Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Kasus

Departemen Jiwa
di R.23E RSSA.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA sdr N DENGAN


MANAJEMEN KRISIS dan HALUSINASI PENGLIHATAN

Program Pendidikan Profesi Ners


Fakultas kedokteran
Univwersitas Brawijaya

Malang, 29 April 2016

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
IDENTITAS KLIEN
Inisial
: Sdr. N (L)
Tanggal Pengkajian: 26-04-2016
Umur
: 20 Tahun
No. RM
:1108xxxx
Alamat
: Kedung Kandang, Malang
Informan
:Orang tua, klien, Rekam Medik
Pekerjaan : Tidak bekerja
ALASAN MASUK
Primer
: Klien mengatakan tidak mengetahui mengapa
dibawa ke rumah sakit dan sampai diikat
Sekunder: Ibu Klien mengatakan anaknya 2 hari yang lalu
marah-marah, gelisah, sulit diajak bicara dan sulit tidur.
Rekam medik
: Klien dibawa ke RSSA pada tgl. 25/4/2016
karena 10 hari yang lalu marah-marah, gelisah dan sulit tidur.

FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Ibu klien mengatakan klien memiliki keterbatasan mental
sejak kecil dan selain itu klien juga memiliki kepribadian yang
tertutup atau pendiam.
10 hari yang lalu pada tanggal 10-4-2016 ibu klien
mengatakan klien sempat dinasehati dan dimarahi oleh
kakaknya karena secara diam-diam klien minum minuman
beralkohol bersama temannya. Setelah kejadian itu klien
tampak lebih pendiam dan suka menyendiri, ibu klien juga
mengatakan klien kadang tampak ketakutan karena melihat
sesosok hantu.
Mulai 4 hari sebelum MRS klien menjadi seorang pemarah,
sulit diajak berbicara, gelisah dan sulit tidur. Klien juga sempat
memukuli orang tuanya, membanting benda dirumah dan
memecahkan kaca yang ada dirumah.
Keluarga sempat membawa klien ke tempat Kyai atau orang
pinter untuk dilakukan rukiyah, karena kondisi klien masih
tetap seperti itu keluarga akhirnya membawa klien ke RSSA
Malang.

FAKTOR PREDISPOSISI
RIWAYAT PENYAKIT LALU
Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
tidak,
Tidak klien tidak pernah mengkonsumsi obat karena keluarga terbiasa
dengan keadaan klien yang memiliki keterbelakangan mental dan
sebelumnya klien juga tidak pernah marah-marah seperti akhir-akhir ini.
Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)?
Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki penyakit fisik, tumbuh
kembang normal sama dengan teman sebayanya dulu
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Ibu klien mengatakan klien tidak pernah memiliki riwayat perilaku
kekerasan baik sebagai korban ataupun pelaku.
Pengalaman masa lalu (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual)? Klien semasa
kecilnya tidak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan
Kesan Kepribadian klien: Introvert, menurut keterangan ibu klien, klien
memang memiliki kepribadian yang tertutup, den jarang ngobrol dengan
orang lain.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Adakah anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa? Tidak.
STATUS MENTAL
Penampilan : tidak rapi, menurut ibu klien
jika dirumah klien dapat mandi sendiri,
namun semenjak masuk rumah sakit klien
belum mandi, klien tampak tidak rapi dengan
rambut klien acak-acakan, pakaian klien
yang tampak kotor dan klien juga tampak
menggaruk-garuk badannya. Ketika diajak
mandi klien menolak untuk mandi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri

Kesadaran
Kwantitatif : composmentis
Kwalitatif : berubah
Relasi : Klien terlihat tidak tertarik untuk berinteraksi dengan perawat, ketika diajak
berinteraksi kontak mata kurang dan mudah beralih.
Realita : Saat dilakukan pengkajian pertanyaan yang diajukan perawat terkadang dijawab
dengan ngelantur, teriak-teriak dan tidak fokus pada satu topik.
Limitasi : Klien sensitif dengan rangsangan lingkungan, sering mengommentari apa yang
dilihat dan didengar secara tiba-tiba membuat topik tidak fokus.
Masalah keperawatan: Gangguan proses pikir
Disorientasi
Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang.
P : Mas tau sekarang ada dimana?
K : Di Dokter
P : Sekarang siapa yang menemani mas disini?
K : bapak, ibu
P : tau gak sekarang itu siang atau malam mas?
K : siang
P : iya benar sekali mas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Aktivitas Motorik/ Psikomotor


Hiperkinesia, Klien tampak mondar-mandir saat dilepas
restrainnya untuk mandi. Klien malah berputar-putar di sekitar
ruangan kadang duduk dibawah dan tiba-tiba berdiri, klien
juga sempat memakai jas lab mahasiswa, dan keluar masuk
kamar mandi.
Masalah keperawatan :gangguan psikomotor
Afek/ Emosi
Inadequat : Emosinya tidak sesuai dengan stimulus, ketika
berbicara klien tampak bingung, membangun topik sendiri
dan tidak fokus ingin marah dan berbicara ngelantur.
Labil : Ketika diajak berbicara klien sering tiba-tiba marah,
teriak-teriak dan berusaha mengakhiri interaksi tanpa sebab
yang jelas, ngomongnya ngelantur.
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

Persepsi : Halusinasi Penglihatan


ketika pengkajian klien tampak tidak fokus dan melihat lingkungan sekitar, ketika ditanya
melihat apa klien menjawab ada hantu yang mengganggu dan berbentuk manusia.
P : mas, mas inikan ditali, ngerti kenapa tangan kakinya ditali?
K : mbuh
P : loh kok mbuh, masnya marah-marah itu gara diganggu atau gimana?
K : gak ngerti
P : ayo-ayo dijawab, masnya pingin pulang gak?
K : pingin
P : loh makanya klo pingin dijawab, masnya kemarin marah-marah itu karena melihat
sesuatu, apa mendengar sesuatu? Ditontok pakai mata opo dirungokne pakai telinga?
K : (klien menunjuk mata)
P : sampean delok, ndelok opo sampean?
K : setan
P : ndi setan ne endi? bentuk e apa setan e? Manusia opo hewan?
K : iku (menunjuk atas), wong.
P : wong e lanang opo wedok? Sampean keganggu gak?
K : hahaha mbuh gak ngerti
Masalah keperawatan : gangguan presepsi sensori : halusinasi penglihatan

Proses Pikir : Asosiasi Longgar


ketika diberikan pertanyaan, klien tidak menjawab sesuai
pertanyaan dan nglantur
P : mas, pernah mandi ndak mas?
K : hahahaha, mbak e. Suit-suit. (melihat wanita
lewat).
P : heh, ayo sini-sini ditanyain kok malah kesana.
K : hahaha (klien tertawa sendiri)
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
Isi Pikir : Sulit Dievaluasi
Bentuk Pikir : Non Realistik
klien mengatakan sering mengatakan melihat hantu.
Masalah keperawatan : gangguan presepsi sensori :
halusinasi penglihatan

Memori
interaksi perawat minimal dan tidak dapat mengkaji memori karena
klien dalam fase krisis yang lebih banyak teriak-teriak dan ngomong
sendiri.
Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
tingkat konsentrasi tidak dapat terkaji karena klien dalam fase krisis
yang lebih banyak teriak-teriak dan ngomong sendiri.
Kemampuan Penilaian : gangguan ringan
pasien masih terlihat kebingungan dan seperti ketakutan.
Daya Tilik Diri/ Insight : mengingkari penyakit yang diderita
Saat berinteraksi, klien mengatakan kalau sedang didokter dan
tidak mengetahui jika dibawak ke rumah sakit karena sakit jiwa.
P
: Mas sekarang ini dimana?
K
: di dokter
P
: loh opo o kok sampean dibawa ke dokter? Sakit apa
sampean mas?
K
: mbuh mas binggung, aku gak loro
Masalah keperawatan : ketidakefektifan koping individu

Interaksi selama Wawancara : kontak mata kurang dan kurang


kooperatif
Saat diajak interaksi kontak mata klien kurang dan lebih
sering tidak menatap perawat. Klien juga kadang tidak
kooperatif karena tidak menjawab pertanyaan yg diberikan
dan lebih banyak berbicara nglantur.
Masalah keperawatan :hambatan interaksi sosial
FISIK
Keadaan umum : Cukup
Tanda vital : TD:110/70 mmHg
N
: 72 x/menit
S : 36,2 oC
RR : 24x/menit
TB
: 158 Cm
BB : 52 Kg
Keluhan fisik
: tidak ada

Pemeriksaan Kepala leher


Kepala
Inspeksi: Bentuk normal, kesimetrisan (+),luka (-), rambut tampak tidak rapi dan acak-acakan
Leher
Inspeksi :Bentuk leher (simetris), Massa (-)
Palpasi:Pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran Vena
Jugularis (-)
Pemeriksaan Wajah
Mata
Inspeksi : Kelengkapan (+) : Mata simetris, mata kanan dan kiri berbentuk bulat sempurna dan
berfungsi.
Gerakan, warna kelopak mata : Gerakan kelopak mata aktif dapat berkedip, kelopak mata
normal Konjungtiva dan sclera :Anemis (-), ikterik (-).
Kornea/Iris : Kornea jernih sebelah kanan dan kiri seperti pada umumnya.
Hidung
Inspeksi dan palpasi :Bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak ada pembengkakan),
meatus : Pendarahan (-), Pembengkakan (-), Pembesaran polip(-)
Mulut
Inspeksi : Warna bibir merah kecoklatan, Lesi (-), Bibir pecah (-), Gigi caries (-), Gigi palsu (-)
Telinga
Inspeksi : bentuk ,ukuran dan warna (normal), lesi (-)

Pemeriksaan Thorak/dada
Pemeriksaan paru
Inspeksi :Bentuk thorak (normal chest), Susunan ruas tulang belakang
(normal), Bentuk dada (simetris), Keadaan kulit (bersih), Retraksi otot bantu
pernafasan: retraksi, intercoste (-),Pernafasan cuping hidung (-), Pola
nafas : (Eupnea), Sianosis (-).
Palpasi :Pemeriksaan vocal fremitus: getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama)
Perkusi :Area Paru : (sonor)
Ronchi (-), wheezing (-).
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi :Ictus Cordis (-)
Palpasi :Palpasi pada dinding thorak teraba : (Kuat)
Perkusi :Batas-batas jantung:

Batas atas: Dulness (N= ICS II )


Batas bawah: Dulness (N = ICS V )
Batas Kiri: Dulness (N= ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan:Dulness (N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Auskultasi :BJ I terdengar (tunggal dan keras), (regular),
BJ II terdengar (tunggal dan keras), (regular)

Pemeriksaan Kulit/Integumen
Integumen /Kulit

Inspeksi:lesi (-),warna kulit sawo mentah

Palpasi :Tekstur (halus), turgor (normal), Kelenturan (Baik), struktur (tegang), lemak subcutan (tipis),
nyeri tekan (-), terdapat luka kecil bekas garukan pada ektremitas bawah sinistra.
Pemeriksaan Rambut

Inspeksi dan palpasi :Penyebaran (merata), bau (-), rontok (-)


Pemeriksaan Kuku

Inspeksi dan palpasi :Warna merah muda, Bentuk (normal), Kebersihan kuku (agak sedikit kotor
dan sedikit panjang)

Jelaskan : Dari data pengkajian hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal hanya saat berbicara
seperti pelo dan sulit dipahami.

Masalah keperawatan : harga diri rendah


PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
Konsep Diri

a. Citra tubuh: Klien belum dapat dikaji..

b. Identitas: Klien belum dapat dikaji.

c. Peran : Klien belum dapat dikaji..

d. Ideal diri: Klien belum dapat dikaji.

e. Harga diri: Klien belum dapat dikaji.

Masalah keperawatan : belum ada masalah keperawatan

Genogram

Hubungan Sosial
Hubungan terdekat : Ibu klien mengatakan klien paling dekat
dengan kakaknya..
Peran serta dalam kelompok/ masyarakat : menurut ibu klien
sebelum MRS klien kadang-kadang bermain bola setiap sore.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Ibu klien
mengatakan sebelum klien MRS klien menjadi orang yang
pendiam, berbicara dengan orang lain hanya seperlunya saja.
Masalah keperawatan : Hambatan interaksi sosial
Spiritual dan kultural
Nilai dan keyakinan : keluarga mengatakan bahwa klien jadi
marah-marah karena kerasukan, klien juga sempat membawa
klien ke tempat kyai atau orang pinter sebelum dibawa ke
rumah sakit.
Konflik nilai/ keyakinan/ budaya : Tidak ada konflik.
Kegiatan ibadah : Ibu klien mengatakan kadang klien sholat
dan klien sering ikut tahlillan disekitar rumah.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)


Makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, berhias, penggunaan
obat : Bantuan total
Istirahat dan tidur siang: 11.00 s/d 14.00
Penjelasan : Mobilitas dibantu, ADL + dibantu, Mandi/diseka
+ dibantu, berhias
Masalah keperawatan : Hambatan Motorik
MEKANISME KOPING
Adaptif : Bicara dengan orang lain
Maladaptif : menghindar
ibu klien mengatakan jika klien sumpek dengan kakaknya
yang selalu banyak aturan klien sering ngomong dengan
orang tua. Namun ketika di RS klien sulit diajak
berkomunikasi dan selalu menjauh jika didekati.
Masalah keperawatan : koping individu inefektif

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok :
Jelaskan : Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah memiliki masalah dengan orang lain.
Teman dekatnya selalu ada.
Masalah berhubungan dengan lingkungan :
Jelaskan : Ibu mengatakan klien tidak memiliki masalah dengan lingkungannya (tetangga),
karena klien berinteraksi dengan tetangga disekitarnya seperlunya saja, tidak berlebihan.
Masalah dengan pendidikan :
Jelaskan : klien sekolah di SLB dan lulus namun belum bisa baca tulis.
Masalah dengan pekerjaan :
Jelaskan : Ibu klien mengatakan klien tidak bekerja
Masalah dengan perumahan :
Jelaskan : Ibu klien mengatakan, klien tidak pernah memiliki masalah di keluarga maupun di
lingkungan sekitar rumah. Hanya kadang tidak suka jika diatur kakaknya.
Masalah dengan ekonomi :
Jelaskan : Ibu klien mengatakan tidak ada masalah dalam ekonomi.
Masalah dengan pelayanan kesehatan :
Jelaskan : ibu mengatakan klien belum pernah berobat ke RS
Masalah lainnya : Jelaskan : Masalah keperawatan :gangguan tumbuh kembang

KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit Jiwa : Klien tidak mengetahui bila dibawa ke RS
karena sakit jiwa.
Faktor Presipitasi : keluarga tidak mengetahui faktor yang
menyebabkan klien marah-marah sendiri sehingga dibawa
ketempat orang pinter
Koping : keluarga klien belum mengetahui koping yang tepat
pada kondisi klien. Keluarga sudah mencoba berbagi cara
agar dapat menunjang koping klien efektif.
Sistem pendukung : sistem dukungan didalam keluarga
sudah baik karena ibu dan keluarga klien mendukung
pengobatan pada klien dan berharap klien segera sembuh
Penyakit fisik : keluarga sudah mengetahui bahwa klien
memiliki riwayat penyakit fisik
Obat-obatan : keluarga perlu mendapatkan promosi
kesehatan tentang efek samping obat klien
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan (Keluarga)

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Hambatan interaksi sosial
Defisit perawatan diri
Gangguan proses pikir
Gangguan psikomotor
Risiko perilaku kekerasan
Gangguan presepsi sensori : halusinasi penglihatan
ketidakefektifan koping individu
Harga diri rendah
Gangguan tumbuh kembang
Kurang penegtahuan keluarga

ANALISA DATA

RENCANA TINDAKAN
No

SP Pasien (Manajemen Krisis)

SP Keluarga (Manajeman Krisis)

1.

2.

Memberikan dukungan keluarga


kepada pasien
Memberikan motivasi kepada
anggota keluarga untuk sabar
Mengajarkan keluarga cara
perawatan pasien
Menjelaskan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
Memberikan penjelasan pada
keluarga masalah pemenuhan
kebutuhan dasar yang dapat
dibantu
Mendorong keluarga untuk selalu
menemani klien
Menjelaskan pasien di isolasi,
difiksasi, dan kapan dilepas.
Menjelaskan tujuan tindakan
prosedur
Menjelaskan perawatan klien
dengan manajemen krisis
Melibatkan peran serta keluarga
dalam perawatan pasien

3.

4.

5.

Membina hubungan saling percaya.


Salam terapeutik
Memperkenalkan diri
Terciptanya rasa aman dan nyaman untuk
pasien
Menjelaskan alasan klien berada di isolasi
Menjelaskan bahwa restrain atau tali dapat
dilepas
Menjelaskan tujuan restrain dilepas dan
syarat apabila dilepas
Memberikan kenyamanan atau privasi
Menjadwal terapi yang adekuat kepada
klien
Menjelaskan 6 benar obat
Menjelaskan nama, jenis, cara, pamakaian
dan manfaat
Menjelaskan efek samping dan efek
terapeutik obat
Terpenuhi kebutuhan ADL pasien
Menjelaskan cara mandi
Mengajak keluarga untuk membantu
pasien mandi
Menjelaskan kepada pasien bahwa ada
keluarga yang berada disamping pasien

No

SP Klien (Halusinasi)

SP Keluarga (halusinasi)

1.

Identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu


terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon
Jelaskan cara mengontrol halusinasi :
hardik, obat, bercakap cakap, melakukan
kegiatan
Latih cara mengontrol halusinasi
Masukkan pada jadwal kegiatan latihan
untuk menghardik

1.

Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian


Latih cara mengontrol halusinasi dengan
obat (jelaskan 6 benar obat : jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum
obat)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan menghardik dan minum obat

1.

Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan


minum obat. Beri pujian
Latih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap cakap saat terjadi halusinasi
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihan menghardik, minum obat, dan
bercakap cakap

1.

2.
3.
4.

1.
2.

3.

1.
2.
3.

1.
2.

Evaluasi kegiatan menghardik, obat,


bercakap cakap. Beri pujian
Latih cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan)

2.
3.
4.
5.

2.
3.
4.

2.
3.
4.

Diskusikan masalah yang dirasakan dalam


merawat pasien
Jelaskan pengertian, tanda gejala, dan proses
terjadinya halusinasi
Jelaskan cara merawat halusinasi
Latih cara merawat halusinasi : menghardik
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik. Beri
pujian
Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
Latih cara memberikan/membimbing pasien
minum obat
Anjurkan membantu pasien sesuai jaadwal
dan memberi pujian
Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/melatih pasien menghardik dan
memberikan minum obat
Jelaskan cara bercakap cakap dan latih
kegiatan untuk mengontrol halusinasi
Latih dan sediakan waktu bercakap cakap
dengan pasien terutama saat terjadi halusinasi
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Dx

Tanggal

Implementasi

Evaluasi

26/4/2016
Pkl. 12.30

SP 1 manajemen krisis (Klien)


1.Membina hubungan saling percaya
2.Mengucapkan salam tereutik
3.Memperkenalkan diri
4.Memberikan rasa aman dan nyaman
kepada klien
5.Menjelaskan alasan klien berada di
ruang isolasi
6.Menjelaskan bahwa restrain / tali
dapat dilepas
7.Menjelaskan tujuan tali dilepas dan
syarat apabila dilepas
8.Memberi kenyamanan .privasi
9.Memberikan terapi yang adequat
10.Menjelaskan 6 benar obat
11.Memberikan terapi pemenuhan
ADL kepada klien khususnya makan
dan minum.

S:
Klien menjawab salam perawat
Klien menyebutkan nama yang sesuai dengan namanya
Klin mengatakan tidak tau kenapa ditali dan ingin talinya
dilepas
Klien mengatakan tidak tau warna obat dan jam minum obat
O:
Klien mau menjawab salam saat disapa dengan salam.
Klien berkata tidak jelas dan sulit dipahami
Klien tampak teriak-teriak sendiri jika sendiri di kamar
Klien menjawab dengan melantur.
Kesadaran kwalitatif berubah
Afek/emosi inadekuat, labil
Bentuk pikir non realistik
Kontak mata sulit dipertahankan, klien lebih sering melihat
lingkungan sekitar
Klien sempat melenceng dari fokus interaksi, tapi bisa
dikembalikan
A:
Kognitif : Klien tidak memahami penjelasan perawat tetang
fungsi restrain dan jenis obat yang diminum
Afektif : klien bersikap acuh terhapap perawat yang
memberikan penjelasan
Psikomotor : klien berusaha melepaskan ikatan yang
terpasang pada klien dan mengangka bed
P:
Perawat:
Evaluasi SP 1 manajemen krisis
Mengulangi SP 1
Klien :
Melakukan pemenuhan ADL dengan dibantu oleh keluarga

No
Dx

Tanggal

Implementasi

Evaluasi

27/4/2016
Pkl. 12.30

SP 1 manajemen krisis (Klien)


1.Membina hubungan saling
percaya
2.Mengucapkan salam tereutik
3.Memperkenalkan diri
4.Memberikan rasa aman dan
nyaman kepada klien
5.Menjelaskan alasan klien
berada di ruang isolasi
6.Menjelaskan bahwa restrain /
tali dapat dilepas
7.Menjelaskan tujuan tali dilepas
dan syarat apabila dilepas
8.Memberi kenyamanan .privasi
9.Memberikan terapi yang
adequat
10.Menjelaskan 6 benar obat
11.Memberikan terapi
pemenuhan ADL kepada klien
khususnya makan dan minum.

S:
Klien mengatakan segar setelah dimandikan
Klien mngeluh tangannya sakit karena bekas fiksasi
Klien mengatakan mengerti jika ingin dilepas fiksasinya harus
tetap tenang dan tidak boleh marah-marah
Klien mengatakan takut karena ada hantu
Klien menjawab salam perawat
Klien menyebutkan nama yang sesuai dengan namanya
Klien mengatakan tidak tau warna obat dan jam minum obat
O:
Klien tampak lebih tenang bersama kakaknya
Klien tampak sudah tidak terfiksasi
klien tampak lebih rapi setelah mandi
klien tampak makan dan minum sendiri
Klien kadang menjawab dengan melantur.
Kesadaran kwalitatif berubah
Afek/emosi inadekuat, labil
Bentuk pikir non realistik
Persepsi sensori halusinasi penglihatan
A:
Kognitif : Klien mampu berkenalan dengan perawat, klien mampu
mengidentifikasi isi, respon dan frekuensi halusinasi yang dialami
Afektif : klien bersedia diajak berinteraksi dengan perawat, kontak
mata klien kurang
Psikomotor : klien berusaha melepaskan ikatan yang terpasang
pada klien dan mengangka bed
P:
Perawat:
Evaluasi SP 1 manajemen krisis
Melanjutkan SP 1 Halusinasi
Klien :
Anjurkan klien tetap tenang dan tidak gelisah

No

tanggal

Implementasi

evaluasi

28/4/2016
Pkl 13.00

SP 1 PASIEN (Latihan
Mengontrol Halusinasi
Dengan Cara menghardik)
1.Melakukan BHSP (Bina
Hubungan Saling Percaya)
pasien dengan
Mengucapkansalam
Memperkenalkan diri dan
tanyakan nama pasien
Buat kontrak dengan pasien
2.Membantu Klien mengenal
halusinasi (isi, Frekuensi,
Situasi, respon terhadap
halusinasi)
3.Menjelaskan cara
mengontrol halusinasi
4.Mengajarkan pasien cara
mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
5.Memasukan latihan cara
menghardik kedalam jadwal
kegiatan harian.

S:
Klien menjawab salam perawat
Klien menyebutkan namanya yang sesuai dengan nama klien
Klien menyatakan sering melihat sesuatu
Klien mengatakan ketakutan jika sering melihat sesuatu
O:
Klien menjawab salam saat disapa
Klien menyebutkan namanya dengan benar dan menyebutkan
nama perawat dengan bantuan stimulus
Klien menyetujui kontrak yang diberikan perawat
Kontak mata klien sulit dipertahankan, klien lebih sering melihat
lingkungan sekitar
Kesadaran kwantitatif : berubah
Restrain tampak sudah dilepas
Klien tampak mandi sendiri
Afek/emosi inadekuat : labil
Bentuk pikir non realistik
Persepsi sensori halusinasi penglihatan
A:
Kognitif : Klien memahami cara menghardik dengan stimulus
perawat
Afektif : klien bersedia untuk tenang dan nurut dengan perawat,
klien bersedia menghardik jika klien takut saat melihat sesuatu,
dengan stimulus
Psikomotor : klien mau membaca istiqfar saat ada sesuatu yang
dilihat, dengan stimulus.
P:
Perawat:
Evaluasi SP 1 halusinasi yang dijelaskan ke klien
Mengulangi SP 1 halusinasi
Klien :
Latihan untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai