AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
PADA PEMERINTAH PUSAT
Disampaikan oleh:
Didied Ary Setyanang
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan
Jakarta, 27 Mei 2015
PENDAHULUAN
Fokus reformasi manajemen keuangan sektor
publik dalam dua dekade terakhir adalah
peningkatan transparansi dan akuntabilitas
pemerintah serta peningkatan efisiensi dan
efektifitas khususnya dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik.
Salah satu bentuk reformasi tersebut berupa
penerapan akuntansi berbasis akrual.
Sejalan dengan gelombang New Public
Management dalam beberapa dekade terakhir,
demam penerapan akuntansi berbasis akrual
pada sektor publik menjadi topik yang ramai
dikaji dan didiskusikan.
Trend dalam 5 tahun ke depan: Cash basis (14) Modified Cash (9)
Modified Accrual (14) Accrual basis (63)
Kenaikan 142% dalam penerapan akuntansi dan pelaporan berbasis akrual
Negara
Catatan
Australia
Kanada
Selandia Baru
Inggris
Amerika Serikat
Prancis
Yunani
Swiss
Swedia
10
Finlandia
Islandia
Italia
11
12
Strategi Pentahapan
Pemerintah telah menyusun strategi dan pentahapan terkait
akrual, kebijakan akuntansi, desain training nasional, dan sistem
aplikasi teknologi informasi agar seluruh pemangku kepentingan
dapat memahami dan beradaptasi dengan baik terhadap
perubahan yang ada, sehingga dapat mendukung keberhasilan
proses migrasi menuju penerapan akuntansi dan pelaporan
berbasis akrual
Perumusan Kebijakan
PMK 213/PMK.05/2013
SAPP
PMK 214/PMK.05/2013
KepDirjen 224/PB/2014
PMK 215/PMK.05/2013
Jurnal Standar
PMK 219/PMK.05/2013
Kebijakan Akuntansi
12
Langkah-Langkah Penerapan
Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia
Satker BLU
[141]
LKKL
Eselon 1
[275]
K/L
[86]
Presiden
LKPP:
KONSOLIDASI
KPPN/PKN
[179]
Kanwil DJPB
[33]
APK-DJPB
[1]
Penerusan
Pinjaman
Transaksi
Khusus
Belanja
Subsidi
Investasi
Pemerintah
Transfer ke
Daerah
Badan Lainnya
& Belanja
Lain-lain
BUN
LKBUN
BPK
Kementerian Negara/Lembaga
Laporan Realisasi
Anggaran
Laporan Realisasi
Anggaran
Laporan Perubahan Sisa
Anggaran Lebih
Laporan Operasional
Laporan Operasional
Laporan Perubahan
Ekuitas
Laporan Perubahan
Ekuitas
Neraca
Neraca
Laporan Arus Kas
Catatan atas Laporan
keuangan
SA-BUN
(Kementerian Keuangan)
LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
Kementerian Keuangan
17
DJKN
opsional
UAPB
UAPA
UAPPB-E1
UAPPA-E1
DJPBN
opsional
KANWIL
DJKN
KANWIL
DJPBN
UAPPB-W
KPKNL
Koordinator
DK/TP
UAKPB
UAPPA-W
BLU
UAKPA
KPPN
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN
1.
2.
3.
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN
Laporan Keuangan
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Laporan
Laporan Pelaksanaan Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran
Basis Kas
Basis Akrual
Ya
Laporan Finansial
Neraca
Laporan Operasional
Laporan Perubahan Ekuitas
Ya
Ya
Ya
Manfaat
berguna dalam memprediksi
sumber daya ekonomi yang
akan diterima untuk
mendanai kegiatan satker
pemerintah pusat dalam
periode mendatang dengan
cara menyajikan laporan
secara komparatif
Ilustrasi
No
LRA
A.1
PENERIMAAN NEGASA
A.1.a
Penerimaan Perpajakan
A.1.b
A.2
HIBAH
JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH (A.1 + A.2)
BELANJA NEGARA
B.1
Belanja Pegawai
B.2
Belanja Barang
B.3
Belanja Modal
B.4
B.5
Subsidi
B.6
Hibah
B.7
Bantuan Sosial
B.8
Belanja Lain-lain
JUMLAH BELANJA NEGARA
Angg.
Real.
Realisasi di
Atas (bawah)
Anggaran
% Real.
Angg.
Laporan Operasional
Pengertian
Kegiatan Operasional
Pendapatan-LO
Beban
Surplus/Defisit dari
operasi
Kegiatan non
operasional
Surplus/Defisit sebelum
Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa
Surplus/Defisit-LO
LAPORAN OPERASIONAL
TINGKAT SATUAN KERJA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1
URAIAN
JUMLA
H
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN PERPAJAKAN
PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK
PENDAPATAN HIBAH
Jumlah Pendapatan Operasional
BEBAN OPERASIONAL
Ilustrasi
Laporan
Operasional
Beban Pegawai
Beban Persediaan
Beban Jasa
Beban Pemeliharaan
Beban Perjalanan Dinas
Beban Barang untuk Diserahkan kepada
Masyarakat
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Transfer
Beban Lain-lain
Jumlah Beban Operasional
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
XXXXX
LAPORAN OPERASIONAL
TINGKAT SATUAN KERJA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1
URAIAN
JUMLA
H
.(lanjutan) .
KEGIATAN NON OPERASIONAL
Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar
Ilustrasi
Laporan
Operasional
(lanjutan)
XXXXX
XXXXX
XXXX
X
XXXXX
XXXXX
XXXX
X
XXXX
X
XXXXX
XXXXX
Tujuan
Menyediakan informasi
mengenai perubahan posisi
keuangan entitas pelaporan
sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode
pelaporan.
Ilustrasi
Laporan
Perubahan
EKUITAS AWAL
Ekuitas
URAIAN
SURPLUS/DEFISIT LO
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN
MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan
Selisih Revaluasi Aset Tetap
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
Lain-lain
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS (DEL/KEL)
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS
EKUITAS AKHIR
JUMLAH
XXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXXX
XXXX
XXXXX
Neraca
Pengertian
Laporan keuangan yang
menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal
tertentu
Manfaat
Menyediakan informasi
mengenai posisi sumber
daya ekonomi,
kewajiban dan ekuitas
satker pemerintah pusat
pada tanggal tertentu.
Kewajiban
Jk Pedek
Jk Panjang
Ekuitas
Neraca
Tingkat Satuan Kerja
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
NO
1
Ilustrasi
Format
NERACA
URAIAN
Aset Lancar
20x1
20x0
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
Piutang PNBP
xxxx
xxxx
Persediaan
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
Aset Tetap
Tanah
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
xxxx
10
Total Aset
xxxx
xxxx
11
xxxx
xxxx
12
xxxx
xxxx
13
xxxx
xxxx
14
xxxx
xxxx
15
Total Kewajiban
xxxx
xxxx
16
Ekuitas
xxxx
xxxx
17
xxxx
xxxx
Isi:
Penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, Neraca,
LO, dan LPE.
Profesionalis
me
Sinergi
Integritas
Pelayanan
Kesempurna
an
2009
42
50
61
62
65
24
24
16
21
18
73
76
79
86
86
34
CONTOH A:
SATKER MENYEWAKAN GEDUNG
SATKER MEMBAYAR HONORARIUM
35
Akrual VS Kas
Contoh 1 :
Satker A Pemilik Gedung Serbaguna telah
menyewakan gedung serbaguna kepada
pelanggan pada tgl 25 Des12 namun baru
dibayar pada tgl 10 Jan13 senilai Rp.1.000.000, Kapan timbulnya hak memperoleh pendapatan
sewa?
Kapan pengakuan pendapatan berbasis akrual?
Kapan terjadi aliran kas?
Kapan pengakuan pendapatan berbasis kas?
36
Akrual VS Kas
Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 12
Contoh 1:
1 Jan 12
Peristiwa
Sewa
25 Des12
Basis Akrual:
Pendapatan
dilaporkan pada
laporan 2012 (LO)
Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 13
Penerimaan
uang
10 Jan13
Basis Kas:
Pendapatan
dilaporkan pada
laporan 2013
(LRA)
Akrual VS Kas
Contoh 2 :
Honor pegawai penjaga Gedung pada
Satker A, bulan Des12, dibayar tgl 10
Jan13 sebesar Rp.700.000, Kapan terjadinya penggunaan jasa pegawai
shg timbulnya kewajiban membayar honor?
Bagaimana pengakuan beban?
Kapan terjadi aliran pengeluaran kas?
Bagaimana pengakuan belanja?
Akrual VS Kas
Contoh 2:
1 Jan 12
Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 12
Peristiwa
penggunaan jasa
pegawai
1 sd 31 Des12
Basis Akrual:
Beban Pegawai
dilaporkan pada
laporan 2012 (LO)
Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 13
Pembayaran
10 Jan13
39
Basis Kas:
Belanja Pegawai
dilaporkan pada
laporan 2013
(LRA)
Akrual VS Kas
Basis Kas (LRA)
2012
2013
2012
2013
Pendapatan
1.000.000
1.000.000
Belanja/ Beban
700.000
700.000
Silpa/Surplus
300.000
300.000
N E R AC A
2013
Basis Kas 2012
maupun Basis Akrual
Lihat
Perbedaannya!
Kas
Piutang
Kewajiban
0 Kas
1.000.000 Piutang
700.000 Kewajiban
300.000
0
0
CONTOH B:
SATKER MENYEWA GEDUNG
MASA SEWA MELAMPAUI TGL 31 DES
Kementerian Keuangan
41
Akrual VS Kas
Contoh 3 :
Satker B menyewa Gedung untuk digunakan
sebagai kantor. Sewa dari tgl. 1 Agts12 sd 31
Juli13 sebesar Rp. 12 juta. Sewa dibayar
dimuka (pada tgl. 1 Agts12) sebesar Rp.12
juta.
Kapan terjadinya beban sewa?
Berapa besarnya beban sewa dan belanja sewa
2012?
Kapan terjadi aliran pengeluaran kas
Akrual VS Kas
Penerbitan
Laporan
Keuangan
31 Des 12
Contoh 1:
1 Jan 12
Penerbitan
Laporan
Keuangan 31 Des
13
masa sewa
Peristiwa
pembayaran sewa di
awal masa sewa
1 Agst 12
Basis Kas:
Belanja Jasa
dilaporkan pada
laporan 2012
Rp 12jt (LRA)
Akhir masa
sewa
31 Juli 13
Basis Akrual:
Beban Jasa
dilaporkan pada
laporan 2012
Rp 5jt (LO)
Basis Akrual:
Beban Jasa
dilaporkan pada
laporan 2013
Rp 7jt (LO)
Akrual vs Kas
Contoh 3: Satker B Penyewa Gedung Kantor
Satker menyewa Gedung untuk digunakan sebagai kantor.
Sewa dari tgl. 1 Agts12 sd 31 Juli13 sebesar Rp. 12 juta. Sewa
dibayar dimuka (pada tgl. 1 Agts12) sebesar Rp.12 juta.
Basis Kas
2012
Pendapatan
2013
2012
2013
12 juta
5.000.000
7.000.000
(-12 juta)
(-5.000.000)
(-7.000.000)
Belanja/Beban
Surplus/(Defisit)
Basis Akrual
N E R AC A
2012
Kas
Lihat
Perbedaannya!
Piutang
Kewajiban
2013
-12.000.000
7.000.000
0
Kas
Piutang
Kewajiban
Simulasi
Simulasi Alur
AlurPembentukan
Pembentukan
LO
dan
Neraca
#
1
LO dan Neraca # 1
Satker hanya memiliki transaksi pendapatan
dan beban. Tanpa ada utang dan piutang.
Pencatatan transaksi-transaksi pada Buku
Besar Akrual, Buku Besar Kas, Laporan
Operasional dan Neraca , sebagai berikut:
Pendapatan
Pendapatan
Telah diterima pendapatan PNBP berupa kas sebesar
100.Dicatat dengan jurnal:
1. Penagihan (Akrual):
Dr Diterima dari Entitas Lain
Cr Pendapatan PNBP - LO
100
2. SSBP (Kas):
Dr Utang kepada KUN
Cr Pendapatan PNBP LRA
100
100
100
Beban
Beban
Diterbitkan SPP Belanja Gaji sebesar 150. Telah
diajukan ke KPPN dan terbit SP2D sebesar 150.
Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
1. Resume Tagihan/SPP-LS/SPM-LS (Akrual):
Dr Beban Gaji (LO)
150
Cr Ditagihkan kepada Entitas Lain
150
2. SP2D (Kas):
Dr Belanja Gaji (LRA)
150
Cr Piutang dari KUN
150
Laporan
Operasional
Laporan Operasional
Pendapatan PNBP
Jumlah Pendapatan
Beban Gaji
Jumlah Beban
Surplus (Defisit)
100
100
(150)
(150)
( 50)
Laporan
LaporanRealisasi
RealisasiAnggaran
Anggaran
Uraian
Realisasi di
Atas
Anggaran Realisasi
(bawah)
Anggaran
1.000
100
900
1.500
150
1.350
BELANJA NEGARA
Belanja Gaji
Belanja Modal
Laporan
LaporanPerubahan
PerubahanEkuitas
Ekuitas
Ekuitas Awal
0
Surplus (Defisit)
(50)
Ditagihkan kepada/Diterima dari Entitas Lain*
Ekuitas Akhir
0
*) -100 +150 = 50
50
Neraca
Neraca
Aset:
Piutang
Jumlah Aset
0
0
Simulasi
SimulasiAlur
AlurPembentukan
Pembentukan
LO
LOdan
danNeraca
Neraca##22
Satker memiliki transaksi berupa
pendapatan, beban dan belanja modal. Tanpa
ada utang dan piutang.
Pencatatan transaksi-transaksi pada Buku
Besar Akrual, Buku Besar Kas, Laporan
Operasional dan Neraca , sebagai berikut:
Pendapatan
Pendapatan
Telah diterima pendapatan PNBP berupa kas sebesar
100.Dicatat dengan jurnal:
1. Penagihan (Akrual):
Dr Diterima dari Entitas Lain
Cr Pendapatan PNBP - LO
2. SSBP (Kas):
Dr Utang kepada KUN
Cr Pendapatan PNBP LRA
100
100
100
100
Beban
Beban
Diterbitkan SPP Belanja Gaji sebesar 150. Telah
diajukan ke KPPN dan terbit SP2D sebesar 150.
Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
1. Resume Tagihan/SPP-LS/SPM-LS (Akrual):
Dr Beban Gaji (LO)
150
Cr Ditagihkan kepada Entitas Lain
150
2. SP2D (Kas):
Dr Belanja Gaji (LRA)
150
Cr Piutang dari KUN
150
Belanja
BelanjaModal
Modal
Diterbitkan SPP Belanja Modal Peralatan dan Mesin
sebesar 300. Telah diajukan ke KPPN dan terbit SP2D
netonya sebesar 260.
Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
1. Resume Tagihan/SPP-LS/SPM-LS (Akrual):
Dr Aset Tetap Belum Diregister (Neraca) 300
Cr Ditagihkan kepada Entitas Lain
300
2. SP2D (Kas):
Dr Belanja Modal (LRA)
300
Cr Piutang dari KUN
300
Laporan
Operasional
Laporan Operasional
Pendapatan PNBP
Jumlah Pendapatan
100
100
Beban Gaji
Jumlah Beban
(150)
(150)
Surplus (Defisit)
( 50)
Laporan
LaporanRealisasi
RealisasiAnggaran
Anggaran
Uraian
Realisasi di
Anggara Realisas
Atas
n
i
(bawah)
Anggaran
1.000
100
900
BELANJA NEGARA
Belanja Gaji
Belanja Modal
1.500
2.000
150
300
1.350
1.700
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas Awal
0
Surplus (Defisit)
(50)
Ditagihkan kepada/Diterima dari Entitas Lain* 350
Ekuitas Akhir
300
*) -100 +150 +300= 350
Neraca
Neraca
Aset:
Aset Tetap Belum Diregister
Jumlah Aset
300
Kewajiban dan Ekuitas:
Kewajiban
0
Ekuitas
300
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
300
300
Terima Kasih