Renal Failure (ARF) atau gagal ginjal akut adalah sindrom klinik yang ditandai dengan penurunan tiba-tiba filtrasi glomerulus sam[ai 1-2% dari nilai normal. Sering juga dikaitkan dengan kejadian oligouria dan menimbilkan konsekuensi biokimiawi seperti meningkatnya BUN (blood urea nitrogen) yang memicu kejadian uremia, kadar kreatinin serum, asidosis metabolik, hiperkalsemia. Penyebab ARF antara lain adlah pemakaian obat jenis nefrotoksik seperti obat antimikroba yang diberikan dalam dosis terapeutik sekalipun atau akibat komplikasi ikutan kejadian trauma yang menimbulakn perdarahan yang memicu hipotensi, overdosis heroin atau pemakaian metadon intravena. Secara klinik akan ditemukan kelainan pada darah dan urine menyusul rusaknya unit fungsional ginjal dalam bentuk acute tubular necrosis.
STEP 1 : CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
Oligouria : jumlaj urin kurang dari normal Gagal ginjal : agangguan fungsi ginjal Uremia : kadar urin tinggi dalam darah BUN : urea nitrogen dalam darah Nefrotoksik : zat-zat bersifat racun terhadap ginjal Asidosis metabolik : meningkatnya kadar asam dalam tubuh yang disebabkan oleh metabolisme yang meningkat Hiperkalsemia : kumlah kalsium dalam darah tinggi Acute tubular necrosis : kematian jaringan tubular akut
STEP 2. Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation
1. Kenapa penurunan laju filtrasi glomerulus sering berkaitan dengan kejadian ? 2. Apa penyabab penurunan tiba-tiba dari filtrasi glomerulus di bawah normal? 3. Apa yang menyebabkan timbulnya konsekuensi biokimia seperti BUN? 4. Bagaimana bentuk kelainan darah dan urine pada gagal ginjal ? 5. Mengapa perdarahan yang memicu hipotensi bisa menyebabkan ARF? 6. Bagaimana homeostatis dalam tubuh terhadap ARF? 7. Bagaimana fisiologi filtrasi ginjal?
STEP 3. Define The Problem 1. Penurunan filtrasi glomerulus menyebabka urine tidak tersaring sehingga urea ikut bersama darah dan jumalah urine dalam kandung kemih menurun 2. Pengaruh onat-obatan, trauma perdarahan yang menyebabakan hipotensi 3. Kegagalan ginjal filtrasi glomerulus 4. Kelainan darah : Kimia darah meningkat Urenia Kreatinin serum meningkat Sifat asam dalam darah BUN Kelianan Urine : Oligouria Protein urin Hematuria 5. trauma pada ginjal menyebabkan terjadi perdarahan pada ginjal kemudia terjadi hematuria dan memicu hipotensi 6. Eksresikan melaui kulit berupa keringat, melalui ginjal berupa urine 7 . Arteri yang ada pada ginjal darah glomerulus tubulus proximal lengkung henle tubulus distal dukrus pengumpul kandung kemih
STEP 4. Arrange Explanation Into a Tentative Solution Obat nefrotoksik Trauma ARF GFR OLIGOURIA BUN UREMIA KREATINI MENINGKAT ASIDOSIS HIPERKALSEMIA
Rusak nefron Ginjal BIOKIMIA HISTOLOGI FISIOLOGI ANATOMI STEP 5. Define Learning Objective 1. ANATOMI TRAKTUS URINARIUS 2. HISTOLOGI SISTEM URETROPOIKA 3. MEKANISME PEMBENTUKAN URIN 4. KOMPOSISI URIN 5. PATOLOGI GINJAL
STEP VII: SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND PRIVATE STUDY
Anatomi traktus urinarius
Ren Terletak pada posterior dinding abdomen, di kanan dan kiri columna vertebralis, setinggi vertebra thorakal 12 vertebra lumbal 3. Ren kanan lebih rendah dari yang kiri karena diatas ren kanan terdapat hepar. Ren dibungkus dari luar ke dalam oleh pararenal fat, fascia renalis, perirenal fat, dan capsula renalis.
Ren mempunyai 2 polus: yaitu polus cranial yang mana terdapat glandula suprarenalis dan polus caudal. 2 fascies: fascies anterior terlihat lebih cembung, dan fascie posterior terlihat lebih datar karena berhadapan dengan posterior dinding abdomen sehingga perkembangannya terhambat. 2 margo: margo lateral agak konveks dan margo medial terdapat hillus renalis yang dilewati oleh A/V renalis dan ureter. 2 struktur: korteks terdapat collum renalis dan medula terdapat piramid renalis yang mempunyai basis dan puncak. Pada puncak terdapat papila renalis.
Struktur halus ren yaitu: Corpuscollum renalis terdapat glomerulus dan capsula bowman sebagai pembungkusnya. Ductus renalis. Yang dimulai dari tubulus contortus proximal tubulus henle tubulus contortus distalis tubulus rectus/ duktus colligentes papilla renalis calyx minor calyx mayor pelvis renalis ureter.
Ureter Yaitu saluran yang mengalirkan urin dari ren ke vesica urinaria. Sebagian besar ureter terletak di cavum abdomen pars abdominalis. Sedangkan sebagian kecilnya terdapat pada cavum pelvis pars pelvis. Normalnya ureter memiliki 3 penyempitan: 1. Peralihan pelvis renalis dengan ureter 2. Tempat persilangan A. iliaca communis 3. Tempat menembus dinding vesica urinaria
Vesica urinaria Merupakan kantong berdinding otot terletak di belakang sympisis pubis. Berbentuk piramid, ada apex dan basis. Mempunyai 3 lapis otot polos yang disebut M. Destrussor vesicae. Pada mucosanya berlipat-lipat jika kosong dan licin jika penuh, kecuali trigonum vesicae mukosanya tetap selalu licin walaupun sedang kosong. Trigonum dibentuk oleh 3 ostium yaitu 2 ostium ureter kanan kiri dan 1 ostium uretra interna.
Uretra Yaitu saluran yang menghubungkan vesica urinaria dengan dunia luar. Uretra wanita lebih pendek dan mempunyai fungsi tunggal sebagai saluran urin, sedangkan uretra pria lebih panjang dan mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai saluran urin dan sperma. Uretra pria terdapat: pars prostatica menembus prostat pars membranacea menembus membrana UG pars spongiosa/cavernosa menembus corpus penis
vascularisasi aorta abdominalis a. renalis a. segmentalis a. interlobaris a. arcuata a. interlobularis kapiler-kapiler kecil glomerulus. v. renalis v. cava inferior
HISTOLOGI REN Ginjal terdiri atas Korteks dan Medula 1. Korteks ginjal,mengandung Kapsul Tubulus kontortus proksimal Tubulus kontortus distal Korpus renalis Apparatus yuxtaglomerular Berkas medulla Arteri dan vena interlibularis 2. Medula renalis terdiri atas pyramid renal dan mengandung ansa henle tipis,tebal dan ductus koligens dan ductus papilaris 3. Papilla renalis dibentuk oleh apeks pyramid renal dan dilapisi epitel selapis silindris 4. Kaliks minor dilapisi epitel transisional 5. Arteri arkuata pada pertemuan korteks dan medulla merupakan cabang arteri interlobaris
Ureter Dinding ureter terdiri atas 3 lapisisan : Tunika mukosa: epitel transisional dan lamina propria jaringan ikat longgar Tunika muskularis : otot polos,memanjang,melingkar dan memanjang Tunika adventisia : jaringan ikat longgar Vesika Urinaria Dinding vesika urinaria terdiri dari : Mukosa : epitel transisional dan lamina propria jaringan ikat longgar Muskularis : otot polos tebal,berbagai arah Adventisia : jaringan ikat longgar dan sebagian serosa
Biokimia urine Dalam menjaga keseimbangan komposisi osmolality dan volume ekstrasel serta mengatur kesetimbangan asam-basa tubuh, ginjal membuang dan menyerap molekul-molekul sesuai kebutuhan tubuh. Komposisi terbanyak dalam urine yaitu air, dan sisanya berupa produk akhir yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Cara ginjal mengatur kesetimbangan cairan dalam tubuh dengan membuang hasil metabolisme berupa: Urea (NH 3 ) sisa metabolisme protein dalam darah Asam urat (uric acid) sisa metabolisme purin Creatinin sisa metabolisme fosfat di otot Racun Obat-obatan Ginjal juga menyerap kembali molekul-molekul yang digunakan tubuh seperti: Glukosa Asam amino Protein
Mekanisme pembentukan urine Ada 3 mekanisme utama dalam pembentukan urine yaitu: Filtrasi (penyaringan) Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul bowman, sehingga dihasilkan filtrat glomerulus urine primer. Didalam filtrat ini terdapat zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh. Dalam keadaan normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. Proses ini dikenal sebagai filtrasi glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan urin. Secara rerata, 125 ml filtrat glomerulus (cairan yang difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus setiap menit. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter.
Reabsobsi (penyerapan kembali) Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahandari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut reabsorbsi glomerulus. Bahan-bahan yang direabsorbsi tidak keluar dari tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk disirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari sekitar 178,5 liter direabsobsi. Sisanya 1,5 liter di tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara umum, bahan-bahan yang diperlukaan dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorbsi, sementara bahan- bahan yang tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urine.
Sekresi tubulus (pengeluaran) Pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya bahan kedalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama adalah filtrasi glomerulus. Hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsula bowman; sisa 80% mengalir melalui arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengerluarkan bahan dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang tidak difiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.
Patofisiologi ginjal Incotinance : tidak sadar miksi keluar sendiri Strees incotinance : miksi keluar sendiri, terjadi saat keadaan stres. Misalnya : saat batuk Urge incotinance : terjadi karena kantong kencing atonik umumnya pada usia > 60 tahun, gangguan medula spinalis di atas sakral, gangguan inhibisi. Batu ginjal
Kesimpulan
Ren adalah organ yang Terletak pada posterior dinding abdomen, di kanan dan kiri columna vertebralis, setinggi vertebra thorakal 12 vertebra lumbal 3. Ren berperan penting Dalam menjaga keseimbangan komposisi osmolality dan volume ekstrasel serta mengatur kesetimbangan asam-basa tubuh, ginjal membuang dan menyerap molekul-molekul sesuai kebutuhan tubuh.
Daftar Pustaka
Putz dan Pabst. 2006. Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : EGC Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC