Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANAMNESIS : AUTOANAMNESIS
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn. W
Umur : 21 Tahun
Jenis kelamin: Lakilaki
Status perkawinan :
belum menikah
Pendidikan: SMA
Pekerjaan
: tidak bekerja
No. RM : 147966
Dirawat di ruang
: Merak
Pasien datang ke RS :
Sendiri / bisa jalan Dibawa oleh keluarga ya
Keluhan utama
Jalan biasa terasa nyeri dari pinggang hingga ke
telapak kaki
Riwayat
Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik RS Angkatan Udara dr.Esnawan
Antariksa dengan keluhan nyeri dipinggang yang menjalar ke
telapak kaki kiri dan kanan sejak sekitar 5 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan seperti baal, kesemutan, dan ditarik-tarik, dari
pinggang ke kaki kiri dan kanan terus menerus hingga ke mata
kaki ditambah makin parah saat dipakai untuk berjalan,
membaik jika pasien membungkuk. Pasien merasa sulit tidur
karena memikirkan sakitnya tidak kunjung sembuh. Pasien
sudah berobat kemana-mana tetapi tidak ada perubahan. Pasien
4 bulan yang lalu sudah di MRI. Pasien juga diberikan
pengobatan TB. Pasien menyangkal adanya mual, muntah,
demam, batuk lama(-), penurunan berat badan (-), keringat
malam (-), kelemahan tungkai (-) dan BAB dan BAK lancar.
Riwayat hipertensi (-), gula darah (-), asam urat (-), asma (-),
riwayat alergi obat (-). Pasien juga sudah periksa dahak namun
hasilnya (-).
Riwayat
Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi, DM, asma, penyakit jantung dan
penyakit keturunan disangkal oleh pasien. Tidak
ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama serta riwayat TB dalam keluarga disangkal
Riwayat
Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah sakit seperti ini
sebelumnya.
Riwayat
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Presens
Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4V5M6)
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Atrof
2. Status Psikikus
Kanan
Cara berpikir
: Baik
Normal : Murung
Perasaan hati
Motorik
Tingkah laku4
: Wajar
Kiri
Normal
4
Ingatan
: Baik
Normotonus
Normotonus
Kecerdasan : Rata-rata
Normal
Normal
Sensibilitas
Kanan
Kiri
Taktil
Normal
Normal
Nyeri
Normal
Normal
Thermi
Normal
Normal
Dikriminasi
Normal
Normal
Lokalisasi
Normal
Normal
Refleks
Kanan
Kiri
Biseps
Positif (Normal)
Positif (Normal)
Triseps
Positif (Normal)
Positif (Normal)
Radius
Positif (Normal)
Positif (Normal)
Ulna
Positif (Normal)
Positif (Normal)
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Motorik
Kanan
Kiri
Pergerakan
Normal
Normal
Tonus
Normotonus
Normotonus
Atrof
Normal
Normal
Sensibilitas
Kanan
Kiri
Taktil
Normal
Normal
Nyeri
Normal
Normal
Thermi
Normal
Normal
Dikriminasi
Normal
Normal
Lokalisasi
Normal
Normal
Trommer - Hoffman
Kekuatan
Refleks
Kanan
Kiri
Patella
Positif (Normal)
Positif (Normal)
Achilles
Positif (Normal)
Positif (Normal)
Babinsky
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Chaddock
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Gordon
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Gonda
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Rossolimo
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Mendel-Bechterev
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Schaeffer
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Oppenheim
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Klonus paha
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Tes Lasegue
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Tes Kernig
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Brudzinski I
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Brudzinski II
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Brudzinski III
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Brudzinski IV
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Patrick Sign
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Negatif (Normal)
Lhermitte
dapat berjalan
Tes Romberg
Negatif (Normal)
Disdiadokokinesia
Negatif (Normal)
Ataksia
Negatif (Normal)
Rebound phenomenon
Negatif (Normal)
Dismetria
Negatif (Normal)
Nistagmus test
Negatif (Normal)
Atetosis
Negatif (Normal)
Disartria
Negatif (Normal)
Gerakan-gerakan abnormal
Tremor
Negatif (Normal)
Miokloni
Negatif (Normal)
Khorea
Negatif (Normal)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
laboratorium
Hematokrit 44%
SGOT 26 u/l
SGPT 26 u/l
Ureum 10 mg/dL
Lampirkan foto
Diagnosis
Spondilitis TB
Masalah :
Langkah operasi:
Operasi selesai
Obat-obatan :
PROGNOSIS
FOLLOW UP
Abdomen : BU + normal
O:
Kernig negatif
TD : 120/80 mmHg
KPR +/+
Nadi : 82 x/menit
APR +/+
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36oC
Trisceps +/+
Bisceps +/+
P:
TINJAUAN PUSTAKA
SPONDILITIS TB
Definisi:
Spondilitis tuberkulosa adalah infeksi
tuberkulosis ekstra pulmonal yang bersifat
kronis berupa infeksi granulomatosis
disebabkan oleh kuman spesifik yaitu
Mycobacterium tuberculosa yang mengenai
tulang vertebra sehingga dapat
menyebabkan destruksi tulang, deformitas
dan paraplegia.
ETIOLOGI
Tuberkulosis tulang merupakan infeksi sekunder
dari infeksi tempat lain di tubuh, 90-95%
disebabkan oleh mikobakterium tuberculosis
Lokalisasi spondilitis tuberkulosa terutama
sering pada daerah vertebra torakal bawah dan
lumbal atas (T8-L3), sehingga diduga adanya
infeksi sekunder dari suatu tuberculosis traktus
urinarius, yang penyebarannya melalui pleksus
Batson pada vena paravertebralis. Dan paling
jarang pada vertebra C1-C2
Spondilitis tuberkulosa biasanya mengenai
korpus vertebra
7 Ruas
Tulang
Cervical
12 Ruas
Tulang
Thorax
5 Ruas
Tulang
Sakral
5 Ruas
Tulang
Lumbal
4 Tulang
Koksigeal
POSTERIOR
Pergerakan tulang
belakang
Perlindungan
Stabilisasi
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
5 stadium
Stadium implantasi
Std. Destruksi awal
Std. Destruksi lanjut
Std. Gangguan
neurologis
Stadium deformitas
residual
BENTUK SPONDILITIS
Paradiskal
Sentral
Anterior
Apikal
ANAMNESIS
1. Gambaran adanya penyakit sistemik :
kehilangan berat badan, keringat malam, demam
yang berlangsung secara intermitten terutama
sore dan malam hari.
2. Adanya riwayat batuk lama (lebih dari 3
minggu) berdahak atau berdarah.
3. Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang
belakang atau berupa nyeri yang menjalar
4. Defisit Neurologi
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
1.Tampak adanya deformitas, dapat berupa :
kifosis (gibbus/angulasi tulang belakang),
skoliosis, bayonet deformity, subluksasi,
spondilolistesis, dan dislokasi
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi :
1.
Bila terdapat abses maka akan teraba massa yang berfluktuasi
dan kulit diatasnya terasa sedikit hangat (disebut cold abcess, yang
membedakan dengan abses piogenik yang teraba panas). Dapat
dipalpasi di daerah lipat paha, fossa iliaka, retropharynx, atau di
sisi leher (di belakang otot sternokleidomastoideus), tergantung
dari level lesi. Dapat juga teraba di sekitar dinding dada. Perlu
diingat bahwa tidak ada hubungan antara ukuran lesi destruktif
dan kuantitas pus dalam cold abscess.
2. Spasme otot protektif disertai keterbatasan pergerakan di segmen
yang terkena.
Perkusi :
Pada perkusi secara halus atau pemberian tekanan diatas prosesus
spinosus vertebrae yang terkena, sering tampak tenderness.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
3.
4.
Laboratorium
Radiologi
CT Scan
MRI
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi pada kasus spondilitis tuberkulosa
adalah :
1. Mengeradikasi infeksi atau setidaknya menahan
progresifitas penyakit
2. Mencegah atau mengkoreksi deformitas atau
defisit neurologis
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif
- Medikamentosa
- Non medikamentosa
Terapi Operatif
- Debridement
- Operasi Radikal
TERAPI OPERATIF
Indikasi operasi :
Adanya abses paravertebra
Deformitas yang progresif
Gejala penekanan pada sumsum tulang belakang
Gangguan fungsi paru yang progresif
Kegagalan terapi konservatif dalam 3 bulan
Terjadi paraplegia dan spastisitas hebat yang tidak
dapat dikontrol
Kontra-indikasi operasi :
Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung
yang membahayakan operasi
PROGNOSIS
Mortalitas
Relaps
Defisit
Neurologis
Kifosis
Fusi