Anda di halaman 1dari 33

+

Pembimbing:
dr.NanikSriMulyani,Sp.M
Disusunoleh:
MeidaAstrian(4061480030)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU MATA


RSUD KOTA SEMARANG
PERIODE 6 Juni !6 Juli 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Gerakan Palpebra
Posisi palpebra pada waktu istirahat
bergantung pada tonus m. Orbicularis
oculi dan m. Levator palpebrae serta
posisi bola mata.
M. Orbicularis oculi kontraksi dan m.
Levator palpebrae superioris relaksasi ->
tutup mata
M. Levator palpebrae superioris kontraksi
dan m. Orbicularis oculi relaksasi -> buka
mata

Margo Palpebra
Panjang margo palpebra adalah 25-30 mm lebar 2 mm. Ia
dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian
anterior dan posterior.
Margo anterior
Bulumata
Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur.
Glandula Zeis
Ini adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil, yang bermuara ke
dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
Glandula Moll
Ini adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam
satu baris dekat bulu mata.
Margo posterior
Margo palpebra superior berkontak dengan bola mata, dan
sepanjang margo ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar
sebasea yang telah dimodifikasi (glandulaMeibom, atau tarsal).
Punktum Lakrimal
Pada ujung medial dari margo palpebra posterior terdapat elevasi
kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra
superior dan inferior.

Retraktor Palpebra

Retraktor palpebra
berfungsi membuka
palpebra. Mereka
dibentuk oleh
kompleks
muskulofasial,
dengan komponen
otot rangka dan polos

Persarafan Sensoris
Persarafan sensoris ke palpebra
datang dari divisi pertama dan kedua
dari nervus trigeminus (N.V).
Kelopak mata atas oleh cabang
pertama N. V
Kelopak mata bawah oleh cabang
kedua N.V

Pembuluh Darah dan Limfe


Pasokan darah ke palpebra datang dari
arteri lakrimalis dan oftalmika
Drainase vena dari palpebra mengalir ke
dalam vena oftalmika dan vena-vena yang
mengangkut darah dari dahi dan temporal
Pembuluh limfe dari segmen lateral
palpebra berjalan ke dalam nodus praauricular dan parotis. Pembuluh limfe dari
sisi medial palpebra mengalirkan isinya ke
dalam limfonodus submandibular

Entropion

Epidemiologi
Entropion bisa ditemukan pada
semua lapisan umur .
Wanita > pria
Entropion involusional -> palpebra
inferior
Entropion sikatrik -> palpebra
superior

Klasifikasi

Diagnosis
A. Gejala Klinis

Pemeriksaan Fisik

Uji snap back


Tes kelengkungan orbikularis
Tes Schirmer
Uji kornea fluorescein
Sistem irigasi lakrimal
Pemeriksaan slit-lamp
Memeriksa tonus otot orbicularis

Tampak pelipatan kelopak mata


(margo) ke arah dalam ,terbagi 3
derajat :
grade I : terbatas posterior lid border
grade II : grade I hingga ke
intemargonal
strip
grade III : pelipatan hingga ke
anterior
border

Diagnosis Banding
Retraksi kelopak mata (Penyakit
Grave)
Distikiasis
Trikiasis
Epiblefaron
Dermatokalasis

Tatalaksana
Nonfarmakologis
menarik kulit palpebra ke arah pipi
sehingga menjauh dari bola mata dapat
mengurangi gejala sementara terutama
untuk involusi atau spastik entropion
Pencukuran bulu mata bisa di tempat
lokasi trikiasis
Terapi kontak lensa (hidrogel, hidrogel
silikon, yang memiliki diameter lebih
besar dari kornea atau sklera) untuk
melindungi kornea

Pemilihan prosedur pembedahan


tergantung pada penyebab yang
mendasari.
Intervensi bedah diindikasikan jika salah
satu dari berikut muncul persisten: iritasi
okular berulang, konjungtivitis bakteri,
refleks hipersekresi air mata, superfisial
keratopathy, risiko ulserasi dan keratitis
mikroba.

Beberapa tindakan operasi yang dapat


dilakukan
Entropion kongenital.
Entropion kongenital dapat diperbaiki
dengan pemasangan kembali fasia
kapsulopalpebra

Entropion akut spastik


Suntikan toksin botulinum selalu efektif
untuk paralisi orbikularis. Efek toksin
botulinum bertahan hanya sekitar 3
bulan

Entropion involusional.
Perbaikan fasia kapsulopalpebra
Jahitan quickert.

Entropion sikatrik.
Prosedur weiss

Komplikasi
a. Konjungtivitis
b. Keratitis
c. Ulkus kornea

Prognosis
Entropion bila ditangani dengan
cepat dan dapat menghindarkan
komplikasi, maka prognosisnya akan
baik. Keefektifan pengobatan
entropion tergantung pada penyebab
utama dan tingkat keparahan
penyakitnya

KESIMPULAN
Entropion adalah suatu keadaan
melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Entropion
terjadi paling sering pada kelopak mata
bawah. Kondisi ini mungkin ringan atau
berat, dan biasanya melibatkan seluruh
batas kelopak mata.
Berdasarkan penyebab terjadinya :

Involusi
Sikatrik
Kongenita
spastik

Keluhan yang sering timbul adalah


rasa tidak nyaman, mata berair, mata
merah, iritasi mata, gatal, fotopobia.
Entropion kronik dapat menyebabkan
sensitifitas terhadap cahaya, dapat
menyebabkan infeksi mata, abrasi
kornea atau ulkus kornea. Jenis
tindakan yang dapat dilakukan
berdasarkan etiologi entropion.

Anda mungkin juga menyukai