dan
Metabolisme
Ellen Teora, 1406528636
PROSES
PENCERNAAN
KIMIAWI (ENZIMATIK)
MEKANIK
Proses perubahan makanan dari bentuk
besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan
halus. Pada manusia dan mamalia
umumnya, proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi.
GERAKAN DALAM
PROSES PENCERNAAN
Ingesti masuknya
makanan ke dalam mulut
Mekanik pemotongan
atau penggilingan makanan
yang dilakukan oleh gigi
Peristalsis gelombang
kontraksi otot polos
involunteer yang
menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran
pencernaan
Absorpsi penggerakan
produk akhir pencernaan
dari lumen saluran
pencernaan ke dalam
sirkulasi darah adan limfatik
sehingga dapat digunakan
oleh tubuh
STRUKTUR LAPISAN
Dinding saluran pencernaan memiliki struktur umum yang sama di
seluruh panjangnya dari esofagus sampai anus, dengan beberapa
variasi lokal khas untuk masing-masing bagian. Namun secara umum
dinding lapian saluran cerna terdiri dari mukosa, submukosa,
muskularis eksterna, dan serosa (Sherwood, 2009).
Mukosa
2.
Lamina proparia : lapisan tengah tipis jaringan ikat tempat epitel berada.
Lapisan ini mengandung gut-associated lymphoid tissue (GALT) yang penting
dalam pertahanan terhadap bakteri usus penyebab penyakit.
3.
Muskularis mukosa : lapisan otot polos yang jarang yang letaknya terluar dari
lapisan mukosa dan bersebelahan dengan lapisan submukosa.
Submukosa
Lapisan tebal jaringan ikat yang menentukan daya regang dan elastisitas
saluran cerna. Bagian ini mengandung pembuluh darah besar dan
pembuluh limfe yang bercabang ke dalam (lapisan mukosa) dan ke luar
(lapisan otot). Di dalam submukosa juga terdapat anyaman saraf yang
dikenal sebagai pleksus submukosa
Muskularis eksterna
Serosa
Jaringan ikat paling luar dan mengeluarkan cairan encer licin (cairan
serosa) yang melumasi serta mencegah gesekan antara organ dan
lapisan visera di sekitarnya. Serosa bersambungan dengan mesentrium
yang menggantung organ pencernaan dari dinding dalam abdomen.
Perlekatan ini menghasilkan fiksasi relatif, yaitu menopang organ
pencernaan di posisi yang benar, sementara tetap memberi organ
pencernaan kebebasan untuk melakukan gerakan mencampur dan
mendorong.
Sebagian sel-sel otot polos dapat memacu variasi ritmik spontan potensial membran. Sel-sel mirip
sel otot tetapi tidak berkontraksi yang dikenal sebagai sel interstisium cajal adalah sel pemacu
yang memicu aktivitas gelombang lambat siklik. Sel-sel pemacu ini terletak di batas antara lapisan
otot polos longitudinal dan sirkular. Jenis aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan adalah
potensial gelombang lambat, yang disebut juga basic electrical rhythm (BER, irama listrik dasar)
saluran cerna. Jika gelombang ini mencapai ambang puncak depolarisasi, maka dapat
menimbulkan potensial aksi yang berujung kepada kontraksi-kontraksi otot yang berirama.
Pleksus saraf intrinsik adalah dua anyaman utama serat saraf, pleksus submukosa dan pleksus
menterikus, yang seluruhnya berada di dalam dinding saluran cerna dan berada di sepanjang
saluran cerna (Sherwood, 2009). Kedua pleksus ini sering disebut sistem saraf enterik. Pleksus
intrinsik mengandung berbagai jenis neuron, yang menyarafi sel otot polos aupun kelenjar
eksokrin dan endokrin. Neuron pleksus menterikus mengontrol motilitas gastrointestinal,
sementara pleksus submukosa mengontrol sekresi getah pencernaan dan peredaran darah
(Guyton, & Hall, 2006). Anyaman saraf intrinsik dapat mengoordinasikan aktivitas lokal di dalam
saluran cerna. Misalnya, jika sepotong makanan terganjal di esofagus, maka pleksus-pleksus
intrinsik mengoordinasikan respon lokal untuk mendorong maju makanan.
Saraf ekstrinsik
1.
Saraf ekstrinsik adalah serat-serat saraf dari kedua cabang saraf otonom
yang berasal dari luar saluran cerna dan menyarafi berbagai organ
pencernaan (Sherwood, 2009). Saraf otonom mempengaruhi motilitas
dan sekresi saluran cerna dengan memodifikasi aktivitas yang sedang
berlangsung di pleksus intrinsik, mengubah tingkat hormon pencernaan,
atau bekerja langsung pada beberapa otot polos dan kelenjar. Sistem
simpatis cenderung memperlambat kontraksi dan sekresi saluran cerna.
Sebaliknya, sistem parasimpatis mendominasi dan mendorong
pencernaan optimal. Serat saraf simpatis dapat meningkatkan motilitas
otot polos dan mendorong sekresi enzim maupun hormone pencernaan.
Salah satu tujuan utama pengaktifan saraf ekstrinsik adalah untuk
memadukan aktivitas berbagai saluran cerna. Contohnya, mengunyah
makanan secara refleks tidak hanya dapat meningkatkan sekresi liur,
tetapi juga sekresi lambung, pankreas, dan hati. Susunan anatomis dari
saraf enterik dan saraf ekstrinsik dapat mendukung tiga tipe refleks
gastrointestinal.
2.
Hormon pencernaan
Pencernaan
Enzimatik
pada tiaptiap saluran
pencernaan
Bagian
Zat yang
Dicerna
Rongga
Mulut
Gaster
Sumber
Enzim
Molekul
yang
dihasilkan
Karbohidrat Amilase
Kelenjar
Ludah
Maltosa
Protein
Pepsin
Kelenjar
Lambung
Peptida
Disakarida
se
(Maltase,
sukrase,
laktase)
Sel epitel
usus halus
Monosakari
da
(terutama
glukosa)
Protein
Lemak
Enzim
Asam
amino
Tripsin
Pankreas
(memecah
rangkaian
peptida)
Lipase
Pankreas
Asam
lemak +
gliserol
Conditioned Salivary
Reflex
Proses Menelan
Bermula dari fase volunter (oral): bolus makanan
Metabolisme Gaster
Pengaturan Sekresi Lambung
Fase sefalik:
1.
2.
3.
Rangsang regangan dinding lambung dan kimiawi makanan merangsang nukleus motorik dorsalis vagus dan
sekresi gastrin
Fase intestinal: keberadaan makanan pada bagian usus kecil merangsang sejumlah kecil gastrin
Pengosongan Lambung
Dirangsang oleh: n.vagus, penurunan simpatis, alkohol, kafein, protein yang tercerna sebagian peningkatan kontraksi pompa pilorus
penurunan resistensi sfinkter pilorus peningkatan pengosongan lambung
Dihambat oleh: penurunan vagus, peningkatan simpatis, distensi duodenum, adanya lemak, antasid kontraksi pompa pilorus peningkatan
resistensi sfinkter pilorus penurunan pengosongan lambung
Mempengaruhi
Pengosongan Lambung
(Perpindahan Bolus ke
Duodenum)
Source: Sherwood
Enterogastric Reflex
Source: http://www.austincc.edu/
Source: http://www.austincc.edu/
Proses Penyerapan
Vitamin
Fungsi Nutrient
Absorptive State
Postabsorptive State
Pengeluaran sisa
pencernaan
Setelah usus
besar
mengabsorbsi
air dan
elektrolit,
terbentuk
kimus dari
cairan menjadi
massa semi
padat
Bakteri pada
usus besar
dapat
mencerna
sejumlah kecil
selulosa
Rektum
membuka ke
eksterior di
anus
Feses
dikeluarkan
Proses metabolisme
Metabolisme anaerob
Metabolisme aerob
Metabolisme aerob
HIPERGLIKEMIA
Suatu kondisi di mana jumlah glukosa yang
KETOGENESIS
REFERENSI
Guyton, Arthur C., dan John E. Hall. (2006). Textbook of Medical Physiology.
Philadelphia:Elsevier Saunders.