Anda di halaman 1dari 23

ANOVA (Analysis of Variance)

By:
Shinta Sindi Nuryani (1106110069)
Zigit Maha Putera (1106120054)
Muhammad Mufid Luthfi (1106120066)
Evinia Candrasari (1106120073)
Erlin Susilowati (1106120075)
SI-36-03

Dosen Pembimbing : Drs. Judi Alhilman, MSIE
Pengertian dan Sejarah ANOVA

Anova (analysis of variance) adalah
analisis yang digunakan untuk menguji
signifikansi perbedaan dua rata-rata atau
lebih. Anova juga digunakan untuk analisis
komparasi multivariabel. Anova
dikembangkan oleh Sir Ronald Fisher pd
tahun 1925 oleh karena itu uji ANOVA
juga disebut uji F
Analisis varian termasuk dalam kategori
statistik parametrik. Sebagai alat statistika
parametrik, maka untuk dapat
menggunakan rumus ANOVA harus
terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi
meliputi normalitas, heterokedastisitas dan
random sampling (Ghozali, 2009).
UJI T
Kelemahan Uji t :
1) pengujian berulang kali sesuai kombinasi
yang mungkin
2) meningkatkan (inflasi) nilai ,
inflasi nilai sebesar = 1 - (1-) c
dimana c adalah jumlah pengujian
menguji perbedaan rata-rata
antara 2 kelompok independen
UJI F/ ANOVA
menguji perbedaan rata-rata
lebih dari dua kelompok
ANOVA
teknik analisis statistik yang dapat memberi
jawaban atas ada tidaknya perbedaan skor
pada masing-masing kelompok (khususnya
untuk kelompok yang banyak), dengan suatu
risiko kesalahan yang sekecil mungkin.

MACAM-MACAM ANOVA
ANOVA
single factor experiment
(analisis variance satu arah)
two factor experiment
(analisis variance dua arah)
Analisis Varian Satu Arah

Digunakan untuk membandingkan mean
dari dua kelompok sampel independen (bebas).

Asumsi yang digunakan :

1) Sampel diambil dari distribusi normal,
sehingga sampel juga berdistribusi normal.
Kenormalan ini dapat diatasi dengan
memperbesar jumlah sampel.
2) Masing-masing kelompok mempunyai variabel yang sama.
3) Sampel diambil secara acak.

Hipotesis ANOVA 1 Arah

Seluruh mean populasi adalah sama
Tak ada efek treatment (tak ada keragaman
mean dalam grup)


Minimal ada 1 mean populasi yang berbeda
Terdapat sebuah efek treatment
Tidak seluruh mean populasi berbeda
(beberapa pasang mungkin sama)

k 3 2 1 0
: H
sama adalah populasi mean seluruh idak H T :
1
ANOVA 1 ARAH
k 3 2 1 0
: H
sama T : H
i 1
seluruh idak
3 2 1

Semua mean bernilai sama
Hipotesis nol adalah benar
(Tak ada efek treatment)
ANOVA 1 ARAH
3 2 1

3 2 1

or
(sambungan)
Minimal ada 1 mean yang berbeda
Hipotesis nol tidak benar
(Terdapat efek treatment)
CONTOH
Seorang peneliti melakukan suatu penelitian
eksperimen untuk menguji efektivitas metode
mengajar IPA, yaitu metode pemecahan
masalah (A), penugasan (B), diskusi (C), dan
ceramah (D). Judul penelitian tersebut sebagai
berikut.
Pengaruh Metode Mengajar trehadap Hasil
Belajar IPA Siswa di SMP XYZ Malang

Hipotesis
Terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa ditinjau dari
metode mengajar.
Hasil belajar IPA siswa antara yang diajar menggunakan
metode pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan
dengan penugasan.
Hasil belajar IPA siswa antara yang diajar menggunakan
metode pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan
dengan diskusi.
Hasil belajar IPA siswa antara yang diajar menggunakan
metode pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan
dengan ceramah.

Hipotesis
Hasil belajar IPA siswa antara yang diajar
menggunakan metode penugasan lebih tinggi
dibandingkan dengan diskusi.
Hasil belajar IPA siswa antara yang diajar
menggunakan metode penugasan lebih tinggi
dibandingkan dengan ceramah.
Hasil belajar IPA siswa antara yang diajar
menggunakan metode ceramah lebih rendah
dibandingkan dengan diskusi.

Dari jumlah siswa sebanyak 40 orang
diambil secara acak sebanayk 28 siswa
dan dimasukkan ke dalam 4 kelas dengan
masing-masing kelas terdiri dari 7 siswa
yang diajar dengan metode yang berbeda-
beda.
Hasil Belajar IPA
No
Metode
A
Metode
B
Metode
D
Metode
C
1 88 82 74 68
2 87 77 70 66
3 90 87 72 64
4 91 85 76 69
5 93 80 78 71
6 86 79 73 68
7 95 84 75 70
Data Hasil Belajar IPA Siswa Untuk Pengujian ANOVA
Satu Jalur

Anova Dua Arah

Pengujian anova dua arah mempunyai beberapa asumsi
diantaranya:
1. Populasi yang diuji berdistribusi normal,
2. Varians atau ragam dan populasi yang diuji sama,
3. Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain.

Pada pembahasan kali ini, dititikberatkan pada pengujian
ANOVA 2 arah yaitu pengujian ANOVA yang didasarkan pada
pengamatan 2 kriteria. Setiap kriteria dalam pengujian ANOVA
mempunyal level. Tujuan dan pengujian ANOVA 2 arah ini adalah
untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan berbagai kriteria yang
diuji terhadap hasil yang diinginkan. Misal, seorang guru menguji
apakah ada pengaruh antara jenis media belajar yang digunakan
pada tingkat penguasaan siswa terhadap materi.(Hasan, Iqbal.
2010. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Infrwnsial). Jakarta:
Bumi Aksara).

Sumber Variasi
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Kebebasan
Rataan Kuadrat f hitungan
Pengaruh
Utama

A JKA a-1

1
2
=

1

1
=

1
2

2

B JKB b-1

2
2
=

1

2
=

2
2

2

Interaksi
dwifaktor

AB JK(AB) (a-1) (b-1)

3
2
=
()
1 1

3
=

3
2

2

Galat JKG ab(n-1)

2
=

1


JKT abn-1
Two Way Anova dengan n replikasi

A
B
Jumlah
1 2 b
1 T
11
. T
12
. T
1b
. T
1

2 T
21
. T
22
. T
2b
. T
2

: :
A T
a1
. T
a2
. T
ab
. T
a

Jumlah T.
1
. T.
2
. T.
b
. T
Jumlah kuadrat diperoleh dengan membentuk tabel jumlah
berikut :
Tabel Penjumlahan Two Way ANOVA

Keterangan:
=

=1

=1

=1


=

..
2
=1


.
2


=

.
2
=1


.
2

2
=1

=1



..
2
=1



..
2
=1


= ()

Contoh soal:
Dalam suatu percobaan yang dilakukan dalam menentukan yang mana
yang lebih baik dari tiga sistem rudal yang berlainan, diukur laju
pembakaran bahan bakar dari 24 peembakan statis. Empat Jenis
bahan bakar yang berlainan dicoba. Percobaan menghasilkan replikasi
pengamatan laju pembakaran pada tiap kombinasi perlakuan. Berikut
adalah datanya :

Sistem
Rudal
Jenis Bahan Bakar
b
1
b
2
b
3
b
4

a
1

34,0 30,1 29,8 29,0
32,7 32,8 26,7 28,9
a
2

32,0 30,2 28,7 27,6
33,2 29,8 28,1 27,8
a
3

28,4 27,3 29,7 28,8
29,3 28,9 27,3 29,1
Gunakan taraf keberartian 5% untuk menguji hipotesis berikut :
H
0
= Tidak ada beda antara rataan laju pembakaran bahan bakar bila
digunakan sistem rudal yang berlainan.
H
0
= Tidak ada beda antara rataan laju pembakaran keempat jenis
bahan bakar
H
0
= Tidak ada interaksi sistem rudal yang berlainan dengan jenis
bahan bakar yang berlainan.

Jawab :
1. Hipotesis
a. H
0
=
1
=
1
=
3
= 0
H
1
= Paling sedikit salah satu
i
tidak sama dengan nol
b. H
0
=
1
=
1
=
3
= 0
H
1
= Paling sedikit salah satu
j
tidak sama dengan nol
c. H
0
= ()
11
= ()
12
= = ()
34
=

0
H
1
= Paling sedikit salah satu ()
ij
tidak sama dengan nol

2. Taraf keberartian = 5%
3. Daerah kritis (penentuan f tabel)
f
1
= f
9.05
(a-1
,
ab(n-1)) = f
9.05
(2
,
12) = 3,89
f
2
= f
9.05
(b-1
,
ab(n-1)) = f
9.05
(3
,
12) = 3,49
f
3
= f
9.05
((a-1)(b-1)
,
ab(n-1)) = f
9.05
(6
,
12) = 3,00

b
1
b
2
b
3
b
4
Jumlah
a
1
66,7 62,9 56,5 57,9 244,0
a
2
65,2 60,0 56,8 55,4 237,4
a
3
57,7 56,2 57,0 57,9 228,8
Jumlah 189,6 179,1 170,3 171,2 710,2
Tabel jumlah

Tabel analisis variansi
Sumber
Variasi
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Kebebasan
Rataan
Kuadrat
f
Hitungan
Sistem rudal 14,52 2 7,26 5,85
Jenis bahan
bakar
40,08 3 13,36 10,77
Interaksi 22,17 6 3,70 2,98
Galat 14,91 12 1,24
Jumlah 91,68 23
4. Statistik Uji
Tolak H
0
jika f hitung > f tabel
5. Kesimpulan
a. 5,85 > 3,89 Tolak H
0

Kesimpulan : Sistem rudal yang berlainan menghasilkan rataan laju pembakaran
yang berbeda.
b. 10,77 > 3,49 Tolak H
0

Kesimpulan : Rataan laju pembakaran bahan bakar tidak sama untuk keempat
jenis bahan bakar.

c. 2,98 < 3,00 Terima H
0

Kesimpulan : Tidak ada interaksi sistem rudal yang berlainan dengan
jenis bahan
bakar yang berlainan.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai