Abstrak
Menggigil pasca-anestesia dapat merugikan
Pendahuluan
Menggigil merupakan komplikasi yang umum
dijumpai
pada
anestesia
modern.
Mekanisme terjadinya menggigil pada
anestesia umum dan neuraksial hampir
sama, yaitu terjadinya redistribusi panas
tubuh
dari
kompartemen
inti
ke
kompartemen perifer.
5-65% pasien dengan anestesi umum
33-56,7%
pasien
dengan
anestesia
regional.
Metode
Merupakan uji klinis acak tersamar ganda
untuk mengetahui efek penambahan
fentanyl 20 g pada bupivakain 0,5 % 10
mg intratekal terhadap penurunan kejadian
dan intensitas menggigil pasca anestesia
spinal.
Dilakukan di Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr.
Saiful Anwar, dalam 2 bulan. Subjek adalah
pasien yang menjalani operasi seksio
sesaria berencana dan operasi SC
emergensi dengan anestesia spinal.
Sampel 40 orang dibagi dua kelompok, yang
mendapatkan tambahan fentanyl dan yang
Kriteria inklusi
Pasien yang menjalani operasi seksio
>120 menit
Ketinggian blok> vertebra torakal 5
Gagal spinal
dengan kalibrasi)
Stopwatch
Formulir penelitian
Hasil
Peningkatan kejadian menggigil dengan
semakin bertambahnya waktu pada kedua
kelompok.
Lebih tinggi pada kelompok yang tidak
diberikan fentanyl (90% sejak menit ke 45)
Kelompok dengan pemberian fentanyl
presentasi menggigil maksimal 45% pada
menit ke 40
Diskusi
Dengan
adanya
penambahan
fentanyl
intratekal, kejadian menggigil yang terjadi
berkurang seiring dengan waktu pengukuran.
Diduga disebabkan oleh efek fentanyl yang
ditambahkan pada ruang subarachnoid pada
termoregulator dan dapat mempengaruhi
input termal aferen pada medulla spinalis.
Karena sifatnya yang lipofilik fentanyl dapat
mencapai otak melalui jalur serebrospinal dan
tidak mengganggu kontrol termoregulasi oleh
hipotalamus.
Kesimpulan
Pemberian fentanyl 20 g intratekal terbukti
secara bermakna menurunkan kejadian
menggigil pasca anestesi spinal pada
pasien seksio sesaria dengan efek samping
minimal.