Anda di halaman 1dari 29

CASE REPORT

PERDARAHAN POST
PARTUM E.C
RETENSIO
PLASENTA
By : Irma Dwi Yundi (11310171)
Perceptor : dr.Bambang Kurniawan, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
2016

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny.Suparti

Umur

: 36 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan : IRT

Alamat

: Jl. Branti Raya Desa Pesawaran

Os datang ke IGD RS Pertamina Bintang Amin hari Rabu

tanggal 24/2/2016 pukul 06.00


Os datang ke ruang VK hari Senin tanggal 24/2/2016 pukul

10.46

KELUHAN UTAMA

ari-ari tidak keluar sejak


2 jam setelah melahirkan

Os datang dengan keluhan

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Os datang ke IGD RSPBA atas rujukan dari bidan dengan

keluhan ari- ari tidak keluar 2 jam setelah melahirkan. Menurut


os, os melahirkan anak ketiga pukul 04.00 secara normal di
bidan dengan BB bayi 3300 gram, jenis kelamin perempuan
dan bayi langsung menangis. di klinik Bidan tersebut sudah
dicoba untuk dikeluarkan plasentanya tetapi tidak bisa
sehingga dirujuk. Os juga mengeluh badan terasa lemas,
pusing dan terasa nyeri perut disertai perdarahan yang
mengalir dari jalan lahir.

DATA KEBIDANAN

Riwayat
Haid/Kontrasepsi
Menarche: 13
tahun
Siklus haid: teratur,
siklus 30 hari/bulan
Durasi: 5-7 hari, 23 kali ganti
pembalut
HPHT: bulan juni
tahun 2015 (os
lupa tanggalnya)
TP: bulan februari
2016
Kontrasepsi: suntik
3 bulan sekali di
bidan

Riwayat
Riwayat

Antenatal
Care
Pemeriksaan
kehamilan di
praktek bidan,
hanya 5 kali
selama
kehamilan. Os
belum pernah
melakukan
USG.

Kehamilan
sebelumnya
Laki-laki, 17
tahun, lahir
pervaginam di
bantu dukun,
berat badan
lahir : 3800
gram.
Laki-laki, 9

tahun, lahir
pervaginam di
klinik bidan,
berat badan
lahir : 3000

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat asma (-)
Riwayat hipertensi (-)

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Riwayat asma (-)

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat diabetes mellitus (-)

Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat penyakit ginjal (-)

Riwayat penyakit ginjal (-)

Riwayat diabetes mellitus (-)

Riwayat menjalani operasi (-)

STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, lemas
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 70/60 mmHg
Nadi

: 96 x/menit, reguler, cukup

Suhu

: 35,7 C

Pernapasan : 21 x/menit, thoracoabdominal, reguler


Kenaikan BB selama hamil : tidak tahu
TB : 160 cm

Kulit

: Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal,


kelembaban normal, pucat

Kepala dan Leher


Kepala : Normosefali, ubun-ubun normal, rambut warna hitam,

distribusi merata, tidak mudah dicabut, pucat


Mata

: Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-,

sekret -/-,
Mulut

: Bibir pucat, kering (-), sianosis (-), trismus (-), halitosis (-)

Lidah

: Tidak dinilai

Tonsil

: Tidak dinilai

Tenggorokan
Leher

: Tidak dinilai

: KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba


membesar, trakea letak normal

Thorax

Paru
Inspeksi

: Bentuk dada normal, simetris, pulsasi abnormal


(-), gerak pernapasan simetris, irama cepat, tipe abdominothorakal, retraksi (-)

Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris


Perkusi: Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
Perkusi: Redup
Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Teraba supel, nyeri tekan di seluruh

kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-),
sianosis (-), pucat, CRT < 2 detik

PEMERIKSAAN OBSTETRI
Status Lokalis Abdomen
Inspeksi : tampak datar, striae gravidarum (+), linea nigra

(+), terlihat tali pusat berukuran 5 cm di depan vagina


diklem, robekan perineum derajat 1, perdarahan aktif
Palpasi : Kontraksi (-), TFU teraba 3 jari di atas pusat, nyeri
tekan seluruh abdomen
Auskultasi : tidak dilakukan
Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
Teraba tali pusat keluar dari ostium uteri externa, stolcel +,

portio terbuka sedikit

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TANGGAL 24-12-2016 PUKUL 06.28
Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

7,9

Wanita 12-16 gr%

Hematologi Rutin
Hemoglobin

Laki-laki 14-18 gr%


Hematokrit

22

Wanita 38-47%
Laki-laki 40-54%

Eritrosit

2,9

Wanita 4,2-6,4 jt/L


Laki-laki 4,6-6,24 jt/L

Leukosit

20,100

4.500-10.700/L

Trombosit

362.000

159.000-400.000 L

MCV

24

80-96 fL

MCH

27

27-31 pg

MCHC

33

32-36 g/dl

Bleeding Time (BT)

1-7 menit

Clotting Time (CT)

13

9-15 menit

DAFTAR MASALAH
Retensio plasenta
Anemia
Laserasi perineum derajat 1

PENGKAJIAN
Anamnesis
Pasien P3A0 datang ke IGD RSPBA dengan rujukan dari bidan keluhan ari-ari belum lahir

sejak 2 jam setelah melahirkan. Pasien mengaku sebelumnya telah melahirkan di klinik
Bidan pada jam 04.00 WIB pagi hari tetapi ari-ari belum lahir setelah melahirkan. Pasien
mengatakan ada perdarahan yang mengalir dari jalan lahir darah setelah melahirkan. Di
klinik Bidan tersebut, pasien dicoba untuk dikeluarkan plasenta tetapi tidak bisa lalu
dirujuk ke IGD RSPBA. Pasien juga mengeluh badan terasa lemas, pusing dan terasa nyeri
perut. Hari pertama haid terakhir os lupa hanya ingat bulan juni 2016, tafsiran persalinan
bulan februari 2016, riwayat antenatal hanya 5x ke bidan.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan obstetrik, abdomen tampak datar, linea nigra (+), striae gravidarum

(+) dan keluar tali pusat kira-kira sepanjang 5 cm dari vagina yang telah diklem dan
terdapat laserasi perineum derajat 1. Pada palpasi, teraba tinggi fundus uteri adalah 3 jari
di atas pusat dan nyeri tekan di seluruh kuadran abdomen. Pada pemeriksaan vagina
toucher, didapatkan tali pusat yang keluar dari ostium uteri externa, stolcel dan portio
serviks yang terbuka sedikit.
Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan anemia dan leukositosis

Diagnosis Kerja
P3A0 post partus
spontan dengan
perdarahan
postpartum e.c
retensio plasenta +
anemia + laserasi
perineum derajat 1

Prognosis
Quo ad vitam :
dubia
Quo ad functionam
dubia

TATALAKSANA
Pukul 06.20 di IGD
Infus 2 jalur : I IVFD RL+ drip 1 amp oxytosin XXX

gtt/menit

II IVFD RL (guyur) 4 kolf

Jika TD > 100 lakukan manual plasenta


Inj.ceftriaxone 2x1 gr/IV (skin test)
Inj.asam traneksamat 3x500 mg/IV
Observasi TTV, jumlah perdarahan

Pukul 07.40
TD : 100/80 mmHg, nadi : 81x/menit reguler,cukup, RR : 20x/menit reguler,

T : 36,00C
Dilakukan manual plasenta
Plasenta lahir lengkap pukul 06.30
Dilakukan hecting perineum dengan anestesi lidocain 1 amp
Jumlah peradarahan kala III : 500 cc, kala IV 10 cc
I IVFD RL + drip 2 amp oxytosin XXX gtt/menit
II IVFD NaCl XXV gtt/menit
Rencana transfusi 2 PRC
Inj.ceftriaxone 3x1 gr/IV
Inj.asam traneksamat 3x500 mg/IV
Gastrul 3 tablet/rectal
Observasi perdarahan
Cek lab darah rutin post transfusi

Tanggal 24-2-2016 Pukul 10.46 pasien dipindahkan ke ruangan


S

Keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut (+), badan terasa lemas dan pusing

KU : tampak sakit sedang, kesadaran : CM


TD : 110/70, Nadi : 78x/menit, reguler, cukup
RR : 26x/menit,reguler, T : 38,00C
Status generalis : konjungtiva anemis
PL : tifut 2 jari di bawah pusat, konsistensi keras
Perdarahan 20 cc, urin 200 cc

P3A0 post manual plasenta a/i retensio plasenta, P3A0 postpartus spontan + anemia laserasi
perineum derajat 1

I IVFD RL + drip 2 amp oxytosin XXX gtt/menit


II IVFD NaCl XXV gtt/menit
Inj.ceftriaxone 3x1 gr
Inj.asam traneksamat 3x500 mg
Rencana transfusi 2 PRC
Paracetamol 3x500 mg
Inj.dexamethason 1 amp pre transfusi

Pukul 11.50 transfusi PRC kolf ke-1

S
O

Keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut (+), badan terasa lemas dan pusing,
menggigil
KU : tampak sakit sedang, kesadaran : CM
TD : 140/90, Nadi : 116x/menit, reguler, cukup
RR : 21x/menit,reguler, T : 38,30C
Status generalis : menggigil, konjungtiva anemis
PL : tifut 2 jari di bawah pusat, konsistensi keras
Perdarahan 20 cc, urin 200 cc

P3A0 post manual plasenta a/i retensio plasenta, P3A0 postpartus spontan +
anemia laserasi perineum derajat 1

I IVFD RL + drip 2 amp oxytosin XXX gtt/menit


II transfusi PRC kolf 1
Inj.ceftriaxone 3x1 gr
Inj.asam traneksamat 3x500 mg
Jika sushu >37,50C transfusi stop, jika ,37,50C lanjutkan
Paracetamol 3x500 mg
Observasi TTV, KU dan suhu

Pukul 17.00 transfusi kolf ke 2


S

Keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut (-), badan terasa lemas dan pusing,
menggigil (-)

KU : tampak sakit sedang, kesadaran : CM


TD : 130/80, Nadi : 90x/menit, reguler, cukup
RR : 21x/menit,reguler, T : 37,00C
Status generalis : konjungtiva anemis
PL : tifut 2 jari di bawah pusat, konsistensi keras
Perdarahan 20 cc, urin 500 cc

P3A0 post manual plasenta a/i retensio plasenta, P3A0 postpartus spontan + anemia+
laserasi perineum derajat 1

I IVFD RL + drip 2 amp oxytosin XXX gtt/menit


II transfusi PRC kolf 2
Inj.ceftriaxone 3x1 gr
Inj.asam traneksamat 3x500 mg
Paracetamol 3x500 mg
Observasi TTV dan KU

25-2-2016 (pasien minta pulang)


S

Keluar darah dari jalan lahir (+), nyeri perut (-), badan terasa lemas (-) dan pusing
(-)

KU : baik, kesadaran : CM
TD : 120/70, Nadi : 69x/menit, reguler, cukup
RR : 21x/menit,reguler, T : 36,60C
Status generalis : konjungtiva anemis (-)
PL : tifut 2 jari di bawah pusat, konsistensi keras
Perdarahan 10 cc

P3A0 post manual plasenta a/i retensio plasenta, P3A0 postpartus spontan +
anemia+laserasi perineum derajat 1

I IVFD RL + drip 2 amp oxytosin XXX gtt/menit


Inj.ceftriaxone 3x1 gr
Inj.asam traneksamat 3x500 mg
Paracetamol 3x500 mg (k/p)
Hb post op 10,0 gr%

ANALISIS KASUS
Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat ?
Diagnosis pada pasien ini sudah tepat, pasien di diagnosis

perdarahan post partum e.c retensio plasenta disertai anemia


dimana pada hasil dimulai dari anamnesis didapatkan pasien
mengeluhkan ari-ari belum keluar setelah 2 jam persalinan dan
mengalami peradarahan yang aktif dari jalan lahirnya.
Perdarahan juga terjadi setelah plasenta lahir lengkap kurang
lebih 500 cc.
Pasien mengeluh pusing, badan terasa lemas. Pasien juga tampak

pucat,yang mengarah ke diagnosis anemia. Dari pemeriksaan


fisik ditemukan tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat dan adanya
laserasi di perineum dengan perdarahan aktif.
Hal ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa perdarahan

postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau


lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan postpartum ini
terjadi dalam 24 jam pertama.

Hal ini sesuai literatur bahwa tanda dan gejala PPP yang

disebabkan oleh retensio plasenta antara lain;


Plasenta belum lahir setelah 30 menit lahirnya

bayi
Perdarahan segera/aktif
Uterus berkontraksi dan keras
Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
Inversion uteri akibat tarikan
Perdarahan lanjutan.

Pada kasus ini diduga penyebab tertahannya

plasenta disebabkan oleh karena pada pasien ini


kemungkinan mengalami beberapa perlengketan
implantasi palsenta ke dinding uterus, bisa saja
mengalami plasenta adhessive, akreta, inkreta
atau perkreta. Karena pada saat dilakukan manual
plasenta, implantasi plasenta juga sangat lengket.
Sementara itu, uterus terus berkontraksi untuk
mengeluarkan plasenta dan diikuti adanya laserasi
perineum hal tersebut mengakibatkan terjadinya
perdarahan postpartum.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil Hb 7,9 gr

% yang menunjukkan os memang mengalami anemia


sedang.

APAKAH PENATALAKSANAAN PADA PASIEN INI


SUDAH TEPAT ?

Penatalaksanaan pasien ini suah tepat dimulai dari penilaian

KU ibu, resusitasi cairan, observasi perdarahan, transfusi


darah, pemberian uterotonik, tindakan manual plasenta,
pemberian antibiotik dan obat anti fibrinolitik.
Berdasarkan teori bila terjadi PPP kita harus cepat menilai KU
ibu serta tanda-tanda vital ibu, kemudian pemberian cairan
atau transfusi darah untuk mengganti cairan yang hilang yang
diakibatkan perdarah postpartum tersebut. Pemberian cairan
RL yang di drip oxytosis diberikan dengan tujuan untuk
menjaga atau mempertahankan kontraksi uterus.
Dimana ha ini didukung oleh literartur yang menyebutkan
bahwa untuk pasien dengan perdarahan aktif, infus kontinyu
dengan RL dengan 20 unit oxytosin per liter sebaiknya
dikerjakan.

Kemudian diikuti mencari penyebab terjadinya perdarahan yaitu dengan

dilakukannya manual plasenta untuk melahirkan plasenta yang belum


lahir karena pada kasus ini penyebabnya adala retensi plasenta dengan
perdarahan yang aktif dan juga disertai adanya robekan pada perineum
derajat 1.
Kemudian transfusi darah juga dilakukan dilihat dari kadar Hb ibu yang

mengalami anemia sedang yang bertujuan untuk mengembalikan


kapasitas pengantar oksigen dan mengoreksi gangguan koagulasi.
Selanjutnya pemberian antibiotik yang bertujuan untuk pencegahan dan
penanganan untuk infeksi, dimana pada kasus ini dtemukan gejala
demam dan adanya leukositosis.
Kemudian pemberian antifibrinolitik yang bertujuan mengurangi

perdarahan dengan cara menghambat aktivasi plasminogen menjadi


plasmin pada pembekuan darah. Karena plasmin berfugsi mengdegradasi
fibrin, maka asam traneksamat ini bekerja menghambat degradasi fibrin,
yang berujung pada meningkatnya aktivitas pembekuan darah.

KESIMPULAN
Retensio plasenta merupakan etiologi tersering kedua dari

perdarahan Retensio plasenta merupakan plasenta yang tetap


tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir.
Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya

seperti perdarahan, syok hemorragik, anemia, infeksi, polip


plasenta sebagai massa proliferative yang mengalami infeksi
sekunder dan nekrosis, serta degenerasi ganas koriokarsinoma.
Pengeluaran plasenta dilakukan dengan cara manual plasenta

diikuti dengan resusitasi cairan atau transfusi darah untu


pengembalian keadaan umum yang buruk serta beberapa obat
seperi obat uterotonik,antibiotik, bisa juga dibantu
mengehntikan perdarahan dengan pemberian antifibrinolitik.

Anda mungkin juga menyukai