Anda di halaman 1dari 60

GAMBARAN UMUM

AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
PADA PEMERINTAH PUSAT
Disampaikan oleh:
Didied Ary Setyanang
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan
Jakarta, 27 Mei 2015

Didied Ary Setyanang


Didid.sarapan.pagi@gmail.com
Seksi Sistem Akuntansi Anggaran Pembiayaan
dan Perhitungan dan Unit Khusus, Direktorat
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Ditjen
Perbendaharaan.
Kelahiran Surabaya, 8 Desember 1978
Penugasan:
KPKN Benteng (2002 2004)

Tugas Belajar (2010 2012)

Tugas Belajar (2004 2007)

Pengembangan Pegawai (2013)

KPPN Sidoarjo (2007)

Subdit BAI, Dit. APK (2013)

Kanwil DJPB Jatim (2007 2010)

Subdit SA, Dit. APK (2014 - )

PENDAHULUAN
Fokus reformasi manajemen keuangan sektor
publik dalam dua dekade terakhir adalah
peningkatan transparansi dan akuntabilitas
pemerintah serta peningkatan efisiensi dan
efektifitas khususnya dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik.
Salah satu bentuk reformasi tersebut berupa
penerapan akuntansi berbasis akrual.
Sejalan dengan gelombang New Public
Management dalam beberapa dekade terakhir,
demam penerapan akuntansi berbasis akrual
pada sektor publik menjadi topik yang ramai
dikaji dan didiskusikan.

Akuntansi Pemerintahan dalam Survei


Sumber: PwC global survey on accounting and reporting by central governments,
Towards a new era government accounting and reporting, April 2013

Trend dalam 5 tahun ke depan: Cash basis (14) Modified Cash (9)
Modified Accrual (14) Accrual basis (63)
Kenaikan 142% dalam penerapan akuntansi dan pelaporan berbasis akrual

PRAKTEK AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DI


DUNIA INTERNASIONAL
BEBERAPA NEGARA-NEGARA YANG TELAH MENERAPKAN AKUNTANSI BERBASIS
AKRUAL:
No.

Negara

Catatan

Australia

Akuntansi Akrual penuh, penyusunan Lap. Keu Konsolidasi sejak 1997

Kanada

Akuntansi Akrual penuh, penyusunan Lap. Keu Konsolidasi sejak 2002

Selandia Baru

Akuntansi Akrual penuh, penyusunan Lap. Keu Konsolidasi sejak 1992

Inggris

Akuntansi Akrual penuh, penyusunan Lap. Keu Konsolidasi sejak 2006

Amerika Serikat

Akuntansi Akrual penuh, penyusunan Lap. Keu Konsolidasi sejak 1998

Prancis

Berpindah ke Akrual. Standar yang berlaku dalam proses pengembangan


mengacu pada IFRS, IPSAS

Yunani

Menerapkan akuntansi akrual pada penyusunan laporan keuangan konsolidasian

Swiss

Adopsi IPSAS efektif sejak tahun 2007

Swedia

Menerapkan akuntansi akrual pada penyusunan laporan keuangan konsolidasian

10

Finlandia

Menerapkan akuntansi akrual pada penyusunan laporan keuangan konsolidasian

Islandia

Menerapkan akuntansi akrual pada penyusunan laporan keuangan konsolidasian


dengan beberapa elemen dalam basis kas

Italia

Menerapkan akuntansi akrual pada penyusunan laporan keuangan konsolidasian


dengan beberapa elemen dalam basis kas

11
12

Reformasi Akuntansi dan Pelaporan di Indonesia


(1/3)
Pra Reformasi Basis Kas (sampai 2003)
Sistem pencatatan single entry
Pelaporan basis kas
Belum ada standar akuntansi
Belum ada sistem pencatatan yang terintegrasi
Sumber data yang tidak dapat direkonsiliasi
Perbedaan waktu yang lama antara pencatatan dan
pelaporan
Rendahnya permintaan untuk pelaporan keuangan yang
dapat diandalkan
Terbatasnya jumlah pegawai yang mengerti akuntansi
Dukungan IT yang belum terintegrasi

Basis Kas menyediakan informasi pendapatan dan belanja


berbasis kas.
Basis Kas tidak menyediakan informasi akrual untuk pendapatan,
beban, aset, kewajiban dan ekuitas

Reformasi Akuntansi dan Pelaporan di Indonesia


(2/3)
Transisi Modifikasi Kas Menuju Akrual
(2004 s.d. 2014)
Mencatat transaksi menggunakan basis kas
Menggunakan jurnal korolari untuk transaksi yang
mempengaruhi posisi aset atau kewajiban
Membuat jurnal penyesuaian akhir tahun untuk menyajikan
saldo piutang, persediaan, investasi dan piutang (pendekatan
periodik)
Menyusun Laporan Realiasasi Anggaran sejalan dengan model
penganggaran berbasis kas
Menghasilkan informasi akrual untuk penyusunan Neraca

Basis Kas Menuju Akrual mempunyai kelebihan berupa:


1. Mencakup basis kas yang sederhana dan basis akrual
yang lebih informatif
2. Sesuai dengan transisi basis kas menuju basis akrual
untuk menghindari resistensi

Reformasi Akuntansi dan Pelaporan di Indonesia


(3/3)
Akuntansi Berbasis Akrual (Sejak 2015)

Mencatat transaksi menggunakan basis akrual


Pengukuran aset menggunakan nilai historis
Depresiasi aset tetap
Basis akrual untuk pencatatan pendapatan dan beban
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran
Pengungkapan penuh

Basis Akrual dapat memberikan manfaat kepada pengguna


dengan menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja
pemerintah termasuk potensi dan risiko fiskal

Dasar Hukum Akuntansi Berbasis Akrual


Pasal 1
UU 17/2003

Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/


daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih
Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih

Pasal 36 ayat (1)


UU 17/2003

Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan


dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambatlambatnya dalam 5 (lima) tahun

Pasal 70 ayat (2)


UU 1/2004

Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan


dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya
tahun anggaran 2008

Mengamanatkan SAP berbasis akrual harus sudah


PP No 71/2010 diterapkan paling lambat pada tahun 2015
Ketentuan lebih lanjut penerapan SAP basis akrual pada
pemerintah pusat diatur dengan peraturan menteri keuangan

Definisi, Manfaat, Strategi Pentahapan


Akuntansi Berbasis Akrual (1/2)
Definisi
Akuntansi basis Akural adalah suatu basis akuntansi di mana
transaksi ekonomi/peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan
disajikan dalam L/K pada saat terjadinya transaksi tersebut,
tanpa memperhatikan waktu kas diterima/dibayarkan.
Jadi: (i) pendapatan akan diakui/dicatat oleh pemerintah pada
saat timbulnya hak dan tidak semata-mata pada saat kas masuk
ke kas negara. Sedangkan (ii) belanja diakui/dicatat oleh
pemerintah pada saat timbulnya kewajiban atau tidak selalu
pada saat kas keluar dari kas negara.
Contoh penerapan: Belanja akan diakui dan dicatat pada saat
diterimanya tagihan dari rekanan atas barang/jasa yang telah
diterima secara sah oleh pemerintah.

Definisi, Manfaat, Strategi Pentahapan


Akuntansi Berbasis Akrual (2/2)
Manfaat
Akuntansi berbasis akrual dapat menggambarkan posisi
keuangan pemerintah dengan lebih lengkap termasuk
dalam menginformasikan potensi dan risiko fiskal seperti
hak atas pendapatan yang masih akan diterima serta
kewajiban yang masih dibayar

Strategi Pentahapan
Pemerintah telah menyusun strategi dan pentahapan terkait
akrual, kebijakan akuntansi, desain training nasional, dan sistem
aplikasi teknologi informasi agar seluruh pemangku kepentingan
dapat memahami dan beradaptasi dengan baik terhadap
perubahan yang ada, sehingga dapat mendukung keberhasilan
proses migrasi menuju penerapan akuntansi dan pelaporan
berbasis akrual

Perumusan Kebijakan
PMK 213/PMK.05/2013

SAPP

PMK 214/PMK.05/2013
KepDirjen 224/PB/2014

Bagan Akun Standar

PMK 215/PMK.05/2013

Jurnal Standar

PMK 219/PMK.05/2013

Kebijakan Akuntansi
12

Langkah-Langkah Penerapan
Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia

ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PEMERINTAH PUSAT S.d. 2014 (LKPP)
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
DPR
Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Satker
[24.925]
Wilayah/
Provinsi
[4.006]

Satker BLU
[141]

LKKL
Eselon 1
[275]

K/L
[86]

LRA, LO, LPE,


Neraca
CaLK

Presiden
LKPP:
KONSOLIDASI

KPPN/PKN
[179]

Kanwil DJPB
[33]

APK-DJPB
[1]

Utang & Hibah

Penerusan
Pinjaman

Transaksi
Khusus

Belanja
Subsidi

Investasi
Pemerintah

Transfer ke
Daerah

Badan Lainnya

& Belanja
Lain-lain

Sistem Akuntansi BUN

BUN
LKBUN

LRA, LO, LPE,


LPSAL, Neraca
LAK
CaLK

BPK

Lap. Arus Kas


LRA, LO, LPE,
LPSAL, Neraca
CaLK

MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARA

PMK Nomor 213/PMK.05/2013 tentang SAPP

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(Konsolidasi)
LKPP

Kementerian Negara/Lembaga
Laporan Realisasi
Anggaran

Laporan Realisasi
Anggaran
Laporan Perubahan Sisa
Anggaran Lebih

Laporan Operasional
Laporan Operasional
Laporan Perubahan
Ekuitas

Laporan Perubahan
Ekuitas
Neraca

Neraca
Laporan Arus Kas
Catatan atas Laporan
keuangan

Catatan Atas Laporan


Keuangan
15

Kerangka Umum SAPP


SAPP
SAI
(Kementerian/Lembaga)

SA-BUN
(Kementerian Keuangan)

SAPP wajib diselengarakan oleh:


SAPP wajib diselengarakan oleh:
1. Seluruh unit organisasi pada Pemerintah Pusat
1. Seluruh unit organisasi pada Pemerintah Pusat
2. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Pemerintah Daerah
2. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Pemerintah Daerah
dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan
dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan
yang dananya bersumber dari APBN
yang dananya bersumber dari APBN
3. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada pelaksanaan
3. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada pelaksanaan
Anggaran Bendahara Umum Negara (BUN)
Anggaran Bendahara Umum Negara (BUN)
Unit atau entitas yang dikecualikan dari SAPP:
Unit atau entitas yang dikecualikan dari SAPP:
1. Pemerintah Daerah yang dananya bersumber dari APBD
1. Pemerintah Daerah yang dananya bersumber dari APBD
2. BUMN
2. BUMN
3. BUMD

Sistem Akuntansi Instansi

LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
Kementerian Keuangan

17

MEKANISME PELAPORAN SAI

DJKN

opsional

UAPB

UAPA

UAPPB-E1

UAPPA-E1

DJPBN

opsional

KANWIL
DJKN

KANWIL
DJPBN
UAPPB-W

KPKNL

Koordinator
DK/TP

UAKPB

UAPPA-W

BLU
UAKPA

KPPN

Proses dan Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Instansi

INTEGRITAS

PROFESIONALISME

SINERGI

PELAYANAN

KESEMPURNAAN

Fungsi Buku Besar Kas dan Buku Besar Akrual


No

Buku Besar kas

Buku Besar Akrual

1.

Mencatat transaksi realisasi


anggaran seperti:
Est. Pendapatan yg dialokasikan
Alotmen Belanja dan revisi
Realisasi Pendapatan LRA
Realisasi Belanja
Pengembalian Pendapatan LRA
Pengembalian Belanja

Mencatat transaksi akrual seperti a.l:


Realisasi Pendapatan-LO
Realisasi Beban
Kas di Bendahara Pengeluaran (UP)
Kas di Bendahara Penerimaan
Penyusutan dan Amortisasi
Penyesuaian Lainnya
Reklasifikasi Aset

2.

Menggunakan Jurnal standar Kas


yang selama ini telah digunakan
pada basis CTA

Menggunakan Jurnal Akrual sesuai


dengan Siklus Akuntasi

3.

Menghasilkan Laporan Realisasi


Anggaran (LRA)

Menghasilkan Laporan Operasional


(LO),Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE), dan Neraca

INTEGRITAS

PROFESIONALISME

SINERGI

PELAYANAN

KESEMPURNAAN

Laporan Keuangan
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Laporan
Laporan Pelaksanaan Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran

Basis Kas

Basis Akrual

Ya

Laporan Finansial

Neraca
Laporan Operasional
Laporan Perubahan Ekuitas

Catatan Atas Laporan Keuangan


CaLK

Ya
Ya
Ya

Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


Pengertian
Lap yg menyajikan
perbandingan antara
realisasi pendapatan dan
belanja dengan anggarannya

Manfaat
berguna dalam memprediksi
sumber daya ekonomi yang
akan diterima untuk
mendanai kegiatan satker
pemerintah pusat dalam
periode mendatang dengan
cara menyajikan laporan
secara komparatif

Struktur dan Isi


Pendapatan
Belanja
Pembiayaan

Tidak menyajikan lagi


Transaksi Non Kas

Ilustrasi
No
LRA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN


UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR 31
DESEMBER 2015
Uraian

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

A.1

PENERIMAAN NEGASA

A.1.a

Penerimaan Perpajakan

A.1.b

Penerimaan Negara Bukan Pajak

A.2

HIBAH
JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH (A.1 + A.2)

BELANJA NEGARA

B.1

Belanja Pegawai

B.2

Belanja Barang

B.3

Belanja Modal

B.4

Pembayaran Bunga Utang

B.5

Subsidi

B.6

Hibah

B.7

Bantuan Sosial

B.8

Belanja Lain-lain
JUMLAH BELANJA NEGARA

Angg.

Real.

Realisasi di
Atas (bawah)
Anggaran

% Real.
Angg.

Laporan Operasional
Pengertian

Isi dan Struktur

Menyediakan informasi ttg


seluruh kegiatan operasional
keuangan yg mencakup
pendapatan-LO, beban, dan
surplus/defisit operasional,
yang penyajiannya
disandingkan dengan periode
sebelumnya.

Kegiatan Operasional
Pendapatan-LO
Beban
Surplus/Defisit dari
operasi

Kegiatan non
operasional
Surplus/Defisit sebelum
Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa
Surplus/Defisit-LO

Manfaat dan Tujuan


melengkapi pelaporan dari
siklus akuntansi berbasis
akrual sehingga penyusunan
LO, LPE dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang
jelas

Pos Luar Biasa: tidak sering


terjadi, tidak dapat diramalkan,
berada di luar kendali entitas

LAPORAN OPERASIONAL
TINGKAT SATUAN KERJA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1

URAIAN

JUMLA
H

KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN PERPAJAKAN
PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK
PENDAPATAN HIBAH
Jumlah Pendapatan Operasional
BEBAN OPERASIONAL

Ilustrasi
Laporan
Operasional

Beban Pegawai
Beban Persediaan
Beban Jasa
Beban Pemeliharaan
Beban Perjalanan Dinas
Beban Barang untuk Diserahkan kepada
Masyarakat
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Transfer
Beban Lain-lain
Jumlah Beban Operasional
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional

XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX

LAPORAN OPERASIONAL
TINGKAT SATUAN KERJA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1

URAIAN

JUMLA
H

.(lanjutan) .
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar

Ilustrasi
Laporan
Operasional
(lanjutan)

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar


Beban Pelepasan Aset Non Lancar
Jumlah Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non
Lancar
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional
Lainnya
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya
Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non
Operasional
POS LUAR BIASA
Pendapatan Luar Biasa
Beban Luar Biasa

XXXXX
XXXXX
XXXX
X

XXXXX
XXXXX
XXXX
X
XXXX
X
XXXXX
XXXXX

Laporan Perubahan Ekuitas


Pengertian
Lap yg menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun berjalan
dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.

Tujuan
Menyediakan informasi
mengenai perubahan posisi
keuangan entitas pelaporan
sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode
pelaporan.

Isi dan Struktur


Ekuitas awal
Surplus/defisit-LO pada
periode bersangkutan
Koreksi-koreksi yang
langsung
menambah/mengurangi
ekuitas.
Saldo Ditagihkan kepada
Entitas Lain/ Diterima
dari Entitas Lain
Ekuitas akhir

Laporan Perubahan Ekuitas


Tingkat Satuan Kerja

Untuk Periode yang Berakhir Sampai Dengan 31


Desember 20X1

Ilustrasi
Laporan
Perubahan
EKUITAS AWAL
Ekuitas

URAIAN

SURPLUS/DEFISIT LO
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN
MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan
Selisih Revaluasi Aset Tetap
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
Lain-lain
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS (DEL/KEL)
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS
EKUITAS AKHIR

JUMLAH
XXXX
XXXX
XXXX

XXX
XXX
XXX
XXX
XXXX
XXXX
XXXXX

Neraca
Pengertian
Laporan keuangan yang
menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal
tertentu

Manfaat
Menyediakan informasi
mengenai posisi sumber
daya ekonomi,
kewajiban dan ekuitas
satker pemerintah pusat
pada tanggal tertentu.

Struktur dan Isi


Aset
Aset Lancar
Investasi Jk
Panjang
Aset Tetap
Aset Lainnya

Kewajiban
Jk Pedek
Jk Panjang

Ekuitas

Neraca
Tingkat Satuan Kerja
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
NO
1

Ilustrasi
Format
NERACA

URAIAN
Aset Lancar

20x1

20x0

xxxx

xxxx

Kas di Bendahara Pengeluaran

xxxx

xxxx

Kas di Bendahara Penerimaan

xxxx

xxxx

Piutang PNBP

xxxx

xxxx

Persediaan

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

Aset Tetap

Tanah

xxxx

xxxx

Peralatan dan Mesin

xxxx

xxxx

Gedung dan Bangunan

xxxx

xxxx

10

Total Aset

xxxx

xxxx

11

Kewajiban Jangka Pendek

xxxx

xxxx

12

Uang Muka dari KPPN

xxxx

xxxx

13

Pendapatan yang ditangguhkan

xxxx

xxxx

14

Utang kepada Pihak Ketiga

xxxx

xxxx

15

Total Kewajiban

xxxx

xxxx

16

Ekuitas

xxxx

xxxx

17

Total Kewajiban dan Ekuitas

xxxx

xxxx

Catatan Atas Laporan Keuangan


Pengertian
CaLK merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Laporan Keuangan

Tujuan & Manfaat


Memudahkan pengguna dalam memahami laporan
keuangan
Untuk meningkatkan transparansi laporan
keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih
baik atas informasi keuangan pemerintah

Isi:
Penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, Neraca,
LO, dan LPE.

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)


Ilustrasi
Daftar Isi
CaLK

Struktur dan Isi pada CaLK


Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut


kendala dan hambatannya
Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakankebijakan akuntansi yang dipilih
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar
muka laporan keuangan
Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan

Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar


Integritas

Profesionalis
me

Sinergi
Integritas

Pelayanan

Kesempurna
an

PENCAPAIAN DAN EKSPEKTASI OPINI


AUDIT BPK ATAS LKPP DAN LKKL

LKPP 2004 2008 mendapat Opini TMP (Disclaimer)


LKPP 2009 2013 mendapat Opini WDP (Qualified)
Ekspektasi LKPP 2014 dan seluruh LKKL 2014 dst. mendapat opini WTP

Opini BPK atas LKKL

2009

Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified)

42

50

61

62

65

Wajar Dengan Pengecualian (Qualified)

24

24

16

21

18

73

76

79

86

86

Tidak Memberikan Pendapat


(Disclaimer)
Tidak Wajar (Adverse)
Jumlah

2010 2011 2012 2013

34

CONTOH A:
SATKER MENYEWAKAN GEDUNG
SATKER MEMBAYAR HONORARIUM

35

Akrual VS Kas
Contoh 1 :
Satker A Pemilik Gedung Serbaguna telah
menyewakan gedung serbaguna kepada
pelanggan pada tgl 25 Des12 namun baru
dibayar pada tgl 10 Jan13 senilai Rp.1.000.000, Kapan timbulnya hak memperoleh pendapatan
sewa?
Kapan pengakuan pendapatan berbasis akrual?
Kapan terjadi aliran kas?
Kapan pengakuan pendapatan berbasis kas?
36

Akrual VS Kas
Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 12

Contoh 1:
1 Jan 12

Peristiwa
Sewa
25 Des12

Basis Akrual:
Pendapatan
dilaporkan pada
laporan 2012 (LO)

Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 13

Penerimaan
uang
10 Jan13

Basis Kas:
Pendapatan
dilaporkan pada
laporan 2013
(LRA)

Akrual VS Kas
Contoh 2 :
Honor pegawai penjaga Gedung pada
Satker A, bulan Des12, dibayar tgl 10
Jan13 sebesar Rp.700.000, Kapan terjadinya penggunaan jasa pegawai
shg timbulnya kewajiban membayar honor?
Bagaimana pengakuan beban?
Kapan terjadi aliran pengeluaran kas?
Bagaimana pengakuan belanja?

Akrual VS Kas
Contoh 2:
1 Jan 12

Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 12

Peristiwa
penggunaan jasa
pegawai
1 sd 31 Des12

Basis Akrual:
Beban Pegawai
dilaporkan pada
laporan 2012 (LO)

Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 13

Pembayaran
10 Jan13

39

Basis Kas:
Belanja Pegawai
dilaporkan pada
laporan 2013
(LRA)

Contoh 1& 2: Satker Pemilik Gedung Serbaguna


Satker telah menyewakan gedung serbaguna kepada pelanggan pada tgl 25
Des12 namun baru dibayar pada tgl 10 Jan13 senilai Rp.1 juta.
Honor pegawai penjaga gedung bln Des12 dibayar tgl 10 Jan13
Rp.700.rb,-

Akrual VS Kas
Basis Kas (LRA)
2012

Basis Akrual (LO)

2013

2012

2013

Pendapatan

1.000.000

1.000.000

Belanja/ Beban

700.000

700.000

Silpa/Surplus

300.000

300.000

N E R AC A
2013
Basis Kas 2012
maupun Basis Akrual
Lihat
Perbedaannya!

Kas
Piutang
Kewajiban

0 Kas
1.000.000 Piutang
700.000 Kewajiban

300.000
0
0

CONTOH B:
SATKER MENYEWA GEDUNG
MASA SEWA MELAMPAUI TGL 31 DES

Kementerian Keuangan

41

Akrual VS Kas
Contoh 3 :
Satker B menyewa Gedung untuk digunakan
sebagai kantor. Sewa dari tgl. 1 Agts12 sd 31
Juli13 sebesar Rp. 12 juta. Sewa dibayar
dimuka (pada tgl. 1 Agts12) sebesar Rp.12
juta.
Kapan terjadinya beban sewa?
Berapa besarnya beban sewa dan belanja sewa
2012?
Kapan terjadi aliran pengeluaran kas

Akrual VS Kas
Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 12

Contoh 1:
1 Jan 12

Penerbitan
Laporan
Keuangan 31 Des
13

masa sewa

Peristiwa
pembayaran sewa di
awal masa sewa
1 Agst 12

Basis Kas:
Belanja Jasa
dilaporkan pada
laporan 2012
Rp 12jt (LRA)

Akhir masa
sewa
31 Juli 13

Basis Akrual:
Beban Jasa
dilaporkan pada
laporan 2012
Rp 5jt (LO)

Basis Akrual:
Beban Jasa
dilaporkan pada
laporan 2013
Rp 7jt (LO)

Akrual vs Kas
Contoh 3: Satker B Penyewa Gedung Kantor
Satker menyewa Gedung untuk digunakan sebagai kantor.
Sewa dari tgl. 1 Agts12 sd 31 Juli13 sebesar Rp. 12 juta. Sewa
dibayar dimuka (pada tgl. 1 Agts12) sebesar Rp.12 juta.
Basis Kas
2012
Pendapatan

2013

2012

2013

12 juta

5.000.000

7.000.000

(-12 juta)

(-5.000.000)

(-7.000.000)

Belanja/Beban

Surplus/(Defisit)

Basis Akrual

N E R AC A
2012
Kas
Lihat
Perbedaannya!

Piutang
Kewajiban

2013
-12.000.000
7.000.000
0

Kas

Piutang

Kewajiban

Simulasi
Simulasi Alur
AlurPembentukan
Pembentukan
LO
dan
Neraca
#
1
LO dan Neraca # 1
Satker hanya memiliki transaksi pendapatan
dan beban. Tanpa ada utang dan piutang.
Pencatatan transaksi-transaksi pada Buku
Besar Akrual, Buku Besar Kas, Laporan
Operasional dan Neraca , sebagai berikut:

Pendapatan
Pendapatan
Telah diterima pendapatan PNBP berupa kas sebesar
100.Dicatat dengan jurnal:
1. Penagihan (Akrual):
Dr Diterima dari Entitas Lain
Cr Pendapatan PNBP - LO

100

2. SSBP (Kas):
Dr Utang kepada KUN
Cr Pendapatan PNBP LRA

100
100

100

Beban
Beban
Diterbitkan SPP Belanja Gaji sebesar 150. Telah
diajukan ke KPPN dan terbit SP2D sebesar 150.
Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
1. Resume Tagihan/SPP-LS/SPM-LS (Akrual):
Dr Beban Gaji (LO)
150
Cr Ditagihkan kepada Entitas Lain
150
2. SP2D (Kas):
Dr Belanja Gaji (LRA)
150
Cr Piutang dari KUN
150

Laporan
Operasional
Laporan Operasional
Pendapatan PNBP
Jumlah Pendapatan
Beban Gaji
Jumlah Beban
Surplus (Defisit)

100
100
(150)
(150)
( 50)

Laporan
LaporanRealisasi
RealisasiAnggaran
Anggaran
Uraian

PENDAPATAN NEGARA DAN


HIBAH
Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi di
Atas
Anggaran Realisasi
(bawah)
Anggaran

1.000

100

900

1.500

150

1.350

BELANJA NEGARA
Belanja Gaji
Belanja Modal

Laporan
LaporanPerubahan
PerubahanEkuitas
Ekuitas
Ekuitas Awal
0
Surplus (Defisit)
(50)
Ditagihkan kepada/Diterima dari Entitas Lain*
Ekuitas Akhir
0
*) -100 +150 = 50

50

Neraca
Neraca
Aset:
Piutang
Jumlah Aset

0
0

Kewajiban dan Ekuitas:


Kewajiban
0
Ekuitas
0
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

Simulasi
SimulasiAlur
AlurPembentukan
Pembentukan
LO
LOdan
danNeraca
Neraca##22
Satker memiliki transaksi berupa
pendapatan, beban dan belanja modal. Tanpa
ada utang dan piutang.
Pencatatan transaksi-transaksi pada Buku
Besar Akrual, Buku Besar Kas, Laporan
Operasional dan Neraca , sebagai berikut:

Pendapatan
Pendapatan
Telah diterima pendapatan PNBP berupa kas sebesar
100.Dicatat dengan jurnal:
1. Penagihan (Akrual):
Dr Diterima dari Entitas Lain
Cr Pendapatan PNBP - LO
2. SSBP (Kas):
Dr Utang kepada KUN
Cr Pendapatan PNBP LRA

100
100

100
100

Beban
Beban
Diterbitkan SPP Belanja Gaji sebesar 150. Telah
diajukan ke KPPN dan terbit SP2D sebesar 150.
Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
1. Resume Tagihan/SPP-LS/SPM-LS (Akrual):
Dr Beban Gaji (LO)
150
Cr Ditagihkan kepada Entitas Lain
150
2. SP2D (Kas):
Dr Belanja Gaji (LRA)
150
Cr Piutang dari KUN
150

Belanja
BelanjaModal
Modal
Diterbitkan SPP Belanja Modal Peralatan dan Mesin
sebesar 300. Telah diajukan ke KPPN dan terbit SP2D
netonya sebesar 260.
Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
1. Resume Tagihan/SPP-LS/SPM-LS (Akrual):
Dr Aset Tetap Belum Diregister (Neraca) 300
Cr Ditagihkan kepada Entitas Lain
300
2. SP2D (Kas):
Dr Belanja Modal (LRA)
300
Cr Piutang dari KUN
300

Laporan
Operasional
Laporan Operasional
Pendapatan PNBP
Jumlah Pendapatan

100
100

Beban Gaji
Jumlah Beban

(150)
(150)

Surplus (Defisit)

( 50)

Laporan
LaporanRealisasi
RealisasiAnggaran
Anggaran
Uraian

Realisasi di
Anggara Realisas
Atas
n
i
(bawah)
Anggaran

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH


Penerimaan Negara Bukan Pajak

1.000

100

900

BELANJA NEGARA
Belanja Gaji
Belanja Modal

1.500
2.000

150
300

1.350
1.700

Laporan
Perubahan
Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas Awal
0
Surplus (Defisit)
(50)
Ditagihkan kepada/Diterima dari Entitas Lain* 350
Ekuitas Akhir
300
*) -100 +150 +300= 350

Neraca
Neraca
Aset:
Aset Tetap Belum Diregister
Jumlah Aset
300
Kewajiban dan Ekuitas:
Kewajiban
0
Ekuitas
300
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

300

300

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai