Anda di halaman 1dari 46

MITIGASI BENCANA

GEOLOGI
DI LINGKUNGAN PANAS
BUMI

KKN-PPM 2016
UNIVERSITAS GADJAH MADA
12 JULI 2016

PENGERTIAN RESIKO DAN


BENCANA GEOLOGI
Bencana adalah gangguan serius terhadap
keberlangsungan suatu masyarakat serta menyebabkan
kerugian yang meluas dari segi materi, ekonomi atau
lingkungan dan melampaui kemampuan masyarakat
setempat untuk mengatasi dengan menggunakan
sumberdaya mereka sendiri.
(UN International Strategy for Disaster Reduction, 2004)

Disebabkan oleh:
1.Faktor Alam (Bencana Alam)
2.Faktor Manusia / disebabkan oleh manusia (Bencana Anthropogenic)

PENGERTIAN RESIKO DAN


BENCANA GEOLOGI
Berbentuk antara lain :
1. Bencana Klimatologis (iklim dan cuaca)
2. Bencana Geologis (kebumian)
3. Bencana Hidrologis (berhubungan dengan air)
4. Bencana Biologis (berhubungan dengan makhluk hidup)
5. Dan sebagainya, tergantung pada jenis proses yang
menimbulkan bencana

PENGERTIAN RESIKO DAN


BENCANA GEOLOGI
Resiko adalah konsep yang mencatat potensi pengaruh
suatu bencana Risk is a concept that denotes a potential
impact to an asset or some characteristic of value that may
arise from some present process. In everyday usage, "risk" is
often used synonymously with the probability of a known
loss.

Resiko = f (Bencana, Kontak)


yang terjadi pada waktu yang sama

PENGERTIAN RESIKO DAN


BENCANA GEOLOGI
A

Hewan Berbahaya = Bencana


Besar

Hewan Berbahaya =
Bencana Besar

Terbebas = Potensi Kontak


Besar
A RISK

Terkunci di Kandang= Tidak


ada Potensi Kontak

B NO RISK

TUJUAN
Arti Luas

Jadi, tujuan dilakukannya mitigasi bencana


adalah untuk mengurangi resiko.
Arti Sempit

Mengenal serta mengantisipasi atau


meminimalisir resiko dan potensi bencana
di daerah panas bumi.

KONSEP BENCANA GEOLOGI


Bencana Geologis adalah bencana yang diakibatkan oleh
proses geodinamik atau fenomena geologi.
Proses Geodinamik adalah proses alami dalam sistem bumi
yang terjadi secara periodik dalam kurun waktu tertentu.
Proses Geodinamik meliputi
1.Proses Endogenik, dari dalam bumi berupa pergerakan
lempeng tektonis yang menyebabkan gempa dan tsunami,
dan pergerakan magma ke permukaan (proses vulkanisme)
yang mengakibatkan erupsi gunung api.
2.Proses Eksogenik, diakibatkan interaksi permukaan bumi
dengan atmosfer, dapat menyebabkan terjadinya proses
erosi, gerakan massa tanah dan batuan, banjir dan proses
sedimentasi.

Proses Geodinamik inilah yang disebut


dengan BAHAYA GEOLOGI

KONSEP MANAJEMEN BENCANA


DAN MITIGASI BENCANA
MANAJEMEN
BENCANA merupakan seluruh upaya untuk
GEOLOGI
mencegah, mengendalikan, mengurangi resiko, serta
merespon dan menanggulangi kejadian bencana serta
meminimalisir dampak dari bencana (lihat UU 24/2007)

MITIGASI BENCANA GEOLOGI merupakan bagian dari


manajemen bencana,
adalah seluruh rangkaian upaya atau aksi yang dilakukan pada
tahab pra-bencana untuk mengontrol dan mengendalikan
ancaman bahaya geologi.
(Mitigasi (Mitigation)=Peringanan=Pengurangan Resiko
Bencana)
Mitigasi Bencana Geologi meliputi Pemetaan ataupun
analisis bahaya dan resiko bencana geologi. Bentuknya
antara lain penataan kawasan rawan bencana, penerapan
teknologi pengendalian dan pencegahan bencana, upaya
edukasi dan pemberdayaan masyarakat, gladi evakuasi dan

UPAYA MITIGASI BAHAYA GEOLOGI


DI LINGKUNGAN PANAS BUMI
Aspek yang mempengaruhi kejadian bahaya geologi
dalam lapangan panas bumi :
1.
Lingkungan geologis setempat
2.
Teknik pelaksanaan pengembangan

Mitigasi bahaya geologi yang dilakukan :


3.
Analisa kondisi geologis terutama kondisi bentang alam,
batuan, struktur geologi, hidrogeologi, sistem panas bumi, dan
potensi proses geodinamik lainnya.
4.
Mengevaluasi berbagai teknologi atau pun teknis operasional.

BENCANA DI
LINGKUNGAN PANAS
BUMI

KONSEP PANAS BUMI

Energi alternatif yang ramah


lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan energi nasional,
Proses pengembangan
lapangan panas bumi beresiko
menimbulkan bencana yang
bersifat geologis/vulkanis.

KONSEP PANAS BUMI


Komponen
Sistem Panas
Bumi :
a. Sumber Panas
b. Reservoir
c. Fluida
(Dickson & Fanelli, 2004)

d. Recharge Area

POTENSI-POTENSI BAHAYA GEOLOGI

a.Gerakan massa tanah /


batuan (Landslide)
b.Amblesan (Subsidence)
c. Gempa Bumi
d.Aktivitas Gunung Api
e.Gas-Gas Beracun

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Biasa
disebut
Tanah
Longs
or

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Pengaruh Ketebalan

Pengaruh Kelerengan

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Pengaruh Struktur : Perlapisan


dan Retakan

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :


Pembuatan Peta
Evakuasi

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :

a. Gerakan massa tanah/batuan (Landslide)

Upaya mitigasi yang dilakukan :

b. Amblesan (Subsidence)
Penurunan permukaan
bumi akibat adanya
kekosongan (rongga)
di bawah permukaan.
Umumnya terjadi
karena :
1.Terbatasnya suplai
fluida ke reservoir
panas bumi.
2.Liquefaction

b. Amblesan (Subsidence)
Liquefaction

b. Amblesan (Subsidence)
Upaya mitigasi yang dilakukan :
- Memperhitungkan keseimbangan antara
volume pemindahan fluida yang
dikeluarkan dari reservoir dengan yang
diinjeksikan kembali ke dalam sistem
panas bumi.
- Membuat lahan yang mampu menyerap dan
mengalirkan air tanah dengan baik.
- Segera melaporkan kepada pihak yang
berkepentingan ketika mulai terjadi tandatanda amblesan, yaitu retakan-retakan yang
terpusat, amblesan-amblesan kecil, dan tanah
yang bergoyang.

c. Gempa Bumi (Earthquake)

Getaran pada
permukaan bumi
yang diakibatkan
oleh aktivitas
Vulkanis atau
Tektonis Bumi.
instalasi Panas
Bumi
Dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur,
konstruksi bangunan dan instalasi Panas Bumi

c. Gempa Bumi (Earthquake)


Upaya mitigasi yang dilakukan :
- Melakukan kajian sejarah Kegempaan di Lokasi
Panas Bumi
- Pemetaan, analisis dan perhitungan kegempaan
yang cukup rinci di lokasi Panas Bumi.
- Pemantauan sesar aktif, mikrozonasi gempabumi,
pemetaan kawasan rawan bencana gempabumi dan
tanggap darurat bencana gempabumi.
- Studi Literatur tentang kondisi setempat ( contoh:
Peta Zonasi Gempa Indonesia-Kementerian PU
2010)
- Pemasangan alat pemantauan Gempa Bumi dan
sistem peringatan dini
- Desain bangunan dan instalasi yang tahan dengan
gempa sampai pada skala potensi setempat.

c. Gempa Bumi (Earthquake)

c. Gempa Bumi (Earthquake)

d. Aktivitas Gunung Api

Bencana yang dapat terjadi:


- Erupsi Gunung Api
- Longsoran Gunung Api
- Aliran Piroklastik
- Aliran Lava Pijar
- Hancurnya Kubah Lava
- Banjir Lahar
- Hujan Abu
- Phreatic and hydrothermal explosions

d. Aktivitas Gunung Api

Aliran Lava
Pijar

Longsoran Gunung
Api

d. Aktivitas Gunung Api

Banjir
Lahar

Lontaran Material
Piroklastik

d. Aktivitas Gunung Api

Runtuhnya
Kubah Lava

Phreatic and
hydrothermal explosions

d. Aktivitas Gunung Api


Upaya mitigasi yang dilakukan :
- Melakukan kajian sejarah Gunung Api di
Lokasi Panas Bumi
- Menghindari pembangunan pada Zona
Bahaya Vulkanik
- Studi Literatur tentang kondisi setempat
( contoh: Peta Bahaya Erupsi Gunung Api Kementerian ESDM)
- Melakukan pemantauan dan bekerja sama
dengan institusi terkait.

d. Aktivitas Gunung Api

e. Gas-Gas Beracun

Migrasi/perpindahan gas
beracun dapat terjadi
melalui rekahan-rekahan
yang menghubungkan
sistem geothermal ke
permukaan bumi.

Gas utama yang sering muncul adalah CO, CO2, H2S, NOx, SO2,
dan HCl. Dari kesemua gas beracun ini yang paling banyak
menimbulkan kematian adalah gas CO walaupun tidak menuntut
kemungkinan bahwa gas yang lain ini juga dapat menimbulkan
kematian (tingkat bahaya yang ditimbulkan berbeda).

KARAKTERISTIK GAS DAN BAHAYANYA


Jenis
gas

Jumlah
(%)

Sifat

CO2

85 - 95

Tidak
berbau/tidak
berwarna

Mengenalinya

Nilai
Ambang

Bahayanya

Tumbuhan/
binatang kecil 5000 ppm Sulit bernafas
kering dan mati

Mengatasinya
Menutup hidung
dengan kain basah
dan menghindarinya

H 2S

2-5

Korosif

Bau telur busuk

10 ppm

Konsentrasi tinggi
menyebabkan
pusing. > 100 ppm
menyebabkan iritasi
organ tubuh halus.

CO

<1

Beracun/Toxis

Sulit dikenali

50 ppm

> 1000 ppm


menyebabkan
kematian

Menutup hidung
dengan kain basah
dan menghindarinya

SO2

> 500
300.000
ppm

Beracun/toxis

Bau belerang
menyengat

2 ppm

Pedih di mata. > 50


ppm menyebabkan
kematian mendadak

Menghindar kalau
tercium bau tersebut

Korosif/Toxis

Bau menusuk
hidung dan
menyesakan

HCl

>1

HCN

<1

CH4

<1

Mudah terurai/
Mudah
Bau menyengat
menguap
Gas mudah
terbakar

Bau minyak
bumi

Menutup hidung
dengan kain basah
dan menghindarinya

Korosif, iritasi saluran Menghindar kalau


pernafasan
tercium bau tersebut
10 ppm

100-500 ppm
menyebabkan
pingsan hingga
kematian

Menghindar kalau
tercium bau tersebut

Kebakaran

HIndari api

e. Gas-Gas Beracun
Upaya mitigasi yang dilakukan :
- Pada tahap penyelidikan awal (Pre-Feasibility
Study) perlu dilakukan kajian terhadap potensi
terjadinya migrasi gas beracun dan uap panas,
berdasarkan kajian geologi regional maupun
laporan-laporan atau catatan kejadian serupa yang
pernah terjadi di lokasi panas bumi.
- Kajian ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi
migrasi gas yang tidak terkontrol pada saat
pemboran eksplorasi.
- Hasil dari Pemboran eksplorasi ini menjadi dasar
dalam studi kelayakan dan penerapan sistem
produksi dengan teknologi yang tepat.

KESIMPULAN
Untuk menjamin keselamatan jiwa dan lingkungan,
serta keberlanjutan program pengembangan lapangan
panas bumi, perlu dilakukan kajian dan analisa terhadap
kondisi sistem panas bumi dan rencana kegiatan teknis
eksplorasi dan eksploitasi panas bumi yang akan
dilakukan.
Dari analisa dan kajian tersebut dapat diprediksi bahaya
geologi yang berpotensi terjadi selama proses
eksplorasi dan eksploitasi.
Dengan memahami mekanisme dan faktor pengontrol
terjadinya bahaya maka dapat dilakukan upaya mitigasi
atau pengurangan resiko bencana secara tepat dan
efektif.

Hidup Selaras Dengan Resiko


Bencana

LIVING HARMONY
WITH RISK

TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai