CEREBRAL
P
ALSY
Oleh :
Adimas Putra Firdaus
Muhammad Avin Zamroni
Intan Palupi
Dosen Pembimbing :
dr. Komang Yunita W, Sp.S
LAB/SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RSD DR. SOEBANDI JEMBER/UNIVERSITAS JEMBER
2016
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. Syifaul Qoldiyah
Umur
: 5 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama
: Islam
Suku : Madura
Alamat
: Ambulu
Pemeriksaan: 18 Juli 2016
2
Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Tidak bisa berjalan dan sulit bicara
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( Heteroanamnesis )
Pasien dikeluhkan belum bisa berjalan hingga umur 4,5 tahun
ini. Dikatakan bahwa anak ini hanya bisa tiduran terlentang, pasien tidak
bisa duduk sendiri maupun bangun sendiri. Pasien juga dikeluhkan sulit
untuk berbicara, hanya berbicara 2-3 kata saja. Pasien sering
mengeluarkan air liur sendiri, pasien juga sulit untuk makan.
Riwayat
Persalinan
Riwayat Pasca
Persalinan
Tali pusat dirawat baik oleh bidan, ASI keluar dan langsung bisa
menyusui setelah melahirkan, tidak terjadi pendarahan pasca
melahirkan, bayi tidak kuning, dan ibu rutin membawa pasien ke
posyandu.
Kesan: Riwayat kehamilan baik, Persalinan kurang baik, dan Pasca kelahiran baik. 5
Jenis Makanan
0-6 bulan
ASI jarang diberikan dengan alasan air susu ibu sulit untuk
keluar, diberikan susu formula
6-10 bulan
2. Riwayat Perkembangan
Usia
Motorik Kasar
Motorik Halus
0-3 bulan
mampu tengkurap
3-6 bulan
6-9 bulan
9-12 bulan
12-18 bulan
18-24 bulan
3. Bahasa
0-3 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
suara
1-2 tahun
1 tahun
1-2 tahun
: Tidak memperlihatkan minat kepada anak lain, maupun
bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan diluar
keluarganya
RIWAYAT IMUNISASI
Jenis
Imunisasi
Waktu
Hepatitis B
BCG
Polio
DPT
Campak
Jenis
Imunisasi
Waktu
HIB
PCV
Rotavirus
Varisela
MMR
HPV
Tifoid
Hepatitis A
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
10
Anamnesis sistem
No
Sistem
Gejala klinis
Serebrospinal
Kardiovaskular
Pernapasan
Gastrointestinal
Urogenital
Integumentum
Muskuloskletetal
11
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis, GCS: 15
E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah : - mmHg
Nadi
: 100 x/i
Suhu : 36,6 oC
Respirasi
: 22 x/i
12
Kepala
Bentuk
: normocephal
Mata
Sklera
: ikterik (-)
Konjungtiva
: anemis (-)
Telinga/Hidung : telinga : sekret (-); hidung :
sekret (-)
Mulut
: dbn
Lain-lain
: dbn
Leher
Pembesaran KGB
: tidak ditemukan
Bendungan Vena
: tidak ditemukan
Lain-lain
: dbn
13
Thorax
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: redup di D :
Intercostal space II sampai IV Linea Parasternal
D
redup di S :
Intercostal space II Linea Para Sternalis Sinistra
sampai Intercostal space V Midclavicula S
(batas jantung terkesan normal)
Auskultasi : S1S2 tunggal
Paru-paru
Inspeksi : simetris +/+
Palpas: gerak nafas simetris, fremitus raba + normal/
14
+ normal
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen
Hepar
Limpa
Ekstremitas
Superior
-/ Inferior
-/-
: tidak teraba
: tidak teraba
: akral hangat +/+, edema
: akral hangat +/+, edema
15
Lanjutan...
Status neurologik
Kepala
Bentuk
: Normochepal
Nyeri tekan
: (-)
Simetri
: (-)
Pulsasi
: (+)
Leher
Sikap
: Lurus
Pergerakan
: Baik, TAK
Kaku kuduk
: (-)
16
Kanan
-
Kiri
-
Simetris
Tidak ada
Normal
-
Simetris
Tidak ada
Normal
-
Bulat, isokor, 3 mm
+
+
Bulat, isokor, 3 mm
+
+
17
N IV (Trochlearis)
Pergerakan bola
bawah-dalam
mata
ke -
Diplopia
N V (Trigeminus)
Motorik
Otot Masseter
Otot Temporal
Otot Pterygoideus
Sensorik
Oftalmikus
Maksila
Mandibula
N VI (Abdusen)
Pergerakan bola mata (lateral)
Diplopia
N VII (Fasialis)
Mengerutkan dahi
Menutup mata
menyeringai
mencucu
18
N VIII (Vestibularis)
Suara berbisik
Detik arloji
Rinne test
Weber test
Swabach test
Nistagmus
N IX (Glossofaringeus)
Sensasi lidah 1/3 blkg
Refleks muntah
19
N X (Vagus)
Arkus faring
Berbicara
Menelan
Refleks muntah
Nadi
N XI (Assesorius)
Menolehkan kepala
Mengangkat bahu
N XII (Hipoglosus)
Kedudukan
lidah
dijulurkan
Atropi papil
Disartria
+
+
+
+
Normal
-
20
Kiri
Pergerakan
sde
sde
Kekuatan
sde
sde
Tonus
hipertoni hipertoni
Trof
Eutrof
Eutrof
R. Fisiologis
meningkat meningkat
R. Patologis
(-)
(-)
Sensibilitas :
Normal Normal
21
Kanan
Kiri
sde
sde
sde
sde
hipertoni
hipertoni
atropi
atropi
meningkat
meningkat
(+)
(+)
sde
sde
22
REFLEKS PRIMITIF
Grasp refleks
Snout refleks
Sucking refleks
Palmo-mental refleks
SISTEM VEGETATIF
Miksi
Defekasi
Sekresi keringat
:
:
:
:
(
(
(
(
+
+
+
+
)
)
)
)
:(+)
:(+)
: tidak dilakukan
23
Gerakan Abnormal
Tremor
: (-)
Atetosis
: (+)
Miokloni
: (-)
Khorea
: (-)
Ataksia
: (+)
24
Diagnosa
Diagnosa Klinis : Diplegia
Diagnosa Topis : Cerebral
Diagnosa Etiologi : Cerebral palsy + Genu Varum
25
TERAPI
Non farmakologis
TERAPI OKUPASI
Melatih gerakan halus tangan dan integrasi gerakan
dasar yang sudah diketahui gerakan yang bertujuan
Melatih anak agar mandiri dlm beraktivitas (mandi,
makan, minum)
TERAPI WICARA
Untuk melatih otot mulut yang diperlukan untuk bicara
Latihan pra-bicara : mengisap, mengunyah, menelan,
meniup
26
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia
27
CEREBRAL PALSY
SKDI 2 : MENDIAGNOSIS DAN MERUJUK
28
Defnisi
Kelainan gerak dan postur yang disebabkan
oleh lesi tidak progresif, yang terjadi pada
otak yang belum matur dan mengakibatkan
kumpulan gejala klinis heterogen dengan
kateristik gangguan:
Tonus otot
Reflek tendon
Reflek primitif
gerakan abnormal.
Reflek postural
menghasilkan pola
29
Nelson, 2012
EPIDEMIOLOGI
Asosiasi CP di dunia memperkirakan > 500.000
penderita CP di Amerika.
Indonesia diperkirakan 1-5 per 1000 kelahiran
hidup
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada bayi
lahir prematur
30
Etiologi
Penyebab
pasti
belum
diketahui.
Umumnya
multifaktorial.
Lesi struktural pada otak dapat terjadi pada saat:
Pre Natal (70 80%)
Faktor Risiko: Kelainan Genetik, IUGR, PEB, Eklampsia,
Gemelli,
APB,
Kehamilan
Post
Term,
Infeksi
(Chorioamnionitis)
Intra Natal
Trauma kepala saat persalinan, riwayat distocia.
Post Natal
Lahir prematur, kernicterus, Infeksi post natal.
31
Patofsiologi
Kerusakan atau Kelainan Pertumbuhan
Otak Dalam Rahim
Dapat disebabkan kelainan genetik, toxin,
infeksi, dan insufsiensi plasenta.
Semua etiologi di atas pada dasarnya
menyebabkan gangguan oksigenasi dan
pertumbuhan otak.
Konsekuensi pada kehamilan Berdasarkan
usia kehamilan
<20 minggu : Gangguan migrasi sel-sel
neuron otak
26-34 minggu : Periventrikuler leukomalasia
34-40 minggu : Kerusakan fokal atau
Swaimans pediatric
neurology
multifokal
pada otak
principle, 2011
32
ANTENATAL
NEONATAL
BBLR
Bayi kurang bulan
Kelahiran
multipel/kembar
Malformasi sistem
saraf pusat
Ibu yang menderita
hipotiroidisme atau
mendapat hormon
tiroid atau
estrogen selama
kehamilan
Perdarahan
antepartum
Proteinuria berat
pada akhir
kehamilan
Sepsis
Bayi yang lahir dari
ibu dengan
korioamnionitis
Apgar skor yang
rendah
Kernikterus
Persalinan dengan
komplikasi
Kejang pada
neonatal
33
KLASIFIKASI CEREBRAL
PALSY
1. CP Spastik (70-80%)
Tergantung bagian tubuh yang terkena :
Monoplegia
Hemiplegia
Diplegia
Triplegia
Quadriplegia
34
35
2. CP Atetoid/Diskinetik (10-20% )
Gerakan menulis tidak terkontrol, perlahan.
Mengenai tangan, kaki, lengan atau tungkai dan sebagian
besar otot muka dan lidah menyeringai , keluar air liur.
Masalah koordinasi gerakan otot bicara.
3. CP Ataksid (5-10% )
Mengenai keseimbangan presepsi dalam
Koordinasi buruk, berjalan tidak stabil gaya berjalan kaki
terbuka lebar.
Kesulitan melakukan gerakan cepat dan tepat.
Tremor.
4. CP Campuran
Ditemukannya lebih dari satu bentuk CP. Bentuk campuran
yang sering dijumpai adalah spastik dan gerakan atetoid.
Essential neurology 4th edition, 2007
36
KLASIFIKASI KLINIS
37
PERKEMBANGAN
MOTOR
GEJALA
Ringan
Beberapa
kelainan
pada
pemeriksaan
neurologis,
perkembangan refleks primitif
abnormal,
respons
postural
terganggu,
gangguan
motor
misalnya tremor atau gangguan
koordinasi
Sedang
Berbagai
kelainan
neurologis,
refleks primitif menetap dan kuat,
respon postural terlambat
Gejala
neurologis
dominan,
refleks primitif menetap, respons
postural tidak muncul
KLASIFIKASI
Minimal
Berat
PENYAKIT
PENYERTA
Gangguan
komunikasi,
gangguan belajar
Retardasi mental,
gangguan belajar
dan komunikasi,
kejang
38
Retardasi mental,
kejang
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
Derajat V
39
GAMBARAN KLINIS
Gejala dapat menonjol maupun tidak :
Spastisitas tergantung letak dan besar kerusakan
Tonus otot yang berubah tampak seperti lesi LMN
(hipotonus)
Koreo atetosis involuntary movement 6 bulan
pertama
Ataksia tampak saat mulai belajar duduk/berjalan
Gangguan pendengaran nada tinggi, sulit
menangkap kata
Gangguan bicara kekakuan otot mulut
Gangguan mata strabismus konvergen, kel.refraksi
Tremor
Diagnosa dibuat berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fsik
40
Anamnesis
41
Penggunaan obat
Pekerjaan dan pemukiman (toxic/ radiation exposure)
Infeksi (Torch virus, siflis)
Anoksia
Diabetes
Trauma abdomen
Kehamilan multiple
Abortus habitualis
Pernikahan dengan keluarga yang dekat
Riwayat penyakit saraf pada anggota keluarga yang
lain
42
Riwayat perinatal
Distosia
Kala II Memanjang
Penggunaan Vakum/ Forceps
Sungsang
Lilitan tali pusat
Hiperbilirubinemia
Usia Kehamilan (Prematur/ tidak)
Berat Badan Lahir
APGAR Score (Langsung Menangis?)
43
44
Pedoman pelayanan medik idai,
2011
Riwayat Tumbuh
Kembang
Gross Motor:
45
Pedoman pelayanan medik idai,
2011
3-4 bln
Tengkurap
3-4 bln
Duduk
5-8 bln
Merangkak
7-9 hln
Rambatan
7-10 bln
Berdiri
10-12 bln
Jalan
10-14 bln
Naik tangga
14-21 bln
Melempar/menendang
bola
15-22 bln
Melompat
21-2,5 thn
Tangkap bola
5-5 thn
46
Pemeriksaan Fisik
principle, 2011
Pemeriksaan Fisik
Observasi kelainan tonus otot leher berdasarkan
usia dan tipe CP.
Postur asimetris, kekuatan otot, gait, dan
koordinasi yang abnormal.
Terdapat peningkatan refleks (lesi UMN)
Refleks Primitif yang persisten
Tanda-tanda kelemahan otot
48
Gait Abnormal
49
50
51
52
53
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis umum.
Berdasarkan kriteria:
Kriteria Levine
Kriteria Bank
54
Swaimans pediatric neurology
principle, 2011
Masa neonatal
PEMERIKSAAN NEURORADIOLOGI
CT scan kepala
Struktur jaringan otak
Area otak yg kurang berkembang
Kista abnormal, dll.
Dapat menentukan prognosis CP.
MRI kepala
Dianjurkan jika Etiologi tidak dapat ditemukan
USG kepala
Kurang akurat, dapat mendeteksi kista & struktur otak,
lebih murah
57
TERAPI
Tujuan:
Bukan membuat anak menjadi seperti anak
normal lainnya
Mengembangkan sisa kemampuan anak
seoptimal mungkin
Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
bantuan atau sedikit bantuan
58
TERAPI TIM
Dokter
Orthopedist
Terapi Fisik
Terapi Okupasi
Pelatih bicara dan Bahasa
Pekerja Sosial
Psikolog
Guru
59
60
61
TERAPI OKUPASI
Melatih gerakan
halus tangan dan
integrasi gerakan
dasar yang sudah
diketahui
gerakan yang
bertujuan
Melatih anak agar
mandiri dlm
beraktivitas (mandi,
makan, minum)
TERAPI WICARA
Untuk melatih otot
mulut yang
diperlukan untuk
bicara
Latihan pra-bicara :
mengisap,
mengunyah,
menelan, meniup
62
ORTOTIK PROSTETIK
Diberikan pada pasien yang non ambulator
untuk memudahkan berjalan
Brace : untuk mencegah/koreksi
kontraktur, kontrol pola gerakan, status
fungsional, stabilitas/ membantu
keseimbangan
63
64
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Pengobatan kausal tidak ada, hanya simptomatik
Spastisitas : Diazepam, Baclofen, Dantrolene.
Athetosis : anti-cholinergic drugs
( trihexyphenydyl, bentropine, procyclidine
hydrochloride).
Kejang : Anti-epileptic drugs.
Extreme behavioral problems : Clonidine, Antipsychotic drugs
Diazepam Relaksan umum otak dan tubuh
Baclofen menutup penerimaan sinyal dari
medulla spinalis yang menyebabkan kontraksi
otot
Dantrolene mengintervensi proses kontraksi
otot, sehingga otot tidak bekerja
Antikolinergik menurunkan gerakan-gerakan
65
TERAPI BEDAH
Kontraktur
orthopedic
Pembedahan
pada otot,
tendon, atau
tulang untuk
reposisi kelainan
66
PENCEGAHAN
67
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada banyak faktor, antara lain:
1.Tipe klinis CP
2.Derajat kelambatan yang tampak pada saat diagnosis
ditegakkan
3.Refleks patologis
4.Derajat defisit intelegensi, sensoris, dan emosional
68
TERIMA
KASIH
69