Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KASUS

ASMA

dr. Antonius Setiadi

Definisi
Gangguan inflamasi kronik saluran
napas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya (sel mast, eosinofil, sel
limfosit T, makrofag, neutrofil, dan sel
epitel). Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperresponsif jalan nafas
yang
menimbulkan
gejala
episodik
berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama malam hari. Episodik tersebut
berhubungan dengan obstruksi jalan
napas yang luas, bervariasi dan

Pencetus :
Alergen
Infeksi

Iritan

Cuaca
ISPA

Kegiatan
Refluks
Psikik
Jasmani
gastroesofagus

PATOFISIOLOGI ASMA

Insiden
Prevalens total asma di dunia diperkirakan
7,2 % ( 6 % pada dewasa dan 10 % pada
anak ) , MMM,2001
Tabel prevelensi
asma di Indonesia
Tahun
Jumlah
Umur
Prevalensi

Penelitian (kota)
Djajanto
(Jakarta)
Rosmayudi O
Dahlan (Jakarta)
Arifin
(Palembang)
Rosalina I
(Bandung)

1991
1993
1996
1996

(tahun)

(%)

1200
4865
1296
3118

6-12
6-12
6-12
13-15
13-15

16,4
6,6
17,4
5,7
2,6

2678
2836

6-7
13-14

3,0
5,2

1997
2002

Kartasasmita
(Bandung)

sampel

Gejala Klinik
Batuk persisten, khususnya pada
malam hari atau dini hari
Bunyi mengi berulang
Sesak nafas
Rasa tertekan pada dada
Hiperkapnea dan asidosis metabolik

Diagnosis
Anamnesis :

Identitas
Keluhan utama
Riwayat penyakit
Riwayat keluarga

Pemeriksaan fisik

Menemukan tanda dan gejala penyakit


asma

Pemeriksan penunjang :
Foto Ro toraks
Uji faal paru
Uji respons terhadap bronkodilator dan
steroid sistemik 5 hari
Uji provokasi bronkus

Foto Toraks
Hasil foto toraks dapat
normal atau
menunjukkan
hiperinflasi
Gambaran Atelektasis
bisa didapatkan
karena adanya
sumbatan oleh mukus
dan hipertrofi sel otot
polos.
Dinding bronkus
utama menipis.

Uji Faal Paru

1. Spirometri
. FEV1(Forced Expiratory Volume in 1 sec), FVC
(Forced Vital Capacity, rasio FEV1/FVC
www.joegoshe.com/images/spirometry.gif
Buku Ilmu Kesehatan Anak FK UI jilid 3

2. PEF (Peak Expiratory Flow) Monitoring

www.geocities.com/.../Villa/2545/asthma.jpg

Asthma zone
he/she is in:
green (his/her
asthma is under
control)
yellow (caution)
red (stopget
help from a
healthcare
professional)
www.healthsmart.org/.../2_6_6_m
eter_peakflow.gif
544 x 375 pixels - 9k

www.patient.co.uk/showdoc/Pilsinl/0
28.gif

Uji Provokasi Bronkus

Uji Provokasi
Bronkus dapat
dilakukan dengan :
Histamin
Metacholin
Beban lari
Udara dingin
Uap air
Alergen

Hiperreaktivitas
+:
FEV1 turun 20%
dari nilai sebelum
uji provokasi

Pemeriksaan-pemeriksaan ini dapat


menunjang diagnosis asma :
Spirometer : FEV1/FVC <75% atau
FEV1>80%
Variabilitas pada FEV1 15%
Reversibilitas pada FEV1 15%
Penurunan 20% pada FEV1 setelah
provokasi bronkus dengan histamin
atau metakolin

DERAJAT PENYAKIT ASMA

Klasifikasi Derajat Penyakit Asma Anak menurut


Pedoman Nasional Asma Anak
Parameter klinis, kebutuhan
obat, dan faal paru

Asma Episodik
Jarang

Asma Episodik
Sering

Asma Persisten

1. Frekuensi serangan
2. Lama serangan

<1x / bulan
< 1 minggu

> 1 x / bulan
> 1 minggu

Sering
Hampir sepanjang
tahun, tidak ada remisi
biasanya berat
gejala siang & malam
Sangat terganggu

3. Intensitas serangan
4. Di antara serangan
5. Tidur dan aktivitas

biasanya ringan
tanpa gejala
tidak terganggu

biasanya sedang
sering ada gejala
sering terganggu

6. Pemeriksaan fisis di luar


serangan

normal (tidak
mungkin terganggu
ditemukan kelainan) (ditemukan kelainan)

Tidak pernah normal

7. Obat pengendali (anti


inflamasi)
8. Uji faal paru (di luar
serangan)
9. Variabilitas faal paru (bila
ada serangan)

tidak perlu

perlu

perlu

PEF / FEVI > 80 %

PEF / FEV1 60-80 % PFV / FEVI < 60 %

Variabilitas > 15 %

Variabilitas > 30 %

Variabilitas 20-30 %
Variabilitas > 50 %

PENILAIAN DERAJAT SERANGAN ASMA


KNAA ( Konsensus Nasional Asma
Anak)
Serangan ringan
Serangan sedang
Serangan berat

Paramater klinis,
fungsi paru,
laboratorium
Aktivitas

Ringan

Sedang

Berat

Ancaman henti napas

Berjalan
Bayi : menangis
keras

Berbicara
Bayi :
- Tangis pendek & lemah
- Kesulitan makan

Istirahat
Bayi berhenti makan

Bicara

Kalimat

Penggal kalimat

Kata - kata

Posisi

Bisa berbaring

Lebih suka duduk

Duduk bertopang lengan

Mungkin teragitasi

Biasanya teragitasi

Biasanya teragitasi

Pusing/ bingung

Tidak ada

ada

ada

Ada, nyata

Sedang, sering
hanya pada akhir
ekspirasi

Nyaring, sepanjang
ekspirasi

Sangat nyaring, terdengar


tanpa stetoskop

Sulit/ tidak terdengar


( silent chest )

Minimal

sedang

berat

Dangkal, retraksi
interkostal

Sedang, ditambah
retraksi suprasternal

Dalam, ditambah nafas


cuping hidung

Kewaspadaan
Sianosis
Mengi

Sesak nafas

Retraksi

Dangkal / hilang

Laju napas

Meningkat

Meningkat +

Meningkat ++

Menurun

Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar :


Usia
Laju napas normal
< 2 bulan
< 60 x / menit
2- 12 bulan
< 50 x / menit
1 5 tahun
< 40 x / menit
6- 8 tahun
< 30 x / menit

Laju nadi

Normal

Takikardi

Takikardi

Pedoman nilai baku laju nadi pada anak sadar :


Usia
Laju nadi normal
2 12 bulan
< 160 x / menit
1 2 tahun
< 120 x / menit
3- 8 tahun
< 110 x / menit
FEV-1
- pra b. dilator
- pasca b.dilator

> 60 %
> 80 %

40 -60 %
60 80 %

< 40 %
< 60 %
Respon < 2 jam

Sa O2 %

> 95 %

91 -95 %

90 %

Pa O2

Normal
( biasanya tidak
perlu diperiksa )

> 60 mmHg

< 60 mmHg

Pa CO 2

< 45 mmHg

< 45 mmHg

> 45 mmHg

Bradikardi

TERAPI PADA PASIEN ASMA


MEDIKAMENTOSA
NON MEDIKAMENTOSA

TERAPI MEDIKA MENTOSA


Pengobatan pada penyakit asma
berbeda dengan serangan asma.
Pada penyakit asma terdiri atas :
Obat serangan / reliever jangka
pendek
Obat pengendali / controller
jangka panjang

Daftar Obat Asma yang Ada di Indonesia


Nama Obat

Nama Generik

Nama
Dagang

Sediaan

Dosis

Obat Pereda(Releiever)
Simpatomimetik
(agonis-2) :

Terbutaline

Bricasma
Nairet
Forasma

Orciprenalin
(metaproterenol)
Salbutamol (albuterol)

Alupent
Ventolin

Heksoprenalin
Fenoterol

Golongan Xantin

Teofilin

Sirup, tablet,
turbuhaler
Sirup, tablet,
ampul
Sirup, tablet
Sirup, tablet,
MDI
Sirup, tablet,
MDI

Berotec

MDI

Sirup, tablet

0,05-0,1 mg/kgBB/hari
jam
0,05-0,1 mg/kgBB/hari
jam

Obat Pengendali (controller)


AINS :

Sodium cromogylate

Intal

Nedokromil
Golongan anti-inflamasi steroid :

Beclomethasone
Budesonid
Fluticason

Becotide
Pulmicort
Inflammide
Flixotide

Golongan -agonis jangka


panjang :

Prokaterol
Bambuterol
Salmeterol
Klenbuterol

Bambec
Serevent
Spiropent

Golongan obat lepas lambat/lepas


terkendali/Slow release

Terbutalin
Salbutamol
Teofilin

Golongan antileukotrien :
Golongan kombinasi steroid +
LABA :

MDI

Tidak tersedia lagi

MDI

Tidak tersedia lagi

MDI
MDI, turburhaler

Tidak tersedia lagi

MDI

Sirup, tablet, MDI


Tablet
MDI
Sirup, tablet

Volmax

Kapsul
Tablet
Tablet salut

Zafirlukas
Montelukas

Accolate

Tablet

Budesonid + formoterol
Flutikason + salmeterol

Symbicort

Turbuhaler

Seretide

MDI

Ada
Belum ada

Terapi non medikamentosa


Mencegah anak terpapar zat /
allergen/ kondisi ( cuaca ) yang
dapat memacu timbulnya serangan
asma
Edukasi kepada pihak keluarga anak
yang menderita asma mengenai
derajat penyakit dan derajat
serangan asma.

Komplikasi yang sering


dari serangan asma
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Emfisema
Pneumotoraks
Pneumomediastinum
Atelektasis
Bronkiektasis
Kegagalan pernapasan

Keadaan yang harus dirujuk


Pasien dengan serangan asma berat yang
menunjukkan gejala dan tanda henti nafas :
Kebingungan
Sianosis yang nyata
Wheezing sulit atau tidak terdengar
Bradipnu
Bradikardi
Tanda kelelahan otot respirasi

Prognosis
Prognosis jangka panjang asma anak
pada umumnya baik
Secara keseluruhan ( 70 % 80 % )
asma menghilang ketika dewasa
Prognosis menjadi buruk bila disertai
penyakit infeksi lainnya

KIE Asma untuk pasien/keluarga

Tujuan :

Mencegah serangan asma


(pengaturan lingkungan).
Memberikan obat pada waktu, cara,
dan lama yang tepat.
Mengetahui tanda-tanda permulaan
serangan asma.
Mengetahui kapan harus konsultasi
ke dokter atau ke rumah sakit.
Menjaga kesehatan umum anak.

KASUS

Anamnesis
Pasien seorang anak perempuan berusia 9
tahun, berat badan 24 Kg, datang ke UGD RS
FK UKI pd tanggal 21 juni 2004 dengan
keluhan utama sesak, dan
keluhan tambahan batuk
Dari anamnesa didapatkan :
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit pasien batuk berdahak yang sulit
dikeluarkan. Pilek (+), demam (-), sesak (-)

2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien


tiba - tiba merasa sesak setelah
beraktivitas, nafasnya berbunyi mengi dan
pada malam hari sulit tidur. Batuk (+), pilek
dan demam (-)
1 hari sebelum masuk rumah sakit,
berobat ke klinik, dianjurkan dirawat di RS
Riwayat asma (+) sejak usia 2 tahun

Serangan asma yang terakhir November


2003, diobati hanya dengan obat Vicks
Alergi debu (+)
Di keluarga, tante pasien mempunyai
riwayat asma
BAB - BAK tidak ada keluhan

Riwayat kelahiran dan kehamilan : tidak


ada kelainan
Riwayat perkembangan : baik
Riwayat imunisasi : Kesan imunisasi dasar
lengkap
Riwayat makanan : tidak ada kelainan
Data perumahan : sanitasi dan ventilasi
baik, kebersihan terjaga
Status Gizi : kesan status gizi baik

Riwayat penyakit :
Riwayat penyakit Dahulu
Sejak umur 2 tahun mempunyai riwayat
asma
Riwayat penyakit keluarga
Tante pasien menderita asma

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis
Frekwensi nadi : 120x/menit
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Frekwensi napas : 40x/menit
Suhu tubuh : 36,3 C
Berat badan
: 24 Kg
Tinggi badan : 123 cm

Pemeriksaan Fisik
Kepala
- Bentuk dan ukuran : normocephali
( Lingkar kepala 50 cm )
- Rambut dan kulit kepala : hitam, distribusi
merata, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik
- Telinga : Lapang, sekret - / - Hidung : Lapang, sekret -/-, mukosa merah
muda

Pemeriksaan Fisik
Thoraks
I
: Pergerakan dinding dada simetris
Pal : Per : Aus : BND ekspirium memanjang, ronkhi -/-,
wheezing +/+, B J I-II sulit dinilai

Pemeriksaan Fisik
Abdomen
I
: perut datar, pernapasan
abdominothorakal
Aus : bising usus (+) 3x/mnt
Pal : lemas, hepar & lien tdk teraba
Per : timpani
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-),
capillary refill < 2 dtk
Kulit : turgor cukup

Diagnosis kerja :

Asma Bronkiale

Penatalaksanaan
Pengobatan :
- Rawat inap
- O2 2 -3 liter/menit ( nasal ) k/p sesak
- Diet : Biasa
- Obat - obatan :
Theopilin 25 mg
Kenacort 2,5 mg
3x1 pulv ( PO )
Fenobarbital 2,5 mg
Ambroxol HCl 3x1 cth ( PO )
Paracetamol 4 x 250 mg ( PO ) k/p panas

Rencana pemeriksaan

Darah lengkap
Urin lengkap
Feses lengkap
Foto thorax

Pemeriksaan Darah (21/6/2004)

LED : 27 mm/jam
Hb : 15,1 g/dL
Ht : 43%
Eritrosit : 5,74 juta/ L
Leukosit : 13.100/ L
Hitung Jenis : -/2/1/68/28/1
Trombosit : 435.000 /L

Pemeriksaan Urine (22/6/2004)


Berat jenis : 1,020
Warna : kuning
Reaksi : pH 6,5
Protein : Reduksi : Urobilin : +
Urobilinogen : Aseton : -

Leuko : 0 - 1
Erit : 0 - 1
Sel epitel : +
Bakteri : Selinder : -

Hasil pemeriksaaan Rontgen


Kedua sinus dan diaphragma baik,
peribronkhial infiltrat pada parahiler kanan
dan kiri dan parakardial kanan. Pembesaran
kelenjar hilus tidak jelas, Cor : Baik

Evaluasi
21/6/2004, SOAP 3 jam
S : Sesak (+), Demam (-)
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : komposmentis
Frekuensi Jantung : 120 x/mnt
Frekuensi Napas : 40 x/mnt
Suhu : 36,3 C
Tekanan Darah : 120 / 60 mmHg

Thoraks
I : Pergerakan dinding dada simetris
Pal : Vokal fremitus kanan = kiri
Per : Sonor
Aus : BND ekspirium memanjang, ronkhi
-/-, wheezing +/+, B J I II sulit dinilai
A : Asma Bronkiale

P : - Diet : Biasa
- O2 2 -3 liter/menit ( nasal ) --> k/p sesak
- Obat - obatan :
Theopilin 25 mg
Kenacort 2,5 mg
3x1 pulv ( PO )
Fenobarbital 2,5 mg
Ambroxol HCl 3x1 cth ( PO )
Paracetamol 4 x 250 mg ( PO ) k/p panas

Evaluasi
22 Juni 2004, pkl 12.00 PH : 2
S : Sesak berkurang, demam tidak ada,
mual
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Frekuensi Jantung : 100 x/mnt
Frekuensi Napas : 28 x/mnt
Suhu : 36 C

Thoraks
I : Pergerakan dinding dada simetris
Pal : Vokal fremitus kanan = kiri
Per : Sonor
Aus : BND ekspirium memanjang, ronkhi
-/-,
wheezing +/+, B J I II normal,
gallop (-),
Murmur (-)
A : Asma Bronkiale

P : - Diet : Biasa
- O2 2 -3 liter/menit ( nasal ) --> k/p sesak
- Obat - obatan :
Theopilin 25 mg
Kenacort 2,5 mg
3x1 pulv ( PO )
Fenobarbital 2,5 mg
Ambroxol HCl 3x1 cth ( PO )
Paracetamol 4 x 250 mg ( PO ) k/p panas

Evaluasi
23/6/2004, PH : 3
S : Batuk (+), tenggorokan sakit menelan,
bisa tidur
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : komposmentis
Frekuensi Jantung : 88 x/mnt
Frekuensi Napas : 24 x/mnt
Suhu : 36 C

Evaluasi
Thoraks
I : Pergerakan dinding dada simetris
Pal : Vokal fremitus kanan = kiri
Per : Sonor
Aus : BND ekspirium memanjang, ronkhi -/-,
wheezing +/+, B J I- II murni, Gallop (-), Murmur
(-)

A : Asma Bronkiale

- Diet : Biasa
- O2 2 -3 liter/menit ( nasal ) --> k/p sesak
- Obat - obatan :
Theopilin 25 mg
Kenacort 2,5 mg 3x1 pulv ( PO )
Fenobarbital 2,5 mg
Ambroxol HCl 3x1 cth ( PO )
Paracetamol 4 x 250 mg ( PO ) k/p panas
Salbutamol 3 x 1 mg ( PO )

Pembahasan
Dari anamnesa berdasarkan teori
didiagnosa asma bronkiale karena
didapatkan batuk dan mengi berulang,
pasca aktivitas fisik dan adanya riwayat
atopi pada pasien
Dari pemeriksaan fisik juga didapatkan
bunyi nafas ekspirium memanjang dan
wheezing

Pembahasan
Menurut teori, penanganan asma tergantung dari
derajat serangan yang ada,
- Serangan ringan :
Nebulisasi 1x, respon baik dan gejala hilang,
pasien boleh pulang dengan dibekali obat obat
bronkhodilator
- Serangan sedang :
Nebulisasi 2 - 3x respon parsial, pasang jalur
parenteral, observasi di ruang rawat sehari, lalu
diberikan oksigen
dan steroid oral
- Serangan berat :
Nebulisasi 3x, respon buruk, indikasi rawat inap.
Jika dengan steroid dan aminophillin parenteral
tidak membaik, dan timbul ancaman henti nafas,
dirawat di ruang ICU

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen32 halaman
    Tetanus
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen32 halaman
    Tetanus
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen32 halaman
    Tetanus
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen1 halaman
    Tetanus
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • ASMA Isip
    ASMA Isip
    Dokumen63 halaman
    ASMA Isip
    antonbaru
    Belum ada peringkat