Grandfather
Skenario 4 Blok 23
Tujuan
Pembelajaran
Insomnia
Pemeriksaan
Penatalaksan
aan
Inkontinensia
Urin
Definisi dan
etiologi
Definisi dan
etiologi
CGA
Insomnia dan
BPH
Fase Tidur
Normal
Patofisiologi
Pemeriksaan
Fisik
ISK dan
inkontinensia
Patofisiologi
Insomnia
Gejala Klinis
Pemeriksaan
Penunjang
INSOMNIA
DEFINISI INSOMNIA
Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan
dalam hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan
. tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya
satu bulan dan menyebabkan gangguan signifikan atau
gangguan dalam fungsi individu.
ETIOLOGI
Perubahan-perubahan irama sirkadian
Gangguan tidur primer
Penyakit-penyakit fisik
Penyakit jiwa
Pengobatan polifarmasi
Alkohol,kafein
FISIOLOGI TIDUR
Makhluk
hidup
mempunyai
irama
sirkardian
kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu
dalam siklus 24 jam.
Fase Tidur susunan saraf pusat masih bekerja
dimana neuron-neuron di substansia retikularis
ventral batang otak melakukan sinkronisasi
Substansia
ventrikulo
retikularis
batang
otak ,sleep center.
Bagian
susunan
saraf
pusat
yang
menghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi
terdapat pada bagian rostral batang otak
disebut sebagai pusat penggugah (arousal
center).
PEMBAGIAN TIDUR
Tidur Dibagi Menjadi 2 Tipe Yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri
dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan
tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.
Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu
tidur dan dibagi menjadi 4 stadium. Sedangkan tidur
REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur. Tidak
dibagi-bagi dalam stadium seperti dalm tidur NREM
KETERANGAN
Stadium 1
Stadium 2
berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. EEG
menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang
sering dengan frekuensi 12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik
yang dikenal sebagai kompleks K. Pada stadium ini, orang dapat
dibangunkan dengan mudah
Stadium 3
Stadium 4
Kadar melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, terus meningkat
sepanjang malam dan menghilang pada jam 9 pagi.
Kesulitan
untuk
memulai
tidur
pada
malam hari
Sering terbangun pada
malam hari
Bangun tidur terlalu
awal
Kelelahan
atau
mengantuk pada siang
hari
Iritabilitas, depresi atau
kecemasan
Konsentrasi
dan
perhatian berkurang
Peningkatan kesalahan
dan kecelakaan
Ketegangan dan sakit
kepala
Gejala gastrointestinal
Definisi BPH
Etiologi
Teori Dehidrotestosteron
(DHT)
Hormon
testosteron
dirubah
menjadi DHT
dengan
bantuan
enzim 5 alfa
redukatase
DHT memicu
m-RNA
untuk
sintesis
protein
growth
factor yang
memacu
pertumbuha
n kelenjar
prostat
Pada BPH,
Aktivitas
enzim 5alfa
reduktase
dan jumlah
reseptor
androgen
lebih dari
normal
sel-sel
prostat pada
BPH lebih
sensitive
terhadap
DHT
sehingga
replikasi sel
lebih banyak
terjadi
dibandingka
n dengan
prostat
normal
Teori hormone
Ketidakseimbangan antara estrogen dan
testosteron
Estrogen relatif tetap, testosteron
Peran Estrogen pada prostat
proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara
meningkatkan sensitivitas sel-sel prostat terhadap
rangsangan hormon androgen,
meningkatkan jumlah reseptor androgen dan
menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat
(apoptosis)
Akibatnya sel-sel prostat mempunyai umur yang
lebih panjang sehingga massa prostat menjadi
lebih besar
Interaksi stroma-epitel
DHT dan estradiol menstimulasi
Stroma
Stimulasi Growth
Factor
Proliferasi sel-sel
stroma maupun
epitel
Hiperplasia prostat
DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang
melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum
yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme
(MO) dalam urin .
PENYEBAB
PENYEBAB
Daya tahan tubuh menurun
Kuman :
E.coli
Proteus sp.
Enterococcus,
Staphylococcus
PATOFISIOLOGI
Hubungan Benign Prostate Hyperplasia dengan
Infeksi Saluran Kemih
Benign Prostate
Hyperplasia (BPH)
Urinary Tract
Infection (UTI)
Urgency
Incontinence
Benign Prostate
Hyperplasia
Obstruksi uretra
Retensi
urine
Fungsi clearance
urinary tract
terganggu
Kolonisasi
MO di saluran
kemih
Infeksi Saluran
Kemih
Infeksi
Ascending
Gejala ISK
Cystitis
Urethritis
Urinary Tract
Symptoms
Systemic Symptoms:
Febrile and Leukositosis
PEMERIKSAAN
CGA
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
CGA dan
PEMERIKSAAN
FISIK
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat kita lakukan
tindakan diantaranya :
Palpasi suprapubik, akan kita temukan bahwa
vesika urinaria penuh dan
terdapat rasa nyeri.
Rectal toucher + bimanual, dapat ditentukan
pembesaran prostat
Pelaporan hasil PJ
Nyeri
Batas atas dan bawah
Permukaan (nodul?)
Konsistensi
Sarung Tangan : feses?, darah?, lendir?
PJ ISK
Saluran kencing yang dapat terinfeksi:
Kandung kemih (sistitis)
Uretra (uretritis)
Prostat (prostatitis)
Ginjal (pielonefritis)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
BPH dan ISK
Pemeriksaan lab
Pemeriksaan PSA : untuk memeriksa keganasan
Pemeriksaan uroflow meter
Imaging dan rontgen
Pemeriksaan
Laboratorium
Mencakup pemeriksaan darah lengkap faal ginjal,
serum elektrolit, pemeriksaan urine dan kultur
dan kadar gula digunakan untuk memperoleh
data dasar keadaan umum pasien.
USG : digunakan
untuk memeriksa
konsistensi, volume
dan besar prostat
juga keadaan VU
termasuk residual
urin
Pemeriksaan
panendoskop untuk
mengetahui
keadaan urethra
dan VU
IVP
Urinalisis / urine
lengkap :
pemeriksaan urine
untuk melihat adanya
tanda-tanda infeksi
seperti leukositosis
dan bakteri
PENATALAKSANAA
N
Insomnia
BPH
ISK
Inkontinensia
Penatalaksanaan
Insomnia pada
Geriatri
Farmakologi
Benzodiazepin
Mengurangi kesulitan tidur dan terbangun di malam hari
Diberikan pada insomnia akut akibat stresor sementara (kedukaan, rawat inap
sementara)
Dosis kecil dan waktu singkat
Eszopiclone
Golongan non benzodiazepin
Memperlambat aktivitas otak dan menimbulkan efek sedasi
Dosis 1 mg sebelum tidur
Levodopa
Diberikan pada pasien dengan restless legs syndrome
Dosis tablet sebelum tidur
Nonfarmakologi
Edukasi tidur
Mengubah gaya hidup
Psikoterapi
Edukasi tidur
Hindari penggunaan kamar tidur untuk membaca,
bekerja, menonton TV
Hindari membaca, menonton cerita horor
Kurangi tidur siang
Hindari minum kopi,merokok, minum alkohol
Hindari gerakan berlebihan sebelum tidur
Lakukan olahraga ringan setelah bangun
Psikoterapi
Pada insomnia disertai ansietas/depresi
Selain oleh psikolog, dilakukan juga
oleh anak atau cucu pasien
Penatalaksanaan
BPH
Medikamentosa
Alfa blocker
Kombinasi
Tamsulosin dan dutasteride
Direkomendasikan pada gejala traktus urinarius berat
Untuk terapi jangka panjang minimal 1 tahun
Pembedahan
Indikasi :
Prostatektomi retropubik
Insisi abdomen
rendah yaitu antara
arkus pubis dan
kandung kemih tanpa
memasuki kandung
kemih.
Letak pembedahan
lebih mudah dilihat
Infeksi dapat terjadi
di ruang retropubik
TURP
(Transurethral Resection of the
Prostate)
Indikasi TURP ialah
gejala sedang sampai
berat, volume prostat
kurang dari 90 gr.
Tidak meninggalkan
bekas sayatan
Menimbulkan rasa
tidak nyaman
Intraurethral Stent
Dilakukan pada
pasien dengan
risiko
pembedahan
tinggi
Membuka lumen
uretra prostatika
TUMT
(Transurethral Microwave
Therapy)
Hanya di RS besar
Dilakukan dengan cara
pemanasan prostat
Menggunakan
gelombang mikro yang
disalurkan ke kelenjar
prostat melalui
transducer
Diharapkan jaringan
prostat menjadi lembek.
Farmakol
ogi
Non
Farmakol
ogi
Farmakologi
Farmakologi (2)
Farmakologi (3)
Lama pengobatan minimal 7 hari.
Pada keadaan yang lebih berat atau dengan
penyulit sebaiknya diberikan selama 14 hari.
Perhatikan penyakit komorbid untuk
mempertimbangkan prioritas pemecahan
masalah.
Nonfarmakologi
Minum banyak air untuk membantu
membersihkan traktus urinarius dari bakteri.
Program nutrisi yang adekuat.
Kurangi imobilisasi
Inkontinensia Urin
Behavioral
training
Farmakolo
gi
Pembedah
an
Behavioral Training
Mempelajari dan mempraktekkan cara untuk
mengontrol kandung kemih dan otot-otot sfingter
Bladder Training
Latihan Otot Dasar
Panggul
Bladder Training
Tujuan:
Memperpanjang waktu untuk buang air kecil ke
kamar mandi
Meningkatkan jumlah urin yang ditampung di vesika
urinaria
Meningkatkan kontrol pada rangsangan berkemih
menurut jadwal
Mengurangi sampai menghilangkan inkontnensia
Farmakoterapi
Obat
Dosis
Tipe
Inkontinensi
a
Efek
Samping
Tolterodin
2x4 mg
Urgensi dan
OAB
Mulut kering,
konstipasi
Imipramin
3x25-50 mg
Urgensi
Delirium,
hipotensi
ortostatik
Urgensi dan
stress
Iritasi lokal
BPH dengan
urgensi
Hipotensi
postural
Topikal Estrogen
Doxazosin
4x1-4 mg
Pembedahan
Merupakan penatalaksanaan terakhir apabila
behavioral training dan farmakologi gagal
mengatasi masalah inkontinensia.
Yang bisa dikerjakan adalah pemasangan kateter
secara menetap.
Pembedahan (2)
Kateteris
Kateteris
asi
asi luar
intermite
n
Kateteris
asi
menetap
INKONTINENSIA
URIN
Definisi
Keluarnya urin yang tak terkendali pada waktu yang
tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekuensi
dan jumlahnya, yang mengakibatkan masalah
sosial dan higenis penderita.
Fisiologi
Ada 2 fase berkemih :
1. Fase penyimpanan
2. Fase pengosongan.
Proses Berkemih
.Refleks berkemih:
Dipicu saat reseptor regang pada dinding kandung
kemih terangsang bila volume urin dalam kandung
kemih mencapai 400 ml saraf aferen reseptor regang
membawa impuls ke MS, ke interneuron merangsang
saraf parasimpatis menuju kandung kemih
merangsang saraf simpatis membuka nya spinchter
internal berkemih
Pengaruh/pengaturan volunter.
Pengaturan refleks
Pengaturan volunter
Korteks serebri
Reseptor regang
Saraf parasimpatis
Kandung kemih
Sfingter uretra interna
secara mekanik terbuka
bila kandung kemih ber
kontraksi
berkemih
Tidak berkemih
Faktor resiko
PATOFISIOLOGI
STROKE
Gangguan
neurologis
Inkontinensia
urin
Hipersensitiv
itas saraf
pada
kandung
kemih