Anda di halaman 1dari 14

Disfagia

Tedapat gangguan gerakan otot2 menelan


dan gangguan transportasi makanan dri
rongga mulut k lambung
Manifestasi klinik berupa sensasi makanan
yg tersangkut di daerah leher atau dada
Keluhan lain seperti odinofagia, rasa
panas d dada, rasa muntah, mual,
regurgitasi, hematemesis, melena,
anoreksia, hipersalivasi, batuk

Berdasarkan penyebabnya disfagia dbagi atas :


1. Disfagia mekanik
.Sumbatan lumen esofagus oleh massa tumor dan benda
asing
.Peradangan mukosa esofagus, striktur lumen esofagus, serta
akibat penekanan lumen esofagus dri luar misal: pembesaran
kalenjar timus, KGB, pemb.jantung dan elongasi aorta.
2. Disfagia motorik
.Disebabkan adanya kelainan neuromuskular
.Lesi di pusat menelan d batang otak
.Kelainan saraf otak n.V n VII n IX n X dan nXII
.Kelumpuhan otot faring dan lidah

Patogenesis disfagia
Beberapa faktor yg mempengaruhi
1. Ukuran bolus makanan
2. Diameter lumen esofagus yg dilalui bolus
3. Kontraksi peristaltik esofagus
4. Fungsi sfingter esofagus bagian atas dan bawah
5. Kerja otot2 rongga mulut dan lidah
6. Integrasi fungsional dengan sistem neuromuskular

1. Fase oral Fisiologis menelan


.Terbentuk bolus makanan
palatum mole
.Kontraksi m.levator veli palatini

terangkat dan bagian atas dinding posterior


faring(passavants ridge) terangkat sehingga bolus terdorong
ke posterior
.Terjadi penutupan nasofaring akibat kontraksi m.levator veli
palatini
.Terjadi kontraksi m.palatoglosus sehingga ismus fausium
tertutup disertai kontraksi m.palatofaring

2.Fase faringeal
Kontraksi m.stilofaring, m. Salfingofaring, m. Tirohioid dan m.palatofaring
sehingga faring dan laring bergerak ke atas
Aditus laring tertutup oleh epiglotis
Kontraksi m.ariepiglotika dan m. Aritenoid obligus mnyebabkan penutupan
sfingter laring ; plika ariepiglotika, plika ventrikularis, dan plika vokalis tertutup
dan terjadi refleks mnghmbat pernpasan shingga mkanan tdak masuk ke saluran
pernapasan
Bolus mkanan menuju ke arah esofagus krena valekula dan sinus piriformis
sudah dalam keadaan lurus

3. Fase esofagal
Fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke lambung
Relaksasi m. Krikofaring sehingga introitus esofagus terbuka dan bolus
makanan msuk ke dalam esofagus
Bolus makanan akan didorong ke distal oleh gerakan peristaltik esofagus
Pada akhir fase esofagal sfingter esofagus bagian bawah akan terbuka
ketika peristaltik esofagus servikal mendorong makanan ke distal dan
menutup kembali setelah bolus makanan lewat

Diagnosis
1. Anamnesis
.Jenis makanan
.Waktu dan keluhan disfagia
.Lokasi rasa sumbatan

2. Pemeriksaan fisik
Pada daerah leher
Rongga mulut
3. Pemeriksaan radiologi
Foto polos esofagus dengan zat kontras mengakkan diagnosis kelainan esofagus
Fluoroskopi
Ct scan
MRI
4. Esofagoskopi
Untuk melihat langsung isi lumen esofagus dan mukosanya
5. Manometrik
Menilai fungsi motorik esofagus

Disfagia Orofaring
1. Fase oral
.Makanan dikunyah dan dimanipulasi menjadi bolus kohesif
bercampur saliva dan dilanjutkan fase transportasi oral
berupa pendorongan bolus ke bagian belakang(hipofaring)
.Bila terdapat mulut kering(xerostomia) menelan akan lebih
sukar

Dampak akibat ketidakharmonisan pada fase oral


1. Keluar air liur (drooling=sialorrhea) akibat gangguan sensori dan

motorik pada lidah, bibir,dan wajah


2. Ketidaksanggupan membersihkan residu makanan akibat defisiensi
sensori pada rongga mulut atau gangg.mortorik lidah
3. Karies gigi mengakibatkan gangguan distribusi saliva dan
mnibgkatkan sensitivitas gigi terhadap panas, dingin dan rasa manis
4. Hilangnya rasa pengecapan dan penciuman akibat keterlibatan
langsung dari saraf kranial
5. Gangguan proses mngunyahdan memanipulasi bolus
6. Gangguan mendorong bolus ke faring
7. Aspirasi cairan sebelum proses menelan dimulai akibat gangguan
motorik dan fungsi lidah
8. Rasa tersedak(choking) dan batuk (coughing) pada saat fase faring

2. Fase faring
Dibagi menjadi 3 tahap :
1. Tahap pertama setelah timbul reflek menelan;
.Kontraksi pilar
.Elevasi palatum mole
.Konstraksi otot konstriktor faring superior
Fungsi dari tahap ini untuk membantu bolus masuk ke faring dan
mencegah masuknya bolus masuk ke nasofaring atau kembali ke mulut

2. Tahap kedua; terjadi proses fisiologis berupa:


Kontraksi otot faring dengan peregangan ke atas
Penarikan pangkal lidah je arahndepan utk mempermudah
pasase bolus
Elevasi laring krn kontraksi otot hioid
Adduksi pita suara asli dan palsu
Penutupan epiglotis ke arah pita suara

3. Tahap tiga; bolus terdorong melewati sfingter krikofaring


dalam keadaan relaksasi dan masuk ke esofagus
Peristaltik faring
Relaksasi sfingter krikogaring
Dampak ketidaknormalan pada fase faringal adalah choking,
ccoughing dan aspirasi

Anda mungkin juga menyukai