Anda di halaman 1dari 13

PENATALAKSANAAN ASMA

PADA ANAK
TUTI ALAWIYAH
0910.211.044

TUJUAN PENATALAKSANAAN
Pasien dapat menjalani aktivitas normal seorang
anak pada umumnya, termasuk bermain dan
berolahraga.
Sesedikit mungkin angka absensi sekolah
Gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari
Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi
diurnal yang mencolok
Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada
serangan.
Efek samping obat dapat dicegah sehingga
tidak/sesedikit mungkin timbul, terutama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak.

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
1. Reliever, obat pereda/obat serangan, untuk
meredakan serangan / gejala asma jika
sedang timbul. Bila serangan sudah teratasi
dan sudah tidak ada gejala lagi, maka obat ini
tidak digunakan lagi.

2. Controller, obat pengendali sering disebut


obat pencegah/profilaksis, untuk inflamasi
respiratorik kronik (peradangan saluran napas
menahun). terus-menerus, waktu relatif
lama, tergantung derajat penyakit asma, dan
responnya terhadap pengobatan/
penanggulangan.
diberikan pada Asma Episodik Sering dan
Asma Persisten.

ASMA EPISODIK JARANG


1. reliever berupa bronkodilator, beta agonis
hirupan (inhaler/spray) kerja pendek (short
acting 2-agonist, SABA) atau golongan
xantin kerja cepat, bila terjadi
gejala/serangan
2. Bila obat hirupan tidak ada, maka beta
agonis diberikan per oral (obat minum).
3. Penggunaan xantin kerja cepat (teofilin)
batas keamanannya (margin of safety)
sempit.

ASMA EPISODIK SERING


Diperlukan steroid hirupan (budesonid) dosis
rendah (controller), Jika penggunaan beta
agonis hirupan sudah lebih dari 3x per
minggu (tanpa menghitung penggunaan
sebelum aktivitas fisik), atau serangan
sedang/berat terjadi lebih dari sekali dalam
sebulan,

Dosis rendah 100-200 mg/hari budesonid (50100 mg/hari flutikason) untuk anak berusia
kurang dari 12 tahun, dan 200-400 mg/hari
budesonid untuk anak berusia di atas 12
tahun.

Penilaian dilakukan setelah 6-8 minggu,


Apabila masih tidak respons (masih terdapat
gejala asma atau gangguan tidur atau aktivitas
sehari-hari), maka dilanjutkan dengan tahap
kedua, yaitu menaikkan dosis steroid hirupan
sampai dengan 400 mg/hari, yang termasuk
dalam tata laksana asma persisten.

Prinsip pengobatan
jika tata laksana sudah sesuai dengan panduan,
respon tidak baik dalam 6-8 minggu, derajat yg >>
berat (step-up).
jika asmanya terkendali dalam 6-8 minggu,
derajatnya beralih ke lebih ringan (step-down). Bila
memungkinkan, steroid hirupan dihentikan
penggunaannya.
sebelum melakukan step-up, perlu dievaluasi :
(1) pelaksanaan penghindaran pencetus,
(2) cara penggunaan obat,
(3) penyakit penyerta yang mempersulit pengendalian
asma (seperti rinitis dan sinusitis).

Asma Persisten
Steroid hirupan dosis tinggi ke randah maupun dosis
rendah ke tinggi + steroid oral jangka pendek (3-5
hari). Kemudian dosis hirupan diturunkan hingga yg
t`kecil
terapi alternatif pengganti :
meningkatkan steroid menjadi dosis medium +
LABA (long acting beta-2 agonist) teophylline
slow release (TSR) + anti-leukotriene receptor
(ALTR). Dosis medium adalah setara dengan 200400 g/hari budosenid (100-200 g/hari
flutikason) untuk anak berusia kurang dari 12
tahun, dan 400-600 g/hari budosenid (200-300
g/hari flutikason) untuk anak berusia di atas 12
tahun.

Apabila dengan pengobatan lapis kedua selama 6-8


minggu tetap terdapat gejala asma, maka dapat
diberikan alternatif lapis ketiga, yaitu dapat
meningkatkan dosis kortikosteroid sampai dengan
dosis tinggi, atau tetap dosis medium ditambahkan
dengan LABA, atau TSR, atau ALTR. Yang dimaksud
dosis tinggi adalah setara dengan > 400 g/hari
budesonid (> 200 g/hari flutikason), untuk anak
berusia kurang dari 12 tahun, dan > 600 g/hari
budesonid (> 300 g/hari flutikason) untuk anak
berusia di atas 12 tahun.

refrensi
Buku ajar respiratori anak PNAA

Anda mungkin juga menyukai