Penunjang
AL ANZUHRAFUL
30081446T24
Anamnesis
Identitas
Keluhan utama
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kehidupan sosial (riwayat
kehidupan seksual)
Riwayat penyakit dahulu
Anamnesis
Untuk TB :
Ada 6 gejala kardinal/utama:
Batuk/batuk darah
Dahak
Nyeri dada
Sesak napas
Napas bunyi/mengi
Pemeriksaan fisik
Untuk TB :
Inspeksi :
Palpasi :
Posisi mediastinum (deviasi trakea, iktus kordis)
Kelenjar getah bening (leher & supraklavikula) lokasi,
ukuran, konsistensi, soliter/multipel, mobilitas, nyeri tekan
Gerakan dd dada (lobus superior,medius,inferior)
Lokasi nyeri dada
Perkusi :
Hanya dpt mendeteksi kelainan yg ber-ada 5-7 cm
dlmnya dari dd dada
Evaluasi: kronigs isthmus, batas paruhepar,
jantung, pergerakan diafragma
Cara perkusi: langsung, tdk langsung,palpatoir
Sistematis atas ke bawah dari bag yg sehat (zigzag)
Auskultasi :
Dlm keadaan berbaring miring tdk bisa
dibandingkan kiri dg kanan
Evaluasi: suara napas dasar & tambahan,suara
abN, suara percakapan & bisik,egofoni
Pemeriksaan fisik..
Untuk HIV :
Pemeriksaan funduskopi, terutama pada pasien dengan penyakit HIV
lanjut (mis. CD4 <100) sebagai skrining untuk retinitis CMV).
Pemeriksaan mulut untuk mencari kandidiasis, oral hairy leukoplakia,
penyakit gusi.
Kelenjar getah bening: limfadenopati generalisata tidak membantu
penilaian status kekebalan atau kebutuhan akan terapi; kelenjar yang
asimetris (kiri-kanan tidak sama) atau yang cepat membesar dapat
menunjukkan infeksi atau kanker yang mendasari.
Pemeriksaan kelamin dan dubur untuk mencari luka dalam atau luar
misalnya herpes atau kondilomata
Pemeriksaan neurologis harus termasuk penilaian fungsi saraf
perifer.
Pemeriksaan kulit untuk mencari lesi kulit terkait HIV yang bermakna,
termasuk dermatitis seborea,psoriasis, folikulitis, sarkoma Kaposi, kutil
umum, dan moluskum kontagiosum.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG..
Pemeriksaan fisik
Recombigen Uni-Gold
HIV Test
mendeteksi antibodi HIV-1
darah utuh (whole blood) yang
diperoleh dari ujung jari atau fungsi
vena, plasma, dan serum.
Multispot HIV-1/HIV-2
Rapid Test
ELISA
merupakan uji penapisan infeksi HIV.
memiliki sensitivitas tinggi, yaitu
>99,5%
Pemeriksaan ELISA memiliki
sensitivitas tinggi namun spesifisitas
rendah sehingga kemungkinan hasil
positif semu besar.
Western blot
Prinsip dasar pemeriksaan WB
adalah setiap antigen HIV akan
menimbulkan reaksi pembentukan
antibodi spesifik. Apabila
dikombinasi, spesifisitas
pemeriksaan ELISA dan WB >99,99%
Western Blot
Expensive $ 80 - 100
technically more
difficult
visual interpretation
lack standardisation
- performance
- interpretation
- indeterminate reactions
resolution of ??
gp160
gp120
p68
p55
p53
gp41-45
Spectrum
of anti-HIV
testing
p40
p34
p24
p18
p12
early
DNA PCR
RNA PCR
p24 Ag
3rd gen ELISA
1st gen ELISA
Detuned ELISA
1wk
2wk
3wk
2mo 6mo
+8yr
PCR-Viral load
memakai suatuenzimuntuk
menggandakan HIV dalam contoh
darah. Kemudian reaksi kimia menandai
virus. Penanda diukur dan dipakai untuk
menghitung jumlah virus. Tes jenis ini
dibuat oleh Roche dan Abbott.
Viral load biasanya dilaporkan sebagai
jumlah tiruan atau copies HIV dalam
satu mililiter darah (copies/mm3)
Tes CD4
Setiap 3-6 bulan
Setelah pemberian ART cd4
normal setiap 9-12 bln
Jumlah CD4 yang normal biasanya
berkisar antara 500 dan 1.600 mm3
Angka normal berkisar antara 3060% artinya limfosit %cd4
Tes CD4
Berdasarkan kemenkes cd4<200
atau <14%AIDS
Mencegah infeksi oportunistik
Memantau terapi
Tes CD4
H=
Human (manusia)
I = Immunodeficiency
(berkurangnya kekebalan)
V=
Virus
Inti virus
Kapsin protein p24 ( pembungkus ) :
Nukleokapsid protein p7/p9 (kapsul nukleus)
dua salinan genom RNA :
Terdiri atas gen
Berfungsi memberikan kode baik bagi pembentukan
perotein inti,enzim reverse transcriptase maupun
glikoprotein dari selubung.
1. Transmisi Seksual
Penularan : semen dan cairan vagina atau
serik.
Resiko penularan HIV :
a. Pemilihan pasangan seks
b. Jumlah pasangan seks
c. Jenis hubungan seks.
1.1. Homoseksual
Cara hubungan seksual anogenetal.
1.2. Heteroseksual
Exit
Survive
Sufficient
Enter
Penularan dapat
terjadi selama:
Proses kehamilan
Proses persalinan
Menyusui
Ciuman
Sentuhan
Pelukan
Alat
makan
WC
Nyamuk
Tinggal
serumah
4. AIDS
Sistem imun semakin berkurang
Timbul infeksi oportunistik semakin parah
Gejala Major
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1
bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata
Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes
zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Retinitis virus sitomegalo
PENATALAKSANAAN
HIV tanpa komplikasi
PENATALAKSANAAN UMUM
Pengobatan suportif
Istirahat,
dukungan
nutrisi
yang
memadai berbasis makronutrien dan
mikronutrien
untuk
penderita
HIV,
konseling
termasuk
pendekatan
psikologis dan psikososial, membiasakan
gaya hidup sehat.
Pengobatan simptomatik
Pengobatan infeksi oportunistik
Pengobatan antiretroviral / ARV
ANTIRETROVIRAL (ARV)
PRINSIP PENGOBATAN MENGGUNAKAN ARV :
1.Gejala klinis
2.Kadar CD4
3.Viral load yang menurun menjadi 1/10 semula
4.Kemampuan penderita untuk menggunakan
obat dalam jangka waktu panjang
5.Ketersediaan obat
6.Efektivitas dan sedikit efek samping
JENIS ARV
1. Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitors (NRTI)
2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor (NNRTI)
3. Protease Inhibitors (PI)
4. Fusion Inhibitors
5. Integrase Inhibitors
JENIS ARV
http://hivaidsclinic.wordpress.com/2012/08/13/berbagai-jenis-obat-antiretroviral-arv-hiv/
ARV
Kombinasi terapi denganARV (strategi
analog dengan pengobatan TB dan
penyakit
menular
lainnya)
telah
meningkatkan
khasiat,
toksisitas
diminimalkan, dan resistensi obat
tertunda.
Menurut WHO pemberian ARV untuk
negara yang mempunyai dana terbatas
2 NRTI + 1 NNRTI / 2NRTI + 1 PI
PILIHAN ARV
Obat yang tersedia murah di Indonesia
adalah AZT, 3TC, dan Nevirapin
Tidak dianjurkan untuk :
1.Terapi tunggal
2.ddl (Didanosin) dan ddC (Dideoksistidin)
3.AZT (Zidovudine) dan d4t (Stavudin)
4.3TC (Lamivudine) dan ddC (Dideoksistidin)
5.d4T (Stavudin) dan ddC (Dideoksistidin)
Stadium 1 Asimptomatik
Tidak ada penurunan berat badan
Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata
Persisten
Stadium 2 Sakit ringan
Penurunan BB 5-10%
ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
Ulkus mulut berulang
Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur kuku
Departemen Penyakit Dalam
12/4/2010
12/4/2010
REKOMENDASI ARV
MENURUT WHO (2006)