Anda di halaman 1dari 24

ANALISA GAS DARAH

DIEKY
406151054
FK UNTAR

Definisi
Analisa gas darah adalah salah tindakan pemeriksaan
laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi
yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa
pasien

Analisa gas darah adalah pengambilan darah arteri melalui pungsi


untuk memeriksa gas-gas dalam darah yang berhubungan
dengan fungsi respirasi dan metabolisme. Pemeriksaan gas darah
dan PH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasienpasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pengambilan darah dapat melalui :
- a. radialis
- a. dorsalis pedis
- a. brachialis
- a. femoralis

Nilai normal
PH normal 7,35-7,45
Pa CO2 normal 35-45 mmHg
Pa O2 normal 80-100 mmHg
Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
HCO3 normal 21-30 mEq/l
Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
Saturasi O2 lebih dari 90%.

Tujuan
Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam
tubuh.
Mengevaluasi ventilasi melalui pengukuran pH, tekanan
parsial oksigen arteri (PaO2), dan tekanan parsial karbon
dioksida (PaCO2).
Mengetahui jumlah oksigen yang diedarkan oleh paruparu melalui darah yang ditunjukkan melalui PaO2.
Mengetahui kapasitas paru-paru dalam
mengeliminasikan karbon dioksida yang ditunjukkan
oleh PaCO2.

Indikasi dilakukan Analisa Gas Darah


PPOK
Edem Pulmo
ARDS
Infark Miokard
Pneumonia
Syok
Post op bypass a. coroner

Kontra indikasi dilakukan Analisa


Gas Darah
Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang mengalami
koma Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen
negative tetapi tetap dipaksa untuk dilakukan pengambilan
darah arteri lewat arteri radialis, maka akan terjadi
thrombosis dan beresiko mengganggu viabilitas tangan.
Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit
pembuluh darah perifer pada tempat yang akan diperiksa
Adanya koagulopati (gangguang pembekuan) atau
pengobatan dengan antikoagulan dosis sedang dan tinggi
merupakan kontraindikasi relatif.

Keseimbangan asam basa


Sistem buffer
Sistem pernapasan
Sistem urinari

Sistem Buffer
Sistem buffer merupakan garis pertama pertahanan
tubuh dalam menghadapi perubahan konsentrasi H+.
Jika terjadi perubahan dalam konsentrasi H+, dalam
sepersekian detik sistem buffer cairan tubuh akan
bekerja untuk memperkecil perubahan ini. Sistem ini
tidak mengeluarkan H+ dari tubuh ataupun
menambahkan H+ ke dalam tubuh namun hanya
menjaga agar ion H+ tetap terikat sampai
keseimbangan tercapai kembali.

3 Macam Sistem Buffer


Sistem buffer bikarbonat merupakan sistem buffer yang paling
penting pada cairan eksraseluler yang terdiri dari larutan air yang
mengandung dua unsur yaitu asam lemah H 2CO3 dan garam
bikarbonat seperti NaHCO3.
Sistem buffer fosfat berperan penting pada cairan tubulus ginjal
dan cairan intrasel. Elemen utama dari sistem buffer fosfat adalah
H2PO4- dan HPO4-.
Sistem buffer protein merupakan salah satu sistem buffer paling
kuat dalam tubuh karena konsentrasinya yang tinggi terutama
dalam sel. pH sel memiliki perubahan yang kira-kira sebanding
dengan pH cairan ekstrasel meskipun pH sel sedikit lebih rendah
dari cairan ekstrasel

Sistem Respirasi
Garis pertahanan kedua adalah sistem pernapasan yang
juga bekerja dengan cukup cepat. Sistem penapasan
akan bekerja dalam beberapa menit untuk mngeluarkan
karbondioksida (CO2) dari dalam tubuh yang berarti
mengeluarkan H2CO3 dari tubuh.

Sistem Urinari
Garis pertahanan ketiga yang bekerja lebih lambat yaitu
ginjal mengeluarkan kelebihan asam atau basa dari
dalam tubuh. Walaupun ginjal memberikan respons
yang relatif lambat dibandingkan garis pertahanan
lainnya, beberapa jam sampai beberapa hari, ginjal
merupakan sistem pengatur asam-basa yang paling
kuat dalam tubuh.

Tahapan untuk interpretasi data gas


darah
1. Melihat hasil pH darah : asidemia, alkalemia atau
normal
2. Melihat hasil pCO2 : asidosis respiratorik atau alkalosis
respiratorik
3. Melihat hasil HCO3 : asidosis metabolik atau alkalosis
metabolik
4. Menggabungkan ketiga informasi untuk menentukan
status dan adanya kompensasi

Pengaturan asam basa oleh


respiratori
pH darah:
normal 7,35 7, 45
< 7,35 : asidemia
> 7,45 : alkalemia

Bila pH berada dalam rentang normal (7,35-7,45), pH 7,4 digunakan


sebagai pegangan, pH < 7,4 mengarah ke asidosis dan pH > 7,4
mengarah ke alkalosis
pCO2 darah adalah komponen respiratorik, pCO2 normal: 35 45
mmHg
pCO2 < 35 mmHg berarti ada hiperventilasi atau alkalosis respiratorik
pCO2 > 45 berarti ada hipoventilasi atau asidosis respiratorik

Asidosis respiratorik
Respon terhadap pCO2 yg terjadi disini adalah peningkatan kadar HCO 3- darah.
Peningkatan bikarbonat terjadi dalam 2 tahap :

Akut : dalam waktu 10 mnt HCO 3 plasma meningkat


2 4 mmol/l
biasanya peningkatan tidak melampaui 30 32 mmol/l
Kronik : peningkatan kadar HCO 3
HCO3

plasma setelah 2 4 hari, dapat dihitung dg rumus:

= (0,43 x pCO2) + 76

HCO3- = + 2 mmHg

Batas tertinggi kompensasinya 45 mmol/l

Alkalosis respiratorik
Terjadi dalam 2 tahap:

Akut: HCO3
mmol/l

plasma menurun 2 4 mmol/lpada batas terendah 18

Kronik : sesudah 5 7 hari HCO3 plasma terus menurun, tetapi


biasanya tidak akan lebih rendah dari 12 mmol/l
Alkalosis respiratorik kronik adalah gangguan asam basa murni satusatunya yang dapat mencapai kompensasi sempurna ( pH darah
normal)

Jika nilai pCO2 dari pemeriksaan lebih besar dari nilai


normal pCO2 hitungan, kemungkinannya adalah:
Suatu asidosis metabolik murni, tetapi kompensasi belum
lengkap
Suatu gangguan campuran antara asidosis respiratorik dan
asidosis metabolik

ika nilai pCO2 dari pemeriksaan lebih rendah dari nilai


normal pCO2 hitungan, kemungkinannya adalah:
Suatu gangguan campuran antara asidosis metabolik dan
alkalosis respiratorik

Pengaturan Keseimbangan Asam


Basa oleh Ginjal
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan
mengekskresikan urine yang asam atau basa.
Mekanisme ekskresi urine asam atau basa oleh ginjal
adalah sebagai berikut :
a. Sejumlah besar HCO3- difiltrasi secara terus menerus
ke dalam tubulus. Bila HCO3- ini diekskresikan ke dalam
urine, keadaan ini menghilangkan basa dari dalam darah
b. Sejumlah besar H+ juga disekresikan ke dalam lumen
tubulus oleh sel epitel tubulus sehingga menghilangkan
asam dari darah.

Asidosis metabolik
Akan membangkitkan kompensasi alkalosis respiratorik
Nilai bikarbonat dan pCO2 dapat diperkirakan dengan rumus:

pCO2 = (1,5 x kadar HCO3 ) + 8


Nilai pCO2 + 2 mmHg
Nilai hitungan baru bisa dicapai setelah 12 jam
Batas kompensasi pernafasan pada asidosis metabolik, pCO2
paling rendah 10 mmHg

Alkalosis metabolik
Kompensasi pernafasannya nilai pCO2 dapat dihitung dengan
rumus:

pCO2 = (0,9 x kadar HCO3 ) + 9


Nilai pCO2 + 2 mmHg
Nilai perhitungan dpt dicapai setelah 12 - 24 jam
Batas kompensasi paling tinggi sekitar pCO2 60 mmHg

Penyebab Asidosis Metabolik


Asidosis metabolik
Jumlah produksi asam organik melebihi jumlah ekskresinya
Ekskresi asam terganggu atau berkurang (gagal ginjal, renal
tubular asidosis)
Pembuangan HCO3 (basa) yangberlebihan (diare)

Penyebab alkalosis metabolik


Alkalosis metabolik
Pemberian basa yang berlebihan , misal NaHCO3: sitras (pada
transfusi darah) atau oabat antasida oral
Kehilangan asam klorida berlebihan dari lambung dan
hipovolemia sesudah muntah lama, obstruksi pilorik atau
intestin bagian atas dan sesudah kumbah lambung
Kekurangan kalium
Retensi HCO3 dalam ginjal
Pemberian diuretik jangka lama
Sesudah pemebrian laksatif atau sesudah pemberian cairan
infus yang tidak mengandung K+

Penyebab Asidosis Respiratorik


Langsung menekan pusat saraf

Narkotik, barbiturat
Trauma sistem saraf pusat, tumor, kelainan degeneratif
Infeksi sistem saraf pusat (ensefalitis, meningitis)
Koma
Hipoventilasi sentral perifer

Keadaan yang mengenai alat pernafasan

PPOM/COPD
Fibrosis
Status asmatikus
Infeksi paru berat
Gangguan gerakan paru (efusi pleura, pneumothorak)

Lain-lain
Distensi abdomen (peritonitis, asites)
Obesitas berat
Gangguan tidur (sleep apnea)

Penyebab alkalosis Respiratorik


Rangsangan pusat nafas

Keteganagan, histeri
Panas badan
Septikemia
Ensefalopati metabolik (karena penyakit hati)
Infeksi sistem saraf pusat (ensefalitis, meningitis)
Hipoksemia
Hipertiroid
Oabat (salisilat, katekolamin, progresteron)

Penyakit paru

Pneumonia
asma
emboli paru
penyakit paru intersitial
gagal jantung kongesti
kompensasi pernafasan setelah koreksi asidosis metabolik

Lain-lain
Hiperventilasi karena penyakit respiratorik

Anda mungkin juga menyukai