Anda di halaman 1dari 49

TUMOR PAYUDARA

Disusun oleh:
NurLatifah Chairil Anwar (406151030)

Pembimbing :
dr. M Arifin, Sp.B - KBD

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH RSUD RAA SUWONDO PATI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
2016

DEFINISI
Tumor

atau neoplasma benjolan


atau pembengkakan yang
disebabkan pertumbuhan sel
abnormal dalam tubuh
Pertumbuhan tumor dapat bersifat
ganas (malignan) atau jinak (benign).
Tumor jinak mammae lesi jinak
yang disebabkan pertumbuhan sel
abnormal yang dapat terjadi pada
payudara.

ANATOMI

ANATOMI
Mammae

dextra dan mammae


sinistra berisi glandula
mammaria dan terdapat dalam
fascia superficialis dinding thorax
ventral.

ANATOMI
Mammae

terletak di bagian anterior


dan termasuk bagian dari lateral
thoraks.
Kelenjar susu yang bentuknya bulat
ini terletak di fasia pektoralis.
Mammae melebar ke arah superior
dari iga dua, inferior dari kartilago
kosta enam dan medial dari
sternum serta lateral linea
midaksilanis

ANATOMI
Terdapat

Langer lines pada


kompleks nipple(papilla)-areola
yang melebar ke luar secara
sirkumfranse (melingkar).
Langer lines ini signifikan secara
klinis kepada ahli bedah dalam
menentukan area insisi pada
biopsi mammae.

ANATOMI
Mammae

berisi 15-20 lobus glandula


mammaria yang tiap lobusnya terdiri dari
bebrapa lobulus.
Tiap-tiap lobulus memiliki saluran kearah
papilla yang disebut ductus laktiferus.
Diantara kelenjar susu dan fasia
pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar
tersebut mungkin terdapat jaringan
lemak yang disebut ruang retromamer.
Diantara lobulus tersebut ada jaringan
ikat yang disebut ligamentum
suspensorium Cooper yang berfungsi
sebagai penyangga.

ANATOMI
Struktur

payudara terdiri atas:


- Parenkim epithelial
- Lemak, pembuluh darah, syaraf
dan
saluran getah bening
- Otot dan fasia

VASKULARISASI

Arteri
a. Rami intercostales arterioles dari
anteria thoracica interna, yaitu salah
satu cabang dari arteri subclavia
b. Arteri thoracica lateralis (a.
mamania ekstema) dan arteri
thoracoacromialis, yaitu cabang dari
arteri axillanis
c. Arteri intercostales posterior,
cabang pars thoracica aortae dalam
spatial intercostales I, II. dan IV

VASKULARISASI

Vena
a. Cabang-cabang perforantes v.
mammaria intena
b. Cabang-cabang v. aksilaris
c. Vena-vena kecil yang bermuara
pada v. interkostalis

VASKULARISASI
Limfe

Bagian

terbesar disalurkan ke nodi


lymphoidei axillares, terutama ke
kelompok pectoral, tetapi ada juga
yang disalurkan ke kelompok
apical, subskapular, lateral, dan
sentral.
Sisanya disalurkan ke nodi
limphoidei infraclaviculares,
supraclaviculares, dan
parasternales.

1. Kelenjar getah bening mammaria eksterna, terletak dibawah


tepi lateral m. pectorals mayor, sepanjang tepi medial aksila.

2. Kelenjar getah bening scapula, terletak sepanjang vasa


subskapularis dan thorakodorsalis, mulai dari percabangan v.
aksilaris menjadi v. subskapularis sampai ke tempat masuknya v.
thorako-dorsalis ke dalani m. latissimus dorsi.

3. Keleniar getah bening sentral (Central node), terletak dalam


jaringan lemak di pusat ketiak. Kelenjar getah bening ini relatif
mudah diraba dan merupakan kelenjar getah bening yang terbesar
dan terbanyak.

4. Kelenlar getah bening interpectoral (Rotters node), terletak


diantara m. pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis
v. thorakoakromialis.

5. Kelenjar getah bening v. aksilaris, terletak sepanjang v. aksilaris


bagian lateral, mulai dari white tendon m. lattisimus dorsi sampai
ke medial dan percabangan v. aksilanis v. thorako-akromalis.

6. Kelenjar getah bening subklavikula, mulai dari medial


percabangan v. aksilanis v. thorako-akromialis sampai dimana v.
aksilanis menghilang dibawah tendon m. subklavius. Kelenjar ini
merupakan kelenjar axial yang tertinggi dan termedial letaknya.
Semua getah bening yang berasal dan kelenjar-kelenjar getah
bening aksila masuk ke dalam
kelenjar ini.

Persarafan
Persarafan

kulit mammae oleh cabang


pleksus servikalis dan nervus
interkostalis. Jaringan kelenjar mammae
sendiri dipersarafi oleh saraf simpatik.
Ada beberapa saraf lagi yang perlu
diingat sehubungan dengan penyulit
paralisis dan mati rasa pasca bedah,
yakni nervus interkostobrakialis, nervus
kutaneus brakialis medialis yang
mengurus sensibilitas daerah aksila dan
bagian medial lengan atas.

FISIOLOGI
Estrogen

diketahui merangsang
perkembangan duktus mamilaris
Progesterone memulai
perkembangan lobulus-lobulus
payudara juga deferensiasi sd
epitel
Prolaktin merangsang
laktogenesis

FISIOLOGI

Pubertas terjadi pembesaran payudara yang


diakibatkan karena bertambahnya jaringan kelenjar
dan deposit jaringan lemak

Siklus menstruasi pada fase premestruasi akan


terjadi pembesaran vascular dan pembesaran
kelenjar, kemudian akan terjadi regresi kelenjar
pada fase pasca menstruasi

Kehamilan dan laktasi


pada kehamilan tua dan setelah melahirkan,
payudara kolostrum sampai sekitar 3-4 han
postpartum, kemudian sekresi susu dimulai sebagai
respon terhadap rangsang penghisapan dan bayi
(sucking refleks)

Monopouse : Lobulus beinvolusi. Lemak


menggantikan

JENIS-JENIS TUMOR JINAK


PAYUDARA

Fibroadenoma
Mammae

lesi yang sering


terjadi pada mammae
Pertumbuhan bisa
cepat sekali selama
kehamilan dan laktasi
atau menjelang
menopause, saat
ransangan estrogen
meningkat
Nodul sering soliter,
mudah digerakkan
dengan diameter 1
hingga 10 cm.

Fibroadenoma
Mammae
Pada

wanita mudaberusia 15-25


tahun
asimptomatik pada 25% wanita
Etiologi masih belum diketahui
pasti tetapi dikatakan bahwa
hipersensitivitas terhadap
estrogen pada lobul dianggap
menjadi penyebabnya

Fibroadenoma
Mammae
GAMBARAN KLINIS
Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3 cm
Pada pemeriksaan benjolan FAM kenyal

dan

halus
Benjolan tersebut tidak menimbulkan reaksi
radang (merah, nyeri, panas), mobile (dapat
digerakkan) dan tidak menyebabkan
pengerutan kulit payudara ataupun retraksi
puting (puting masuk)
Benjolan tersebut berlobus-lobus
Tumor ini tidak melekat pada jaringan
sekitarnya sehingga mudah untuk digerakkan
Mayoritas tumor ini terdapat pada kuadran
lateral superior dari mammae
Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, namun
kadang nyeri jika ditekan.

Fibroadenoma
Mammae

DIAGNOSIS

Ditegakkan
melaluipemeriksaan
fisik
Dapat dengan
mudah didiagnosa
melalui Biopsi
Aspirasi Jarum Halus
(BAJAH) atau biopsi
jarum dengan
diameter yang lebih
besar (core needle
biopsi).

Fibroadenoma
Mammae
GAMBARAN

PENATALAKSANAAN

HISTOPATOLOGIS Eksisi
: Stroma fibroblastik
longgar yang terdiri
dari ruang seperti
saluran (ductlike)
dilapisi epithelium
yang terdiri dari
berbagai ukuran
dan bentuk.

Kista Mammae
Kista

ruang berisi cairan yang


dibatasi sel-sel glandular
Kista terbentuk dari cairan yang
berasal dari kelenjar payudara
Mikrokista terlalu kecil, tidak
dapat dibedakan dengan massa lain
dengan mammografi atau
pemeriksaan fisis
Makrokista dapat dengan mudah
diraba dan diameternya dapat
mencapai 1 sampai 2 inchi

Kista Mammae
Ditemukan

pada 1/3 wanita berusia


antara 35 50 tahun
Dialami wanita perimenopause antara
45 52 tahun
Sering pada wanita yang menggunakan
terapi pengganti hormon
Penyebab utama masih belum
diketahui, namun ada bukti yang
mengaitkan pembentukan kista dengan
hiperestrogen akibat pengguanaan
terapi pengganti hormon.

Kista Mammae
Kista

terjadi karena distensi


duktus atau involusi lobus
Lobus membentuk mikrokista yg
akan bergabung menjadi kista
yang lebih besar, krn adanya
obstruksi dari aliran lobus dan
jaringan fibrous yg menggantikan
stoma

Kista Mammae
Gambaran klinis
Licin
Teraba kenyal
Nyeri yg
disebabkan
pelebaran pada
jaringan mammae
Benjolan bulat
mudah digerakan

Diagnosis
Ditegakkan
melalui
pemeriksaan
fisik dan aspirasi
sitologi
Biasanya jumlah
cairan yg
diaspirasi 6-8ml

Kista Mammae
Penatalaksanaan
Eksisi
Aspirasi kista akan menjadi
lembek dan

Papilloma Intraduktus
Tumor

jinak pada epitelium duktus


mammae
Hipertrofi pada epitelium dan mioepitelia
Bisa terjadi disepanjang sistem duktus
dan ujung dari sistem duktus ( sinus
laktiferus dan duktus terminalis)
Sering terjadi pada wanita
paramanopause atau postmanopause
dengan insiden tertinggi pada dekade ke
enam

Papilloma Intraduktus
Terkait

dengan proliferasi dari epitel


fibrokistikk yg hiperplasia
Gambaran klinis:
hampir 90% tipe soliter sering timbul
pada duktus laktiferus
70% pasien datang dengan nipple
discharge yg serous dan bercampur
darah
Gambaran histologi:
Terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi sel
epitel kuboid dan soliter

Papilloma Intraduktus
Penatalaksannan
Terapi konservatif
Eksisi lokal duktus
Eksisi duktus terminal prosedur
terapi pilihan penatalaksanaan
nipple discharge
Kl mengarah ke ganas eksisi
luas disertai radiasi

Kelainan fibrokistik

Ditandai

penambahan jaringan fibrous


dan glandular
Wanita usia 25 50 tahun (>50%)
Gambaran Klinis
Benjolan multipel, keras,adanya kista,
fibrosis, benjolan berkosistensi lunak,
penebalan dan rasa nyeri
Menstruasi kista dapat membesar
dan terasa sangat nyeri
Nyeri mammae siklik perubahan
hormon estrogen dan progesteron

Kelainan fibrokistik
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Mammogram
Biopsi untuk menyingkirkan
dignosis kanker
Tes Hemoccult dilakukan apabila
keluar cairan dari putting ( bening,
cair, kehijauan)
Penatalaksanaan
Medikamentosa simptomatik

Tumor Filoides (Kistosarkoma


Filoides)
Tumor

fibroepitelia yg ditandai dg
Hiperselular stoma dikombinasikan
dengan komponen epitel
Umumnya pada dekade 5 atau 6
Benjolan yg terisolasi dan sulit
dibedakan dengan FAM, ukuran
lebih besar dari FAM
Mungkin ganas 10-15%
Kebayanyakan pada usia 45 tahun

Tumor Filoides (Kistosarkoma


Filoides)
Terdiri

dari 2 jaringan ( stroma dan


glandular)
Berbentuk bulat lonjong dengan
permukaan berbenjol-benjol, berbatas
tegas dengan ukuran yg lebih besar dari
FAM
Penatalaksanaan
Pengangkatan tumor disertai 2cm (1
inchi) jaringan payudara sekitar yg
normal
Kl ganas dg batas infiltratif mastektomi

Adenosis Sklerosis
Pembesaran

lobulus payudara,
yang mencakup kelenjar yang
lebih banyak dari biasanya dan
disertai dangan parut
Perubahan histologi berupa
proliferasi duktus dan involusi
(stromal fibrosis, regresi epitel)
Penatalaksanaan
Biopsi melalui aspirasi jarum halus

Galaktokel
Kista

berisi susu terjadi pada wanita yg


sedang hamil atau menyusui/ dilatasi kistik
suatu duktus yg tersumbat selama masa
laktasi
Timbunan air susu yang dilapisi oleh epitel
kuboid
Gambaran klinis
Tampak rata
Benjolan yg nyeri dan mungkin pecah memicu
reaksi peradangan lokal, dapat menyebabkan
terbentuknya fokus indurasi persisten
Benjolan dapat digerakan

Galaktokel
Diagnosis
Skrining sonografi akan
terlihat penyebaran dan
kepadatan tumor
Penatalaksanaan
Aspirasi jarum halus untuk
mengeluarkan sekret susu

Mastitis
Infeksi

yg sering
menyerang wanita yg
sedang menyusui/
wanita yg mengalami
kerusakan/ keretakan
pd kulit sekitar puting
Krn kerusakan kulit
sekitar puting maka
bakteri mudah masuk
kedalam duktus dan
menjadi tempat
perkembangan bakteri

Gambaran Klinis
Payudara
kemerahan
Nyeri
Terasa hangat
saat palpasi
Penatalaksanaan
Antibiotik
Eksisi

Ductus Ectasia
Adanya

pelebaran dan pengerasan dari duktus


Menyerang wanita usia 40 -50 thn
Gambaran Klinis
Sekresi puting yg berwarna hijau atau hitam
pekat dan lengket
Sekitar puting akan terasa sakit dan tampak
kemerahan
Penatalaksanaan
Kompres dg air hangat
Antibiotik
Insisi pada tepi areola

Nekrosis Lemak
Jaringan

mammae yg berlemak rusak


Spontan / akibat dari cedera mengenai
mammae
Daerah yg mengalami kerusakan akan menjadi
jaringan parut
Gambaran klinis
Massa keras
Nyeri
Tidak membesar
Retraksi kulit dan batas tidak rata
Penatalaksanaan
Biopsi jarum
eksisi

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
SADARI ( pemeriksaan payudara sendiri)
tujuannya untuk mendeteksi dini apabila
terdapat benjolan pada payudara,
terutama curiga keganasan, agara dapat
menurukan angka kematian
Wanita premenopause sebaiknya
melakukan SADARI setiap bulan, 1
minggu setelah siklus menstruasinya
selesai

SADARI

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Mammografi
Metode

terbaik untuk
mendeteksi benjolan yg
tidak dapat teraba
Sangat baik untuk
diagnosis dini dan
screening, ketepatan
83-95%
Untuk screening pd
wanita usia awal 40
tahun
Deteksi dini kanker
mammae

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Ultrasonografi
Untuk membedakan lesi solid
atau kistik

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Scintimammografi
Teknik

pemeriksaan
radionuklir dg
menggunakan
radiosotop Tc 99
sestamibi
Dapat pula
mendeteksi lesi
multipel dan
keterlibatan KGB
regional

DIAGNOSIS PASTI
Hanya

dapat ditegakkan dg
pemeriksaan Histopatologi
Biopsi aspirasi (fine needle
biopsy)
Needle core biopsi dengan jarum
silverman
Excisional biopsy dan
pemeriksaan frozen section wkt
operasi ketepatan 97,65%

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.
3.

4.

5.

Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu


Bedah, Edisi 3, Jakarta, EGC, 2010, hal : 475478.
Pierce A.G, Neil R.B, At a Glance Ilmu Bedah,
Edisi 3, Jakarta, Erlangga, 2007.
Staf pengajar bagian ilmu bedah FKUI,
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Jakarta, Penerbit
FKUI, 2010, hal : 324-326; 333-334.
http://
emedicine.medscape.com/article/435779overview
http://www.holoogic.com/benign-breast-tumors/

Anda mungkin juga menyukai