KASUS
ONIKOMIKOSIS
LUKLUK PURBANINGRUM
20070310087
KASUS
IDENTITAS
PASIEN
: 4 tahun
ANAMNESA (aloanamnesis)
Keluhan Utama : Kuku tumbuh tidak rapi
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang bersama ibunya ke poli kulit dan kelamin RSUD salatiga dengan
keluhan kuku tumbuh tidak rapi dan berwarna kusam kehitaman pada kuku jari
tangan dan jari kaki sejak kecil. Kuku yang kusam dan hitam berada pada kuku
ibu jari, telunjuk, tengah dan manis tangan kanan, kuku ibu jari dan telunjuk
tangan kiri, ibu jari kaki kanan, ibu jari dan jari manis kaki kiri. Kuku terasa tebal
dan susah untuk dipotong. Ibu pasien mengaku pasien mengeluh gatal. Pasien
sudah pernah pengobatan di puskesmas akan tetapi belum mendapat
perbaikan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat alergi disangkal
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat serupa dengan pasien disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum :
Sadar, composmentis, kuku terlihat
kusam dan tidak rapi
Predileksi :
Manus Dx : kuku digiti I,II,III,IV
Manus Sn : kuku digiti I dan II
Pedis Dx
: kuku digiti I
Pedis Sn
UKK
kuku menjadi rusak dan rapuh serta suram warnannya, permukaan
kuku menebal, dibawah kuku tampak detritus yang mengandung
elemen-elemen jamur. Kuku yang rusak dimulai dari distal.
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
Onikomikosis subunguan distal
Pada onikomikosis yang disebabkan dermatofita, yakni tinea unguium, gambaran
tersering adalah distrofi dan debris pada kuku subungual distal
kandida sering didahului oleh paronikia atau peradangan jaringan sekeliling kuku
yang kronik akibat pekerjaan basah atau iritasi kronik
Psoriasis kuku
nail pitting
tanda onikolisis berupa tetesan minyak
warna coklat kemerahan yang tidak ada pada onikomikosis
keterlibatan jari pada kedua tangan Dapat membedakannya dari onikomikosis.
Liken planus
area lunula lebih terangkat dibandingkan bagian distal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
Onikomikosis
TERAPI (POLI)
Formyco tablet (2 x tablet) siang
dan malam
Castellamins paint (2 kali / hari)
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal
Bagian kuku terdiri dari :
DEFINISI
Onikomikosis adalah infeksi jamur pada lempeng kuku, yang dapat disebabkan oleh
dermatofita, kandida, dan jamur lain.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Dermatophita
Dermatofita adalah jamur yang paling sering menyebabkan onikomikosis di negara
JENIS ONIKOMIKOSIS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Penyebab pasti ditentukan dengan dengan pemeriksaan
kerokan kuku dengan KOH 40 % untuk mempermudah lisis
keratin. Positif jika ditemukan spora, hifa ataupun miselium.
Zat pewarna tambahan misalnya tinta Parker blue-black atau
pewarnaan PAS akan mempermudah visualisasi jamur.
Dapat pula dilakukan biakan untuk menemukan elemen jamur
dengan media agar Sabouraud.
Diferential Diagnosis
distrofi
ONIKOMIKOSIS
PENATALAKSANAAN
TERAPI TOPIKAL
krim dan solusio sulit untuk penetrasi ke dalam kuku, sehingga tidak efektif untuk
pengobatan onikomikosis. Obat topikal formulasi khusus dapat meningkatkan penetrasi
obat ke dalam kuku, yaitu :
Bifonazol-urea :
kombinasi derivat azol, yaitu bifonazol 1 % dengan urea 40 % dalam bentuk salep.
Urea untuk melisiskan kuku yang rusak sehingga penetrasi obat jamur meningkat.
Namun dapat terjadi iritasi kulit di sekitar kuku oleh karena urea.
Amorolfine :
merupakan derivat morfolin yang bersifat fungisidal. Digunakan dalam bentuk cat
kuku konsentrasi 5 %.
Ciclopiroxolamin 8 %:
suatu derivat piridon dengan spectrum anti jamur luas, juga digunakan dalam
bentuk cat kuku.
salep whitfield
Kompres asam salisilat 5%, asam benzoat 10%, dan resorsinol 5% dalam siritus
Terapi bedah
Terapi Sistemik
Itrakonazol 200 mg/hari selama 3-4
bulan, atau 400 mg per hari selama
seminggu tiap bulan selama 3-4 bulan, baik
untuk penyebab dermatofita maupun
kandida.
Griseofulvin; dosis anak 15-20 mg.kg
BB/hari. Dosis dewasa 500-1000 mg
selama 2-4 minggu
bedah scalpel
Tindakan
bedah
dapat
dipertimbangkan bila kelainan hanya 1-2
kuku, bila ada kontraindikasi terhadap
obat sistemik, dan pada keadaan
pathogen resisten terhadap obat.
kombinasi obat antijamur topical atau
sistemik.
Sebagai
alternative
lain
adalah
pengangkatan (avulsi) kuku dengan
bedah kimia menggunakan formulasi
urea 20-40%.
PROGNOSIS
Meskipun diterapi dengan obat dosis optimal, 1 di antara 5
kasus onikomikosis ternyata tidak memberi respon baik.
Penyebab kegagalan diduga adalah diagnosis yang tidak
akurat, salah identifikasi penyebab, adanya penyakit yang
lain. Pada beberapa kasus, karakteristik kuku tertentu, yaitu
pertumbuhan lambat serta sangat tebal juga merupakan
penyulit, selain faktor predisposisi terutama keadaan
immunocompromised.
Terapi
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah formyco 200 mg 2 kali tablet dan
Castellanis paint. Formyco merupakan preparat ketokonazol yang berfungsi
sebagai anti jamur. Sedangkan Castellanis paint atau carbol fuchsin paint
memiliki aktifitas anti jamur dan anti bakterial. Castellanis paint mengandung
fuchsin, boric acid, phenol, resorcinol, acetone, alcohol dan air.
Edukasi
Edukasi pada pasien harus diberikan baik cara penggunaan
obat
maupun faktor-faktor
yang
sekiranya
dapat
mencetuskan atau menyebabkan keluhan kambuh. Edukasi
pasien pada kasus ini adalah untuk selalu menjaga kebersihan
diri dengan tujuan untuk membatasi kemungkinan kambuh, kuku
harus tetap pendek, tangan harus dikeringkan setelah mandi.
Perlu dijelaskan juga bahwa proses penyembuhan penyakit yang
diderita anaknya membutuhkan waktu yang lama sehingga
orang tua pasien harus tlaten mengikuti petunjuk dokter dengan
meminumkan obat formyco 2 kali tablet per hari dan
mengecat kuku dengan castellanis paint 2 kali sehari.
KESIMPULAN
Pada pasien ini dapat didiagnosis onikomikosis subungual
distal dimana onikomikosis merupakan suatu istilah yang
merujuk pada semua kelompok infeksi jamur yang
mengenai kuku, baik itu merupakan infeksi primer ataupun
infeksi sekunder yang mengenai kuku yang sudah terinfeksi
ataupun mengalami trauma sebelumnya. Onikomikosis
subungual distal merukana salah satu jenis onikomikosis
tersering dimana kerusakan diawali dari bagian distal kuku
menyebar menuju kearah proksimal.
Penatalaksanaan kasus ini adalah menghilangkan faktor
predisposisi yang memudahkan terjadinya penyakit, Terapi
dengan obat anti-jamur yang sesuai dengan penyebab dan
keadaan patologi kuku dan selalu menjaga kebersihan diri
dengan tujuan untuk membatasi kemungkinan kambuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Siregar. 2005. Tinea Unguium (Onikomikosis) dalam
atlas berwarna saripati Penyakit Kulit Ed 2, Hal 2829. EGC. Jakarta
2. Budimulja Unandar. 2005. Mikosis dalamIlmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Ed 4, hal 93-94. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
3. Antonella Tosti. Onychomycosis. eMedicine Journal.
http://emedicine.medscape.com/article/1105828.
4. Manish K. 2003. Castellanis Paint. Indian Journal of
Deramtology, Venereology and Leprology. Diakses
dari
http://www.accessmylibrary.com/article-1G1-1156966
99/castellani-paint-dispensing-pearl.html