Pemanenen tebu
Ekstraksi nira
Purifikasi nira:
Filtrasi
Pemanasan nira
Proses defekasi
Proses sulfitasi
Proses karbonatasi
Ion exchange
Evaporasi
Kristalisasi
Pemisahan kristal
Proses penyelesaian
Pemanenan Tebu
1. Pada musim kemarau/curah hujan rendah
sekali
2. Tanaman tebu rakyat dipanen bila bunga
tebu sudah hampir habis dan hanya
tertinggal tangkai bunganya
3. Tanaman tebu perkebunan (perusahaan
besar) dipanen setelah dilakukan analisa
kadar gula
4. Tanaman tebu dipanen pada umur 12 16
bulan
Ekstraksi Nira
Pada proses ini, tebu dihancurkan dalam
sebuah serial penggiling putar yang berukuran
besar. Cairan tebu manis dikeluarkan dan serat
tebu dan dipisahkan. Ampas tebu (baggase)
digunakan sebagai bahan bakar boiler
water
Purifikasi Nira
Tujuan: untuk menghilangkan atau
membuang
bahan
organik
daan
anorganik bukan gula yang terdapat
dalam nira mentah dengan cara kimia
dan fisik, sehingga diperoleh kadar
sukrosa
maksimum
dalam
nira
tersebut.
Filtrasi (Penyaringan)
Cara
membuang
atau
menghilangkan
partikel padat dari suatu cairan dengan cara
melewatkan cairan tersebut melalui media
penyaring atau sekat sehingga bahan
padatnya akan tertinggal pada sekat
tersebut.
Alat yang digunakan : saringan datar (flat
screen) dari kuningan yang dilengkapi alat
pembersih yang berupa cakar (sikat) karet.
Ukuran lubang saringan berkisar 0,1 0,7
mm dan jumlahnya 260 400 lubang per inci
persegi.
Pemanasan Nira
Tujuan
untuk
mengendapkan
atau
menggumpalkan beberapa jenis bahan
bukan gula sehingga bahan tersebut dapat
dibuang dari dalam nira dengan cara
penyaringan atau sentrifuse
Suhu pemanasan nira 75 100C selama
beberapa menit agar tidak terjadi hidrolisa
sukrosa menjadi gula invert
Umumnya pemanasan nira diikuti oleh
proses
defekasi
atau
sulfitasi
atau
karbonatasi
Proses
Defekasi
Proses pemurnian
nira dengan cara pemberian
kapur (air kapur) dan pemanasan pendahuluan
Tujuannya : untuk meningkatkan kemurnian nira,
mencegah terjadinya inversi, menghilangkan
koloid,
menghilangkan
bahan
bukan
gula,
menghasilkan nira jernih dan bersih
Penambahan kapur dapat meningkatkan pH. Pada
pH yang tinggi akan terjadi pengendapan yang
lebih tinggi, sehingga bahan bukan gula yang
dapat dibuang dari nira lebih banyak jumlahnya.
Tetapi pada pH yang lebih tinggi lagi akan terjadi
pelarutan kembali protein sehingga menambah
jumlah nitrogen dalam nira dan juga terjadi
kerusakan gula pereduksi yang mengakibatkan
nira berwarna gelap
Inversi sukrosa akan bertambah besar dengan
makin rendahnya pH dan makin tinggi suhunya
Proses Defekasi
Cold Liming
Nira + susu kapur 15Be (36 liter/1000 liter nira)
sampai pH 7,28,6
pemanasan 100102C,
pengendapan
Hot Liming
Nira
pemanasan 100200C
+ susu kapur
15Be sampai pH 7,68.0, pengendapan
Fractional Liming
Nira + susu kapur 15Be sampai pH 6,06,4
pemanasan 100102C + susu kapur 15Be
sampai pH 7,67 ,8, pengendapan
Fractional Liming and Double Heating
Nira + susu kapur 15Be sampai pH 6,06,4
pemanasan 93C
+ susu kapur 15Be sampai pH
7,67 ,8
pemanasan 100102C, pengendapan
Proses Sulfitasi
Proses pemurnian nira dengan menggunakan
kapur dan sulfur dioksida sebagai bahan
pembersih (clarifying agent)
Pada proses ini nira mentah diberi susu kapur
yang berlebihan dan kemudian kelebihannya
dinetralkan oleh sulfur dioksida (SO2)
Dibandingkan dengan cara defekasi, cara
sulfitasi dapat lebih banyak membuang bahan
bukan gulanya, nira yang dihasilkan berwarna
lebih terang dan bersih, gula yang dihasilkan
lebih putih
Proses Karbonatasi
Proses pemurnian nira dengan menggunakan
kapur dan karbondioksida (CO2) sebagai bahan
pembersih (clarifying agent)
Gas CO2 berguna untuk mengendapkan
kelebihan kapur menjadi CaCO3 dan bahan
bukan gula akan terabsorbsi oleh CaCO3,
sehingga campuran endapan tersebut mudah
disaring
Jumlah kapur yang digunakan 10 kali lebih
banyak dibandingkan dengan proses sulfitasi
Kelebihan proses karbonatasi:
- lebih banyak bahan bukan gula yang terbuang
- mutu gula yang dihasilkan lebih baik
- kemurnian gulanya tinggi
Proses Karbonatasi
Single Carbonation
Nira ditambah kapur 20Be dan kemudian CO2 sampai
alkalinitas tertentu (pH 8,38,6) pemanasan 55C dan
terjadi endapan. Setelah itu diikuti satu kali filtrasi
(single filtration)
Double Carbonation
Nira mentah
pemanasan 55C pemberian kapur
diikuti pemberian CO2 (karbonatasi I ph 10,5)
filtrasi
pemberian kapur diikuti pemberian CO2
(karbonatasi II pH 8,28,7)
filtrasi
Middle Juice Carbonation
Nira mentah (15Brix)
pemanasan 100102C
+ susu kapur (pH 7,07,2)
evaporasi sampai 30
40Brix, suhu 55C
pemberian kapur diikuti
pemberian CO2 (karbonatasi I ph 9,810,3)
filtrasi
pemberian kapur diikuti pemberian CO2
(karbonatasi II ph 8,28,5
filtrasi
Gula Rafinasi
GULA RAFINASI
Tahapan proses:
Afinasi
Karbonatasi
Penghilangan warna/Decolourisation
Evaporasi
Kristalisasi
Pemisahan kristal
Proses penyelesaian
Afinasi
Tahap
pertama
pemurnian gula yang
masih
kasar
adalah
pelunakan
dan
pembersihan
lapisan
cairan
induk
yang
melapisi
permukaan
kristal dengan proses
yang dinama-kan dengan
afinasi.
Karbonat
Tahap ini bertujuan
si
untuk
mem-bersihkan cairan dari
berbagai
padatan
yang
menyebabkan cairan gula
keruh.
Pada
tahap
ini
beberapa komponen warna
juga
akan
ikut
hilang.
Karbonatasi dapat diperoleh
dengan
menam-bahkan
kapur/lime
[kalsium
hidroksida, Ca(OH)2]
Decolorization
EVAPORA
SI Metode Pengoperasian Evaporator :
Single-effect evaporators
Forward feed multiple-effect
evaporators
Backward feed multiple-effect
evaporators
Paralel feed multiple-effect
evaporators
Single-Effect Evaporators
Vapor, T1
P1
Umpan,
Larutan encer
TF
T1
condensate
steam
Ts
b
T1
Produk,
Larutan pekat
TF
TS
P1 > P2 > P3
Vapor, T2
Vapor, T3
KRISTALISASI
Kristalisasi merupakan proses pemisahan dengan
cara suatu larutan dipekatkan sampai konsentrasi
bahan yang terlarut menjadi lebih besar daripada
larutannya pada suhu yang sama. Bahan yang
terlarut kemudian dikeluarkan dari larutan dalam
bentuk kristal murni.
Faktor yang sangat
kristalisasi adalah :
penting
dalam
proses
Daya Larut
Daya larut didefinisikan sebagai berat bahan
anhydrous, yang akan membentuk larutan jenuh
dalam 100 g pelarut. Dalam larutan gula, pelarut
adalah air.
Daya larut merupakan fungsi suhu. Peningkatan
suhu akan meningkatkan daya larut bahan yang
terlarut. Sedangkan tekanan hanya memberikan
pengaruh yang sangat kecil terhadap daya larut
Pertumbuhan Kristal
Sekali inti terbentuk, baik secara spontan atau
dengan penambahan bibit, kristal akan terus tumbuh.
Apabila lewat jenuh dipertahankan, inti yang
terbentuk akan terus tumbuh dan kristal besar akan
terbentuk.
Ukuran kristal ditentukan oleh proses pendinginan.
Pendinginan berlahan-lahan akan menghasilkan lewat
jenuh yang sangat kecil yang akan menghasilkan
kristal yang besar. Sebaliknya, pendinginan yang
cepat akan menghasilkan kristal yang kecil.
M
A
N
I
S
G
U
L
A