penyakit virus Biasanya Unilateral Disertai tinitus dan vertigo
Diagnosis
Anamnesis - Proses terjadinya ketulian
- Gejala penyerta - Faktor predisposisi Pemeriksaan Fisik TTV Pemeriksaan Otoskopi tidak ada kelainan paca telinga yang sakit Pemeriksaan Audiologi Tes penala : Rinne + ,Weber lateralisasi ke telinga yang sehat,Schwabach memendek Audiometri nada murni : tuli sensorineural ringanberat
Pemeriksaan penunjang
Audiometri khusus Tes SISI Skor : 100% atau < 70%
Kesan : ditemukan Rekrutmen
Tes Tone decay /refleks kelelahan negatif Audimetri tutur (speech audiometry) Speech discrimination
score < 100% Audiometri impedans Timpanogram tipe A (normal) refleks stapedius ipsilateral atau +,sedangkan kontralateral + (kesan : tuli senorineural koklea) CT scan dan MRI Arteriografi Pemeriksaan laboratorium kemungkinan infeksi virus/bakteri,peny autoimun, faal hemostasis
Penatalaksanaan
Total bed rest selama 2 minggu Vasodilatansia injeksi + Vasodilator tablet per oral tiap
hari Prednison 4x10 mg (2 tablet) tappering off tiap 3 hari KI : DM Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari Vitamin E 1x1 tablet Neurobion (neurotonik) 3x1 tablet/hari Diet rendah garam dan rendah kolesterol Inhalasi O2 4x15 menit (2 liter/menit) Obat antivirus sesuai dengan virus penyebab Hiperbarik oksigen terapi ( HB)
bulan Sangat baik perbaikan > 30 DB pada 5 frekuensi Sembuh perbaikan ambang pendengaran <30 dB pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz dan < 25 dB pada frekuensi4000 Hz. Tidak ada perbaikan perbaikan <10 dB pada 5 frekuensi
Tidak ada perbaikan dengan pengobatan ABD
56