Anda di halaman 1dari 80

IMUNISASI

Kenggi Rinaningtyas

Imunisasi
Adalah pemberian zat anti/
imunitas kedalam tubuh untuk
mencegah penyakit tertentu
sehingga tubuh terhindar dari
penyakit tertentu.
IMUNITAS
Kata imun berasal dari Bhs Latin
imunitas = pembebasan
(kekebalan)

Sistem imun = suatu sistem dalam


tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
produk zat-zat yang dihasilkannya, yg
bekerjasama scr kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda
asing spt kuman-kuman penyakit atau
racun, yg msk kedalam tubuh.
Vaksin = antigen baik bakteri/ kuman yg
diberikan kpd org untuk membentuk/
merangsang pembentukan anti bodi yg
spesifik/ khas

Kuman = antigen
Pd saat pertama kali antigen masuk
kedalam tubuh, maka sbg reaksinya
tubuh akan membuat zat anti yg
disebut dg antibodi.

Sejarah imunisasi
Di Indonesia dimulai th 1956
imunisasi cacar dijawa.
Indonesia bebas cacar oleh WHO th
1974, terbukti keampuhan imunisasi
thd cacar.
Th 1973 BCG
Th 1974 Vaksin TT ibu hamil
Th 1976 Vaksin DPT
Th 1977 perkembangan program
imunisasi di 55 Puskesmas

Vaksin dibuat dari


Kuman yg telah dilemahkan/ dimatikan
contoh :
- Vaksin dari kuman yg dimatikan
pertusis, batuk rejan, polio (salk).
- Vaksin dari kuman hidup
dilemahkan BCG, polio (sabin),
campak.

Zat racun kuman (toxin) yg dilemahkan


contoh : TT dan DT
Bagian kuman tertentu/ protein khusus
kuman
contoh : vaksin hep B

Tujuan Imunisasi
Mencegah terjadinya penyakit infeksi
tertentu
Bila terjadi penyakit tidak terlalu parah/
berat
Dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat/ kematian.

Syarat pemberian imunisasi


Pada bayi/ anak yang sehat
Vaksin harus baik
Pemberian imunisasi dg teknik yg tepat
Mempertahankan dosis
Mengetahui jadwal umur dan jenis
imunisasi yang diterima

Sistem kekebalan ada 2 macam :


1. Kekebalan Aktif
Adl kekebalan/ perlindungan yg
dibuat oleh tubuh sendiri, akibat
terpajan pd antigen spt imunisasi/
terpajan scr ilmiah. Imunisasi aktif
biasanya berlangsung lbh lama &
menetap lbh lama.

a. Kekebalan aktif alamiah


didptkn bila seseorg menderita suatu
penyakit. Mis. Pnykt campak
b. Kekebalan aktif buatan
didapat bila seseorg mendapat vaksin/
imunisasi.

2. Kekebalan pasif
Adl kekebalan/ perlindungan yg
diperoleh dr luar tubuh, bukan dibuat
oleh indivisu itu sendiri. Kekebalan
pasif tdk berlangsung lama, krn akan
dimetabolisme oleh tubuh.

a. Kekebalan pasif alamiah


kekebalan yg didpat oleh bayi yg
menerima kekebalan dari ibunya.
Antibodi disalurkan mll plasenta pd 1-2
bln, antibodi ini akan melindungi bayi dr
pnykt t3 smp usia 1th
b. Kekebalan pasif buatan
kekebalan yg diberikan dg cara
menyuntikkan zat antibodi. Mis. Suntik
ATS pd pasien yg terluka.

Imunisasi yg diwajibkan

BCG
Hepatitis B
DPT
Polio
Campak

Imunisasi yang dianjurkan :

MMR
Hib
Hepatitis A
Cacar air

Jadwal Vaksinasi Rekomendasi IDAI 2004


Jenis
Vaksin

Umur Vaksinasi
Bulan
lhr 1

Tahun
6

12 15

18

10 12

BCG
HepB
Polio
DTP
Campak
Hib
MMR
Tifoid
HepA

1
0

3
1
1

2
2

3
3

4
4
1

4
1

5
5
2
2
Ulangan tiap 3 th
2x interval 6-12 bln

Vaksinasi
Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup
dilemahkan / mati, komponen) atau toksoid
Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut
untuk merangsang kekebalan tubuh
penerima
hati-hati : dapat menimbulkan KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)

Prosedur vaksinasi yang benar :


Merangsang kekebalan lebih baik
Memperkecil dampak KIPI : medik, non medik

Prosedur Vaksinasi
Penyimpanan dan transportasi vaksin
Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan
mengatasi gawat - darurat
Persiapan pemberian :
anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya,
riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus
Informed consent : manfaat, risiko KIPI
pemeriksaan fisik
Cara pemberian
dosis, interval
Lokasi, sudut, kedalaman
Pemantauan KIPI
Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
Pencatatan (dan pelaporan)

Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri

Vaksin
Hidup

Vaksin
Inaktif

Campak
Parotitis
Rubela
Varisela

BCG

Difteria
Tetanus
Pertusis
Kolera

Vaksin Virus

Meningo
Pneumo
Hib
Typhoid Vi

Influenza
IPV

OPV
Yellow
Fever

Rabies
Hepatitis B
Hepatitis A

VAKSIN BCG (BACILUS CALMETE GUERIN)


Pengebalan terhadap penyakit TBC
Susunan kuman BCG masih hidup yg
dilemahkan
Penyimpanan 2-8 C, lebih baik dlm
frezeer, diberikan pd usia 0-2bln
Dosis pemberian Bayi = 0,05 ml IC pd
deltoid kanan
Kemasan vaksin dilarutkan dlm 4 ml
pelarut, efektif untk 25 org, hrs hbs dlm
4 jam

Efek samping
Reaksi scr normal akan timbul 2
minggu spt pembengkakan kecil,
merah pd tempat penyuntikan yg kmd
abses kecil dg diameter 10 mm, luka
akan sembuh sendiri meninggalkan jar.
Parut, biasanya bayi tdk menderita
demam.

Vaksin BCG

VAKSIN DPT (DIFTERIA, PERTUSIS, TETANUS)

Guna untuk memberikan kekebalan thd


penyakit difteri, pertusis, tetanus.
Susunan vaksin pertusis terbuat dari
kuman bordetella pertusis yg telah
dimatikan, dikemas dg vaksin difteri
dan tetanus.
Penyimpanan 2-8 C
Dosis 0,5 cc IM/ SC

Kuman difteri sangat ganas dan mudah


menular, gejala demam tinggi dan
tampak adanya selaput putih kotor
pada tonsil/ amandel.
Di Indonesia vaksin difteri, pertusis,
tetanus tdp 3 jenis kemasan yaitu :
Kemasan tunggal khusus untk tetanus,
bentuk kombinasi DT & kombinasi DPT
diberikan 3 X, yaitu sejak bayi umur 2
bln,selang wkt penyuntikan min 4 mgg

suntikan pertama tdk memberikan


perlindungan apa2, shg suntikan ini hrs
diberikan 3. Imunisasi ulang pertama
dilakukan pd usia 1-2 th, 6 th, kls 6 SD
dg vaksin DT tanpa P
Efek samping panas

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis


whole cells (DTPw)
dan Tetanus Toksoid (TT)

Heat Marker /
Vaccine Vial Monitor
(VVM)

Vaksin Difteri Tetanus Pertusis


aselular (DTPa)

VAKSIN POLIO
Guna untuk kekebalan thd polio melitis
Dosis 2 tetes
Terdapat 2 jenis vaksin yg beredar :
- Vaksin yg mengandung virus polio
yg dimatikan (vaksin salk), suntikan
- vaksin yg mengandung virus polio
yg masih hidup, yg telah dilemahkan
(virus sabin), oral/ mulut dlm bentuk
cairan

Di Indonesia yg umum diberikan adl


virus sabin (kuman yg dilemahkan).
Cara pemberiannya melalui cairan yang
diteteskan ke mulut.

Vaksin Polio Oral (OPV)


Heat Marker
Vaccine Vial Monitor (VVM)

Perubahan warna vaksin polio


karena perubahan pH

Boleh diberikan

VAKSIN CAMPAK

Guna untuk kekebalan thd campak


Susunan kuman yg dilemahkan
Penyimpanan suhu 6 C
Setelah dilarutkan vaksin minimal 8 jam
Dosis pemberian 0,5 ml SC, dideltoid
lengan atas
Gejala khas timbulnya bercak-bercak
merah dikulit stlh 3-5 hari anak
menderita demam, batuk/ pilek

Proteksi : mulai 2 mgg setelah


vaksinasi
BIAS : ulangan campak saat masuk SD

Vaksin Campak
Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)

VAKSIN HEPATITIS B
Cara penularan hepatitis B dpt tjd
melalui mulut, tranfusi darah dan jarum
suntik.
Pd bayi, hep B dpt tertular dari ibu
melalui placenta semasa bayi dlm
kandungan/ pd saat kelahiran.
Penyimpanan 2-8 C
Imunisasi dasar hep B diberikan 3X dg
tenggang wkt 1 bln antara suntikan 1 &
2

dan tenggang wkt 5 bulan antara


suntikan kedua dan ketiga, imunisasi
ulang diberikan 5 th stlh pemberian
imunisasi dasar.

VAKSIN MMR (Mumps, Morbili,


Rubella)
Penyimpanan 2-8 C
Penyuntikan SC/ IM
Vaksin ini masih di impor dan harganya
cukup mahal
Imunisasi MMR diberikan 1X stlh anak
berumur 15 bulan

VAKSIN TIFUS/ TIFOID


Penyimpanan 2-8 C, penyuntikan IM/
SC
Ada 2 jenis vaksin tifoid:
- Vaksin oral (vivotif) diberikan umur
6 th/ lbh, kemasan 3 kapsul
- Vaksin suntikan (TyphimVi)
diberikan sekali pd anak umur 6 th
dan diulang 3 th

VAKSIN RADANG SELAPUT OTAK


HAEMOPHILUS INFLUENZA tipe B (Hib)
Penyimpanan 2-8 C, jgn beku
Penyakit ini berbahaya dan paling
sering menyerang anak usia 6-12
bulan.

Radang selaput otak Hib sering


mengakibatkan cacat saraf/ kematian
Di Indonesia telah beredar 2 jenis
vaksin Hib yaitu ActHIB buatan
perancis dan PedvexHIB buatan USA
PedvexHIB imunisasi dasar
diberikan 2 kali pd usia 2-14 bln dg
selang wkt 2 bln.
ActHIB imunisasi dasar diberikan pd
usia 2-6 bln sebanyk 3X dg jarak wkt 12 bln

Vaksin Haemophilus
influenza b (Hib)

VAKSIN HEPATITIS A
Penyuntikan IM
Kontraindikasi demam, infeksi akut
Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix
diberikan 2 X dg selang waktu 2-4 mgg,
dosis ke 3 diberikan 6 bln stlh suntikan
pertama

VAKSIN CACAR AIR (VARICELLA)


Penyuntikan SC
Kontraindikasi demam, infeksi akut
Cacar air mrp penyakit yg sangat
menular, ttp ringan.

Gejala yg khas : mula-mula timbul


bintik kemerahan yg makin membesar
membentuk gelembung berisi air dan
akhirnya mengering dlm wkt 1 mgg

Penyimpanan vaksin
Di Tingkat Propinsi : kmr dingin & kmr beku
Suhu kamar dingin: +2 s/d +8 C
Suhu kamar beku: -15 s/d -25 C
Di Kabupaten dan Pelayanan Primer
Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm
Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
Sirkulasi ruangan cukup
Penyusunan vaksin
Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
satu jari antar dos vaksin

Cool Box
Untuk Menyimpan Vaksin

Plastik penetes (dropper) Polio


JANGAN disimpan di lemari es
krn jadi rapuh, mudah robek

Masa simpan vaksin belum dipakai


Vademicum Bio Farma Jan.2002

Jenis Vaksin

Suhu Penyimpanan

Umur Vaksin

BCG

+2 s/d +8C
-15s/d -25C

1 tahun
1 tahun

DPT

+2 s/d +8C

2 tahun

Hepatitis B

+2 s/d +8C

26 bulan

TT

+2 s/d +8C

2 tahun

DT

+2 s/d +8C

2 tahun

OPV

+2 s/d +8C
-15 s/d -25C

6 bulan
2 tahun

Campak

+2 s/d +8C
-15 s/d -25C

2 tahun
2 tahun

Penyediaan vaksin dan alat-alat


Vaksin + pelarut khusus
termos, ice-packed, es batu
peralatan vaksinasi (alat cuci tangan,
pemotong ampul, alat suntik sekali pakai,
kapas alkohol, plester, kotak limbah)
Alat penanganan kedaruratan (adrenalin,
kortikosteroid, selang dan cairan infus,
oksigen),
Pencatatan : Buku KIA, KMS, blangko
vaksinasi

Anamnesis / KIE
Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat
Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
Informed consent : manfaat dan KIPI
Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit, obat
KIPI vaksinasi sebelumnya
Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
Rutin pediatrik
Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
Pertumbuhan dan perkembangan
Jadwal vaksinasi berikutnya

VVM = Vaccine Vial Monitor

Penempatan alat
untuk memudahkan vaksinasi
Kotak
pembuangan jarum
bekas
Form R&R

Kotak
pembawa
vaksin

Kursi pasien

Air & sabun


untuk cuci
tangan

Tempat
sampah
Kursi vaksinator

Informed consent (1)


Di Amerika, Australia : belum ada ketentuan
pasien atau keluarganya harus menanda
tangani pernyataan mengerti dan
menyetujui
Di Indonesia (Permenkes no. 585 /1989 ttg
Persetujuan Tindakan Medik) pernyataan
tertulis hanya untuk tindakan diagnostik
atau terapeutik, vaksinasi belum perlu
pernyataan tertulis

Boleh meminta tanda tangan dari


orangtua atau pengasuh bahwa telah
diberikan informasi, dimengerti dan
menyetujui vaksinasi
Penjelasan tentang manfaat dan risiko
vaksinasi disampaikan dengan empathy
Bukan dengan cara menghakimi (nonjudgmental approach)
Gunakan istilah awam dan sederhana

Persiapan pemberian vaksin


Cuci tangan dengan antiseptik
Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
warna indikator VVM,
Kocok : penggumpalan, perubahan warna
Alat suntik : sekali pakai
Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
Pasang dropper polio dengan benar

Ukuran jarum
Intramuskular di paha mid-anterolateral
Neonatus
kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
cukup bulan
: 7/8 inch (22,2 mm)

1 24 bulan

: 7/8 1 inch
(22,2-25,4 mm)

Intramuskular di deltoid
> 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)
Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch
(38,1mm)

Mengatasi ketakutan dan nyeri

Jangan menakut-nakuti anak


Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
Tekan 10 detik sebelum disuntik
Tempel es batu 1 2 detik tidak
direkomendasikan
Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local
Anesthesia) 1 jam sebelum penyuntikan, efek
sampai 24 jam

Lidocaine topikal : 10 menit sebelum


disuntik
Anak : bernafas dalam, tiup balingbaling, ajak bicara, bacakan cerita,
musik
Dipijat atau digoyang-goyang sesudah
vaksinasi

Penyuntikan dan penetesan vaksin


Bicara pada bayi dan anak
Tentukan lokasi penyuntikan : paha,
lengan
Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
Desinfeksi
Pegang; peregangan kulit, cubitan
Penyuntikan: dosis, sudut, cara
Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
Penekanan bekas suntikan

Membuang alat suntik bekas


Penulisan tanggal vaksinasi di kolom
yang sudah disediakan

Teknik dan posisi penyuntikan


Bayi digendong pengasuh,
Anak dipeluk menghadap pengasuh
(chest to chest)
Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan

Metode Z tract : sebelum jarum


disuntikkan geser kulit dan subkutis ke
samping, setelah disuntik kemudian
lepaskan
Jarum disuntikan dengan cepat
Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan
bersamaan

Posisi anak ketika divaksinasi

Lengan yg satu
dijepit ketiak ibu

Tungkai anak
dijepit paha ibu

Tangan yg lain
dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Posisi Anak kurang aman

Tangan bebas
Bisa meraih jarum

suntik

suntik
Kaki bebas
Bisa berontak

Posisi bayi dalam


pelukan ibu pada
penyuntikan BCG

Penetesan vaksin polio

Teknik Penyuntikan dan Penetesan


Intramuscular

Subcutaneous

e.g. hepatitis A and B,


DTP

e.g. measles, mumps,


rubella, varicella

Oral
e.g. polio

Intradermal
BCG

Sisa vaksin
BCG
setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 4

jam (simpan dalam suhu 2 8 C)


Polio
Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari
(simpan dlm suhu 2 8 C)

DPT
Bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang
setelah dikocok jangan dipakai

Campak
Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam (simpan
dlm suhu 2 8 C)

Pemantauan setelah
vaksinasi
Perhatikan keadaan umum
Tunggu 30 menit di ruang tunggu

Safe injection
Aman bagi
yang disuntik
penyuntik
lingkungan

Tidak aman bagi yang disuntik


Vaksin
Suhu > 8 C, atau VVM telah terpapar
panas
Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang
jarum
Ada partikel dalam larutan
Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak
boleh beku)
Uji kocok tetap menggumpal (kecuali
HepB atau Hib)

Tidak aman bagi yang disuntik


Alat suntik
Spuit disposable dipakai ulang
Hanya mengganti jarum
Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
Hanya dengan desinfektan
Membakar jarum di api
Merebus dalam panci terbuka
Menyentuh ujung jarum

Tidak aman bagi yang disuntik


Cara melarutkan / pengambilan vaksin
Cairan pelarut untuk vaksin lain atau >
8C
1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
jarum ditinggalkan menancap di vial
Mencampur isi 2 vial
Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
Tidak ada alat / obat gawat kedaruratan

Tidak aman bagi penyuntik


Menekan luka berdarah dengan jari
(semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)
Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak
limbah)
Menyentuh atau mencabut jarum suntik
Menutup kembali (recapping) jarum suntik
Mengasah jarum bekas
Memilah-milah tumpukan jarum bekas
Tidak ada alat / obat gawat darurat
Tidak aman bagi lingkungan :
Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan

Tempat Pembuangan Limbah

Pemusnahan Kotak + Isi limbah


Dibakar dalam insinerator khusus (suhu
600 - 1100 C)
risiko pencemaran kecil
Rp. 10 30 juta, BBM / kayu bakar

Dibakar dalam lubang atau drum


Digiling
Milling atau shreeding
Serbuk masih infeksius
375-750 alat suntik / jam
listrik 750 w

Pemberian Vitamin A
Di Indonesia pemberia vit A dimulai
setelah anak umur 6 bulan
Dosis Umur 6-12 bulan = vit A 100.000 IU
sekali
Dosis umur 1-5 th = Vit A 200.000 IU, dua
kali dlm setahun
Pemberian serentak pd bln Februari &
Agustus

MATUR
NUWUN......

Anda mungkin juga menyukai