Anda di halaman 1dari 32

CARPAL TUNNEL

SYNDROME

ANATOMI & PATOFISIOLOGI

Terowongan carpal (Carpal tunnel) dibentuk oleh :


dasar : os pisiform, tubercle os skafoid (prox)
hook of os hamate, tubercle os trapezium (distal)
saling dihubungkan oleh ligament karpal tranversum
atap

: covered by flexor retinaculum

Isi terowongan carpal (Carpal tunnel ) :


> tendon m. flexor digitorm superficialis ( 4 tendon )
> tendon m. flexor digitorum profundus ( 4 tendon )
> tendon m. flexor policis longus ( 1 tendon )
> n. medianus

Setiap perubahan yang mempersempit


terowongan ini atau peningkatan ukuran
isi (seperti pembengkakan jaringan
pelumas di sekitar tendon fleksor), atau
keduanya akan menyebabkan tekanan
pada struktur yang paling rentan di
dalamnya yaitu nervus medianus

DEFINISI
Carpal
Tunnel
Syndrome
(CTS)
merupakan neuropati tekanan terhadap
nervus medianus di dalam terowongan
karpal
pada
pergelangan
tangan,
tepatnya di bawah fleksor retinakulum.

ETIOLOGI
neuropati herediter yang cenderung menjadi
Heredit pressure palsy, misalnya Hereditary Motor and
Sensory Neuropathie (HMSN) tipe III.
er

Trauma

dislokasi
fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan
dan tangan
Sprain pergelangan tangan
Trauma langsung terhadap pergelangan tangan

gerakan mengetuk atau fleksi dan


Pekerja ekstensi pergelangan tangan yang
an
berulang-ulang.

tenosinovitis
INFEKSI sarkoidosis

amiloidosis
METABOL gout
IK

ENDOKRI
N

akromegali
terapi estrogen atau androgen
diabetes mellitus
hipotiroidi
kehamilan.

Neopla
sma

kista ganglion
lipoma
infiltrasi metastase
mieloma

Penyakit
kolagen
vaskular

artritis reumatoid
polimialgia reumatika
skleroderma
lupus eritematosus sistemik.

Degener Osteoartritis
atif

Iatrogeni
k

punksi arteri radialis


pemasangan shunt vaskular untuk dialisis
hematoma
komplikasi dari terapi anti koagulan

EPIDEMIOLOGI
National Health Interview Study
(NIHS)
wanita > pria
usia berkisar 25-64 tahun

prevalensi tertinggi pada wanita


usia > 55 tahun
42% kasus unilateral(29% kanan,13% kiri)
58% bilateral

PATOGENESIS
Tekanan
Berulang

Kebocoran
protein

Edema
epineural

Peningkata
n tekanan
intravaskul
ar

Kerusakan
Endotel

Fibrosis
epineural

Anoksia

Kerusakan
nervus
medianus

Kongesti

DIAGNOSA
ANAMNESA
- nyeri di tangan terutama pada malam
hari atau saat bekerja
- pengecilan dan kelemahan otot-otot
eminensia tenar
hilangnya sensasi pada tangan pada
distribusi nervus medianus
- parestesia seperti kesemutan pada
distribusi nervus medianus

PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik dilakukan
pemeriksaan pada fungsi motorik, sensorik
dan otonom tangan
a. Flick's sign. Penderita diminta mengibasibaskan tangan atau menggerak- gerakkan
jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau
menghilang akan menyokong diagnosa CTS.
b. Thenar wasting. Pada inspeksi dan
palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otototot thenar.

c. Menilai kekuatan dan ketrampilan serta


kekuatan otot secara manual maupun dengan
alat dinamometer. Penderita diminta untuk
melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung
jari dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di
nilai juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari
tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai dengan
meminta penderita melakukan gerakan yang
rumit seperti menulis atau menyulam.
d. Wrist extension test. Penderita melakukan
ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya
dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga
dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul
gejala-gejala seperti CTS, maka tes ini

e. Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan


secara maksimal. Bila selama satu menit parestesia
bertambah hebat, maka tes ini menyokong
diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa
tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa
CTS.
f. Torniquet test. Dilakukan pemasangan torniquet
dengan menggunakan tensimeter di atas siku
dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila
dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tes ini
menyokong diagnosa.
g. Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila
timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi

h. Pressure test

Nervus medianus ditekan di terowongan karpal


dengan enggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang
dari 120 detik timbul gejala seperti CTS, tes positif

i. Luthys sign (bottles sign)

penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari


telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan
penderita tidak rapat, tes positif

j. Two-point discrimination

Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik


pada jarak > 6mm di daerah nervus medianus, tes
dianggap positif

Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrodiagnostik

Indikasi: Pasien yang tidak ada perbaikan dengan penanganan


konservatif pertimbangan pembedahan, untuk menyingkirkan
kelainan radikulopati ataupun saraf terjepit lainnya.

Temuan yang terdapat pada CTS meliputi:


- Kelainan masa laten atau konduksi sensoris atau motoris
distal median melalui daerah carpal tunnel. Masa laten distal
memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi
saraf di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif
dari masa laten motorik.
- Perubahan elektromiografi dalam eminensia tenar dengan
tidak ditemukan kelainan proksimal.
- Pada EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik,
gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada
otot-otot thenar (bisa normal pada 31% kasus)
Catatan: suhu tangan harus dikontrol (86-93o F/30-34oC). Suhu
dingin dapat memperpanjang masa laten dan memperlambat

b. Elektromiografi (EMG)

Diindikasikan jika ada dugaan perubahan neurogenik


akut/kronis.

Untuk membedakan CTS dengan jebakan saraf proksimal,


radikulopati, atau miopati.

Pada dugaan CTS dengan hasil pemeriksaan normal

Pemeriksaan ulang pada interval yang tepat (3-4 bulan)


mungkin menunjukkan perkembangan dari abnormalitas
konduksi.

Pengujian tambahan mungkin diindikasikan pada kasus


pasca operasi yang tetap bergejala.

Individu dengan diagnosa CTS di satu sisi mungkin memiliki


NCS yang abnormal pada sisi berlawanan. Pembedahan
tidak boleh dilakukan kecuali pada kasus yang terdapat
gejala.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Umumnya diperlukan untuk menyingkirkan


penyakit yang mendasari.
Pasien diskrining pada pemeriksaan awal
untuk tanda-tanda atau gejala diabetes,
hipotiroidisme, kehamilan, artritis, dan
penyakit inflamasi terkait.
Pemeriksaan ini jarang diindikasikan kecuali
pasien dengan gejala/tanda menjamin
laboratorium khusus.

d. Pemeriksaan Radiologi:

X-ray, CT, MRI, USG


Umumnya pemeriksaan ini tidak
diindikasikan kecuali pada trauma akut,
deformitas tulang. Pemeriksaan sinar X
terhadap pergelangan tangan dapat
membantu melihat apakah ada penyebab
lain seperti fraktur atau artritis. Foto polos
leher berguna untuk menyingkirkan adanya
penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan
dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif
terutama yang akan dioperasi.

DIAGNOSA BANDING

Cervical radiculopathy. Biasanya keluhan berkurang bila leher


diistirahatkan dan bertambah bila leher digerakkan. Distribusi
gangguan sensorik sesuai dengan dermatomnya.
Thoracic outlet sydrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan
lainnya selain otot-otot thenar. Gangguan sensoris dijumpai pada
sisi ulnar dari tangan dan lengan bawah
Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada
rasa nyeri ditelapak tangan darpada CTS karena cabang nervus
medianus kekulit telapak tangan tidak melalui terowongan carpal
De Quervains syndrome. Tenosinovitis dari tendon muskulus
abduktor politis longus dan ekstensor policis brevis, biasanya
akibat gerakan tangan yang repetitif. Gejalanya adalah rasa
nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan didekat ibu jari.
KHS normal. Finkelsteins test : palpasi otot abduktor ibu jari
pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah.

Penatalaksanaan Carpal Tunnel


Syndrome

Terapi
Konservatif
Terapi langsung
terhadap CTS
CTS

Terapi terhadap
keadaan atau
penyakit yang
mendasari CTS

Terapi Operatif

TERAPI KONSERVATIF
1. Istirahatkan pergelangan tangan.
2. Obat anti inflamasi non steroid.
3. Pemasangan bidai pada posisi netral
pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang
terus-menerus atau hanya pada malam hari
selama 2-3 minggu.
4. Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai
gerakan (ROM) latihan dari ekstremitas atas dan
leher yang menghasilkan ketegangan dan
gerakan membujur sepanjang saraf median dan
dari ekstremitas atas.

5. Injeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1


atau hidrokortison 10-25 mg atau
metilprednisolon 20 mg atau 40 mg
diinjeksikan ke dalam terowongan karpal
dengan menggunakan jarum no.23 atau 25
pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat
pergelangan tangan di sebelah medial
tendon musculus palmaris longus
6. Vitamin B6 (piridoksin).
7. Fisioterapi.

Terapi Operatif
Indikasi
absolut
terapi
konservatif
gagal
atrofi otototot thenar

Indikasi
relatif
hilangnya
sensibilitas
yang
persisten

Terapi terhadap keadaan atau penyakit


yang mendasari
Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya
CTS harus ditanggulangi, sebab bila tidak dapat
menimbulkan kekambuhan CTS kembali, yaitu dg
cara:
a. Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan,
gerakan repetitif, getaran peralatan tangan pada
saat bekerja.
b. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi
natural saat kerja.
c. Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan
variasi gerakan.
d. Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat
pendek serta mengupayakan rotasi kerja.

KOMPLIKASI

Komplikasiyangdapatdijumpaiadalah
kelemahan danhilangnya sensibilitas yang
persisten di daerah distribusi nervusmedianus
Komplikasi yang paling berat adalahreflek
sympatheticdystrophyyang ditandai dengan
nyeri hebat,hiperalgesia, disestesia,dan
gangguan trofik.
Bila terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik
konservatif atau operatif dapat diulangi
kembali

PROGNOSIS

Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif


umumnya prognosa baik

Secara umum prognosa terapi operasi juga baik

Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga


diperoleh perbaikan maka dipertimbangkan
kembali kemungkinan berikut ini:

1.Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin tekanan


terhadap nervus medianus terletak di tempat yang
lebih proksimal.
2. Telah terjadi kerusakan total pada nervus
medianus.
3. Terjadi CTS yang baru sebagai akibat komplikasi
operasi seperti akibat edema, perlengketan, infeksi,

Anda mungkin juga menyukai