Anda di halaman 1dari 30

HYDROCEPHALUS

DEFINISI

Hydrocephalus berasal dari bahasa Yunani


yang terdiri dari kata hydro yang berarti
air dan cephalus yang berarti kepala.
Hydrocephalus terjadi oleh karena adanya
akumulasi abnormal dari cairan
cerebrospinal di ruang-ruang ventrikel yang
berada di dalam otak.

fungsi penting CSS

1. Cairan serebrospinal mengelilingi otak dan


spinal cord sehingga dapat melindungi otak dari
benturan.
2. Cairan serebrospinal mengandung nutrisi dan
protein yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan fungsi otak normal.
3. Cairan serebrospinal juga mambawa produk
buangan meninggalkan jaringan otak.

ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI

Ventrikel : rangkaian dari empat rongga dalam


otak yang saling berhubungan dan dibatasi oleh
ependima (semacam sel epitel dan medula
spinalis) dan mengandung cairan serebrospinal.
Pada setiap hemisfer serebri terdapat :
- Ventrikel lateral.
- Ventrikel ketiga terdapat dalam diensefalon,
- Ventrikel keempat dalam pons dan medila
oblongata.

Pleksus Koroideus

Pleksus koroideus inilah yang mensekresi cairan


serebrospinal yang jernih dan tidak berwarna
yang merupakan bantal cairan pelindung disekitar
SSP.

PENYEBAB

1.
2.
3.

Tiga kelompok utama:


Pembentukan cairan serebrospinal
berlebihan oleh plexus khoroidalis
Blokade dari sirkulasi cairan serebrospinal
Penurunan sekresi cairan cerebrospinalis
ke dalam sinus venosus

PRODUKSI
Meningkat

SIRKULASI

ABSORPSI

Normal

Normal

Terhambat

Menurun

Aquaductus silvii

Trauma

c/o : Papilloma plexus


choroideus

Normal

Foramen

Magendi

& Subarachnoid

Luscha (sindrom Dandy


Walker)

Gangguan pembentukan

Ventrikel III

villi arachnoid

Ventrikel IV
Ruang

hemorrhage

Post meningitis
Subarachnoid Kadar protein CSS

disekitar
medulaoblongata,
dan mesensefalo

yang sangat tinggi


pons,

KLASIFIKASI

Menurut patofisiologinya :
- Hydrochepalus non komunikans
- Hydrocephalus komunikans.
Menurut saat terjadinya :
- Hydrocephalus kongenital
- Hydrocephalus didapat

GEJALA KLINIK

Gejala klinik Hydrocephalus dapat


dibedakan menjadi :

Gejala awal pada bayi


Gejala yang pada anak dibawah umur 6 tahun
Gejala pada bayi dan anak yang lebih tua

FAKTOR RESIKO
A Pada anak-anak :

1. Infeksi yang didapat sebelum kelahiran

2. Infeksi pada sentral nervus sistem seperti meningitis


dan encephalitis

3. Trauma sebelum, selama dan sesudah kelahiran yang


akan
menyebabkan perdarahan subaracnoid

4. Defek kongenital

5. Tumor di sentral nervus sistem


B pada remaja dan dewasa :

1. Riwayat defek kongenital

2. Riwayat kelainan perkembangan

3. Tumor otak

4. Perdarahan

5. Trauma

PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT scan
Skull X ray
Spinal tab
Transluminasi kepala
Radioisotop brain scan
Echoencephalogram
USG otak

PENATALAKSANAAN

A. Penatalaksanaan non operatif


B. Penatalaksanaan Operatif

KOMPLIKASI

Kerusakan otak yang luas dan disabilitas


fisik
Gangguan intelektual dan kerusakan
saraf.
Kegagalan mekanik
Infeksi

PROGNOSIS
dipengaruhi oleh adanya :
gangguan penyerta lain
waktu penegakan diagnosis
kesuksesan dari terapi.

STATUS PEDIATRIK
Identifikasi
Nama
: An. SA
Umur
: 10 bulan
JenisKelamin
: Laki-laki
Nama Ayah
: Mahudi
Nama Ibu
: Siti Haryani
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Desa jadian lama Kec. mulak ulu, Kab.Lahat.
MRS
: 29 September 2014

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluhan Utama
: Kepala melebar.
Keluhan Tambahan :
Riwayat Perjalanan Penyakit
1 bulan SMRS anak mengalami kejang (+) umum, tonik klonik
dengan frekuensi 3x/hari selama 3 menit. Inter dan post iktal anak
tertidur, anak juga mengalami demam (+) tinggi, demam berlangsung terus
menerus. BAB dan BAK seperti biasa, Anak lalu di bawa berobat ke RSUD
Lahat kemudian anak dirawat di rumah sakit.
Selama perawatan di RS, anak sering mengalami demam (+), kejang
(+), dengan frekuensi 5x/hari, dengan lama kejang berlangsung selama 2-3
menit. Inter dan post iktal anak tertidur, muntah (-), BAB dan BAK seperti
biasa, anak mendapat terapi antibiotik suntik dan anti kejang puyer. 2
minggu selama perawatan anak sering kejang, namun sejak 2 minggu
SMRS anak tidak mengalami kejang lagi. 2 hari SMRS dilakukan USG
tranpotunona, di dapatkan hasil cairan pada gambaran hasil USG
kemudian anak dirujuk ke RSUD SOLOK

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat pernah menderita penyakit dengan
keluhan yang sama disangkal
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga disangkal

III. PemeriksaanFisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Sensorium : E3 M4 V3
Nadi
: 140 x/menit
Pernapasan
: 30 x/menit
Temperatur
: 36,80C
Berat badan
: 7 kg
Panjang badan : 63 cm
Lingkar kepala
: 44 cm
Tonus otot : Hipertonus
Anemis
: tidak ada
Ikterus
: tidak ada
Sianosis
: tidak ada

2. Pemeriksaan Khusus

Kepala
Lingkar kepala: 44 cm
UUB : datar
Thorax
: bentuk simetris, pergerakan simetris, retraksi (-).
Paru-paru :
Inspeksi
: Statis & dinamis simetris, retraksi-/Perkusi
: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi
: Vesikuler (+) normal, ronki (-), wheezing(-)
Jantung :
Inspeksi
: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: Thrill tidak teraba
Auskultasi
: HR: 100 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal,
bising (-)

Abdomen :
Inspeksi : datar
Palpasi
: lemas, hepar dan lien tak teraba
Perkusi
: timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas Superior : Palmar dingin (-), pucat
(-), eritema (-)
Ekstremitas Inferior : Akral dingin (-),
sianosis (-),edema(-)
Alat Kelamin
: Normal

Status Neurologis
Pemeriksaan

Tungkai

Tungkai Kiri

Lengan

Kanan

Lengan Kiri

Kanan

RoM

Terbatas

Terbatas

Terbatas

Terbatas

Kekuatan

Tonus

Hipertoni

Hipertoni

Hiprtoni

Hipertoni

Klonus

Refleks

Fisiologi
Refleks

Babinsky (+)

Patologis
GRM

Babinsky (+)

IV.Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (Hb, eritrosit, leukosit,
hematokrit, trombosit, diffcount)
LED
Elektrolit
Lumbal Pungsi
BSS
CT-Scan
V. Diagnosis kerja
Hidrosephalus

VI. Terapi
MRS Neuropediatri
CT-scan kepala
IVFD: KAEN IB gtt 6x/menit (mikro)
R/konsul fisioterapi
R/Diit: Susu (SGM 2) 8x120 cc via NGT
Observasi kejang.
VII. Prognosis
Quo ad Vitam
: dubia
Quo ad Fungsionam : dubia

ANALISIS KASUS

Telah dilaporkan pada kasus, seorang laki-laki yang


berusia 10 bulan dengan berat badan 7 kg, panjang
badan 63 cm dan lingkar kepala 44 cm datang ke
RSMH Palembang karena sebelumnya mengalami
demam tinggi yang lama dan disertai kejang. Tidak
disertai dengan muntah, dan mencret. Disertai batuk
dan pilek.
Dari anamnesis didapatkan 1 bulan SMRS anak
mengalami kejang (+) umum, tonik klonik dengan
frekuensi 3x/hari selama 3 menit. Inter dan post iktal
anak tertidur, anak juga mengalami demam (+) tinggi,
demam berlangsung terus menerus. BAB dan BAK
seperti biasa, Anak lalu di bawa berobat ke RSUD
Sijunjung kemudian anak dirawat di rumah sakit.

Selama perawatan di RS, anak sering mengalami demam (+),


kejang (+), dengan frekuensi 5x/hari, dengan lama kejang
berlangsung selama 2-3 menit. Inter dan post iktal anak tertidur,
muntah (-), BAB dan BAK seperti biasa, anak mendapat terapi
antibiotik suntik dan anti kejang puyer. 2 minggu selama
perawatan anak sering kejang, namun sejak 2 minggu SMRS anak
tidak mengalami kejang lagi. 2 hari SMRS dilakukan USG
tranpotunona, di dapatkan hasil cairan pada gambaran hasil USG
kemudian anak dirujuk ke RSUD Solok.
Pasien mengalami pembesaran pada bagian kepala. Kemungkinan
penyebabnya adalah karena infeksi akibat penyakit meningitis yang
pernah dideritanya. Dari hasil CT Scan kepala yang telah dilakukan
didapatkan adanya gambaran cairan. Gejala-gejala yang didapat
dapat didiagnosis banding dengan hidrosefalus post perawatan
encephalitis. Prognosis pada penyakit ini adalah dubia. Gejala
penyakit yang didapat, dapat ditatalaksanai dengan pengobatan
berupa asetozolamide 4 x 70 mg, dan juga diberikan lotio calamine
untuk seluruh tubuh, oleskan krim gentamisisn seteleh dikompres
dengan Nacl 0,9 % dengan pemberian 3 x jam.

KESIMPULAN
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon
yang berarti kepala. Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan
serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi
sistem ventrikel otak, dimana terjadi akumulasi CSS yang
berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid.
Pada prinsipnya hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidak
seimbangan antara produksi, obstruksi dan absorpsi dari CSS.
Jumlah kasus hidrosefalus antara 0,2 - 4 persen setiap 1.000
kelahiran. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada
remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis.
Diagnosa hidrosefalus selain berdasrkan gejala klinis juga
diperlukan pemeriksaan khusus.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai