Anda di halaman 1dari 24

Dokter pembimbing: dr. Ni Wayan Ani P, Sp.

KJ
STASE PSIKIATRI
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
JAKARTA TIMUR
Definisi Demensia
Kumpulan dari gejala-gejala
Memori berkurang
Masalah dengan penalaran, penilaian,
bahasa
Masalah fungsi sehari-hari (bekerja,
mengemudi, hubungan sosial)
Merupakan penyakit Progresif

Demensia Vaskular
Suatu kelompok kondisi heterogen yang meliputi
semua sindroma demensia akibat iskemik,
perdarahan, anoksik atau hipoksik otak dengan
penurunan kognisi mulai dari yang ringan sampai
paling berat dan meliputi semua domain, tidak harus
dengan gangguan memori yang menonjol.
3 Subtipe dari Demensia
Vaskular
VaD paska stroke yang mencakup demensia infark
strategis, demensia multi-infark, dan stroke perdarahan.
Biasanya mempunyai korelasi waktu yang jelas antara
stroke dengan terjadinya demensia.
VaD subkortikal, yang meliputi infark lakuner dan
penyakit Binswanger dengan kejadian Transient
Ishemic Attacks atau stroke yang sering tidak
terdeteksi namun memiliki faktor resiko vaskuler.
Demensia tipe campuran, yaitu demensia dengan
patologi vaskuler dalam kombinasi dengan demensia
Alzheimer (AD).

Epidemiologi
Penyebaran Internasional
Demensia vaskular adalah penyebab umum kedua
dari Demensia di United States dan Eropa, tetapi
merupakan penyebab paling umum di beberapa
negara bagian di Asia.
Tingkat prevalensi demensia vaskular adalah 1,5% di
negara-negara Barat dan sekitar 2,2% di Jepang
Di Jepang, demensia vaskular menduduki tingkat 50%
dari semua demensia dan terjadi pada orang yang
lebih tua dari 65 tahun.
Di Eropa, demensia vaskular dan demensia
campuran menduduki tingkat sekitar 20% dan 40%
dari masing-masing kasus.
Di Amerika Latin, 15% dari semua demensia adalah
demensia vaskular.
Dalam penelitian berbasis masyarakat di Australia,
tingkat prevalensi untuk demensia vaskular dan
demensia campuran masing-masing 13% dan 28%.

Tingkat prevalensi demensia adalah 9 kali lebih
tinggi pada pasien yang telah mengalami stroke
dibandingkan dengan yang terkontrol. Satu tahun
setelah stroke, 25% pasien mengalami
perkembangan onset baru dari demensia. Dalam
waktu 4 tahun setelah stroke, risiko relatif kejadian
demensia adalah 5,5%.

Epidemiologi
Mortalitas dan Morbiditas
Vaskular demensia dikaitkan dengan tingkat
kematian lebih tinggi daripada penyakit Alzaimer
penyebab kematian pada pasien dengan demensia
menunjukkan bahwa gangguan sistem peredaran
darah (misalnya, penyakit jantung iskemik) adalah
penyebab langsung kematian paling umum di
demensia vaskular
angka rawat inap pada pasien dengan demensia
ditemukan memiliki peningkatan risiko rawat inap,
termasuk rawat inap untuk ambulatory care pada
kondisi yang sensitif.

Jenis Kelamin dan Usia
Prevalensi dari demensia vaskular lebih
tinggi diderita oleh pria daripada wanita.
Insiden meningkat seiring dengan
peningkatan usia
Etiologi
Alzheimer's
Disease
61%
Multiple Causes
13%
Vaskular
Causes or
Multi-Infarct
Demensia
15%
Brain Injury
4%
Other
Causes
7%
Patologi
Suatu penelitian terbaru tentang patologi
substansia alba pada 40 kasus dengan demensia
vaskuler menunjukkan adanya :
Patologi fokal meliputi daerah infark luas dan
sempit pada substansia alba
Patologi difus substansia alba yang melibatkan
rarefaction perifokal yang dikelilingi infark dan
substansia alba tanpa infark.

Faktor Risiko
Faktor demografi
Faktor aterogenik
Faktor non-aterogenik
Faktor yang berhubungan dengan stroke yang
termasuk diantaranya adalah volume
kehilangan jaringan otak, serta jumlah dan
lokasi infark

Kriteria Diagnosis
A. Perkembangan defisit kognitif multipel
1. Gangguan daya ingat
2. Satu atau lebih gangguan kognitif berikut:
a. Afasia ( gangguan bahasa)
b. Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas motorik walaupun fungsi motorik utuh)
c. Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau
mengidentifikasi benda walaupun fungsi sensorik utuh
d. Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu
merencanakan, mengorganisasi, mengurutkan dan
abstrak)

B. Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2
masing-masing menyebabkan gangguan yang
bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan
dan menunjukkan suatu penurunan bermakna
dari tingkat fungsi sebelumnya

C. Tanda dan gejala neurologis fokal
(misalnya; peningkatan refleks tendon
dalam, respon ekstensor palntar, palsi
pseudobulbar, kelainan gaya berjalan,
kelemahan pada satu ekstremitas)
Gambaran Klinis
A. Gambaran klinis yang konsisten
dengan diagnosis probable VaD :
Gangguan berjalan ( langkah-langkah kecil,
atau marche a petit-pas, magnetic, apraxic-
ataxic atau parkinson gait )
Riwayat miksi dini dan keluhan kemih yang
bukan disebabkan oleh kelainan urologi.
Perubahan kepribadian dan suasana hati,
abulia dan depresi. Inkontinesia emosi, gejala
defisit subkortikal meliputi retardasi
psikomotor dan gangguan fungsi eksekusi.

C. Gambaran klinis yang menyokong
diagnosis Demensia Vaskular
subkortikal :
Episode gangguan lesi upper motor neuron ( UMN)
ringan seperti kelumpuhan ringan, refleks asimetri, dan
inkoordinasi.
Gangguan berjalan pada tahap dini demensia.
Riwayat gangguan keseimbangan, sering jatuh, tanpa
sebab
Urgensi miksi yang dini yang tidak disebabkan oleh
kelainan urologi
Disartri, disfagi dan gejala ekstrapiramidal
Gangguan perilaku dan psikis seperti depresi,
perubahan kepribadian, emosi labil, dan retardasi
psikomotor.

Gambaran Klinis
B. Gambaran klinis yang tidak menyokong diagnosis
Demensia Vaskular:
1. Defisit memori pada tahap dini, perburukan
fungsi memori dan gangguan kognisi lain seperti
bahasa (ataxia transkortikal sensorik ), ketrampilan
motorik (apraksia) dan persepsi ( agnosia) tanpa
adanya lesi yang sesuai pada pencitraan otak.
2. Tidak ditemukannya defisit neurologik fokal
selain gangguan kognisi. Tidak ditemukan lesi
pada CT-scan atau MRI kepala.

Pemeriksaan
Riwayat medis meliputi:
Riwayat medik umum
Riwayat Neurologi umum
Riwayat Neurobehaviour
Riwayat psikiatrik
Riwayat keracunan, nutrisi, obat-obatan
Riwayat keluarga, Pemeriksa harus menggali semua
insidensi demensia pada keluarga.
Pemeriksaan obyektif meliputi :
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan aktivitas fungsional
Pemeriksaan psikiatrik
Diagnosis Banding
Demensia Tipe Alzheimer
Transient Ishemic Attacks
Delirium

Demensia Tipe Alzaimer dgn
Demensia Vaskular
penurunan status mental yang menyertai
penyakit serebrovaskuler seiring
berjalannya waktu
Gejala neurologis fokal lebih sering
ditemui pada demensia vaskuler
daripada demensia tipe Alzheimer,
dimana hal tersebut merupakan patokan
adanya faktor risiko penyakit
serebrovaskuler.

Transient ischemic attacks (TIA) adalah suatu episode
singkat dari disfungsi neurologis fokal yang terjadi
selama kurang dari 24 jam (biasanya 5 hingga 15
menit).
disebabkan oleh mikroemboli dari lesi arteri intrakranial
yang mengakibatkan terjadinya iskemia otak
sementara, dan gejala tersebut biasanya menghilang
tanpa perubahan patologis jaringan parenkim
sepertiga pasien dengan TIA yang tidak mendapatkan
terapi mengalami infark serebri di kemudian hari
gejala penyakit sistem vertebrobasiler mencerminkan
adanya gangguan fungsional baik pada batang otak
maupun lobus oksipital, sedangkan distribusi sistem
karotis mencerminkan gejala-gejala gangguan
penglihatan unilateral atau kelainan hemisferik.

Transient Ishemic Attacks dgn
Demensia Vaskular
Gambaran Delirium Demensia
Riwayat Penyakit akut Penyakit kronik
Awal cepat Lambat laun
Sebab
Terdapat penyakit lain
(infeksi, dehidrasi,
guna/putus obat)
Biasanya penyakit otak
kronik (alzaimer, demensia
vaskular)
Lamanya Berhari-hari/minggu Berbulan-bulan/tahunan
Perjalanan Sakit Naik turun Kronik progresif
Taraf Kesadaran Orientasi
Naik turun, terganggu
periodik
Normal intak pada awalnya
Afek Cemas dan iritabel Labil tapi tidak cemas
Alam Fikiran Sering terganggu Turun jumlahnya
Bahasa Daya Ingat
Lamban. Inkoheren,
inadekuat, angka pendek
terganggu nyata
Sulit menemukan istilah
tepat Jangka pendek dan
panjang terganggu
Persepsi Halusinasi (visual)
Halusinasi jarang terjadi
kecuali sundowning
Psikomotor Tidur
Retardasi, agitasi, campuran
Terganggu siklus tidurnya
Normal
Sedikit terganggu siklus
tidurnya
Atensi dan Kesadaran Amat terganggu Sedikit terganggu
Reversibilitas Sering reversibel Umumnya tak reversibel
Penanganan Segera Perlu tapi tak segera
Perbedaan klinis delirium dan Demensia
Manajemen Terapi
Penanganan terapi farmakologis :
Semua antidepresan mampunyai efektivitas yang
sama dan onset of action dalam jangka waktu tertentu (
sekitar 2 minggu ) dalam terapi depresi.
Pemilihan obat yang tepat berdasarkan riwayat respon
obat sebelumnya, efek samping obat dan interaksi obat
.
Antidepresan yang dapat dipakai pada pasien
demensia vaskuler antara lain
Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (
SSRI )
Golongan Reversible MAO-A Inhibitor (RIMA)
Golongan NASSA. Golongan antidepresan atipikal
Golongan trisiklik.

Menurut Witjaksana Roan terapi farmakologi pada pasien
demensia berupa:
Mood stabilizers
Antidepresiva
Anxiolitika
Antipsikotika atipik
Otika tipik
Antipsik

Obat anti-demensia pada kasus demensia stadium lanjut
sebenarnya sudah tak berguna lagi, namun bila diberikan
dapat mengefektifkan obat terhadap BPSD (Behavioural
and Psychological Symptoms of Dementia):
Nootropika
Ca-antagonist
Acetylcholinesterase inhibitors

Terapi non-farmakologis
Bertujuan untuk memaksimalkan/mempertahankan fungsi
kognisi yang masih ada.
Program harus dibuat secara individual mencakup
intervensi terhadap pasien sendiri, pengasuh dan
lingkungan, sesuai dengan tahapan penyakit dan sarana
yang tersedia.
Intervensi terhadap pasien meliputi :
Perilaku hidup sehat
Terapi rehabilitasi,
Intervensi lingkungan,
Memberi dorongan aktivitas.
Menghindari tugas yang kompleks.
Bersosialisasi untuk mengurangi depresi.
Konseling dengan psikiater.
Usahakan lingkungan rumah yang tenang dan stabil.
Tanggapi pasien dengan sabar dan penuh kasih
Buatlah aktivitas konstruktif untuk penyaluran gelisahnya.
Hindari minuman berkafein untuk membantu mengurangi
gejala cemas dan gelisah.

Pencegahan
Untuk tiap kasus, klinisi harus fokus secara
sistematik pada strategi pengobatan yang spesifik,
yang ditujukan pada pencegahan primer (faktor
resiko), pencegahan sekunder ( mekanisme dasar
kerusakan vaskuler otak) dan pencegahan tersier
(pada kasus dimana terjadi gangguan fungsional).
Prognosis
Tergantung pada usia timbulnya, tipe
demensia, dan beratnya deteriorasi.
Pasien dengan onset yang dini da
nada riwayat keluarga dengan
demensia mempunyai perjalanan
penyakit yang lebih progresif.
Terima Kasih....

Anda mungkin juga menyukai