Anda di halaman 1dari 29

GULA KRISTAL

Gula Tebu/Cane Sugar


(70%)
rumput tropika
kadar gula 10%
produktivitas 10
ton/ha
tumbuh - panen 12
bulan

Gula Bit/Beet Sugar


(30%)
tanaman akar sub
tropika
kadar gula 17%
produktivitas 7 ton/ha
tumbuh - panen 18
bulan

GULA TEBU (CANE


SUGAR)

Pemanenen tebu
Ekstraksi nira
Purifikasi nira:
Filtrasi
Pemanasan nira
Proses defekasi
Proses sulfitasi
Proses karbonatasi
Ion exchange
Evaporasi
Kristalisasi
Pemisahan kristal
Proses penyelesaian

Pemanenan Tebu
1. Pada musim kemarau/curah hujan rendah
sekali
2. Tanaman tebu rakyat dipanen bila bunga
tebu sudah hampir habis dan hanya
tertinggal tangkai bunganya
3. Tanaman tebu perkebunan (perusahaan
besar) dipanen setelah dilakukan analisa
kadar gula
4. Tanaman tebu dipanen pada umur 12 16
bulan

Ekstraksi Nira
Pada proses ini, tebu dihancurkan dalam
sebuah serial penggiling putar yang berukuran
besar. Cairan tebu manis dikeluarkan dan serat
tebu dan dipisahkan. Ampas tebu (baggase)
digunakan sebagai bahan bakar boiler

water

Purifikasi Nira
Tujuan: untuk menghilangkan atau
membuang
bahan
organik
daan
anorganik bukan gula yang terdapat
dalam nira mentah dengan cara kimia
dan fisik, sehingga diperoleh kadar
sukrosa
maksimum
dalam
nira
tersebut.

Filtrasi (Penyaringan)
Cara
membuang
atau
menghilangkan
partikel padat dari suatu cairan dengan cara
melewatkan cairan tersebut melalui media
penyaring atau sekat sehingga bahan
padatnya akan tertinggal pada sekat
tersebut.
Alat yang digunakan : saringan datar (flat
screen) dari kuningan yang dilengkapi alat
pembersih yang berupa cakar (sikat) karet.
Ukuran lubang saringan berkisar 0,1 0,7
mm dan jumlahnya 260 400 lubang per inci
persegi.

Pemanasan Nira
Tujuan
untuk
mengendapkan
atau
menggumpalkan beberapa jenis bahan
bukan gula sehingga bahan tersebut dapat
dibuang dari dalam nira dengan cara
penyaringan atau sentrifuse
Suhu pemanasan nira 75 100C selama
beberapa menit agar tidak terjadi hidrolisa
sukrosa menjadi gula invert
Umumnya pemanasan nira diikuti oleh
proses
defekasi
atau
sulfitasi
atau
karbonatasi

Proses
Defekasi
Proses pemurnian
nira dengan cara pemberian
kapur (air kapur) dan pemanasan pendahuluan
Tujuannya : untuk meningkatkan kemurnian nira,
mencegah terjadinya inversi, menghilangkan
koloid,
menghilangkan
bahan
bukan
gula,
menghasilkan nira jernih dan bersih
Penambahan kapur dapat meningkatkan pH. Pada
pH yang tinggi akan terjadi pengendapan yang
lebih tinggi, sehingga bahan bukan gula yang
dapat dibuang dari nira lebih banyak jumlahnya.
Tetapi pada pH yang lebih tinggi lagi akan terjadi
pelarutan kembali protein sehingga menambah
jumlah nitrogen dalam nira dan juga terjadi
kerusakan gula pereduksi yang mengakibatkan
nira berwarna gelap
Inversi sukrosa akan bertambah besar dengan
makin rendahnya pH dan makin tinggi suhunya

Proses Defekasi
Cold Liming
Nira + susu kapur 15Be (36 liter/1000 liter nira)
sampai pH 7,28,6
pemanasan 100102C,
pengendapan
Hot Liming
Nira
pemanasan 100200C
+ susu kapur
15Be sampai pH 7,68.0, pengendapan
Fractional Liming
Nira + susu kapur 15Be sampai pH 6,06,4
pemanasan 100102C + susu kapur 15Be
sampai pH 7,67 ,8, pengendapan
Fractional Liming and Double Heating
Nira + susu kapur 15Be sampai pH 6,06,4
pemanasan 93C
+ susu kapur 15Be sampai pH
7,67 ,8
pemanasan 100102C, pengendapan

Proses Sulfitasi
Proses pemurnian nira dengan menggunakan
kapur dan sulfur dioksida sebagai bahan
pembersih (clarifying agent)
Pada proses ini nira mentah diberi susu kapur
yang berlebihan dan kemudian kelebihannya
dinetralkan oleh sulfur dioksida (SO2)
Dibandingkan dengan cara defekasi, cara
sulfitasi dapat lebih banyak membuang bahan
bukan gulanya, nira yang dihasilkan berwarna
lebih terang dan bersih, gula yang dihasilkan
lebih putih

Proses Karbonatasi
Proses pemurnian nira dengan menggunakan
kapur dan karbondioksida (CO2) sebagai bahan
pembersih (clarifying agent)
Gas CO2 berguna untuk mengendapkan
kelebihan kapur menjadi CaCO3 dan bahan
bukan gula akan terabsorbsi oleh CaCO3,
sehingga campuran endapan tersebut mudah
disaring
Jumlah kapur yang digunakan 10 kali lebih
banyak dibandingkan dengan proses sulfitasi
Kelebihan proses karbonatasi:
- lebih banyak bahan bukan gula yang terbuang
- mutu gula yang dihasilkan lebih baik
- kemurnian gulanya tinggi

Proses Karbonatasi
Single Carbonation
Nira ditambah kapur 20Be dan kemudian CO2 sampai
alkalinitas tertentu (pH 8,38,6) pemanasan 55C dan
terjadi endapan. Setelah itu diikuti satu kali filtrasi
(single filtration)
Double Carbonation
Nira mentah
pemanasan 55C pemberian kapur
diikuti pemberian CO2 (karbonatasi I ph 10,5)
filtrasi
pemberian kapur diikuti pemberian CO2
(karbonatasi II pH 8,28,7)
filtrasi
Middle Juice Carbonation
Nira mentah (15Brix)
pemanasan 100102C
+ susu kapur (pH 7,07,2)
evaporasi sampai 30
40Brix, suhu 55C
pemberian kapur diikuti
pemberian CO2 (karbonatasi I ph 9,810,3)
filtrasi
pemberian kapur diikuti pemberian CO2
(karbonatasi II ph 8,28,5
filtrasi

Pada proses ini digunakan


bahan kimia atau zat yang
Ion Exchange
mempunyai
daya
aktif
untuk
mengadakan
pertukaran ion
Bahan bukan gula dalam nira terdiri dari kation dan
anion, sehingga pada proses ion exchange ini
dikenal cation exchange dan anion exchange
Bahan yang digunakan dalam purifikasi nira adalah
ion exchange resin yang merupakan bahan organik
dengan molekul yang sangat besar, tidak larut
dalam air dan sebagian besar pelarut, dan
mempunyai gugusan yang aktif sebagai kation dan
anion
Ion yang terdapat dalam larutan nira akan bereaksi
dengan molekul yang besar tersebut sehingga ion
tersebut dapat dihilangkan dari larutan (karena sifat
tidak larut dari molekul besar tadi), sedangkan ion
yang dilepaskan oleh resin akan larut dalam nira
Sebagian besar bahan berwarna juga akan ikut

CANE SUGAR (GULA


TEBU)
Gula hasil
proses defekasi

Gula hasil proses sulfitasi


Gula hasil proses
karbonatasi
Gula hasil kombinasi
proses
defekasi/karbonatasi/sulfi
tasi

Gula Rafinasi

GULA RAFINASI
Tahapan proses:
Afinasi
Karbonatasi
Penghilangan warna/Decolourisation
Evaporasi
Kristalisasi
Pemisahan kristal
Proses penyelesaian

Afinasi
Tahap
pertama
pemurnian gula yang
masih
kasar
adalah
pelunakan
dan
pembersihan
lapisan
cairan
induk
yang
melapisi
permukaan
kristal dengan proses
yang dinama-kan dengan
afinasi.

Karbonat
Tahap ini bertujuan
si

untuk
mem-bersihkan cairan dari
berbagai
padatan
yang
menyebabkan cairan gula
keruh.
Pada
tahap
ini
beberapa komponen warna
juga
akan
ikut
hilang.
Karbonatasi dapat diperoleh
dengan
menam-bahkan
kapur/lime
[kalsium
hidroksida, Ca(OH)2]

Decolorization

Salah satunya dengan menggunakan karbon


teraktivasi granular [granular activated carbon,
GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh
zat warna.

EVAPORA
SI Metode Pengoperasian Evaporator :
Single-effect evaporators
Forward feed multiple-effect
evaporators
Backward feed multiple-effect
evaporators
Paralel feed multiple-effect
evaporators

Single-Effect Evaporators
Vapor, T1

P1
Umpan,

Larutan encer

TF

T1
condensate

steam

Ts
b

T1
Produk,

Larutan pekat

Forward Feed Multiple-Effect


Evaporators
T > T2 >T3
1

Untuk setiap efek, produk uap


menjadi sumber panas bagi efek
berikutnya
Vapor, T1

TF

TS

P1 > P2 > P3
Vapor, T2

Vapor, T3

KRISTALISASI
Kristalisasi merupakan proses pemisahan dengan
cara suatu larutan dipekatkan sampai konsentrasi
bahan yang terlarut menjadi lebih besar daripada
larutannya pada suhu yang sama. Bahan yang
terlarut kemudian dikeluarkan dari larutan dalam
bentuk kristal murni.
Faktor yang sangat
kristalisasi adalah :

penting

1. Daya larut bahan


2. Kemampuan membentuk kristal

dalam

proses

Daya Larut
Daya larut didefinisikan sebagai berat bahan
anhydrous, yang akan membentuk larutan jenuh
dalam 100 g pelarut. Dalam larutan gula, pelarut
adalah air.
Daya larut merupakan fungsi suhu. Peningkatan
suhu akan meningkatkan daya larut bahan yang
terlarut. Sedangkan tekanan hanya memberikan
pengaruh yang sangat kecil terhadap daya larut

Pada kurva daya larut, digambarkan tiga daerah :


1. Daerah stabil atau kurva jenuh. Larutan pada
daerah kurva jenuh atau dibawahnya, larutan
tidak akan mengkristal.
2. Daerah metastabil. Pada daerah metastabil,
larutan akan mengkristal apabila kristal bibit
ditambahkan atau larutan diganggu.
3. Kurva lewat jenuh. Kristalisasi terbentuk tanpa
perlakuan tambahan apapun atau kristalisasi
terjadi secara spontan.

Kemampuan Membentuk Kristal


Kemampuan membentuk kristal diawali dengan
kemampuan membentuk inti kristal, dilanjutkan
dengan pertumbuhan kristal.

Pembentukan Inti Kristal


Pada kurva lewat jenuh, inti kristal terbentuk
secara spontan.
Konsentrasi larutan kurva
lewat jenuh 80 %, hal ini membutuhkan
jumlah energi yang sangat besar.
Dalam
industri gula kristal, hal ini sangat sulit untuk
dilakukan.
Pada daerah metastabil (konsentrasi larutan
60 %), bibit (seed) dalam bentuk kristal
ditambahkan pada larutan dan kemudian
membiarkan
kristal
tersebut
meneruskan

Kurva Daya Larut dan Kejenuhan untuk Sukrosa


dalam air

Pertumbuhan Kristal
Sekali inti terbentuk, baik secara spontan atau
dengan penambahan bibit, kristal akan terus tumbuh.
Apabila lewat jenuh dipertahankan, inti yang
terbentuk akan terus tumbuh dan kristal besar akan
terbentuk.
Ukuran kristal ditentukan oleh proses pendinginan.
Pendinginan berlahan-lahan akan menghasilkan lewat
jenuh yang sangat kecil yang akan menghasilkan
kristal yang besar. Sebaliknya, pendinginan yang
cepat akan menghasilkan kristal yang kecil.

M
A
N
I
S

G
U
L
A

Anda mungkin juga menyukai