Anda di halaman 1dari 29

SPONDILITIS TB

Maria Mustika Dewanti

ANAMNESIS : AUTOANAMNESIS

IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn. W
Umur : 21 Tahun
Jenis kelamin: Lakilaki
Status perkawinan :
belum menikah
Pendidikan: SMA

Pekerjaan

: tidak bekerja

Alamat : Jl. Bintara 1 no.34 RT/RW. 011/002

No. RM : 147966

Dirawat di ruang

Tanggal masuk : 10 Mei 2016

Tanggal keluar : 20 Mei 2016

: Merak

Pasien datang ke RS :
Sendiri / bisa jalan Dibawa oleh keluarga ya

Keluhan utama
Jalan biasa terasa nyeri dari pinggang hingga ke
telapak kaki

Riwayat

Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik RS Angkatan Udara dr.Esnawan
Antariksa dengan keluhan nyeri dipinggang yang menjalar ke
telapak kaki kiri dan kanan sejak sekitar 5 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan seperti baal, kesemutan, dan ditarik-tarik, dari
pinggang ke kaki kiri dan kanan terus menerus hingga ke mata
kaki ditambah makin parah saat dipakai untuk berjalan,
membaik jika pasien membungkuk. Pasien merasa sulit tidur
karena memikirkan sakitnya tidak kunjung sembuh. Pasien
sudah berobat kemana-mana tetapi tidak ada perubahan. Pasien
4 bulan yang lalu sudah di MRI. Pasien juga diberikan
pengobatan TB. Pasien menyangkal adanya mual, muntah,
demam, batuk lama(-), penurunan berat badan (-), keringat
malam (-), kelemahan tungkai (-) dan BAB dan BAK lancar.
Riwayat hipertensi (-), gula darah (-), asam urat (-), asma (-),
riwayat alergi obat (-). Pasien juga sudah periksa dahak namun
hasilnya (-).

Riwayat

Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi, DM, asma, penyakit jantung dan
penyakit keturunan disangkal oleh pasien. Tidak
ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama serta riwayat TB dalam keluarga disangkal

Riwayat

Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah sakit seperti ini
sebelumnya.
Riwayat

sosial, Ekonomi, Pribadi


Pasien mengaku sedang memikirkan
penyakitnya yang tidak kunjung sembuh, tidak
minum minuman beralkohol dan tidak memakan
makanan yang banyak mengandung lemak.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Presens
Kesadaran : Compos Mentis (GCS : E4V5M6)

Tekanan darah : 100/70 mmHg


Nadi : 89 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36 C
Berat Badan
: 65 kg
Tinggi Badan
: 170 cm
Kepala
: Normochepali, tidak hematom, tidak
memar, distribusi merata
Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan tiroid.
Dada : Simetris pada keadaan statis dan
dinamis
Jantung : BJ I dan BJ II regular (N), murmur
(-) N, gallop (-) N
Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-) N,
wheezing (-) N
Perut : Datar, nyeri tekan (-) N, bising usus (+)
N
Alat kelamin: Tidak ada indikasi

Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Atrof

2. Status Psikikus
Kanan

Cara berpikir
: Baik
Normal : Murung
Perasaan hati

Motorik

Tingkah laku4

: Wajar

Kiri
Normal
4

Ingatan
: Baik
Normotonus
Normotonus

Kecerdasan : Rata-rata
Normal
Normal

Sensibilitas

Kanan

Kiri

Taktil

Normal

Normal

Nyeri

Normal

Normal

Thermi

Normal

Normal

Dikriminasi

Normal

Normal

Lokalisasi

Normal

Normal

Refleks

Kanan

Kiri

Biseps

Positif (Normal)

Positif (Normal)

Triseps

Positif (Normal)

Positif (Normal)

Radius

Positif (Normal)

Positif (Normal)

Ulna

Positif (Normal)

Positif (Normal)

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Motorik

Kanan

Kiri

Pergerakan

Normal

Normal

Tonus

Normotonus

Normotonus

Atrof

Normal

Normal

Sensibilitas

Kanan

Kiri

Taktil

Normal

Normal

Nyeri

Normal

Normal

Thermi

Normal

Normal

Dikriminasi

Normal

Normal

Lokalisasi

Normal

Normal

Trommer - Hoffman

Anggota gerak bawah

Kekuatan

Refleks

Kanan

Kiri

Patella

Positif (Normal)

Positif (Normal)

Achilles

Positif (Normal)

Positif (Normal)

Babinsky

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Chaddock

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Gordon

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Gonda

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Rossolimo

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Mendel-Bechterev

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Schaeffer

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Oppenheim

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Klonus paha

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Tes Lasegue

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Tes Kernig

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Brudzinski I

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Brudzinski II

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Brudzinski III

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Brudzinski IV

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Patrick Sign

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Contra Patrick Sign

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Negatif (Normal)

Lhermitte

Koordinasi, Gait dan Keseimbangan


Cara berjalan

dapat berjalan

Tes Romberg

Negatif (Normal)

Disdiadokokinesia

Negatif (Normal)

Ataksia

Negatif (Normal)

Rebound phenomenon

Negatif (Normal)

Dismetria

Negatif (Normal)

Nistagmus test

Negatif (Normal)

Atetosis

Negatif (Normal)

Disartria

Negatif (Normal)

Gerakan-gerakan abnormal
Tremor

Negatif (Normal)

Miokloni

Negatif (Normal)

Khorea

Negatif (Normal)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
laboratorium

Foto Rontgen dan MRI


Hemoglobin 14,0 gr/dl

Leukosit 5.000 mm3

Hematokrit 44%

Trombosit 359.000 mm3

Waktu perdarahan 1 menit 30 detik

Waktu pembekuan 12 menit

SGOT 26 u/l

SGPT 26 u/l

Ureum 10 mg/dL

Kreatinin 0,7 mg/dL

Glukosa sewaktu 86 mg/dL

Lampirkan foto

Diagnosis

Indikasi post operasi

Diagnosis Primer : spondilitis TB

Diagnosa Sekunder : Cord Compression,


Stenosis lumbal

Spondilitis TB

Planning: debridement+ laminectomy


pedicle screw lumbal

Masalah :

Langkah operasi:

Pasien tertelungkup dalam narkose


Antiseptik daerah operasi dan sekitarnya di
lumbosakral posterior
Insisi mediana posterior setinggi L2 s/d L5,
menyisihkan otot-otot paravertebra
Laminektomi L3dekompresiabses/massa
(-)
Pemasangan pedicle screw di L2 s/d L5 (6
screw(kiri 3 kanan 3))

Luka operasi ditutup lapis demi lapis

Operasi selesai

Awasi tanda-tanda vital dan


kesadaran

Obat-obatan :

Ceftizoxime 1 gram 3x1

Ranitidin ampul 2x1

Analgetik samakan anestesi

Vitamin K ampul 3x1

Vitamin C ampul 3x1

Neurobion 5000 3x1

PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam
: dubia ad
bonam
Ad Sanationam
: dubia ad
bonam

FOLLOW UP

S : bagian belakang yang luka


operasi masih sakit. Muntah (-),
pusing (-), belum diperbolehkan
miring kanan miring kiri.

Paru : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/

Cor : BJ I-II reguler, murmur -, gallop

Abdomen : BU + normal

O:

Compos mentis, tampak sakit


sedang, GCS : E4M6V5

Kaku kuduk negatif

Brudzinski I & II negatif


Laseq negatif

Kernig negatif

TD : 120/80 mmHg

KPR +/+

Nadi : 82 x/menit

APR +/+

Nafas : 20 x/menit

Suhu : 36oC

Mata : Isokor, CA -/-, SI -/-

Hidung : tidak ada keluhan,


penciuman normal

Trisceps +/+

A : Post Laminektomy ec spondilitis TB

Telinga : tidak berdenging, tidak


nyeri, tidak ada keluhan

Ceftizoxime 1 gram 3x1

Vitamin K ampul 3x1

Leher : KGB tidak membesar, leher


dapat digerakan kanan kiri

Vitamin C ampul 3x1

Ranitidin ampul 2x1

Neurobion 5000 3x1

RHZ 4 KDT lanjut

Kepala : tidak ada nyeri tekan,


simetris, tidak ada benjolan,
pulsasi teraba.

Bisceps +/+

P:

TINJAUAN PUSTAKA

SPONDILITIS TB
Definisi:
Spondilitis tuberkulosa adalah infeksi
tuberkulosis ekstra pulmonal yang bersifat
kronis berupa infeksi granulomatosis
disebabkan oleh kuman spesifik yaitu
Mycobacterium tuberculosa yang mengenai
tulang vertebra sehingga dapat
menyebabkan destruksi tulang, deformitas
dan paraplegia.

ETIOLOGI
Tuberkulosis tulang merupakan infeksi sekunder
dari infeksi tempat lain di tubuh, 90-95%
disebabkan oleh mikobakterium tuberculosis
Lokalisasi spondilitis tuberkulosa terutama
sering pada daerah vertebra torakal bawah dan
lumbal atas (T8-L3), sehingga diduga adanya
infeksi sekunder dari suatu tuberculosis traktus
urinarius, yang penyebarannya melalui pleksus
Batson pada vena paravertebralis. Dan paling
jarang pada vertebra C1-C2
Spondilitis tuberkulosa biasanya mengenai
korpus vertebra

ANATOMI TULANG BELAKANG

7 Ruas
Tulang
Cervical

12 Ruas
Tulang
Thorax
5 Ruas
Tulang
Sakral

5 Ruas
Tulang
Lumbal

4 Tulang
Koksigeal

STRUKTUR TULANG PUNGGUNG


Corpus vetebrae
Fungsi : menyanggah berat
ANTERIOR badan
Terdapat diskus intervetebralis
sebagai shock absorber

POSTERIOR

Pergerakan tulang
belakang
Perlindungan
Stabilisasi

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI
5 stadium
Stadium implantasi
Std. Destruksi awal
Std. Destruksi lanjut
Std. Gangguan
neurologis
Stadium deformitas
residual

BENTUK SPONDILITIS
Paradiskal
Sentral
Anterior
Apikal

Banyak ditemukan pada orang dewasa. Dapat


menimbulkan kompresi, iskemia dan nekrosis
diskus.
Terbanyak ditemukan di regio lumbal.
Sering terjadi pada anak-anak
Terbanyak di temukan di regio torakal.
Infeksi yang terjadi karena perjalanan
perkontinuitatum dari vertebra di atas dan
dibawahnya

Dikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas


dan fokus primernya tidak dapat diidentifikasikan

ANAMNESIS
1. Gambaran adanya penyakit sistemik :
kehilangan berat badan, keringat malam, demam
yang berlangsung secara intermitten terutama
sore dan malam hari.
2. Adanya riwayat batuk lama (lebih dari 3
minggu) berdahak atau berdarah.
3. Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang
belakang atau berupa nyeri yang menjalar
4. Defisit Neurologi

PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
1.Tampak adanya deformitas, dapat berupa :
kifosis (gibbus/angulasi tulang belakang),
skoliosis, bayonet deformity, subluksasi,
spondilolistesis, dan dislokasi

PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi :
1.
Bila terdapat abses maka akan teraba massa yang berfluktuasi
dan kulit diatasnya terasa sedikit hangat (disebut cold abcess, yang
membedakan dengan abses piogenik yang teraba panas). Dapat
dipalpasi di daerah lipat paha, fossa iliaka, retropharynx, atau di
sisi leher (di belakang otot sternokleidomastoideus), tergantung
dari level lesi. Dapat juga teraba di sekitar dinding dada. Perlu
diingat bahwa tidak ada hubungan antara ukuran lesi destruktif
dan kuantitas pus dalam cold abscess.
2. Spasme otot protektif disertai keterbatasan pergerakan di segmen
yang terkena.
Perkusi :
Pada perkusi secara halus atau pemberian tekanan diatas prosesus
spinosus vertebrae yang terkena, sering tampak tenderness.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
3.
4.

Laboratorium
Radiologi
CT Scan
MRI

PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi pada kasus spondilitis tuberkulosa
adalah :
1. Mengeradikasi infeksi atau setidaknya menahan
progresifitas penyakit
2. Mencegah atau mengkoreksi deformitas atau
defisit neurologis

PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif
- Medikamentosa
- Non medikamentosa
Terapi Operatif
- Debridement
- Operasi Radikal

TERAPI OPERATIF
Indikasi operasi :
Adanya abses paravertebra
Deformitas yang progresif
Gejala penekanan pada sumsum tulang belakang
Gangguan fungsi paru yang progresif
Kegagalan terapi konservatif dalam 3 bulan
Terjadi paraplegia dan spastisitas hebat yang tidak
dapat dikontrol
Kontra-indikasi operasi :
Kegagalan pernapasan dengan kelainan jantung
yang membahayakan operasi

PROGNOSIS

Mortalitas

Relaps

Defisit
Neurologis

Kifosis

Fusi

Anda mungkin juga menyukai