Anda di halaman 1dari 60

KESELAMATAN

PASIEN

Keselamatan Pasien diatur dlm :


- UU No. 29 Tahun 2004 Ttg
Praktik Kedokteran, Pasal 2.
- UU No. 36 Tahun 2009 Ttg
Kesehatan, Pasal 5 (2), Pasal 19, Pasal 54.
- UU
No. 44 Tahun 2009 Ttg Rumah Sakit,
Pasal 13 (3), Pasal 32 (e),(n) dan Pasal 43.
- Permenkes No.1691 Thn 2011 Ttg
Keselamatan Pasien.

- WHO (World Health Organization) dari


berbagai negara menyatakan, KTD dalam
pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit
sekitar 3-16 %
- Laporan IOM (Institute of Medicine), di
Amerika Serikat setiap tahun terjadi 48.000
hingga 100.000 pasien meninggal dunia akibat
kesalahan medis.
- Dari 1.292 RS di Indonesia hanya 60% yg
terakreditasi, blm semuanya menerapkan
standar perlindungan pasien.
- Pelaporan KTD di Indonesia ?

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit


adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman,dan
diharapkan dapat mencegah terjadinya
cidera. Termasuk di dalamnya: mengukur
risiko; identifikasi dan pengelolaan risiko
terhadap pasien; pelaporan dan analisis
insiden; kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden serta menerapkan
solusi untuk mencegah, mengurangi serta
meminimalkan risiko.

Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


dicanangkan oleh Menteri Kesehatan pada
Seminar Nasional PERSI pada tanggal 21
Agustus 2005, di Jakarta Convention Centre
Jakarta.
Bulan Agustus 2005 Departemen Kesehatan
R.I. mencanangkan Gerakan Moral
Nasional Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit (GMN-KPRS) sebagai tonggak awal
bagi penerapan patient safety di Indonesia

Insiden adalah setiap kejadian yg tidak


disengaja dan kondisi yg mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang dpt dicegah pd pasien, terdiri dari
Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian
Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera
dan Kejadian Potensial Cedera.

Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya


disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya
disingkat KNC adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.

Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC


adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera.
Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat
KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang serius.

TUJUH LANGKAH
MENUJU KESELAMATAN PASIEN RS
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bangun kesadaran akan nilai KP


Pimpin dan dukung staf anda
Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
Kembangkan sistem pelaporan
Libatkan & berkomunikasi dengan pasien
Belajar & berbagi pengalaman tentang
KP
7. Cegah cedera melalui implementasi
sistem KP
KKP-RS

TANGGUNG JAWAB :
DIRUT RS

10

TUJUH STANDAR
KESELAMATAN PASIEN RS
(KARS-DEPKES)
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan
berkesinambungan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan
kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan KP
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
KP
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf
untuk mencapai KP
TANGGUNG JAWAB : KETUA TIM KP
KKP-RS
11
RS

TUJUH MANFAAT
PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN RS
MERUPAKAN TOLOK UKUR KEBERHASILAN KP DI RS

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KKP-

Budaya Safety meningkat dan berkembang


(Blame-Free Culture, Reporting Culture,
Learning Culture>>)
Komunikasi dengan pasien berkembang
KTD menurun, Peta KTD selalu ada dan terkini
Resiko Klinis menurun
Keluhan & Litigasi berkurang
Mutu pelayanan meningkat
Citra RS dan kepercayaan masyarakat
meningkat, diikuti kepercayaan Diri yang
meningkat
12

Cara Melaksanakan dan Menerapkan


SASARAN KESELAMATAN PASIEN di RS
Ketepatan identifikasi pasien
Peningkatan Komunikasi efektif
Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high alert)
Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat
prosedur dan tepat pasien operasi
Pengurangan risiko infeksi melalui 6
langkah cuci tangan
Pengurangan risiko pasien jatuh

I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN :

Memasang gelang pasien yang mencakup minimal 4 (empat) warna a.l :


Biru = pasien laki-laki
Merah Muda = pasien perempuan
Merah = pasien dg alergi
Kuning = pasien dg risiko cidera
2.Berikan penjelasan tentang manfaat pemasangan gelang.
3.Pada gelang pasien tertera minimal dua identitas, yaitu nama dan
nomor RM, Tanggal Lahir. Identitas tidak boleh menggunakan nomor
kamar atau lokasi pasien.
4.Lakukan identifikasi dan klarifikasi kecocokan identitas nama pasien
antara yang diucapkan pasien dg yang tertera pada gelang pasien
5.Identifikasi nama pasien wajib dilakukan pada saat:
a. Sebelum memberikan obat
b. Sebelum memberikan darah atau produk darah
c. Sebelum mengambil specimen darah
d. Sebelum melakukan tindakan/prosedur lainnya

INGAT !
Pasien akan ditanya :
Apakah petugas menjelaskan
tentang manfaat pemasangan
gelang
Apakah petugas selalu
mengidentifikasi nama pasien
sebelum melakukan tindakan

SASARAN II : PENINGKATAN
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Standar SKP.II.
Rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.

Maksud dan Tujuan


SKP.II
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi
kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau
melalui telpon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah
pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti
melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telpon ke
unit pelayanan.

Cont
Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan
suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk
perintah lisan dan telepon termasuk :
mencatat / (memasukkan ke komputer) perintah
secara lengkap atau hasil pemeriksaan oleh
penerima perintah;
kemudian penerima perintah membacakan
kembali (read back) perintah atau hasil
pemeriksaan;
dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat.

Cont
Kebijakan dan/atau prosedur
pengidentifikasian juga menjelaskan
bahwa diperbolehkan tidak
melakukan pembacaan kembali (read
back) bila tidak memungkinkan
seperti di kamar operasi dan situasi
gawat darurat di IGD atau ICU.

Elemen Penilaian SKP.II


1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui
telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil
pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap
oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan
verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui
telepon secara konsisten.

Bentuk & Karakteristik Komunikasi


Efektif
Mencakup :
1. Komunikasi verbal efektif
Jelas dan ringkas
Penggunaan contoh untuk membuat penjelasan lebih
mudah dipahami.
Mengulang bagian yg penting. Penerima pesan
mengetahui apa, siapa, mengapa, kapan, dimana,
bagaimana.
Ringkas dengan menggunakan kata2 yang
mengekspresikan ide secara sederhana.
Perbendaharaan kata
(sampaikan pesan dengan istilah yg dimengerti klien).

Cont
Arti denotatif dan konotatif
Intonasi
Kecepatan berbicara
2. Komunikasi nonverbal
Penampilan fisik
Sikap tubuh dan cara berjalan
Ekspresi wajah dan kontak mata.
Sentuhan (kasih sayang, dukungan
emosional dan perhatian diberikan
melalui sentuhan dan sesuai dg norma
sosial).

Proses dan unsur2 komunikasi efektif


Dalam proses komunikasi untuk mendapatkan
hasil yang efektif perlu diperhatikan unsur2 dari
komunikasi, yaitu:
Komunikator (pandai menggunakan
bahasa, intonasi, simbol dan mimik yang
menarik simpati dan empati dari
komunikannya)
Pesan (cara penyampaian, isi pesan sesuai
dg kebutuhan dan diminati oleh komunikan)
Media (sesuai dg pesan yg ingin
disampaikan dan sesuai dg kebutuhan
komunikan)

Cont
Perhatikan gangguan2 yg
mungkin akan menghambat
proses komunikasi
Komunikan (latar belakang, dll)
Pengaruh / umpan balik

Setiap petugas wajib


1. Lakukan komunikasi, baik lisan
maupun tertulis dengan sejelas-jelasnya.
a. Jika pesan lisan meragukan, segera
Klarifikasi dengan phonetic alfabeth
kepada pemberi pesan, sbb :
A(alfa),B( Bravo)dst
2. Komunikasi tertulis wajib menggunakan
tulisan yang mudah dibaca minimal oleh 3
orang

Identifikasi Masalah Komunikasi di


RS
Masalah komunikasi lisan
Salah terapi perawat salah mengidentifikasi nama obat
yang didiktekan oleh dokter sec lisan
Kesalahan dalam mengkomunikasikan komplikasi tindakan
kpd pasien
Kesalahan komunikasi lisan saat konsul dokter via telp,
atau info dari lab atau radiologi via telp
Dokter menyerahkan edukasi pasien pada koas yg kdg blm
berpengalaman

Masalah komunikasi tertulis


Salah membaca terapi dokter krn tulisan dokter yang buruk

Dokter yang terburu2 dlm melayani pasien

Masalah yang dihadapi


Resistensi / penolakan dari dokter
senior
Keluhan dokter ttg penurunan
kecepatan pelayanan dan banyaknya
pasien yg bs dilayani jika SOP
diberlakukan
Subyektifitas penerima informasi
krn pengalaman dan pengetahuan
krg, latar belakang berbeda
Teknologi komunikasi spt telp krg

Kegiatan yang akan


dilakukan
Masalah komunikasi lisan :
Konfirmasi ulang saat konsul / komunikasi lisan dgn
dokter
Pelatihan2 komunikasi yang efektif di RS sec
menyeluruh (dokter, perawat, dll)
Kebijakan2 komite medis u/ tingkatkan komunikasi
efektif

Masalah komunikasi tulisan :


Penerapan SIM dalam penulisan resep

Dokter yg terburu2
Menambah jml SDM / dokter
Membatasi jml pasien

Hambatan yg dihadapi
Monitoring dan evaluasi berjalannya
SOP

Definisi komunikasi efektif


Komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) pada orang yg
terlibat dalam komunikasi.

III. PENINGKATAN KEAMANAN


OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(SKP III )
Rumah Sakit mengembangkan suatu
pendektan untuk
memperbaiki/meningkatkan
keamanan obat 0 obatan yang perlu
di waspadai ( high alert )

III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI :

Elektrolit pekat (KCl 7.46%, Meylon 8.4%, MgSO4 20%,


NaCl 3%) tidak disimpan dalam unit pasien kecuali
dibutuhkan secara klinis, dan tindakan dilakukan untuk
mencegah penggunaan yang tidak seharusnya pada
area yang diijinkan sesuai kebijakan.
Elektrolit pekat yang disimpan dalam unit perawatan
pasien memiliki label yang jelas dan disimpan di
tempat dengan akses terbatas.
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi
lainnya : Golongan opioid, anti koagulan, trombolitik,
anti aritmia, insulin, golongan agonis adrenergic,
anestetik umum, kemoterapi, zat kontras, pelemas
otot dan larutan kardioplegia.

Tips :
Pemberian elektorlit pekat harus dengan
pengenceran dan menggunakan label khusus.
Setiap pemberian obat menerapkan Prinsip 7
Benar.
Pastikan pengeceran dan pencampuran obat
dilakukan oleh orang yang kompeten.
Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat
dengan kategori LASA (Look Alike Sound Alike).
Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan
tinggi dimeja dekat pasien tanpa pengawasan.
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori
LASA, saat memberi / menerima instruksi.

SASARAN IV : KEPASTIAN
TEPAT-LOKASI, TEPATPROSEDUR, TEPAT-PASIEN
OPERASI
Standar SKP.IV.
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memastikan
tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan
tepat- pasien.

Maksud dan Tujuan


SKP.IV
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien
pada operasi, adalah sesuatu yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di
rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat
dari komunikasi yang tidak efektif atau
tidak adekuat antara anggota tim bedah,
kurang/tidak melibatkan pasien di dalam
penandaan lokasi (site marking), dan tidak
ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.

Cont
Di samping itu pula asesmen pasien
yang tidak adekuat, penelaahan
ulang catatan medis tidak adekuat,
budaya yang tidak mendukung
komunikasi terbuka antar anggota
tim bedah, permasalahan yang
berhubungan dengan resep yang
tidak terbaca (illegible handwriting)
dan pemakaian singkatan adalah
merupakan faktor-faktor kontribusi

Cont
Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi
masalah yang mengkhawatirkan ini.
Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti
yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari
WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint
Commissions Universal Protocol for Preventing
Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person
Surgery Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan
pasien dan dilakukan atas satu pada tanda yang
dapat dikenali.

Cont
Tanda itu harus digunakan secara konsisten
di rumah sakit dan harus dibuat oleh
operator / orang yang akan melakukan
tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga
dan sadar jika memungkinkan, dan harus
terlihat sampai saat akan disayat.
Penandaan lokasi operasi ditandai dilakukan
pada semua kasus termasuk sisi (laterality),
multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi),
atau multipel level (tulang belakang).

Cont
Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk :
Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang
benar;
Memastikan bahwa semua dokumen, foto
(imaging), hasil pemeriksaan yang relevan
tersedia, diberi label dengan baik, dan
dipampang;
Lakukan verifikasi ketersediaan setiap peralatan
khusus dan/atau implant-implant yang
dibutuhkan.

Cont
Tahap Sebelum insisi (Time out)
memungkinkan semua pertanyaan atau
kekeliruan diselesaikan.
Time out dilakukan di tempat, dimana
tindakan akan dilakukan, tepat sebelum
tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh
tim operasi.
Rumah sakit menetapkan bagaimana
proses itu didokumentasikan secara
ringkas, misalnya menggunakan ceklist.

Elemen Penilaian SKP.IV


1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan
pasien di dalam proses penandaan.
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain
untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur,
dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
sebelum insisi / time-out tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur / tindakan pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi.

Tandai lokasi operasi


(Marking), terutama
Pada organ yang memiliki 2 sisi,
kanan dan kiri.
Multiple structures (jari tangan, jari
kaki)
Multiple level (operasi tulang
belakang, cervical, thorak, lumbal)
Multipel lesi yang pengerjaannya
bertahap

Anjuran Penandaan Lokasi Operasi


Gunakan tanda yang telah disepakati
Dokter yang akan melakukan operasi yang
melakukan pemberian tanda
Tandai pada atau dekat daerah insisi
Gunakan tanda yang tidak ambigu (contoh :
tanda X merupakan tanda yang ambigu)
Daerah yang tidak dioperasi, jangan ditandai
kecuali sangat diperlukan
Gunakan penanda yang tidak mudah
terhapus (contoh : Gentian Violet)

Identifikasi Masalah
Tidak tepat lokasi
Kesalahan dalam menulis rekam medis atau membaca
foto rontgen

Tidak tepat prosedur


Kuantitas SDM (tim OK) kurang shg mengganggu
kelangsungan op
Kualitas tenaga medis terutama koas + residen krg baik
Sarana dan prasarana tdk memenuhi syarat (bangunan,
alat2 Op, lampu / penerangan, prosedur sterilisasi /
CSSD)

Tidak tepat pasien


Salah identifikasi krn nama pasien sama

Masalah yang dihadapi


Kendala biaya utk pemenuhan
sarana-prasarana
Terbatasnya tenaga medis anestesi
Belum adanya kebijakan (mis utk
CSSD, mendatangkan SDM yg
dibutuhkan)
Blm ada pendataan / record ttg
kekurangan / kesalahan di OK

Kegiatan yang dilakukan


Audit klinik harus berjalan dengan
baik
Kebijakan yang tegas dari
manajemen
Utk menyekolahkan tenaga medis
Menambah tenaga medis
Reward and punishment
Perbaikan dan pembuatan gedung yg
baru
Monitoring dan evaluasi

Hambatan yg dihadapi
Rasa sungkan / ketidakberanian dari
pihak manajemen

V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI


MELALUI 6 LANGKAH CUCI TANGAN
Budayakan cuci tangan di RS
pada saat :
Sebelum dan sesudah menyentuh
pasien
Sebelum dan sesudah tindakan /
aseptik
Setelah terpapar cairan tubuh pasien
Sebelum dan setelah melakukan
tindakan invasive
Setelah menyentuh area sekitar

Adapun 6 langkah cuci tangan standar WHO


adalah :
Buka kran dan basahi kedua telapak tangan
-Tuangkan 5 ml handscrub/sabun cair dan gosokkan pada tangan
dengan urutan TEPUNG SELACI PUPUT sbb :
Telapak tangan; gosok kedua telapak tangan
Punggung tangan; gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri
dan sebaliknya.
Sela-sela jari, gosok telapak tangan dan sela-sela jari sisi dalam
KunCi; jari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
Putar; gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
Putar; rapatkan ujungjari tangan kanan dan gosokkan pada telapak
tangan kiri dengan cara memutar mutar terbalik arah jarum jam, lakukan
pada ujung jari tangan sebaliknya.
- Ambil kertas tissue atau kain lap disposable, keringkan kedua tangan
- Tutup kran dengan sikut atau bekas kertas tissue yang masih di
tangan.

VI. PENGURANGAN RISIKO CIDERA


KARENA PASIEN JATUH
Amati dengan teliti di lingkungan kerja anda
terhadap fasilitas, alat, sarana dan prasarana
yang berpotensi menyebabkan pasien cidera
karena jatuh
Laporkan pada atasan atas temuan risiko
fasilitas yang dapat menyebabkan pasien cidera
Lakukan asesmen risiko jatuh pada setiap
pasien dg menggunakan skala (Skala Humpty
Dumpty untuk pasien anak, Skala Risiko
Jatuh Morse (MSF) untuk pasien dewasa, dan
skala geriatric pada pasien geriatric.

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip


(Look-Alike, Sound-Alike Medication Names).
2. Pastikan Identifikasi Pasien.
3. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima /
Pengoperan Pasien.
4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang
benar.
5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (Concentrated).
6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan
Pelayanan.
7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang
(Tube).
8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.
9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) untuk
Pencegahan lnfeksi Nosokomial.

1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip


(Look-Alike, Sound-Alike Medication Names) ;
Sebelum memberikan obat ke pasien, cek tujuan
pemberian obat pada resep / instruksi dokter/ rekam medis
pasien.
Sebelum memberikan obat ke pasien, cek kecocokan obat
yang akan diberikan dengan diagnosa medis pasien.
Pada obat yang hafal, label obat yang akan diberikan perlu
dibaca secara cermat, mengenali obat secara visual/fisik,
lokasi penyimpanannya dan melihat tanda spesifik lainnya.
Pisahkan penempatan dan penyimpanan obat yang mirip
(Norum) termasuk obat yang bermasalah.
Berikan penjelasan pada pasien atau keluarganya tentang
obat-obatan yang mirip nama dan bentuknya yang
kemungkinan dikonsumsi pasien.

2. Pastikan Identifikasi Pasien ;


Cek identitas pasien dan mencocokannya dengan
kebutuhan perawatan pasien misalnya tindakan medis,
laboratorium.
Digunakan minimal 2 jenis identitas (misalkan nama pasien
dan tanggal lahir) sebagai alat klarifikasi identitas pasien
saat pasien masuk atau pindah ke rumah sakit lain atau
tempat pelanan lainnya.
Cek identitas pasien dan mencocokannya dengan
kebutuhan perawatan pasien misalnya tindakan medis,
laboratorium.
Terapkan standarisasi dalam identifikasi pasien sesuai
prosedur yang ada, misalkan gelang warna tertentu
dengan ditulis nama dan tanggal lahir.
Ada protokol identifikasi pasien dengan nama yang sama
atau pasien-pasien yang tidak diketahui namanya dan
mengikuti protokol tersebut.

3. Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima /


Pengoperan Pasien ;
Lakukan operan pasien saat pergantian dinas jaga.
Lakukan operan dengan petugas tempat perawatan
selanjutnya saat pasien dipindahkan ke tempat
perawatan lain atau unit tindakan lainnya.
Baca ulang dokumen pasien saat operan dan
dicermati dengan teliti.
Saat operan cukup waktu bagi staf untuk bertanya
dan tidak ada interupsi saat operan.
Saat operan pasien dijelaskan dengan rinci dan benar
mengenai: status pasien, obat-obatan, rencana
terapi, advance directive (pernyataan keinginan
pasien) dan semua perubahan status pasien.

4. Pastikan Tindakan yg benar pd Sisi Tubuh yg benar;


Lakukan verifikasi dan memberi tanda sesuai rekam medis
pada anggota tubuh yang akan dilakukan prosedur delegasi
seperti : pemasangan gips atau prosedur operatif minor
lainnya.
Libatkan pasien dalam setiap proses verifikasi preoperative
untuk mengkonfirmasi ulang.
Lengkapi data laboratorium, uji diagnostic, CT scan, Rontgen
MRI dan test yang relevan untuk verifikasi ketepatan pasien
sebelum pasien dioperasi.
Cocokan identitas pasien dengan jenis tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan rekam medis.
Lakukan serah terima pasien dengan menyertakan rekam
medis dan pemeriksaan penunjang kepada petugas kamar
operasi atau kamar tindakan.

5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat


(Concentrated) ;
Cairan KCL disimpan di tempat yang terpisah dan terkunci
dan pemakaiannya didokumentasikan sebagai kendali
pemakaian atau jika tidak tersedia ruang khusus
penyimpanan dan persiapan obat, maka hanya perawat,
dokter atau Apoteker yang berpengalaman yang
diperbolehkan menyiapkan obat ini.
Setelah KCL atau cairan konsentrasi lain disiapkan,
dilakukan pengecekan independen oleh staf yang
berpengalaman dan terkualifikasi.
Tersedia protocol (ceklist) untuk cairan KCL/cairan
konsentrasi lain meliputi cara menghitung, kecepatan
cairan dan jalur pemberian vena yang tepat.
Pemberian KCL atau cairan konsentrasi lain dengan infuse
pump atau infuse mikro dirp set (60 tetes/ml) atau infuse
set buret dan harus sering dimonitor.
Cairan KCL atau cairan konsentrasi lain yang sudah
disiapkan diberi label peringatan resiko tinggi sebelum

6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat pd Pengalihan


Pelayanan ;
Standarisasi pengumpulan dan dokumentasi semua obat
yang sedang digunakan pasien yang meliputi nama obat/
suplemen, Dosis, frekuensi dan waktu dosis terakhir.
Perbaharui daftar obat jika terdapat order baru yang
dituliskan yang merefleksikan semua obat yang sedang
digunakan pasien.
Komunikasikan daftar obat kepada pemberi pelayanan
berikutnya kapanpun pasien dipindahkan, dipulangkan
dan berikan daftar obat saat pasien pulang.
Ajari pasien atau keluarga tentang penggunaan obat yang
aman, risiko obat baik secara tunggal atau kombinasi dan
beri akses informasi obat yang terjangkau dan relevan.
Anjurkan pasien untuk menyimpan obatnya di tas dan
membawanya jika berkunjung ke rumah sakit atau dokter .

7. Hindari Salah Kateter, Salah Sambung Slang


/Tube ;
Tidak memperbolehkan staf non klinis, pasien dan keluarga
untuk menyambungkan atau melepas sambungan selang,
bantuan harus selalu ditujukan kepada staf klinis.
Beri label pada kateter yang berisiko tinggi (kateter arteri,
epidural, intratekal dan Hindari penggunaan kateter dengan
injection port pada peralatan ini.
Jelaskan jakur-jalur selang dan standar dasar masing-masing
jalur selang pasien disaat operan pasien.
Buat alur dasar untuk koneksi semua selang dan verifikasi
ujung selang sebelum membuat koneksi atau melepas
sambungan atau memberikan obat, cairan atau produk lain.
Lakukan training mengenai bahaya salah sambung selang
dan peralatan medis pada program orientasi dan
pengembangan berkelanjutan staf klinis.

8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai ;


Atasan/ rekan kerja menganjurkan penggunaan
peralatan injeksi sekali pakai.
Ikut program training petugas kesehatan atau
memanfaatkan informasi dari rumah sakit
tentang: pencegahan infeksi, praktek injeksi yang
aman, penanganan sampah benda tajam yang
aman dan penggunan tehnologi injeksi terbaru
(sedikit menggunakan jarum).
Identifikasi dan terapkan praktek penanganan
sampah medis yang aman.
Dukung pengadaan peralatan injeksi dengan
system sedikit tusukan.
Edukasi ke pasien dan keluarganya tentang
alternative penggunaan obat-obatan injeksi

9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand


Hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi
Nosokomial ;
Atasan atau rekan kerja mempromosikan
ketaatan melakukan cuci tangan.
Tersedia wastafel dan sabun cuci tangan dengan
air yang mengalir untuk fasilitas cuci tangan
disetiap sudut ruang perawatan.
Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh,
melakukan tindakan atau berkontak dengan
cairan pasien.
Edukasi/penyuluhan bagi petugas kesehatan
tentang tehnik cuci tangan yang benar.
Buat informasi ke pasien dan keluarga tentang
tehnik cuci tangan yang benar dan pentingnya

Anda mungkin juga menyukai

  • Persiapan Rekredensialing Faskes
    Persiapan Rekredensialing Faskes
    Dokumen13 halaman
    Persiapan Rekredensialing Faskes
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Cetak Nama Dokter Laminating
    Cetak Nama Dokter Laminating
    Dokumen1 halaman
    Cetak Nama Dokter Laminating
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • PP 4 .SPO Pendistribusian Makanan
    PP 4 .SPO Pendistribusian Makanan
    Dokumen6 halaman
    PP 4 .SPO Pendistribusian Makanan
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Analisis Soal Secara Manual
    Analisis Soal Secara Manual
    Dokumen44 halaman
    Analisis Soal Secara Manual
    Endi Febrianto
    Belum ada peringkat
  • Renja Rsu2015
    Renja Rsu2015
    Dokumen24 halaman
    Renja Rsu2015
    Yusrizal S
    Belum ada peringkat
  • Undangan Review IV Akreditasi Pelatihan
    Undangan Review IV Akreditasi Pelatihan
    Dokumen2 halaman
    Undangan Review IV Akreditasi Pelatihan
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Cetak Nama Dokter Laminating
    Cetak Nama Dokter Laminating
    Dokumen1 halaman
    Cetak Nama Dokter Laminating
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Risiko
    Manajemen Risiko
    Dokumen1 halaman
    Manajemen Risiko
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen2 halaman
    Nama
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Bagian Penggerak
    Bagian Penggerak
    Dokumen1 halaman
    Bagian Penggerak
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Renja Rsu2015
    Renja Rsu2015
    Dokumen24 halaman
    Renja Rsu2015
    Yusrizal S
    Belum ada peringkat
  • Ala Bisa Karena Biasa
    Ala Bisa Karena Biasa
    Dokumen1 halaman
    Ala Bisa Karena Biasa
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • MM - KATA PENGANTAR Company Profile PDF
    MM - KATA PENGANTAR Company Profile PDF
    Dokumen2 halaman
    MM - KATA PENGANTAR Company Profile PDF
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Resiko Keselamatan Pasien
    Identifikasi Resiko Keselamatan Pasien
    Dokumen24 halaman
    Identifikasi Resiko Keselamatan Pasien
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    100% (1)
  • RSGM 1173 - 2004
    RSGM 1173 - 2004
    Dokumen16 halaman
    RSGM 1173 - 2004
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Bagian Penggerak
    Bagian Penggerak
    Dokumen1 halaman
    Bagian Penggerak
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • LOKET
    LOKET
    Dokumen1 halaman
    LOKET
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • IS
    IS
    Dokumen1 halaman
    IS
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • AKREDITASI
    AKREDITASI
    Dokumen34 halaman
    AKREDITASI
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Insya Allah
    Insya Allah
    Dokumen9 halaman
    Insya Allah
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Tipe Wanita Yang Disunnahkan Untuk Dilamar
    Tipe Wanita Yang Disunnahkan Untuk Dilamar
    Dokumen4 halaman
    Tipe Wanita Yang Disunnahkan Untuk Dilamar
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Tuli San
    Tuli San
    Dokumen3 halaman
    Tuli San
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Radiologi
    Radiologi
    Dokumen1 halaman
    Radiologi
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Cinta
    Cinta
    Dokumen2 halaman
    Cinta
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Tata Cara Pengisian Data Swapantau Perusahaan
    Tata Cara Pengisian Data Swapantau Perusahaan
    Dokumen16 halaman
    Tata Cara Pengisian Data Swapantau Perusahaan
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    100% (2)
  • Uraian Tugas K3 RS
    Uraian Tugas K3 RS
    Dokumen2 halaman
    Uraian Tugas K3 RS
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    100% (11)
  • Telusur MFK
    Telusur MFK
    Dokumen20 halaman
    Telusur MFK
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Skrining Pasien
    Skrining Pasien
    Dokumen43 halaman
    Skrining Pasien
    LiaNda Tazmasiv Koto MenyemangatiSendiri
    Belum ada peringkat
  • Hospital Standards 4ed Indonesian
    Hospital Standards 4ed Indonesian
    Dokumen329 halaman
    Hospital Standards 4ed Indonesian
    Diklatpimempat Angkatanlimabelas
    100% (8)