GEOLOGI
DI LINGKUNGAN PANAS
BUMI
KKN-PPM 2016
UNIVERSITAS GADJAH MADA
12 JULI 2016
Disebabkan oleh:
1.Faktor Alam (Bencana Alam)
2.Faktor Manusia / disebabkan oleh manusia (Bencana Anthropogenic)
Hewan Berbahaya =
Bencana Besar
B NO RISK
TUJUAN
Arti Luas
BENCANA DI
LINGKUNGAN PANAS
BUMI
d. Recharge Area
Biasa
disebut
Tanah
Longs
or
Pengaruh Ketebalan
Pengaruh Kelerengan
b. Amblesan (Subsidence)
Penurunan permukaan
bumi akibat adanya
kekosongan (rongga)
di bawah permukaan.
Umumnya terjadi
karena :
1.Terbatasnya suplai
fluida ke reservoir
panas bumi.
2.Liquefaction
b. Amblesan (Subsidence)
Liquefaction
b. Amblesan (Subsidence)
Upaya mitigasi yang dilakukan :
- Memperhitungkan keseimbangan antara
volume pemindahan fluida yang
dikeluarkan dari reservoir dengan yang
diinjeksikan kembali ke dalam sistem
panas bumi.
- Membuat lahan yang mampu menyerap dan
mengalirkan air tanah dengan baik.
- Segera melaporkan kepada pihak yang
berkepentingan ketika mulai terjadi tandatanda amblesan, yaitu retakan-retakan yang
terpusat, amblesan-amblesan kecil, dan tanah
yang bergoyang.
Getaran pada
permukaan bumi
yang diakibatkan
oleh aktivitas
Vulkanis atau
Tektonis Bumi.
instalasi Panas
Bumi
Dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur,
konstruksi bangunan dan instalasi Panas Bumi
Aliran Lava
Pijar
Longsoran Gunung
Api
Banjir
Lahar
Lontaran Material
Piroklastik
Runtuhnya
Kubah Lava
Phreatic and
hydrothermal explosions
e. Gas-Gas Beracun
Migrasi/perpindahan gas
beracun dapat terjadi
melalui rekahan-rekahan
yang menghubungkan
sistem geothermal ke
permukaan bumi.
Gas utama yang sering muncul adalah CO, CO2, H2S, NOx, SO2,
dan HCl. Dari kesemua gas beracun ini yang paling banyak
menimbulkan kematian adalah gas CO walaupun tidak menuntut
kemungkinan bahwa gas yang lain ini juga dapat menimbulkan
kematian (tingkat bahaya yang ditimbulkan berbeda).
Jumlah
(%)
Sifat
CO2
85 - 95
Tidak
berbau/tidak
berwarna
Mengenalinya
Nilai
Ambang
Bahayanya
Tumbuhan/
binatang kecil 5000 ppm Sulit bernafas
kering dan mati
Mengatasinya
Menutup hidung
dengan kain basah
dan menghindarinya
H 2S
2-5
Korosif
10 ppm
Konsentrasi tinggi
menyebabkan
pusing. > 100 ppm
menyebabkan iritasi
organ tubuh halus.
CO
<1
Beracun/Toxis
Sulit dikenali
50 ppm
Menutup hidung
dengan kain basah
dan menghindarinya
SO2
> 500
300.000
ppm
Beracun/toxis
Bau belerang
menyengat
2 ppm
Menghindar kalau
tercium bau tersebut
Korosif/Toxis
Bau menusuk
hidung dan
menyesakan
HCl
>1
HCN
<1
CH4
<1
Mudah terurai/
Mudah
Bau menyengat
menguap
Gas mudah
terbakar
Bau minyak
bumi
Menutup hidung
dengan kain basah
dan menghindarinya
100-500 ppm
menyebabkan
pingsan hingga
kematian
Menghindar kalau
tercium bau tersebut
Kebakaran
HIndari api
e. Gas-Gas Beracun
Upaya mitigasi yang dilakukan :
- Pada tahap penyelidikan awal (Pre-Feasibility
Study) perlu dilakukan kajian terhadap potensi
terjadinya migrasi gas beracun dan uap panas,
berdasarkan kajian geologi regional maupun
laporan-laporan atau catatan kejadian serupa yang
pernah terjadi di lokasi panas bumi.
- Kajian ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi
migrasi gas yang tidak terkontrol pada saat
pemboran eksplorasi.
- Hasil dari Pemboran eksplorasi ini menjadi dasar
dalam studi kelayakan dan penerapan sistem
produksi dengan teknologi yang tepat.
KESIMPULAN
Untuk menjamin keselamatan jiwa dan lingkungan,
serta keberlanjutan program pengembangan lapangan
panas bumi, perlu dilakukan kajian dan analisa terhadap
kondisi sistem panas bumi dan rencana kegiatan teknis
eksplorasi dan eksploitasi panas bumi yang akan
dilakukan.
Dari analisa dan kajian tersebut dapat diprediksi bahaya
geologi yang berpotensi terjadi selama proses
eksplorasi dan eksploitasi.
Dengan memahami mekanisme dan faktor pengontrol
terjadinya bahaya maka dapat dilakukan upaya mitigasi
atau pengurangan resiko bencana secara tepat dan
efektif.
LIVING HARMONY
WITH RISK
TERIMAKASI
H