Anda di halaman 1dari 27

JO U R N A L R EA D IN G

A S TIG M ATIC C H A N G ES
FO LLO W IN G P TER Y G IU M
R EM O V A L: C O M PA R IS O N O F
5 D IFFER EN T M ETH O D S
Ika Nadia Prajawati - 2011730039
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU MATA
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

ID EN TITA S JU R N A L
Astigmatic Changes Following
JUDUL Pterygium Removal: Comparison of
JURNAL 5 Different Methods.
Rana Altan-Yaycioglu, Cem
PENULIS Kucukerdonmez, Aylin Karalezli,
Fatma Corak, Yonca A. Akova

ASAL
JURNAL Indian Journal of Ophthamology
WAKTU
PUBLIKA
Maret, 2013
SI

P EN D A H U LU A N
Pterygium adalah suatu pertumbuhan fibrovaskular yang
berbentuk seperti sayap dari jaringan ikat konjungtiva
disekitar kornea.
Pterygium mengakibatkan masalah kosmetik dan
penurunan ketajaman penglihatan yang merupakan
keadaan sekunder dari astigmatisme dan blokade aksis
optic.
Pada penatalaksanaannya, beberapa teknik operasi
berbeda ditujukan untuk mengurangi tingginya tingkat
rekurensi, seperti autograft konjungtiva dan membran
amnion graft. Baru baru ini lem fibrin direkomendasikan
untuk merapatkan graft.

TUJUAN PENELITIAN
Meneliti efek dari tipe-tipe
pembedahan tehadap perubahan
astigmatisme setelah eksisi
pterygium.

M ETO D E P EN ELITIA N
Penelitian: restrospective
comparative clinical trial.

Data dari 240 pasien yang


mengikuti operasi pterygium
antara tahun 2003 2008,
yang memenuhi 3 bulan
follow up, dan tidak
mengalami rekurensi.

M ETO D E P EN ELITIA N
KRITERIA
INKLUSI
Pasien dengan keluhan

penurunan penglihatan,
terasa seperti ada
benda asing dan
hiperemia oleh karena
pterygium dan telah
ditetapkan menjalani
operasi.

KRITERIA
EKSLUSI
Riwayat trauma mata
Operasi mata
Abnormalitas kornea
seperti skar

Pasien diberikan penjelasan mengenai beberapa


metode operasi, metode operasi dipilih berdasarkan
persetujuan pasien dan dokter (tidak random)

M ETO D E P EN ELITIA N
Didapatkan pasien: 127 pria dan 113 wanita dengan usia
antara 27 86 tahun.
Seluruh pasien menjalani pemeriksaan mata secara
komprehensif.
Nilai best corrected visual acuity (BCVA) diperoleh
dari snellen lalu dikonversikan ke logaritma dari
sudut resolusi minimum (logMar)
Nilai keratometri dengan menggunakan
keratorefraktometer
Panjang horizontal diukur dengan penggaris yang
sudah disertakan dalam slit lamp dari limbus ke
batas tepi pterygium

EK S IS I P TER Y G IU M
Lidocaine HCL 40mg/2mL + Epinephrine 0.025 mg/mL
diinjeksikan dibawah konjungtiva hingga ke daerah
pterygium.
Autograft konjungtiva dengan jahitan (CAG-s)
Autograft konjungtiva dengan lem fibrin (CAGg)
Conjungtiva rotational flap ( CRF)
Amniotic membrane transplantation dengan
jahitan (AMT-s)
Amniotic membrane transplantation dengan
lem (AMT-g)

M ETO D E P EN ELITIA N
Data dimasukan ke dalam SPSS
Keseluruhan perubahan pada BCVA dan derajat
astigmatisme dievaluasi dengan menggunakan
wilcoxon signed range test.
Perbedaan nilai astigmatisme pada kedua grup
dihitung dengan analisis varians (ANOVA)
dengan perbedaan signifikan <0.05.

HASIL
PENELITIAN

H A S IL P EN ELITIA N
Prosedur yang paling banyak dilakukan adalah
CAGs (N=115)
Jumlah pasien tiap grup
CAG-g (N=53), CRF (n=47), AMT-s (N=15), dan AMTg (N=10)
Panjang horizontal dari pterygium adalah antara 2
dan 7 mm (rata rata SD 3.78 1.11 mm)
Ukuran pterygium terbanyak adalah 3 mm
(N=115), diikuti dengan 4 mm (N=58) , 5 mm
(N=30), 6 mm (N=23), 2 mm (N=11) dan 7 mm

H A S IL P EN ELITIA N
Rata rata nilai logMar preoperatif adalah 0,37 0.64
Pada(range
preoperatif,
pasien
(67.5%)
memiliki
nilai
0.00 162
3.00).
Setelah
operasi
nilai logMar
menurun menjadi
0.12
0.24 kemudian
(range 0.00
sampai
astigmatisme
2.00
D,yang
turun
2.00).
Post operatif
penurunan
signifikan
postoperatif
menjaditerjadi
51 pasien
(21.3%).
(P<0.001, Wilcoxon signed rank test).
Pada preoperatif, rata rata nilai astigmatisme adalah
3.47 2.50 D (range 0.00 D -12.5 D). Setelah
pembedahan, rata rata nilai astigmatik menurun
menjadi 1.29 1.07 D (range 0.00 D -5,50 D).
Perbedaan rata rata nilai astigmatik antara pre dan
post operatif
adalah 2.18 2.34 D, dan terjadi
penurunan signifikan secara statistik (P<0.001, paired
t test ).

H A S IL P EN ELITIA N
Rata-rata ukuran
pterygium berdasarkan
tipe pembedahan:
- CAG-s: 3.83 1.16 mm
- CAG-g: 3.74 1.21 mm
- CRF: 3.74 1.07 mm
- AMT-s: 3.60 0.63 mm
- AMT-g: 4.00 0.81 mm
Tidak ada perbedaan
yang signifikan
diantara ke lima grup
dalam ukuran
pterygium (p > 0.05).

H A SI
L
P EN E
LITIA
N

H A S IL P EN ELITIA N
Terdapat perubahan pada nilai
astigmatik yang signinfikan
menurut ukuran pterygium
preoperatif (P=0.005, One way
ANOVA).
Pada post-hoc test (uji lanjutan) diketahui bahwa
terdapat perbedaan yang lumayan besar antara
pterygium dengan ukuran 2 mm dan 5 mm dan
juga 6mm (P= 0.009 dan P = 0.017, Turkey HSD).
Terdapat korelasi yang positif antara
ukuran pterygium preoperatif dan
perubahan derajat astigmatisme
(p=0.224, P< 0.001, Spearman
Correlation Analysis).

H A SI
L
P EN E
LITIA
N

H A S IL P EN ELITIA N
Perubahan pada nilai astigmatik tidak
berkaitan dengan metode pembedahan (P =
0.055, ANOVA )
Tidak terdapat korelasi diantara tipe
pembedahan dan perubahan astigmatisme
serta tidak signifikan secara statistic (p=0.116,
P =0.072, Spearman Correlation Analysis).

EV A LU A S I K ED U A
Pada evaluasi kedua mengecualikan 56 mata dengan ukuran
pterygium adalah 5mm atau lebih dan hanya menganalisis 184
mata.

Rata rata nilai logMar preoperatif adalah 0.320.59 (range 0.00


-3.00 ). Setelah pembedahan, nilai logMar menurun jadi 0.10
0.23 (range 0.00 -2.00). Pada post operatif terjadi penurunan
yang signifikan (P<0.001, Wilcoxon signed rank test).
Nilai astigmatik preoperatif adalah 2.97 2.28 D (range 0.00 D
12.50 D). Setelah postoperasi nilai astigmatik menurun jadi 1.16
0.91 D (range 0.00D 4.50 D). Perbedaan rata rata nilai
astigmatik diantara pre dan postoperatif adalah 1.81 2.22 D,
dan penurunan ini signifikan secara statistik ( P < 0.001, paired

H A S IL P EN ELITIA N
Pada kelompok dengan ukuran pterygium 4mm
atau kurang, terdapat perbedaan yang
signifikan dari nilai astigmatik dengan ukuran
pterygium (P=0.047, One way ANOVA ).
Post hoc tes mengungkapkan bahwa
perbedaan terjadi diantara ukuran 2mm dan
4mm (P =0.039, Turkey HSD).

DISKUSI
PENELITIAN

P TER Y G IU M
Pterygium dapat menyebabkan paparan
pada kornea atau mendatarkan kornea
pada apeks depan. Induksi astigmatisme
dapat dijelaskan dengan beberapa
mekanisme :
kumpulan dari robekan film pada batas
depan pterygium, dan mekanisme tarikan
kornea oleh pterygium.

ASTIGMATIS
PTERYGIUM
ME
Tipe dari graft seperti CAG,
CRF atau AMT atau
EKSISI
penggunaan
jahitan atau
lem untuk memfiksasi graft
tidak mempunyai efek
signifikan terhadap
- Dipengaruhi
juga oleh
ukuran
perubahan
derajat
pterygium
astigmatisme.

- Perubahan derajat
astigmatisme juga berkorelasi
positif dengan perubahan
penglihatan.

Eksisi
pterygium

diharapkan

Peningkatan
ketajaman
penglihatan

Terdapat perbaikan BCVA dan


penurunan nilai logMar serupa
dengan penelitian sebelumnya dimana
logMar menurun signifikan

UKURAN
PTERYGIUM

ASTIGMATISME
KORNEA

Menurut :
Lin dan Stern pterygium >45% diameter kornea
meningkatkan derajat astigmatisme
Mohammad Salih luas pterygium memiliki korelasi yang
signifikan dengan astigmatisme
Seitz, et al ukuran pterygium >2.5 mm meningkatkan
astigmatisme pre-op
Kampitak jumlah astigmat dan waktu eksisi
berhubungan dengan ukuran pterygium
Penulis pterygium > 2 mm berkontribusi terhadap
astigmat kornea > 2D

K ES IM P U LA N
Pterygium menghasilkan astigmatisme kornea
tinggi, dimana meningkat seiring dengan
peningkatan panjang horizontal, dan menurun
setelah eksisi.
Ditemukan korelasi yang signifikan
antara nilai astigmatisme pre dan post
operasi begitu pula pada perubahan
astigmatisme dengan pembedahan.
Tipe grafting seperti CAG, CRF, atau AMT atau
penggunaan jahitan atau lem untuk memfiksasi
graft tidak mempunyai efek yang signifikan
terhadap perubahan derajat astigmatisme.

P IC O
P

PROBLEM: Astigmatisme pada pasien


pterygium

INTERVENTION: eksisi pterygium dengan


teknik CAG-s, CAG-g, CRF, AMT-s, AMT-g

COMPARISON: Antar teknik pembedahan

OUTCOME: Perubahan nilai astigmatisme

Desain
clinical trial

: Restrospective comparative

Jumlah Sampel : 240 orang


Durasi

: 5 tahun

Level of Evidence : 2B non-randomized


clinical trial

Anda mungkin juga menyukai