Anda di halaman 1dari 10

ALKALINE FUEL CELL

Oksita Asri W

24030111140101

Ummi Laili R

24030113130124

Desriana Chrisyanti

24030113130110

Annisa Yuniartri
Noor Ichsan Hamidi

24030113130071
24030113130064

Fathur Al Baani

24030113120058

Rani Fajar H

24030113120059

Pengertian Fuel Cell


Sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah alat elektrokimia yang mirip
dengan baterai, tetapi berbeda karena dia dirancang untuk dapat diisi terus
reaktannya yang terkonsumsi; yaitu dia memproduksi listrik dari penyediaan
bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar. Hal ini berbeda dengan energi
internal dari baterai. Sebagai tambahan, elektrode dalam baterai bereaksi
dan berganti pada saat baterai diisi atau dibuang energinya, sedangkan
elektrode sel bahan bakar adalah katalitik dan relatif stabil.
Reaktan yang biasanya digunakan dalam sebuah sel bahan bakar adalah
hidrogen di sisi anode dan oksigen di sisi katode (sebuah sel hidrogen).
Biasanya, aliran reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir
keluar. Sehingga operasi jangka panjang dapat terus menerus dilakukan
selama aliran tersebut dapat dijaga kelangsungannya.

Alkaline Fuel Cell (AFC)

Tipe sel ini adalah jenis yang tertua. AFC digunakan pada pesawat luar
angkasa Amerika Serikat sejak 1960-an. AFC sangat mudah terkontaminasi
oleh CO2, sehingga memerlukan gas hidrogen dan oksigen murni.Keracunan
CO2 pada sel ini mempengaruhi operasi dan usia sel. Sel bahan bakar ini
menggunakan larutan kalium hidroksida dalam air sebagai elektrolit. AFC
beroperasi pada 100oC dan 250oC. Kini terdapat AFC yang beroperasi pada
suhu rendah yaitu antara 23oC hingga 70oC. Namun, sel jenis ini harganya
sangat mahal, sehingga tidak cocok untuk dikomersialkan.

Sejarah Alkaline Fuel Cell (AFC)


Francis Bacon (1904-1992), seorang pria berkebangsaan Inggris adalah orang
pertama yang berhasil membuat sel bahan bakar pada tahun 1932. Bacon
menggunakan gas O2 dan H2 murni,elektroda nikel dan elektroda basa (KOH) yang
kemudian disebut Alkaline Fuel Cell

( sel bahan bakar tipe basa).27 tahun

kemudian, Bacon dan rekan-rekannyaa baru berhasil membuat sel bahan bakar
dengan daya 5 kW, menunjukkan betapa sulitnya membuat perkembangan di bidang
ini.
Berselang setelah ditemukan Alkaline Fuel Cell ditahun 1950-an, perusahaan
Amerika Serikat, General Electric (GE), berhasil mengembangkan sel bahan bakar
tipe baru dengan membran polimer sebagai elektrolitnya yang kemudian disebut
Proton Exchange Membrane Fuell Cell (PEMFC). PEMFC yang ditemukan oleh GE
mampu menghasilkan sekitar 1 kW dan memiliki keuggulan pada design, lebih
compact bila dibandingkan sel bahan bakar yang ditemukan Bacon saat itu.

Proses yang berlangsung dalam Alkaline Fuel Cell


Proses yang terjadi saat AFC beroperasi adalah sebagai berikut:
a. Gas hidrogen sebagai bahan bakar dialirkan menuju katoda, sedangkan gas
oksigen dialirkan melalui katoda.
b. Di anoda, katalis platinum menyebabkan hidrogen pecah menjadi ion
hidrogen yang bermuatan positif(H+) dan elektron yang bermuatan negatif
(e-).
c. Ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- dari elektrolit dan membentuk air,
sedangkan elektron akan melewati sirkuit luar menuju katoda dan
menghasilkan arus listrik.
d. Di katoda, elektron akan bergabung dengan oksigen dan air untuk
membentuk ion OH- yang bergerak menyeberangi elektron menuju anoda
untuk memulai proses selanjutnya.

Elemen Alkaline Fuel Cell (AFC) :


Elektroda (Platina, Stainless steel, alumunium, besi, seng)
Elektrolit (KOH)
Bahan bakar (Hidrogen) dan pengoksidasinya (Oksigen)
Reaksi Sel :
Anoda : H2

2H+ + 2e-

Katoda : O2 + 2H+ + 2e- H2O(gas)


Reaksi : H2 + O2 H2O(gas) + panas + listrik.

Skema Kerja AFC

Kelebihan Alkaline Fuel Cell


a) Tidak mengeluarkan emisi berbahaya
b) Efisiensi tinggi
c) Cepat mengikuti perubahan pembebanan

Kelemahan Alkaline Fuel Cell


a) Pada AFC elektrolit alkali seperti KOH atau NaOH bereaksi dengan CO2
menjadi endapan karbonat.
b) Elektroda yang digunakan yaitu platinum, harganya mahal.
c) Pemisahan dan pemurnian hidrogen dari air membutuhkan proses yang cukup
sulit dan energi yang cukup besar, sehingga untuk memenuhi kebutuhan
energi

tersebut

terkadang

masih

membutuhkan

energi

yang

tidak

terbaharukan diantaranya batu bara.


d) Hidrogen merupakan molekul yang mudah bereaksi/ bersenyawa dengan
molekul carbon (C) sehingga menyulitkan untuk bereaksi dengan O2 karena
hydrogen membentuk ikatan hidrokarbon (CH).
e) Fuel Cell bekerja pada temperatur kerja yang tinggi, sehingga berkaitan
dengan unsur keselamatan.

KESIMPULAN
Sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah alat elektrokimia yang mirip
dengan baterai, tetapi berbeda karena dia dirancang untuk dapat diisi terus
reaktannya yang terkonsumsi; yaitu dia memproduksi listrik dari penyediaan
bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar
Alkaline Fuel Cell adalah sel bahan bakar ini menggunakan larutan kalium
hidroksida dalam air sebagai elektrolit yang menggunakan katoda O2 dan
anoda H2
Pada Suhu rendah (low temperature < 180C) -- untuk aplikasi di lingkungan
militer, catu daya bagi perangkat elektronik arus rendah (low current drain)
pada berbagai misi/ekspedisi ke antariksa.

Anda mungkin juga menyukai