Anda di halaman 1dari 42

Pendekatan Sakit

Perut Pada Anak


Disusun Oleh:
Nurul Dwi Utami
Hanni Wardhani
Fitria Dewi Larassuci
Syarifah Aini Khairunisa
Sausan Hana Maharani
Amarisanti

G99142001
G99142132
G99142134
G99151040
G99151054
G99151055

Pembimbing:
dr. Evi Rokhayati, Sp.A, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

sakit perut pada bayi dan anak merupakan gejala umum


dan sering dijumpai dalam praktik sehari-hari
tidak semua sakit perut berpangkal dari lesi yang ada
dalam abdomen
disamping sakit perut akut dikenal pula sakit perut
berulang
sakit perut berulang pada anak terjadi berulang
sekurang-kurangnya 3 kali dalam jangka waktu 3 bulan dan
mengakibatkan aktivitas sehari-hari terganggu
sakit perut berulang biasanya terjadi pada anak usia 4
sampai 14 tahun, sedangkan frekuensi terbanyak pada usia
5 sampai 10 tahun
sakit perut berulang dilaporkan terjadi pada 10-12%
anak usia sekolah
disebutkan wanita lebih sering terkena dibandingkan
pria

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Sakit perut berulang merupakan gejala yang paling sering


dialami oleh anak-anak di seluruh dunia dan menyebabkan
tingginya tingkat absensi anak di sekolah serta
penggunaan sumber daya kesehatan.
Kondisi yang tidak kunjung membaik dan mengganggu
menimbulkan ketidakpastian diagnosis, kronisitas, dan
tingginya kecemasan orangtua.
Oleh karena itu diperlukan manajemen oleh dokter umum
maupun spesialis dalam penanganan kasus
(Boediarsono, 2010)

Pendekatan Sakit Perut pada Anak

Pendekatan Sakit Perut pada Anak

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Sakit Perut Fungsional


Penyebab tersering sakit perut berulang
pada anak
2 faktor yang berperan sebagai
mediator/moderator sakit perut fisiologis
:
- Faktor Psikologis
- Faktor Fisiologis

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Sakit Perut Fungsional


Faktor Psikologis
Stres
Depresi
Ikatan keluarga
Operant Conditioning
Somatisasi

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Sakit Perut Fungsional


Faktor Fisiologis
Intoleransi laktosa
Dimotilitas Usus
Konstipasi
Ketidakstabilan otonom

(Wiryati, 2007)

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Patogenesis
Masih belum jelas
Gangguan motilitas saluran cerna dan
hipersensitivitas viscera diduga
berperan
Pemeriksaan manometri : intensitas
kontraksi otot pada usus meningkat,
waktu dalam usus melambat (delayed
intestinal transit time)
(Wiryati, 2007)

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Klasifikasi
Menurut Kriteria Rome, sakit perut
fungsional dibagi menjadi 5 kategori :
1.Functional dyspepsia
2.Irritable Bowel Syndrome
3.Functional abdominal pain
4.Abdominal migraine
5.Acrophagia

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Functional Dyspepsia
Rasa sakit/discomfort pada perut
bagian atas (diatas umbilicus)
Keluhan minimal dirasakan selama 12
minggu
Terdapat 3 gejala klinis
1. ulcer like dyspepsia : yang dirasakan
adalah rasa sakit
2. dysmolity like dyspepsia : yang
dirasakan adalah rasa tidak nyaman
3. unspesified dyspepsia : keluhan tidak
memenuhi ulcer/dysmolity dyspepsia

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Irritable Bowel Syndrome


Sakit perut atau rasa tidak nyaman
yang berhubungan dengan perubahan
pola defekasi dan bentuk tinja
Keluhan akan hilang setelah defekasi

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Functional Abdominal Pain


Sakit dirasakan di daerah periumbilicus
terus menerus, tidak berhubungan
dengan keadaan fisiologis seperti
makan, defekasi, atau mens
Episode berlangsung kurang dari 1 jam,
bahkan kadang hanya beberapa menit
Anak umumnya mempunyai masalah
emosi, sifat perfeksionis, kesulitan
belajar

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Abdominal Migraine
Rasa sakit dengan episode paroksismal
di daerah garis tegah perut, non kolik,
berlangsung selama beberapa jam
samapi beberapa hari dan diselingi
periode tidak sakit selama beberapa
minggu hingga beberapa bulan

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency

Aerophagia
Udara yang tertelan secara berlebihan
akan menyebabkan distensi perut
secara berlebihan sehingga
mengganggu masukan minum/makan
anak

SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang
(Ranuh, 2007)

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Nyeri Perut Psikogenik


Nyeri psikogenik disebabkan oleh
tekanan emosional atau psikososial
tanpa adanya kelainan organik atau
disfungsi (Boediarso, 2009).

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Definisi
Nyeri perut yang disebabkan oleh
tekanan emosional atau psikososial
tanpa adanya kelainan organik atau
disfungsi (Boediarso, 2009).

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Tiga Kriteria Diagnostik


Ada bukti yang cukup kuat untuk
menghilangkan penyebab kelainan
organik.
Bukti positif bahwa ada gangguan
emosional dan ada kaitan waktu antara
timbulnya sakit perut dengan periode
meningkatnya stress yang dialami
anak.
Sakit perut ini akan bereaksi langsung
dengan hilangnya ketegangan
emosional meskipun kemungkinan hal
ini tidak selalu terjadi.

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Tatalaksana
Obat-obat anti-depresi seperti
imipramin/amitriptilin digunakan pada
orang dewasa, sedangkan pada anak
belum ada laporan studi kontrol
(Wiryati, 2007).
Untuk nyeri psikogenik kadang-kadang
diperlukan pula konsultasi ke psikolog
dan atau psikiater anak. Pemberian
obat seperti antispasmodik,
antikolinergik, antikonvulsan dan antidepresan tidak bermanfaat (Ulshen,
2000).

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Berbagai faktor psikologik dan fisiologik dapat


berperan sebagai mediator sebagai mediator atau
moderator dari sakit perut berulang fungsional

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Kelainan organik: yaitu terdapat


abnormalitas fisiologi, struktur, atau
biokimia
Nyeri abdomen organik: 30% dari
nyeri abdomen kronis pada anakanak, seperti
esophagitis,Helicobacter
pylorigastritis, defisiensi laktase,
dan celiac disease

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Abdominal Pain Non Functional

Infeksi saluran kemih


inflammatory bowel
disease
endometriosis,
pelvic inflammatory
disease.

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Abdominal Pain Non Functional

Keracunan makanan
Kercunan makanan merupakan hal
umum yang serig terjadi namun
dapat mengancam jiwa
Banyak penyakit infeksi dapat
menyebabkan keracunan makanan,
misal pada infeksi yang disebabkan
oleh bakteri seperti Campylobacter,
Salmonella, Shigella, E. coli, Listeria,
Botulisme dan Norovirus
Campylobacter sendiri merupakan
akteria yang dapat menyebabkn
diare akut, transmisinya melalui
makanan, minuman atau kontak
langsung dengan manusia atau
hewan peliharaan yang terinfeksi

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Gangguan Organik
Penyebab organik nyeri abdomen
kronik atau rekuren
- konstipasi
- Nyeri muskuloskeletal
- Infeksi parasit
- peptic disorders (contoh: esofagitis
refluks, gastritis, ulkus peptikum dan
duodenum, serta infeksi H. pylori)

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Abdominal Pain Non Functional


Menstrual cramps
Alergi makanan
biasanya terjadi tiba tiba, tidak
terlalu membahayakan, biasanya
disertai dengan mual muntah dan diare

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Abdominal Pain Non Functional


Gas (malabsorbsi karbohidrat)
Gas merupakan produk normal
tubuh yang dikeluarkan melalui
hembusan nafas dan flatus (kentut)
Gas dapat menyebabkan nyeri
perut jika manusia tidak dapat
mengolah karbohidrat pada usus
halus karena ketidakcukupan enzim
yang bekerja untuk memecahnya,
sehingga bakteri memproduksi gas
seperti hidrogen, karbondioksida
dan methana.

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
Pendahuluan
SP
SP Fungsional
Fungsional
SP
SP Psikogenik
Psikogenik
SP
SP Non
Non
Fungsional
Fungsional
Emergency
Emergency
SP
SP Non
Non
Fungsional
Fungsional
Non
Non
Emergency
Emergency
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Penunjang
Penunjang

Abdominal Pain Non Functional


Intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa merupakan
ketidakmampuan untuk mencerna
laktosa, yang biasa terdapat pada
produk berbahan susu
Hal ini dapat terjadi pada orang yang
alergi terhadap susu serta olahannya
sejak kecil, biasanya usus halus mulai
menghasilkan lebih sedikit laktase

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Abdominal Pain Non Functional


Gastroenteritis
Biasanya pasien mengeluhkan BAB
cair dan muntah, dan kadang
disertai kram perut, demam, pusing
dan mual.
Gastroenteritis kebanyakan
disebabkan karena virus, seeprti
rotavirus dan norovirus
Salmonella dan campylobacter
bacteria merupakan bakteri
tersering yang menyebabkan
gastroenteritis

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Gangguan Organik
- Kasus jarang: batu di saluran empedu

atau ginjal, malrotasi volvulus, keracunan


logam berat, abses psoas, ekuivalen
mekonium ileus, hymen imperforata
dengan hematocolpos, neoplasma ovarii,
hiperkalsiuria, tuberkulosis.

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Anamnesis serta pemeriksaan yang


mendukung:
Lokasi nyeri jauh dari umbilikus
Nyeri yang terasa hingga membangunkan
pasien
Vomitus signifikan
Disfagia
Gejala Respiratorik
Riwayat keluarga: inflammatory bowel
disease, celiac disease, peptic ulcer disease,
atau batu ginjal
BB menurun, pertumbuhan melambat,
pubertas terlambat.
Nyeri atau pembengkakan sendi
Demam tanpa kausa yang jelas
Perubahan fungsi GIT dan GU

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Disuria atau hematuria


Diare kronik yang berat, diiare nokturnal, atau
kelebihan gas
Nyeri RLQ atau RUQ secara persisten
Terasa penuh/efek massa
Hepatomegali
Splenomegali
Abnormalitas Perianal
Temuan abnormal dari pemeriksaan:
Anemia
Perdarahan GIT
Peningkatan LED

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Lab darah rutin


USG Abdomen
Urinalisa
CT Scan
Radioisotopic scans (HIDA)

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan laboratorium mungkin sangat


berharga untuk menilai pasien dengan nyeri
abdomen, namun dengan hanya beberapa
pengecualian pemeriksaan ini jarang dapat
membantu menegakkan diagnosis.Leukositosis
seharusnya tidak merupakan faktor penentu
tunggal mengenai apakah operasi terindikasi
atau tidak. Suatu jumlah leukositosis yang lebih
besar dari 20.000/mm3 mungkin teramati dengan
perforasi viskus, tetapi pankreatitis, kolesistitis
akut, penyakit radang pelvik dan infark usus
dapat berhubungan dengan leukositosis yang
mencolok. Suatu hitung leukosit yang normal
bukannya tidak jarang pada kasus-kasus
perforasi visera abdominal.Diagnosis anemia
mungkin lebih membantu daripada jumlah
leukosit, khususnya jika digabung dengan
anamnesis (Anthony S. Fauci, dkk, 2008).

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik

Px
Laboratoriu
m
Leukositosis
20.000/mm3

SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

ANAMNESIS

perforasi
viskus,
pankreatitis,
kolesistitis akut,
penyakit
radang pelvik
dan infark usus
(Anthony S. Fauci, dkk, 2008).

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional

URINALISI
S

SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Menilai tingkat hidrasi/


mengenyampingkan penyakit
ginjal yang serius, diabetes
atauISK

Penentuan kadar
BUN gula darah
dan bilirubuin
serum
.
Penentua
n lipase
serum

amilase
serum

(Anthony S. Fauci, dkk, 2008).

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Urinalisis juga bernilai besar untuk


menunjukkan sampai tingkatan tertentu
keadaan hidrasi atau mengenyampingkan
penyakit ginjal yang serius, diabetes atau
infeksi saluran kemih. Penentuan kadar BUN
(blood urea nitrogen), gula darah dan bilirubuin
serum juga dapat membantu. Penentuan
amilase serum dinilai berlebihan. Karena
banyak penyakit selain pankreatitis, misalnya
tukak yang berperforasi, strangulasi usus
dengan obstruksi, dan kolesistitis akut mungkin
berhubungan dengan peningkatan amylase
serum yang mencolok, maka dengan seksama
harus dilakukan penolakan operasi terhadap
seorang pasien yang dilakukan hanya karena
meningkatnya kadar amilase serum. Penentuan
lipase serum mungkin lebih akurat
dibandingkan amilase serum (Anthony S. Fauci,
dkk, 2008).

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency

Foto polos abdomen


(posisi tegak dan
lateral decubitus

apendisitis akut,
hernia eksterna yang
mengalami
strangulasi
obstruksi usus, tukak
yang mengalami
ulserasi

SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

(Anthony S. Fauci, dkk, 2008

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Foto polos abdomen dalam posisi tegak dan


lateral decubitus mungkin paling besar nilainya.
Foto-foto ini biasanya tidak diperlukan pada
pasien dengan apendisitis akut atau hernia
eksterna yang mengalami strangulasi. Akan
tetapi, pada kasus obstruksi usus, tukak yang
mengalami ulserasi, dan berbagai kondisi lain
foto mungkin diagnostik. Pada beberapa kasus
yang jarang, pemeriksaan bagian atas dari
traktus gastrointestinal dengan barium dan
medium yang larut dalam air dapat
memperlihatkan obstruksi usus parsial yang
dapat menghindarkan diagnosis dengan cara
lain. Jika terdapat sembarang pertanyaan
mengenai obstruksi kolon, pemberian barium
sulfat peroral hendaknya
dihindarkan.Sebaliknya, enema barium tidak
terhingga nilainya pada kasus-kasus obstruksi
kolon dan harus lebih sering digunakan jika

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Bilas peritoneal merupakan suatu tindakan


diagnostik yang aman dan efektif pada para pasien
dengan nyeri abdomen akut.Tindakan ini mempunyai
nilai khusus pada pasien dengan trauma tumpul pada
abdomen dimana evaluasi abdomen mungkin sulit
karena cedera multiple lainnya pada tulang
belakang, pelvis atau iga dan dimana darah dalam
rongga abdomen hanya menimbulkan suatu reaksi
peritoneal yang sangat ringan.Jika tidak ada trauma,
bilas peritoneal telah digantikan oleh ultrasound atau
laparoskopi.Ultrasonografi terbukti sangat berguna
untuk mendeteksi kandung empedu atau pancreas
yang membesar, adanya batu ginjal, ovarium yang
membesar, atau kehamilan tuba.Laparoskopi
khususnya bermanfaat untuk mendiagnosis keadaan
pelvik seperti kista ovarium, kehamilan tuba atau
salpingitis dan apendisitis akut. Radioisotopic scans
(HIDA) dapat membantu membedakan kolesistitis
akut dari pankreatitis akut. Computed Tomography
(CT) scan dapat memperlihatkan pancreas yang
membesar atau limpa yang robek, akan tetapi

Pendekatan Sakit Perut pada Anak


Pendahuluan
SP Fungsional
SP Psikogenik
SP Non
Fungsional
Emergency
SP Non
Fungsional
Non
Emergency
Pemeriksaan
Penunjang

Daftar pustaka
Boediarso A. Sakit perut pada anak. In: Jufri M, editor. Buku
ajar gastroenterologi hepatologi. 1st ed. Jakarta: IDAI; 2010. p.
149-65.
Fauci, Anthony, dkk. 2008. Harrisons Principles of Internal
Medicine. Edisi 17. New York. Mcgrawhill companies.
Ranuh R, Fardah A, Subijanto MS. Kongres Nasional III Badan
Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia; 2007 Dec 6-8
Surabaya; 2007. p. 101-9.
Ulshen Martin. 2000. Nyeri Perut Berulang-ulang pada Masa
Anak. Dalam: Wahab, Samik A, ed., Ilmu Kesehatan Anak
Nelson. Edisi 15 volume 2. Jakarta: EGC, 1361-1364.
Wahyuni Arlinda Sari, 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta:
Bamboedoea Communication.
Wiryati AAM, Aryasa IKN, Suraatmaja S. Sakit perut akut pada
anak. In: Suraatmaja S, editor. Kapita selekta gastroenterologi.
Jakarta: CV Sagung Seto; 2007. p. 189-203.
http://www.fda.gov/Food/ResourcesForYou/Consumers/ucm10
3263.htm

Anda mungkin juga menyukai