BRONKOPNEUMONIA
Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama
: An . A
Umur
: 1 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin
: Laki laki
Berat Badan
: 11 kg
Tinggi Badan
: 78 cm
Alamat
: Larangan, Kaliwiro
No CM
: 56.96.33
Tanggal masuk RS : 18 Juni 2013
Tanggal keluar RS : 22 Juni 2013
ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan nenek pasien
Keluhan Utama : batuk dan sesak nafas
Keluhan Tambahan : demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada 18 Juni 2013 pukul 10.00 pasien diantar neneknya
datang ke Poli Anak RSUD KRT Setjonegoro dengan keluhan
batuk dan sesak nafas disertai demam sejak 7 hari yang lalu.
Batuk berulang dan produktif. Dahak kental, warna kuning,
tidak berbau, dan tidak ada darah, tidak ada riwayat tersedak.
Sesak tidak berhubungan dengan aktifitas fisik. Muntah (-),
BAB/BAK (+) n, nafsu makan menurun.
Riwayat Imunisasi :
Nenek merasa bahwa imunisasi yang diterima pasien
sudah lengkap, ibu dan nenek pasien rajin membawa
pasien ke posyandu untuk imunisasi.
BCG
: pada umur 0 bulan di bidan praktek
swasta
Hep B
: 3x pada usia 1 minggu, 2 dan 3 bulan di
posyandu
DPT
: 3x pada usia 3, 4, 7 bulan di posyandu
Polio
: 4x pada usia 2, 3, 4, 9 bulan di posyandu
Campak
: 1x pada usia 9 bulan
Anamnesis Sistem
Status Gizi :
BB = 11 kg
TB = 78 cm
Berdasarkan WHO growth
chart standart, status gizi
pasien :
BB/TB: 10/88= -2SD s/d
2SD ( normal )
BB/U: 11/1,4= 2SD s/d 2SD (
gizi baik )
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Kepala
Bentuk mesochephal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
Mulut : bibir pucat (+), sianosis (-), stomatitis angularis
(-), glositis (-), lidah kotor (-), atrofi lidah (-), nyeri telan
(-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Pemeriksaan Leher
Tak tampak adanya pembesaran limfenodi
Pemeriksaan Thoraks
Paru paru :
Inspeksi Simetris kanan kiri, tidak ada deformitas, tidak
ada ketinggalan gerak, retraksi dinding dada intercosta (+)
Palpasi Vokal fremitus seimbang antara paru-paru kanan
dan kiri, tidak ada pembesaran limfonodi axilaries.
Perkusi Lapang paru sonor dan bag lobus inferior pekak
Auskultasi Suara dasar paru vesikuler, suara tambahan
ada, ronkhi basah halus (+/+), wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi
: Ictus cordis tak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis tak teraba
Perkusi
: Batas Jantung
Kanan atas
: SIC II Linea Para Sternalis dextra
Kanan bawah : SIC IV LPS dextra
Kiri atas
: SIC II Linea Mid Clavicula sinistra
Kiri bawah
: SIC IV LMC sinistra
Auskultasi
SI-SII reguler, tunggal, tidak terdapat bising jantung
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, dinding dada // dinding perut, massa
(-), sikatrik (-), tanda-tanda radang (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik
Pemeriksaan Ekstremitas
Simetris, sianosis (-), akral hangat, deformitas (-), gerak
aktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan
Darah Rutin
Hemoglobin
Leukosit
Diff Count
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu
SGOT
SGPT
Nilai
Nilai rujukan
Ro Thorax :
12.1 g/dl
17.7 x 103/ul ()
10.8 12.8
6.0 17.0
3.70%
1. 60 % ()
59.60 %
27.60%
7.50%
36%
6
5 x 10 /ul
141 x 103/ul ()
72 fl ()
24 pg
34 g/dl
24
01
50 70
25 40
28
35 43
3.6 5.2
150 400
73 101
23 31
26 34
113 mg/dL
36 U/L
22 U/L
70 150
< 47
< 39
Gambaran
difus
merata pada kedua
paru, berupa bercakbercak infiltrat yang
dapat meluas hingga
daerah perifer paru,
disertai
dengan
peningkatan corakan
peribronkial
Kesan :
Bronchopneumonia
PROBLEM
Batuk dan sesak nafas disertai
demam 7 hari, nafas cepat, retraksi
dinding dada (intercosta), ronkhi
basah halus, leukositosis
HIPOTESIS
Bronkopenumonia, gizi baik
DIAGNOSIS BANDING
Bronkhiolitis
Hanya pada penderita usia < 2 tahun
Disebabkan oleh virus, tersering adalah respiratory
synctial virus.
Perjalanan singkat (48-72 jam)
Gambaran klinis tanpa disertai kenaikan suhu atau hanya
subfebris, sesak napas disertai serangan batuk, pada
pemeriksaan terdapat suara perkusi hipersonor,
ekspirium memanjang disertai dengan mengi (wheezing)
Bronkhitis
USUL PX
Px mikrobiologis
TERAPI
O2 NK 1 L/menit
Inf KA-EN 4B 1000 cc/24
jam
Inj Ceftriaxon 2 x 500 mg
Inj Dexamethasone 3 x
amp
PO : Rhelafen (Ibuprofen)
syr 4 x 1 cth
Oxopect (Oxomemazine,
guaifenesin) syr 3 x 1 cth
Diit : Sonde bubur tempe
3 x 1 porsi
FOLLOW UP
Tanggal
18 Juni 2013
U = 1,4 th
BB = 11 kg
HR = 108 kpm
RR = 52 kpm
t = 39,80 C
Perjalanan Penyakit
Instruksi Dokter
20 Juni 2013
U = 1,4 th
BB = 11 kg
HR = 104 kpm
RR = 56 kpm
t = 36,8 0 C
22 Juni 2013
U = 1,4 th
BB = 11 kg
HR = 104 kpm
RR = 32 kpm
t = 36,7 0 C
TINJAUAN PUSTAKA
Pneumonia sampai saat ini masih tercatat sebagai
penyebab kesakitan dan kematian utama pada balita.
Menurut WHO, hampir 1 dari 5 balita di negara
berkembang meninggal disebabkan oleh pneumonia.
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim
paru.
Sebagian
besar
disebabkan
oleh
mikroorganisme (virus/bakteri).
Terjadinya pneumonia pada anak seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada alveolus
yang disebut dengan bronkopneumonia atau
pneumonia lobularis.
DEFINISI
Bronkopneumonia adalah
peradangan akut parenkim
paru paru yang berasal
dari suatu infeksi yang
biasanya dimulai dengan
infeksi bronkus/bronkiolus,
kemudian
meluas
ke
alveolus
sekitarnya
(descending infection)
EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun, lebih dari 2 juta anak meninggal karena
pneumonia, berarti 1 dari 5 orang balita meninggal di
dunia.
Menurut laporan WHO, lebih dari 50% kasus pneumonia
berada di Asia Tenggara dan Sub-Sahara Afrika.
Pada penelitian kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007,
pneumonia menduduki tempat ke 2 sebagai penyebab
kematian bayi dan balita setelah diare.
Bronkopneumonia sering terjadi pada bayi dan anak kecil.
ANATOMI
KLASIFIKASI
Klasifikasikasi Gejala ISPA Untuk Golongan Umur <2
bulan
a. Bronkopneumonia berat, adanya nafas cepat (fast
breating) yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali
per menit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat
pada dinding dada bagian bawah ke dalam (severe
chest indrawing).
b. Bukan bronkopneumonia, batuk tanpa pernafasan
cepat atau penarikan dinding dada.
Umur
Nafas Cepat
0 2 bulan
2 12 bulan
12 bulan 5 tahun
>60 x/menit
>50 x/menit
>40 x/menit
>5 tahun
>30 x/menit
ETIOLOGI
Infeksi
Bakteri : Streptococcus
Pneumoniae,
Diplococus
pneumonia, Pneumococcus
sp, Hemoliticus aureus,
Haemophilus influenza,
Virus : Respiratory syntical
virus, Virus influenza
Jamur
:
Citoplasma
capsulatum,
Criptococcus
nepromas,
Blastomices
dermatides,
dan
Mycoplasma pneumonia
Non Infeksi
Terjadi
akibat
aspirasi
makanan,
sekresi
orofariengal
atau
isi
lambung kedalam paru dan
karena kongesti paru yang
lama
PATOFISIOLOGI
Bronkpneumonia bersifat sekunder yang diawali oleh
infeksi saluran pernasan atas
biasanya dimulai dari bronkeolus terminalis, dimana
merupakan lobus bagian bawah paru paling sering
terkena karena efek gravitasi
Menimulkan reaksi : kongesti, hepatisasi merah,
hepatisasi kelabu dan resolusi
MANIFESTASI KLINIS
Batuk
Demam
Takipneu yang disertai dengan retraksi interkostal, subkostal,
dan suprasternal
Pernapasan cuping hidung
Auskultasi dada dapat dijumpai ronki basah halus
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala
klinis berikut:
TRIAS BRONKOPNEUMONIA:
1.
2.
3.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis
Pada foto dada terlihat infiltrate alveolar yang dapat
ditemukan diseluruh lapangan paru. Luasnya kelainan pada
gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat
klinis penyakitnya
Pemerikasaan mikorbiologis guna mencari etiologi kuman
penyebab dapat meliputi pemeriksaan sputum, sekret
nasofaring bagian posterior, aspirasi trakea
Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD), kadar pCo2 dapat
rendah, normal, ataupun meningkat
PENATALAKSANAAN
Antibiotik merupakan drug of choice untuk kuman
yang dicurigai
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
terapi :
Kuman yang dicurigai atas dasar klinis, etiologis dan
epidemiologis
Berat ringannya penyakit
Riwayat pengobatan sebelumnya serta respon klinis
Ada / tidaknya penyakit yang mendasari
Rawat inap
Rawat jalan
Lini I :
Lini I amoksisilin atau
>3 bln : inj.ampisilin + kloramfenikol kotrimoksasol
<3 bln : inj.ampisilin + gentamisin
Alternatif : eritromisin
Lini II : amikasin, sefalosporin
Injeksi diberikan selama 3 hari,
PO 7-10hr
Catatan :
Neonatus & bayi kecil
antibiotik iv harus segera,
sering
sepsis
dan
meningitis
Terapi Suportif
Terapi O2 untuk mencapai saturasi 95-96%
Nebulizer untuk pengenceran dahak yang ketal, dapat
disertai bronchodilator bila disertai bronkospasme
Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak
Cairan IV, O2, koreksi asam-basa, elektrolit, GDS,
analgetik/antipiretik, hisap lendir
Nutrisi parenteral selama masih sesak
Pemantauan komplikasi
KOMPLIKASI
Pneumotoraks
Empiema torasis
Perikarditis purulenta
Infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta
Miokarditis
OMA
PROGNOSIS
Pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat,
mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%
Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan
yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang
lebih tinggi.
PENCEGAHAHAN
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan Tersier
KESIMPULAN
Berdasarkan pembagian pneumonia secara anatomi,
bronkopneumonia merupakan pneumonia lobularis.
Bronkopneumonia merupakan peradangan pada paru
dimana proses peradangannya ini menyebar
membentuk bercak-bercak infiltrat yang berlokasi di
alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus
terminal.
Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan
anak. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka
masih belum berkembang dengan baik.
Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering
bronkopneumonia pada bayi dan anak yaitu
Streptococcus
pneumoniae
dan
Haemophilus
influenzae type B.
Patofisiologi
pneumonia
stadiumnya, yaitu:
1.
2.
3.
4.
berdasarkan
urutan
Stadium kongestif
Stadium hepatisasi merah
Stadium hepatisasi kelabu
Stadium reolusi
DAFTAR PUSTAKA
Sekian
Terima Kasih