Pengertian Lingkungan :
Semua benda,daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu ruang dimana manusia berada, termasuk juga manusia dan tingkah laku nya yang mempengaruhi kelangsungan dan kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya. Lingkungan Hidup terdiri dari : 1. Lingkungan Hidup Biotik, yaitu : Segala MAKHLUK HIDUP yang berada disekitar manusia dan makhluk hidup lainnya yang berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi. 2. Lingkungan Hidup A Biotik, yaitu : Segala KONDISI yang ada di sekitar makhluk hidup yang bukan organisme hidup.
3. Lingkungan Alam, yaitu : Kondisi alamiah baik biotik (hutan alam, tumbuhan, hewan) maupun lingkungan A Biotik (tanah, air,udara,mineral) yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan manusia yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 4. Lingkungan Sosial, yaitu :
Manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang ada di luar manusia.
Untuk mengantisipasi terhadap segala kemungkinan dan dampak yang akan dan mungkin terjadi diperlukan suatu tatanan untuk mengatur lingkungkungan hidup. Dampak lingkungan yang dirasakan meresahkan adalah setelah Perang Dunia ke II, dimana terjadi DEKADE PEMBANGUNAN DUNIA KE I (1960 1970). Sejak itulah mulcul berbagai masalah lingkungan, baik yang disebabkan penggunaan lingkungan, maupun akibat Pembangunan yang meningkat. Secara umum masalah lingkungan yang muncul adalah: Polusi/kekotoran; Kemiskinan, Kependudukan dan Kebijakan.
Jadi sifat dari Ekosistem adalah UTUH MENYELURUH. Hal ini dikarenakan dalam lingkungan hidup tidak ada satu unsurpun yang dapat berdiri sendiri, karena setiap perubahan dan gangguan terhadap keseimbangan, keselarasan dan keserasian tata hubungan antara komponen-komponen serta unsur-unsur lingkungan hidup dapat menimbulkan masalah lingkungan.
b. Hukum Lingkungan Modern. Yaitu Hukum Lingkungan yang muncul dan berkembang setelah tahun 1972. Ciri-cirinya : 1.Orientasinya pada Lingkungan. 2. Metodenya Utuh menyeluruh. 3. Sifatnya Luwes / Fleksibel.
Sedangkan Ruang lingkup Lingkungan Hidup/Biosphere tidak mungkin berada dalam kehampaan, melainkan berada dalam suatu wadah / tempat yang dinamakan LINGKUNGAN HIDUP. Lingkungan Hidup ini terdiri dari Lingkungan Hidup Fisik Jasmani / Alamiah dan Lingkungan Sosial / Buatan.
Keterbelakangan pembangunan mengakibatkan rendahnya mutu/kualitas lingkungan, sementara pemanfaatan SDA terus digali untuk mengejar pembangunan yang tertinggal.
Pembangunan yang terjadi tidak saja memberikan keuntungan yang langsung dalam arti ekonomis, tetapi juga menimbulkan perubahan, baik dalam lingkungan phisik tetapi juga sosial dan budaya, sehingga membutuhkan penanganan agar tidak merugikan pada masa yang akan datang. Atas dasar dasar itu pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan, sebaiknya tidak hanya mementingkan dan memperhatikan nilai-nilai ekonomis saja, tetapi juga harus memperhitungkan ongkos-ongkos sosial yang akan muncul. Pembangunan pada umumnya merupakan kegiatan dalam mengolah dan merubah segala sumber daya lingkungan, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya Manusia (SDM) untuk mencapai tujuan tertentu.
Kegiatan merubah dan mengolah lingkungan akan menimbulkan berbagai dampak dan akibat sampingan, yang kadang-kadang muncul tanpa diperhitungkan sebelumnya.
Dampak pembangunan dapat bersifat positif, tetapi ada juga yang berdampak negatif, seperti pemcemaran dan atau perusakan lingkungan. Oleh karena itu setiap pembangunan diarahkan pada Pembangunan Yang Berwawasan Lingkungan. Salah satu syarat untuk mengatasi kerusakan dan atau pencemaran lingkungan adalah adanya aturan sehingga setiap masalah yang mungkin akan muncul dapat diminimalisasi atau diantisipasi dari awal.
Konferensi PBB yang khusus membicarakan lingkungan hidup, yang pertama kali diadakan adalah di Stockholm Swedia pada tanggal 5 Juni sampai 16 Juni 1972.
Pada konferensi itu dihadiri oleh 113 Negara; 21 Badan / organisasi PBB; 16 Organisasi antar pemerintah; 258 Organisasi non pemerintah yang mewakili kelompok, termasuk LSM.
Konferensi ini terkenal dengan UN CONFERENCE DECLARATION OF THE HUMAN ENVIRONMENT 1972 atau dikenal dengan STOCKHOLM DECLARATION 1972. Konferensi ini berisi : 1. Deklarasi tentang lingkungan hidup manusia yang terdiri PREAMBLE / MUKADIMAH dan 26 Asas Lingkungan Hidup.
2. Rencana Aksi lingkungan hidup (Action Plan), yang terdiri dari 109 Rekomendasi. Konferensi ini juga menetapkan tanggal 5 Juni sebagai hari lingkungan hidup sedunia ( World Environmental Day ). Dari 26 Asas Deklarasi Stockholm terdapat 4 (empat) asas yang sesuai dengan Aturan Hukum Lingkungan Indonesia, yaitu : a. Asas Nomor 2 (Dua) yang menyatakan : Lingkungan hidup termasuk udara, tanah, air, flora dan fauna atau sumber-sumber daya alam, bumi serta ekosistem lainnya harus dilindungi untuk generasi sekarang dan yang akan datang melalui rencana yang matang dan teliti.
b. Asas Nomor 17 (tujuh belas) menyatakan : Sesuai dengan program PBB dan prinsip-prinsip nasional, kelembagaan nasional harus diberi wewenang penuh untuk mengurus, mengawasi dan mengelola lingkungan hidup.
C. Asas Nomor 21 (dua puluh satu) menyatakan : Bahwa negara mempunyai kedaulatan / hak penuh atas segala sumber alam dan berwenang untuk mengatur pemantapan serta ekspoitasi sesuai dengan kebijakan nasional.
d. Asas Nomor 22 (dua puluh dua) menyatakan :Bahwa negara harus bekerja sama untuk menciptakan hukum internasional untuk mengatur tanggung jawab dalam hal terjadinya kerugian yang disebabkan oleh kegiatan di dalam negerinya dan menimbulkan pengaruh terhadap wilayah di luar yuridiksinya / kekuasaanya.
Asas No.17 mengatur tentang Kelembagaan Nasional / wewenang suatu negara untuk mengelola lingkungan hidup, hingga menjadi landasan pengembangan hukum lingkungan nasional. Asas No. 17 dan No. 21 berkedudukan sebagai penunjang dalam penerapan serta pelaksanaan hukum lingkungan secara nasional dan internasional. Sedangkan asas No.22 mengatur tentang pengembangan hukum lingkungan internasional di bidang lingkungan hidup hingga menjadi landasan untuk mengembangkan hukum lingkungan internasional. Peraturan hukum lingkungan secara nasional pada awalnya di atur dalam UU No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian direvisi menjadi UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-undang Lingkungan Hidup Indonesia Dewasa ini UU Lingkungan Hidup di atur dalam UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan hasil revisi & penyempurnaan dari UU No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU No.23 Tahun 1997 diharapkan dapat menjadi : 1. DASAR bagi peraturan pelaksanaan lebih lanjut baik tingkat Pusat maupun daerah dari semua aspek LH. 2. LANDASAN UNTUK MENILAI dan menyelesaikan semua peraturan perundangan yang memuat ketentuan tentang segi-segi LH yang kini telah berlaku.
Dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 mengatur mengenai pengertian-pengertian dan rumusan umum seperti :
1. Lingkungan hidup adalah : Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;
2. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah : Upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian LH;
3. Pembangunan kerkelanjutan yang berwawasan LH adalah : Upaya sadar dan tetencana, yang memadukan LH, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi kini dan generasi masa depan.
4. Ekosistem adalah : Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktifitas lingkungan hidup. 5. Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah : Rangkaian upaya untuk memelihara daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
6. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah : Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
7. Pelestarian Daya Dukung Lingkungan adalah : Rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan / atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
8. Daya dukung Lingkungan Hidup adalah : Kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan / atau komponen lain yang masuk atau dimasukan ke dalamnya. 9. Pelestarian Lingkungan Hidup adalah : Rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan / atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya. 10. Sumber Daya adalah : Unsur lingkungan hidup yang terdiri dari atas sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati dan sumber daya buatan. 11. Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah : Ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan / atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
12. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah : Masuknya atau dimasukannya makhluk hidup,zat, energi, dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peranannya. 13. Kriteria Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah : Ukuran batas perubahan sifat fisik dan / atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang. 14. Perusakan Lingkungan Hidup adalah : Tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan / atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
15. Konservasi Sumber Daya Alam adalah : Pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.