Anda di halaman 1dari 65

Penyakit Kulit karena

Infeksi Virus
Disusun oleh :
Dokter
Pembimbing :
Hanifah Khoirunnisa (20110310108)
dr.
Lucky Handaryati, Sp.KK
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FKIK UMY RSUD SALATIGA

Herpes Zoster
Herpes Simpleks
Kondiloma
Akuminata
Infeksi Kulit
akibat Virus

Veruka
Moluskum
Kontagiosum
Varisela
Variola

Herpes Simpleks
Labialis
Herpes Simpleks
Genitalia
Veruka Vulgaris
Veruka Plana
Juvenil
Veruka Plantaris
Veruka
Akuminatum

HERPES ZOSTER
Definisi:
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan


mukosa, merupakan reaktivasi virus yang terjadi
setelah infeksi primer (varisela).
Sinonim: Dampa, Cacar Ular, Shingles, Zona, Zoster
Epidemiologi:
Kemungkinan transmisi virus secara aerogen dari
pasien yang sedang menderita varisela atau herpes
zoster.

PATOGENESIS
Masa tunasnya 7-12 hari. Masa

aktif penyakit berupa lesi baru


yang timbul berlangsung kirakira 1-2minggu.
Virus berdiam diri di ganglion
posterior susunan saraf tepi
dan ganglion kranialis. Kadangkadang virus menyerang
ganglion anterior bagian
motoric kranialis sehingga
memberikan gejala gangguan
motoric.

TANDA DIAGNOSTIK

Vesikel

berkelompok di
atas daerah eritem
unilateral, sesuai
dermatom
ganglion posterior.

MANIFESTASI KLINIS
Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal.
Terdapat gejala prodromal sistemik (demam, pusing,

malaise) maupun local (nyeri otot tulang, gatal, pegal,


dan sebagainya).
Setelah itu timbul eritema

vesikel yang berkelompok


dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema.

Vesikel berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh

(berwarna abu-abu), dapat menjadi pustule dan krusta.


Kadang-kdang dapat berisi darah yang disebut herpes

zoster hemoragik.
Dapat timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan

ulkus dengan penyembuhan berupa sikatrik.

MANIFESTASI KLINIS
Dijumpai pembesaran getah bening regional.
Lokalisasi penyakit unilateral dan bersifat

dermatomal sesuai tempat persarafan.


Terdapat hiperestesi pada daerah yang terkena.
Kelainan pada muka sering disebabkan oleh
gangguan nervus trigeminus (dengan ganglion
gaseri) atau nervus facialis dan otikus (dari
ganglion genikulatum).

Vesikel yang
berkelompok

PREDILEKSI SESUAI
DERMATOM DAN
UNILATERAL

Vesikel berkelompok di
atas dasar eritem

MANIFESTASI
KLINIS
Herpes Zoster Optalmikus, disebabkan oleh infeksi
cabang pertama nervus trigeminus (N.5) menimbulkan
kelainan pada mata. Serta cabang kedua dan ketiga
menyebabkan kelainan kulit.
Sindrom Ramsay Hunt, disebabkan oleh gangguan
nervus fasialis dan otikus, sehingga memberikan gejala
paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit yang
sesuai dengan tingkat persarafan, tinnitus, vertigo,
gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea, juga
terdapat gangguan pengecapan.
Herpes Zoster Abortif, berlangsung singkat dan
kelainan kulit hanya berupa beberapa vesikel dan
eritema.
Herpes Zoster Generalisata, kelainan kulitnya
unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit
menyebar secara generalisata berupa vesikel yang soliter

Neuralgia Pascaherpetik

- rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan


lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh.
- nyeri dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan
bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi.
- kecenderungan dijumpai pada orang yang mendapat
herpes zoster di atas usia 40 tahun.

Herpes Zoster
Ophtalmicus

SYNDROM RAMSAYHUNT

DIAGNOSIS BANDING
1. Herpes simpleks zosteriformis
2. Varicella
3. Dermatitis Herpetiformis (Duhring Disease)
4. Insite Bite (Cantarides Dermatitis)
5. Dermatitis kontak
6. Dermatitis venenata
7. Infeksi bacterial setempat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan percobaan Tzank dapat

ditemukan sel datia berinti banyak.

PENATALAKSANAAN
Stategi 6A, yaitu:
1. Attract patient early
2. Asses patient fully
3. Analgesic
4. Antiviral therapy
5. Antidepressant
6. Allay anxietas-counselling

PENATALAKSANAAN
Terapi sistemik umumnya bersifat simptomatik
Nyerinya diberikan analgesic
Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotic
Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster optalmikus dan

pasien dengan defisiensi imunitas


- obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan
modifikasinya, misalnya valasiklovir. Obat yang lebih
baru ialah famsiklovir dan pensiklovir dosis 3x250mg
sehari diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul.
- dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5x800mg sehari
diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3x1000mg
sehari. Jika lesi baru masih tetap timbul obat-obat
tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah
2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi.

PENATALAKSANAAN
Isoprinosin sebagai imunostimulator tidak berguna karena

awitan kerjanya setelah 2-8minggu.


Neuralgia pascaherpetik dapat dicoba akupuntur.
Obat pertama untuk nyeri neuropatik pada neuropati

perifer diabetic dan neuralgia pascaherpetik ialah


pregabalin. Dosis awalnya ialah 2x75mg sehari, setelah 37 hari bila responnya kurang dapat dinaikkan menjadi
2x150mg sehari. Dosis maksimumnya 600mg sehari.
(efek samping: dizziness dan somnolen)
Antidepresi trisiklik (misalnya nortriptilin dan amitriptilin)
sebagai penghilang rasa nyeri. (efek samping: jantung,
sedasi, dan hipotensi). Dosis awal amitriptilin 75mg
sehari, kemudian ditingkatkan antara 150-300mg sehari.
Dosis nortriptilin ialah 50-150mg sehari.

PENATALAKSANAAN
Indikasi Kortikosteroid ialah untuk sindrom Ramsay Hunt.

Pemberian harus sedini dininya untuk mencegah


terjadinya paralisis. Diberikan prednisone dosis 3x20mg
sehari, setelah seminggu dosis diturunkan secara
bertahap.
Pengobatan topical bergantung pada stadiumnya, jika

masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan


protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak
terjadi infeksi sekunder. Bila erosive diberikan kompres
terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salep
antibiotic.

KOMPLIKASI
Pada usia >40tahun, kemungkinan terjadi neuralgia

pascaherpetik
Pasien yang disertai defisiensi imunitas, infeksi HIV,
keganasan atau usia lanjut dapat disertai komplikasi.
Vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.
Pada herpes zoster optalmikus, komplikasinya diantaranya

ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, koreoretinitis


dan retinitis optic.
Paralisis motoric timbul dalam 2 minggu sejak awitan
munculnya lesi, akibat penjalaran virus dari ganglion ke
system saraf yang berdekatan. Misalnya di muka,
diafragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria dan
anus umumnya sembuh spontan.
Infeksi dapat menjalar ke alat dalam, misalnya paru,

hepar dan otak.

HERPES SIMPLEKS
Definisi: infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes

simpleks (virus herpes hominis) tipe 1 atau tipe II yang


ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas
kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik
primer maupun rekurens.
Sinonim: Fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes
labialis, herpes progenitalis (genitalis).
Epidemiologi: infeksi primer oleh virus herpes simpleks
(V.H.S) tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak,
sedangkan infeksi VHS tipe II biasanya terjadi pada
decade II atau III, dan berhubungan dengan peningkatn
aktivitas seksual.

Etiologi: VHS tipe I dan II merupakan virus herpes hominis yang

merupakan virus DNA. Pembagian tipe I dan II berdasarkan


karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker
dan lokasi klinis (tempat predileksi)
Gejala klinis: infeksi VHS ini berlangsung dalam 3 tingkat, yaitu:
A. infeksi primer
B. fase laten
C. infeksi recurens

INFEKSI PRIMER
Tempat predileksi VHS tipe I di daerah pinggang ke atas

terutama di daerah mulut dan hidung. Inokulasi dapat


terjadi secara kebetulan, misalnya kontak kulit pada
perawat, dokter gigi, atau pada orang yang sering
menggigit jari (herpetic whitlow). Virus ini juga sebagai
penyabab herpes ensefalitis.
Infeksi primer oleh VHS tipe II mempunyai tempat

predileksi di daerah pinggang ke bawah, terutama di


daerah genital, juga dapat menyebabkan herpes
meningitis dan infeksi neonates.

Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat,

kira-kira 3 minggu dan sering disertai gejala sistemik,


misalnya demam, malese dan anoreksia dan dapat
ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening regional.
Kelainan klinis: Vesikel yang berkelompok di atas kulit

yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih


kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan
kadang-kadang mengalami ulserasi yang dangkal,
biasanya sembuh tanpa sikatrik. Pada perabaan tidak
terdapat indurasi . Kadang-kadang dapat timbul infeksi
sekunder sehingga memberi gambaran yang tidak jelas.

FASE LATEN:

Pada Fase ini penderita tidak ditemukan gejala


klinis, tetapi virus VHS dapat ditemukan dalam keadaan tidak
aktif pada ganglion dorsalis.

INFEKSI REKURENS: VHS pada ganglion dorsalis yang

dalam keadaan tidak aktif, dengan mekanisme pacu menjadi


aktif dan mencapai kulit sehingga menimbulkan gejala klinis.
Gejala klinis yang timbul lebih ringan daripada infeksi primer
dan berlangsung kira-kira 7-10 hari. Sering ditemukan gejala
prodromal local berupa rasa panas, gatal dan nyeri. Infeksi
rekurens ini dapat timbul pada tempat yang sama (loco) atau
tempat lain/ tempat disekitarnya (non loco)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Virus herpes ini dapat ditemukan pada vesikel

dan dapat dibiak. Pada keadaan lesi dapat


diperiksa antibody VHS. Pada percobaan Tzank
dengan pewarnaan giemsa dapat ditemukan sel
datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuklear.

DIAGNOSIS BANDING
Herpes Simpleks
Labialis
Impetigo vesiko

bulosa
Insite Bite

HERPES SIMPLEKS
GENITALIA
Ulkus Durum
Ulkus Mole
Ulkus Mikstum
Ulkus yang

mendahului penyakit
limfogranuloma
venereum

TANDA DIAGNOSTIK

Lesi berupa vesikel

atau ulkus dangkal


satu atau lebih di
atas dasar eritem di
daerah bibir atau
genital.

PENATALAKSANAAN
Pada lesi dini: dapat digunakan obat topical berupa

salep/krim yang mengandung preparat idoksuridin (stoxil,


viruguent, virunguent-P)
Antivirus: Asiklovir (zovirax) hanya bermanfaat bila

penyakit sedang aktif. Jika timbul ulserasi dapat dilakukan


kompres. Asiklovir oral, dosis 5x200mg sehari selama 5
hari. Pengobatan parenteral dengan asiklovir terutama
ditujukan kepada penyakit yang lebih berat atau jika
timbul komplikasi pada alat dalam.
Mencegah rekurens: dapat dengan meningkatkan
imunitas seluler, misalnya pemberian preparat lupidon H
(unuk VHS tipe I) dan lupidon G ( untuk VHS tipe II) dalam
satu seri pengobatan.
Analgesik: metampiron

KONDILOMA AKUMINATA
Definisi: kondiloma akuminata adalah vegetasi oleh human

papilloma virus tipe tertentu, bertangkai, dan permukaannya


berjonjot.
Epidemiologi: penyakit ini termasuk penyakit akibat hubungan

seksual.
Etiologi: Virus Papilloma Humanus(VPH), ialah virus DNA yang

tergolong dalam keluarga virus Papova. Beberapa tipe VPH


tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu tipe
16 dan 18 yang sering dijumpai pada kanker serviks.
Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada kondiloma
akuminatum dan neoplasma intraepitelia serviks derajat
ringan.

GEJALA KLINIS

Lesi Terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di

daerah genitalia eksterna. Pada pria tempat predileksinya


di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans
penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis.
Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus
vagina, kadang-kadang pada portio uteri.
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan
berwarna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama
agak kehitaman. Permukaannya berjonjot (papilomatosa)
sehingga pada vegetasi yang besar dapat dilakukan
percobaan sondase. Jika timbul infeksi sekunder warna
kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan
berbau tidak enak.
Vegetasi yang besar disebut sebagai giant condyloma
(Buscke).

DIAGNOSIS BANDING

Veruka vulgaris: vegetasi yang tidak bertangkai, kering

dan berwarna abu-abu atau sama dengan warna kulit.


Kondiloma Latu: Sifilis stadium II, klinis berupa plakat

yang erosive, ditemukan banyak Spirochaeta Pallidum.


Karsinoma Sel Skuamosa: vegetasi yang seperti

kembang kol, mudah berdarah, dan berbau.

PENGOBATAN
1. Kemoterapi :

A. Podofilin: yang digunakan adalah tingtur pofilin 25%.


Kulit disekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar
tidak terjadi iritasi, setelah 4-6 jam dicuci. Dapat diulangi
setelah 3 hari. Dapat terjadi supresi sumsum tulang yang
disertai trombositopenia dan supresi sumsum tulang.
Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil.
B. Asam Triklorasetat: digunakan larutan dengan
konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu. Pemberiannya
harus hati-hati karena akan menimbulkan ulkus yang dalam.
Dapat diberikan pada wanita hamil.
C. 5-fluorourasil: konsentrasi antara 1-5% dalam krim,
dipakai terutama pada lesi di meatus uretra. Pemberian
setiap hari sampai lesi hilang. Sebaiknya penderita tidak
miksi selama 2 jam setelah pengobatan.

2. Bedah Listrik (elektrokauterisasi)


3. Bedah Beku (N2, N2O cair)
4. Bedah scalpel
5. Laser Karbondioksida: luka lebih cepat sembuh dan
meninggalkan jaringan parut, bila dibandingkan
elektrokauterisasi.
6. Interferon: dapat diberikan dalam bentuk suntikan (I.M
atau intralesi) dan topical (krim). Interferon alfa diberikan
dengan dosis 4-6 mU IM 3xseminggu selama 6 minggu atau
dengan dosis 1-5 mU IM selama 6 minggu
7. Imunoterapi : pada penderita dengan lesi yang luas dan
resisten terhadap pengobatan dapat diberikan pengobatan
bersama dengan imunostimulator.

VERUKA
Definisi: veruka ialah hiperplasi epidermis

disebabkan oleh Human Papilloma Virus tipe


tertentu.
Sinonim: kutil, common wart
Penyakit tersebar secara kosmopolit dengan
transmisi melalui kontak kulit maupun
autoinokulasi, diklasifikasikan menjadi veruka
vulgaris dengan varian veruka filiformis, veruka
plana juvenilis, veruka plantaris, veruka
akuminatum (kondiloma akuminatum, genital
wart).
Cara penularan: mungkin dengan kontak
langsung atau autoinokulasi.

DIAGNOSIS BANDING

Prurigo nodularis: kelainan ini gatal sekali.


Seboroic wart
Lichen Planum
Condyloma Lata

KLASIFIKASI

Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk

klinis
1. Veruka
2. Veruka
3. Veruka
4. Veruka

vulgaris dengan varian veruka filiformis


plana juvenilis
plantaris
akuminatum (kondiloma akuminatum)

MANIFESTASI KLINIS
Veruka vulgaris, terutama pada anak. Tempat predileksi

di ekstremitas bagian ekstensor, dapat timbul di mukosa


mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abuabu, berukur lenticular atau berkonfluensi membentuk
plakat, permukaan kasar (verukosa). Dengan goresan
dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomen
kbner). Variannya yang terdapat di muka dan kulit kepala
berupa penonjolan tegak lurus pada permukaan kulit
dengan permukaan verukosa disebut veruka filiformis.
Termasuk penyakit swasirna.
Veruka akuminata

Veruka plana juvenilis. Terutama pada anak dan usia

muda. Tempat predileksi muka dan leher, dorsum manus


dan pedis, pergelangan tangan dan mulut. Jumlah bisa
sangat banyak, berukuran miliar atau lenticular, permukaan
licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak
kecoklatan. Juga terdapat fenomena kbner.
Veruka plantaris, tempat predileksi di telapak kaki

terutama yang mengalami tekanan. Bentuk berupa cincin


keras dengan bagian tengah agak lunak dan berwarna
kekuningan. Permukaan licin dan nyeri. Bila berkonfluensi
dapat berbentuk seperti mosaic.

Veruka vulgaris

VERUKA PLANTARIS

Kelompok-kelompok

veruka plana di wajah;


banyak yang jelas
mengikuti garis-garis
bekas garukan (fenomena
kbner)

TANDA DIAGNOSTIK

Papul verukosa agak

keras berwarna putih


keabu-abuan, tidak
sakit dan tidak gatal

PENATALAKSANAAN

Macam-macam terapi topical:


1. Bahan kaustik, misalnya larutan AgNO3 25%, asam

triklorosetat 50% dan fenol likuifaktum.


2. Bedah Beku, misalnya CO2, N2 dan N2O.
3. Bedah Skalpel.
4. Bedah Listrik
5. Bedah Laser

MOLUSKUM CONTAGIOSUM
Definisi: Moluskum Contagiosum adalah penyakit yang

disebabkan virus poks dengan gambaran klinis berupa


papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi
massa yang mengandung badan moluskum.
Manifestasi Klinis:
- masa inkubasi satu sampai beberapa minggu.
- kelainan kulit berupa papul miliar, kadang lenticular dan

berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah yang


tengahnya terdapat lekukan (delle). Jika dipijat, keluar
massa berwarna putih seperti nasi.
- predileksi di muka, badan, dan ekstremitas. Pada orang
dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna. Kadang
timbul infeksi sekunder sehingga timbul supurasi.
Diagnosis: Histopatologi di daerah epidermis dapat
ditemukan badan moluskum yang mengandung partikel

TANDA DIAGNOSTIK
Papul berwarna

keputih-putihan
agak berkilat di
tengah ada delle.
Bila ditusuk keluar
benda putih seperti
nasi setengah
masak.

PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan adalah mengeluarkan massa

yang mengandung badan moluskum, dapat


dipakai alat seperti ekstraktor komedo, jarum
suntik, atau kuret.
Cara lain dapat digunakan elektrokauterisasi
atau bedah beku dengan CO2, N2 dan
sebagainya. Pada oang dewasa harus juga
dilakukan terapi terhadap pasangan seksualnya.

VARISELA
Definisi: infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang

menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi,


kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh.
Sinonim: Cacar air, Chicken Pox
Epidemiologi: tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-

anak, tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Transmisi


penyakit ini secara aerogen. Masa penularannya lebih kurang 7
hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.
Etiologi: Virus Varisela-Zoster. Infeksi primer virus ini

menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi


menyebabkan herpes zoster.

MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi: 14-21 hari.
Gejala klinis mulai gejala prodromal, yakni demam yang

tidak terlalu tinggi, malaise dan nyeri kepala, kemudian


disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa
yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel.
Lesi biasanya mulai dari kepala atau badan berupa
macula eritematosa yang cepat menjadi vesikel. Bentuk
vesikel ini khas berupa tetesan embun (tear drops).
Vesikel akan berubah menjadi pustule dan kemudian
menjadi krusta. Polimorfi.
Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian
menyebar secara sentrifugal ( dari sentral ke perifer) ke
muka dan ekstremitas sehingga dapat ditemukan lesi
baru di ekstremitas sedangkan di badan lesi sudah
berkrusta, serta selaput lender mata, mulut dan saluran
napas bagian atas. Biasanya disertai rasa gatal.

TANDA DIAGNOSIS
Lesi polimorf tersebar di seluruh

tubuh
Distribusi sentripetal

Tampak vesikel, papul


dan eritem

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Percobaan Tzanck dengan cara membuat

sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa.


Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan
akan didapati sel datia berinti banyak.

DIAGNOSIS BANDING

Variola: gambaran monomorf, penyakit lebih berat,

penyebaran di mulai dari bagian akral tubuh, yakni


telapak tangan dan telapak kaki.
Infeksi herpes simpleks generalisata: vesikel

biasanya berkelompok, lokasi sekitas mukosa, bila perlu


dapat dilakukan pemeriksaan imunofluoresensi.
Hand, Foot and Mouth Disease: pola penyebaran lebih
akral, mukosa lebih banyak terkena, sel Tzanck tidak
ditemukan.
Reaksi vesicular terhadap gigitan serangga:
seringkali berkelompok, pola penyebaran akral, berupa
urtikaria popular dengan titik di tengahnya.
Erupsi obat variseliformis
Lain-lain: dermatitis herpetiformis, pitiriasis likenoides et
varioliformis akuta, scabies impetiginisata, moluskum
kontagiosum.

PENATALAKSANAAN
Terapi bersifat simptomatik dengan antipiretik ( hindari

salisilat karena dapat menimbulkan sindrom reye) dan


analgesic.
Untuk menghilangkan rasa nyeri dapat diberikan sedative

(antihistamin)
Lokal: diberikan bedak + zat antigatal (mentol 2%,
kamfora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini
serta menghilangkan rasa gatal.
Infeksi sekunder: antibiotic salap dan oral

Dapat diberikan obat-obat antivirus V. Z. I.G (varicella

zoster immunoglobuline) dapat mencegah atau


meringankan varisela, diberikan IM dalam 4 hari setelah
terpajan. Obat antivirus dapat menghambat replikasi virus
varisela-zoster, yaitu asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Tetapi obat antiviral mempunyai keterbatasan, yaitu:
hanya bermanfaat bila diberikan dalam 24 jam setelah
timbul erupsi kulit dan harganya cukup mahal. Pada
penderita HIV/AIDS, foskarnet merupakan obat pilihan.
Dosis: Asiklovir, bayi/Anak: 4-5x200mg/kg (maks
800mg/hari) selama 5-7 hari; dewasa: 5x800mg/hari
selama 5-7 hari. Valasiklovir, dewasa 3x1gr/hari selama 7
hari. Famsiklovir, dewasa 3x250mg/hari selama 7 hari.

VARIOLA
Definisi: variola ialah penyakit virus yang disertai keadaan

umum yang buruk, dapat menyebabkan kematian,


efloresensinya bersifat monomorf terutama terdapat di perifer
tubuh.
Sinonim: Cacar, Small Pox
Etiologi: Virus Poks (Pox virus variolae). Dikenal 2 tipe variola,

yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim). Perbedaan


kedua tipe virus tersebut adalah bahwa virus yang
menyebabkan variola mayor bila diinokulasikan pada
membrane korioalantoik tumbuh pada suhu 38-38,5C,
sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah
suhu 38C.

PATOGENESIS

Transmisinya secara aerogen


Setelah masuk kedalam tubuh, virus akan mengalami

multiplikasi ke dalam system retikuloendotelial, kemudian


masuk ke dalam darah (viremia) dan melepaskan diri
melalui kapiler dermis menuju sel epidermis
(epidermotropik) dan membentuk badan inklusi
intrasitoplasma yang terletak di inti sel (badan Guarneri).
Tipe variola yang timbul bergantung pada imunitas, tipe
virus dan gizi penderita.

MANIFESTASI KLINIS

Inkubasinya 2-3 minggu, terdapat 4 stadium:


1. stadium inkubasi erupsi (prodromal): terdapat nyeri

kepala, nyeri tulang dan sendi disertai demam tinggi,


menggigil, lemas dan muntah-muntah, yang berlangsung
selama 3-4 hari.
2. stadium makulo-popular: timbul macula-macula
eritematosa yang cepat menjadi papul-papul, terutama di
muka dan ekstremitas, termasuk telapak tangan dan
telapak kaki. Suhu tubuh normal dan tidak timbul lesi
baru.

3. Stadium vesikulo-pustulosa: dalam waktu 5-10 hari

timbul vesikel-vesikel yang kemudian menjadi pustulepustule dan suhu tubuh meningkat lagi. Pada kelainan
tersebut timbul umbilikasi.
4. stadium resolusi: berlangsung dalam waktu 2 minggu,

timbul krusta-krusta dan suhu tubuh mulai menurun.


Selanjutnya krusta terlepas dan meninggalkan sikatrik
yang atrofi. Kadang dapat timbul perdarahan yang
disebabkan depresi hematopoetik dan disebut seagai
black variola yang sering fatal.

Stadium Vesikulo-

pustulosa pada variola

MANIFESTASI KLINIS

Variola minor (alastrim): Masa inkubasinya lebih singkat

dan gejala prodromal tampak ringan, sedangkan jumlah


lesi yang timbul tidak banyak.
Varioloid: bentuk ini timbul pada individu yang sudah

mendapat vaksinasi sehingga didapati imunitas parsial.


Gejala prodromal sedikit sekali atau tidak ada, begitu pula
gejala kulit. Biasanya lesi di dahi, lengan atas dan tangan,
demam kedua seperti pada stadium vesikulo-pustulosa
tidak dijumpai.

KOMPLIKASI

Bronkopneumonia, infeksi kulit sekunder (furunkel,

impetigo dan sebagaina), ulkus kornea, ensefalitis,


effluvium dan telogen dalam waktu 3-4 bulan.

DIAGNOSIS PENUNJANG

Inokulasi pada korioalantoik, pemeriksaan virus

dengan mikroskop electron dan deteksi antigen


virus pada agar sel. Kecuali itu juga
pemeriksaan histopatologik dan tes serologic
(tes ikatan komplemen)

PENATALAKSANAAN

Penderita harus dikarantina


Sistemik: diberikan antiviral (asiklovir atau valasiklovir)

misalnya isoprinosi dan interferon, dapat pula diberikan


globulin gama.
Diawasi timbulnya infeksi sekunder, infeksi nosocomial

serta cairan tubuh dan elektrolit.


Pengobatan topical bersifat penunjang, misalnya kompres

dengan antiseptic atau salap antibiotic.

Anda mungkin juga menyukai