AHMAD SAYUTI
ALQIM ALANSYARI
DEVY MELIAWATI
ERA WIDIA SARY
ERLLY DIANA
MARIATUL
ADAWIYAH
SRI YUNIARTI
NINGSIH
Tiroid
Anatomi Fisiologi
Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid
(parathiroid hormone, PTH) yang bersama-sama
dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan
kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah.
Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma,
yaitu dihambat sintesisnyabila kadar kalsium tinggi
dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan
merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal,
meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus,
sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan
melepaskan kalsium dari tulang.
DEFINISI • Hiperparatiroidisme adalah
suatu keadaan dimana
kelenjar-kelenjar paratiroid
memproduksi lebih banyak
hormon paratiroid dari
biasanya. Pada pasien dengan
hiperparatiroid, satu dari
keempat kelenjar paratiroid
yang tidak normal dapat
membuat kadar hormon
paratiroid tinggi tanpa
mempedulikan kadar kalsium.
ETIOLOGI
• Salah satu penyebab hiperparatiroidisme dari
banyak hiperfungsi kelenjar adalah adenoma.
Secara umum bahwa kelainan kelenjar yang
biasanya tunggal ditemukan ± 80 %. Kelainan
pada kelenjar biasanya neoplasma yang
benigna atau adenoma sedangkan paratiroid
karsinoma sangat jarang. Beberapa ahli bedah
dan ahli patologis melaporkan bahwa
pembesaran dari kelenjar yang multiple
umumnya jenis adenoma yang ganda.
KLASIFIKASI
HIPERTIROIDISM
E
• Kebanyakan pasien yang menderita
hiperparatiroidisme primer
HIPERTIROIDIS mempunyai konsentrasi serum
ME PRIMER hormon paratiroid yang tinggi.
Kebanyakan juga mempunyai
konsentrasi serum kalsium yang
tinggi, dan bahkan juga konsentrasi
serum ion kalsium yang juga tinggi.
Tes diagnostik yang paling penting
untuk kelainan ini adalah
menghitung serum hormon
paratiroid dan ion kalsium.
Penderita hiperparatiroid primer
mengalami peningkatan resiko
terjangkit batu ginjal.
Penyebab hiperparatiroidisme primer
biasanya adalah tumor dari salah
satu kelenjar paratiroid.
hal yang sering terjadi pada
hiperparatiroidisme primer ini
adalah:
a.Penyakit tulang
b.Pembentukan batu ginjal
hiperparatiroidisme
sekunder
• Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon
paratiroid yang berlebihan karena rangsangan produksi
yang tidak normal. Hiperparatiroidisme sekunder adalah
hiperplasia kompensatorik keempat kelenjar yang
bertujuan untuk mengoreksi penurunan kadar kalsium
serum. Pada sebagian besar kasus, kadar kalsium serum
dikoreksi ke nilai normal, tetapi tidak mengalami
peningkatan. Kadang-kadang, terjadi overkoreksi dan kadar
kalsium serum melebihi normal; pasien kemudian dapat
mengalami gejala hiperkalsemia.
Penyebab hiperparatiroidisme sekunder
adalah oleh defisiensi vitamin D atau
penyakit gagal ginjal kronis.
Hal yang bisa terjadi pada hiperparatiroidisme
sekunder adalah:
a.Rakhitis-Defisiensi Vit.D yang lebih sering
terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa.
b.Rakhitis yang disebabkan penyakit ginjal
c.Osteoporosis-berkurangnya matriks tulang
hiperparatiroidis
me tersier
• Hiperparatiroidisme tersier adalah
perkembangan dari hiperparatiroidisme
sekunder yang telah diderita lama. Penyakit
hiperparatiroidisme tersier ini ditandai dengan
perkembangan hipersekresi hormon paratiroid
karena hiperkalsemia.
Faktor Pencetus
• Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid
(parathiroid hormone, PTH) yang bersama-sama
dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan
kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah.
Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma,
yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi
dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan
merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal,
meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus,
sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan
melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif
bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam
mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal,
tulang dan usus.
Tanda dan Gejala
• Kebanyakan pasien dengan hiperparatiroidisme adalah
asimtomatik. Manifestasi utama dari
hiperparatiroidisme terutama pada ginjal dan tulang.
Kelainan pada ginjal terutama akibat deposit kalsium
pada parenkim ginjalatau nefrolitiasis yang rekuren.
Dengan deteksi dini, komplikasi ke ginjal dapat
berkurang pada ± 20 % pasien. Batu ginjal biasanya
terdiri dari kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Pada
kebanyakan pasien episode berulang dari nefrolitiasis
atau pembesaran kalikuli ginjal dapat mengawali
obstruksi traktus urinarius, infeksi, gagal fungsi ginjal.
Nefrolitiasis juga menyebabkan penurunan fungsi
ginjal dan retensi fosfat.
Pemeriksaan Penunjang
Foto Rontgen:
Laboratorium: