Anda di halaman 1dari 24

Faal Penyelaman

m.Hanifan irham

Sistem Sirkulasi
Darah mengalir melalui sist. Pembuluh darah ,
mulai dari jantung aorta arteri arteriol
kapiler venula vena vena cava jantung

Kec. sirkulasi
Jantung memompa > 7200 L darah tiap hari.
Detak jantung waktu istirahat 60-70 x permenit ,
meningkat sampai 150 x permenit dengan curah
jantung 35 L permenit.
Detak jantung dikendalikan nodus SA.

Darah
4 komponen utama darah :
Cairan plasma 50%
Sel darah merah 45 %
Sel darah putih 5 %
Platelet

25 milyar eritrosit dalam darah membawa oksigen


dan mengambil karbondioksida.
Pada tekanan 1 bar ( 760 mmHg ) suhu 37 C
dalam 100 CC darah, maka jumlah total oksigen
yang dibawa oleh darah 1,34 x 15 = 20,1 CC / 100
CC darah.

Tekanan Darah
Pada istirahat kira2 120/80 mmHg yang
meningkat pada latihan atau keadaan tegang dan
turun segera ke normal saat tenang.

Respirasi
Interna : pertukaran gas antara sel-sel dengan
cairan mediumnya
Eksterna : absorbsi okasigen dan pengeluaran
CO2 dari tubuh

Mekanisme pernapasan
Saat inspirasi (menarik nafas), dinding dada
secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan otot
dinding sehingga diafragma (sekat rongga dada)
tertarik ke bawah Berkurangnya tekanan di
dalam rongga dada menyebabkan udara mengalir
ke dalam paru-paru. Terjadi upaya maksimal
pengurangan tekanan yang dapat mencapai 60
sampai 100 mmHg dibawah tekanan 1 atmosfir.

Mekanisme Pernapasan
Saat ekspirasi (membuang nafas), paru-paru dan
dinding dada mengerut. Tekanan yang meningkat
di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paruparu.

Volume Paru
a. Total Lung Capacity=TLC (Kapasitas total paruparu): dimana jumlah volume gas yang dapat
ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh.
Umumnya + 5-6 liter.
b. Vital Capacity=VC (Kapasitas vital): adalah
volume gas maksimal yang dapat dihembuskan
keluar setelah dihirup secara maksimal.
Umumnya + 4-5 liter. Kondisi ini juga disebut
Forced Vital Capacity=FVC (daya tampung vital
yang dipaksakan)

Residual Volume=RV (Volume tersisa): adalah jumlah


gas yang tertinggal di dalam paru-paru setelah
dihembuskan secara maksimal. Umumnya + 1,5 liter.
Sehingga secara pengukuran sederhana maka dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :

d. Tidal Volume (TV): adalah volume gas yang bergerak


masuk dan keluar dari paru-paru selagi suatu putaran
pernafasan sedang istirahat secara normal. Ini biasanya
kurang lebih 0,5 liter.
e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume pernafasan
semenit): adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan
keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu TV x frekuensi
pernafasan = RMV. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan
istirahat (0,5 liter12kali), tetapi dapat melebihi 100 liter saat
melakukan latihan yang berat. Kondisi tertentu RMV juga
disebut Pulmonary Ventilation (ventilasi paru-paru)

f. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu):


adalah bagian dari VC yang dapat dihembuskan dalam
waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering
disebut Forced Expiratory Volume=FEV (volume
ekspirasi yang dipaksakan).
Pemeriksaan kondisi dan kemampuan paru-paru
secara medis harus dilakukan dengan teliti dan cermat
terutama jika akan melakukan aktifitas penyelaman
guna menghindari kecenderungan mengidap penyakit
Pulmonary Barotrauma/Brust Lung (pengkerutan
paru).

Parameter-parameter diatas menjadi mekanisme yang


penting untuk memahami fisiologi pernafasan yang
secara relatif memungkinkan prediksi terhadap
kondisi:
Resiko barotrauma paru sewaktu descent (bergerak
turun) dan ascent (bergerak naik)
Durasi, konsumsi dan aktifitas yang berhubungan
dengan udara tabung terutama jika terpakai habis.
Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam
skin diving.
Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam
kurang berdaya guna.
Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paruparu yang tak cukup dan hal-hal lainnya.

Regulasi pernapasan
Kontrol volunter : korteks serebri
Kontrol otomatis : pons dan medula oblongata

Pengaturan oleh pusat


pernapasan

Peningkatan PCO2 atau konsentrasi H pada darah


arterial atau penurunan PO2 menaikkan aktivitas
pusat pernapasan .

Rangsangan yang
mempengaruhi pusat
Kontrol kimia :
pernapasan
CO2 ( mll konsentrasi H cairan
serebrospinal
)
O2 H+ ( mll carotid bosy dan aortic
body )
Kontrol non-kimia :
aferen untuk bersin, batuk, menguap
Aferen vagus dari inflation dan deflation
receptor

Untuk penyelam , tekanan parsial oksigen pada


campuran udara pernapasan harus tetap diatas 0,16
atm. Gejala yang dapat timbul akibat tekanan parsial
oksigen yang rendah adl :

Tekanan Parsial O2

Gejala

0,14 ATA

Mengantuk, tidak dapat berpikir


jernih

0,12 ATA

Rasa tidak enak , pernafasan cepat

0,10 ATA

Hilang kesadaran ( pada beberapa


orang )

0,06 ATA

Semua orang tidak sadar

< 0,06 ATA

Kematian mungkin terjadi secara


cepat

Penyelam dapat dipasok dengan campuran udara


pernapasan dgn persentasi oksigen lebih rendah
daripada di udara asal tekanan parsial oksigen
dipertahankan pada 0,16 ATA / lebih. Bernapas
dengan campuran 5 %.
Oksigen pada kedalaman 30 meter ( 4 ATA )
berarti ekivalen dengan bernapas udara di
permukaan 5 % x 4 ATA = 0,20 ATA

Sinus
Sinus adalah rongga udara yang terdapat di kepala.
Terdapat 4 macam sinus di kepala yaitu :
a. Sinus Frontalis
b. Sinus Ethmoidalis
c. Sinus Maxilaris
d. Sinus Splienodalis

Semua sinus tersebut berhubungan dengan


nasopharing melalui saluran udara berongga agar
udara dapat masuk dan keluar serta untuk
mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi.
Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat,
maka udara pernafasan dari hidung dan tenggorokan
tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk
mengimbangi tekanan pada jaringan.
Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan
pendarahan jaringan yang menempati sebagian dari
rongga sinus.

Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh


keadaan-keadaan berikut :
Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana pembengkakan
dan kongesti (radang) jaringan menyebabkan
hambatan mekanis.
Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan sinusitis.
Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang
dapat menyumbat saluran sinus).
Lipatan jaringan yang berlebihan.
Sumbatan oleh lendir yang mengering

Telinga
Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu
a. Telinga bagian luar.
b. Telinga bagian tengah.
c. Telinga bagian dalam

Pada saat penyelam turun ke kedalaman, tekanan di


kedalaman akan berpengaruh ke telinga bagian
tengah dan secara tidak langsung ke telinga dalam.
Ekualisasi tekanan terhadap rongga telinga tengah
perlu dilakukan pada setiap perubahan tekanan
sekeliling dimana penyelam berada.
Ekualisasi tekanan dilakukan dengan mengalirkan
udara yang bertekanan sama dengan tekanan
sekelilingnya melalui saluran Eustachian (penghubung
telinga tengah dengan tenggorokan

Anda mungkin juga menyukai