OLEH: Azzahraninna Tryollinna 03101004007 OUTLINE: BAB I BAB III BAB I Latar Belakang Tujuan Penelitian Perumusan Masalah Pembatasan Masalah
BAB I Latar Belakang Sekarang ini ketergantungan konsumen akan energi listrik untuk pemenuhan dan penunjang aktivitas sehari-hari sangatlah besar, baik konsumen rumah tangga, rumah sakit, pusat perbelanjaan (mall), dan juga tentunya industri. Para konsumen tersebut menuntut adanya penyaluran energi listrik secara terus menerus (kontinu). Dalam hal ini kontinu artinya minimalisirnya pemadaman yang terjadi pada sistem jaringan tersebut.
Kontinuitas pelayanan penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi merupakan hal yang sangat penting karena menunjukkan keandalan jaringan tersebut baik atau tidaknya. Untuk meningkatkan keandalan suatu sistem distribusi tersebut maka dibutuhkan alat pengaman, salah satunya sectionalizer atau saklar seksi otomatis (SSO) yang gunanya melokalisir seksi penyulang yang mengalami gangguan sehingga penyulang lain dapat mensuplai energi listrik ke seksi jaringan lain yang tidak mengalami gangguan tersebut. BAB I Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah: Menentukan penempatan lokasi sectionalizer yang tepat pada penyulang Murai dan Kelingi Meningkatkan keandalan sistem distribusi 20 KV pada penyulang Murai dan Kelingi dengan adanya penentuan lokasi sectionalizer yang tepat
BAB I Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, dapat diberikan perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana cara mencari indeks keandalan setiap load point (, r, U) yang ada pada penyulang Murai dan Kelingi Bagaimana cara mencari indeks keandalan sistem (SAIDI, SAIFI, dan CAIDI) yang ada pada penyulang Murai dan Kelingi Bagaimana penetapan Tie-Switch (TS) dan penentuan skenario yang akan dijalankan Bagaimana menghitung mode kegagalan pada penempatan sectionalizer berdasarkan metode FMEA
BAB I Pembatasan Masalah Sistem yang dievaluasi adalah Jaringan Distribusi Tegangan Menengah. Konfigurasi yang dievaluasi adalah ring pada penyulang Murai dan Kelingi Penyulang Murai dan Penyulang Kelingi dianggap sebagai TS1 dan TS2, suplai dari penyulang lain dianggap tidak ada. Data keandalan peralatan mengikuti dari standar SPLN 59: 1985
BAB II Definisi Keandalan Keandalan adalah peluang atau kemungkinan yang dapat terjadi (probabilitas) dari suatu alat atau sistem untuk dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan dalam jangka waktu dan kondisi operasi yang telah ditentukan. BAB II Laju Kegagalan Laju kegagalan () adalah nilai dari frekuensi kegagalan suatu sistem/komponen selama sistem tersebut bekerja dalam selang waktu pengamatan (kegagalan per tahun). Persamaan laju kegagalan diberikan sebagai berikut:
= dimana: = laju kegagalan konstan (kegagalan/tahun) f = banyaknya kegagalan yang terjadi selama selang waktu pengamatan T = jumlah selang waktu pengamatan (tahun)
BAB II Waktu Perbaikan (r) dan Switching Time Waktu Perbaikan (r) adalah lamanya waktu yang digunakan untuk melakukan perbaikan dimulai dari terjadinya kegagalan sampai pada kondisi sistem/peralatan dapat beroperasi/bekerja kembali. Switching Time adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menemukan gangguan lalu mengisolir gangguan serta menyambungkan jaringan kembali dengan sectionalizer.
BAB II Indeks Keandalan Titik Beban (Load Point) 1. Laju kegagalan (failure rate) untuk tiap load point 2. Durasi/lama gangguan rata-rata untuk tiap load point 3. Waktu Perbaikan untuk tiap load point
Laju kegagalan (failure rate) untuk tiap load point
Durasi/lama gangguan rata-rata untuk tiap load point
Waktu Perbaikan untuk tiap load point
BAB II Indeks Keandalan Sistem Distribusi 20 KV dari Sisi Pelanggan 1. SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) 2. SAIDI (System Average Interruption Duration Index) 3. CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index)
BAB II 1. SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)
BAB II 1. SAIDI (System Average Interruption Duration Index)
BAB II 3. CAIDI (Costumer Average Interruption Duration Index)
BAB II Sectionalizer (SSO) SSO adalah saklar otomatis yang memiliki kontrol elektronik/mekanik dan digunakan sebagai alat pengaman dalam jaringan tegangan menengah. SSO (Saklar Seksi Otomatis) merupakan salah satu alat proteksi gangguan arus lebih. SSO sebagai alat pemutus rangkaian/beban untuk memisah-misahkan saluran utama dalam beberapa seksi, agar pada keadaan gangguan permanen, luas daerah (jaringan) yang harus dibebaskan di sekitar lokasi gangguan sekecil mungkin.
BAB II FMEA (Failure Mode Effect Analysis) FMEA adalah suatu metode analisa yang mengidentifikasi potensi mode kegagalan dari suatu peralatan terhadap efeknya kepada sistem. BAB III Pendahuluan Lokasi Analisa Data Variabel Analisa Data Langkah-Langkah Analisis Data Diagram Alir Pokok Bahasan Skripsi Penentuan lokasi penempatan sectionalizer menggunakan metode FMEA. Filosofi dari metode ini adalah mengidentifikasi potensi mode kegagalan dari suatu peralatan terhadap efeknya kepada sistem. Langkah-langkah perhitungan: Langkah-langkah perhitungan pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Menentukan jumlah pelanggan pada setiap load point serta panjang saluran dari sistem yang akan dihitung Menentukan indeks keandalan dasar masing-masing load point (, r dan U) Menghitung indeks keandalan sistem (SAIFI, SAIDI DAN CAIDI)
Menghitung Indeks Keandalan Baru setelah penempatan sectionalizer Dengan menganalisa saluran berdasarkan tiap-tiap calon lokasi sectionalizer menggunakan metode FMEA Dibuat menjadi dua skenario yaitu skenario TS1 dan skenario TS2. Penyulang Murai dan Penyulang Kelingi dianggap sebagai TS1 dan TS2.
Pada masing-masing skenario tersebut, diasumsikan salah satu load point mengalami kegagalan maka hal ini mempengaruhi kombinasi repair time pada load point tersebut serta load point lainnya tergantung load point mana yang mengalami kegagalan sesuai tabel data keandalan yang diberikan menurut SPLN 59: 1985 Dengan menggunakan perhitungan metode FMEA pada penambahan sectionalizer maka diperoleh nilai indeks keandalan sistem untuk tiap tiap calon lokasi sectionalizer pada masing masing skenario. Pada perhitungan tersebut diambil lokasi dengan nilai CAIDI terkecil.