Anda di halaman 1dari 32

Laporan

Kasus
TETANUS

dr. Antonius Setiadi

IDENTITAS

Nama
: Tn. D
Jenis kelamin
: laki-laki
Umur
: 37 tahun
Pekerjaan
: pekerja bangunan
Alamat
: Pare
Tanggal MRS
: 28 Juni 2016
Jenis Pembayaran
: Umum
No. Rekam medis
: 066844

ANAMNESA
Keluhan utama :
Perut terasa kaku
Keluhan Tambahan :
Mulut tidak bisa dibuka lebar, tidak bisa
untuk makan, minum masih bisa sedikitsedikit.
Kejang sejak 2 hari yang lalu sebanyak 2
kali.
Sesak disangkal

ANAMNESIS
Pasien mengeluh perut terasa kaku sejak
2 hari sebelum MRS. Pasien mengeluh awalnya
leher terasa kaku sekitar 4 hari yang lalu
kemudian diikuti keluhan kaku pada mulut
sejak sekitar 3 hari yang lalu,, kemudian sekitar 2
hari yang lalu perut terasa keras seperti
papan dan sempat kejang 2 kali saat terkena
sinar lampu di kamar tidur, kejang berlangsung
sekitar 5-10 menit kemudian reda sendiri tanpa
diberi obat.
Pasien masih bisa membuka mulut, dan tidak
didapatkan keluhan sulit menelan. Tidak bisa
mengunyah makanan, untuk menelan makanan
yang halus seperti bubur juga mengalami

Anamnesis
Didapatkan
riwayat
kaki
kanan
tertusuk paku berkarat satu minggu
yang lalu hingga mengeluarkan darah.
Tidak diberi anti tetanus, hanya
dibersihkan
dan
ditutup
dengan
plester.
Demam disangkal. BAK dan BAB tidak
didapatkan
keluhan.
Riwayat
kejang
sebelumnya disangkal.
Menurut pasien, belum pernah vaksin
tetanus.

Riwayat Pengobatan
Belum pernah dibawa berobat untuk keluhan
saat ini. Pasien juga tidak memiliki riwayat
mengonsumsi obat-obatan sebelumnya.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum
Kesadaran
Tensi
Suhu badan
Pernapasan
Nadi

:
:
:
:
:
:

baik
GCS 456
110/80 mmHg
36,3 C
24x/menit
96x/menit

Pemeriksaan fisik
Kepala & leher :
anemia (-), icterus (-), cyanosis (-), dyspnea (-), pKGB (-), buka
mulut < 2 jari, kaku kuduk (+), risus sardonikus (-)
Thorax
Cor
Pulmo
Abdomen
Flat, kaku
dievaluasi

:
: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
: ves/ves, wheezing -/-, rhonchi -/:
seperti

papan,

BU

(+)Normal,

hepar/lien

sulit

Extremitas
:
akral hangat kering merah, CRT<2detik, edema -/-, bekas luka
berwarna kehitaman ukuran sekitar 2 mm di plantar pedis
dekstra antara digiti I dan digiti 2.

Diagnosis
Tetanus Grade 2

MANAJEMEN

Cross insisi luka


Inf RL 20 tpm
Inf Metronidazole 3x500mg
Inj Penicillin Procaine 4 x 1.2 juta unit IM
Inj Tetagram 12 vial (@ 6 vial boka boki IM)
Inj Cefotaksim 3x1 amp
Inj Santagesic 3 x 1 amp
Inj Ranitidin 2 x 1 amp
Inj Diazepam 1 amp (bila kejang)

edukasi

Mobilisasi bertahap
Debridement luka
Pencegahan dengan imunisasi tetanus
Membiasakan menggunakan alas kaki
terutama bila keluar rumah

TINJAUAN PUSTAKA
TETANUS

DEFINISI
Kelainan neurologis yang ditandai
dengan kekakuan otot (spasme) yang
disebabkan oleh tetanospasmin yang
dihasilkan oleh kuman Clostridium
tetani.

Etiologi
Bakteri Anaerob pembentuk spora yang bernama
Clostidium tetani.
Basil gram positif
Spora dapat dorman di tanah selama bertahun-tahun
Bila tekena luka, spora akan berubah bentuk vegatitif
yang menghasilkan toksin.

patofisiologi

Gejala klinis
Tetanus Lokal

Tetanus hanya muncul berupa rasa kaku, kencang, dan nyeri


pada otot sekitar luka. Seringkali terjadi spasme dan
twiching dari otot yang terkena.

Tetanus Generalisata

Awalnya berupa tetanus lokal, yang berkembang luas


setelah beberapa hari. Gejalanya berupa:
1.
2.
3.
4.

Hipertonus otot
Spasme
Trismus
Kaku di leher, bahu, serta ekstremitas (biasanya
terekstensi)
5. Abdomen papan

GEJALA KLINIS

6. Risus Sardonicus (kontraksi pada otot wajah (otot bibir mengalami


retraksi, mata tertutup parsial karena kontraksi M. Orbicularis
Oculi, alis terelevasi karena spasme otot frontalis)
7. Opistotonus : kontraksi pada otot punggung sehingga menyebabkan
perubahan bentuk menjadi melengkung
8. Spasme pada otot-otot pernafasan
Tetanus Sefalik
. Biasanya terjadi setelaha adanya luka pada kepala atau wajah
. Periode inkubasi lebih pendek, hanya sekitar 1-2 hari
. Terjadi kelemahan dan paralisis otot-otot wajah
. Pada periode spasme, otot wajah biasanya berkontraksi,
menyebabkan lidah dan tenggorokan kontraksi dan menimbulkan
disartia, disfonia, dan disfagia.
. Seringkali tetanus sefalik berkembang menjadi tetanus
generalisata

TRISMUS

OPISTHOTONUS

RISUS SARDONICUS

DIAGNOSIS
Anamensis

Pertanyaan seputar luka sangat penting, terutama waktu


terkena luka sampai munculnya gejala tetanus. Selain itu
lokasi luka, dan jenis luka (kotor atau bersih).
Port dentree lain seperti penggunaan jarum suntik, otitis
media supuratif, gigi berlubang, dan lain-lain
Riwayat imunisasi tetanus

Pemeriksaan Fisik

Dijumpai tanda dan gejala manifestasi klinis Tetanus

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium biasanya tidak menujukkan perubahan

DERAJAT TETANUS
DERAJAT TETANUS
DERAJAT I (TETANUS RINGAN)
Trismus (lebar 2 cm), kekakuan umum, tidak dijumpai kejang,
tidak dijumpai gangguan respirasi.
DERAJAT II (TETANUS SEDANG)
Trismus (lebar < 2 cm), kekakuan umum makin jelas, kejang
rangsang, tidak dijumpai gangguan respirasi
DERAJAT IIIA (TETANUS BERAT)
Trismus berat (kedua baris gigi rapat), otot sangat spastis, kejang
spontan, takipnea, takikardi, apneic spell (spasme laring).
DERAJAT IIIB (TETANUS DENGAN GANGGUAN SARAF OTONOM)
Gangguan otonom berat, hipertensi berat dan takikardi, atau hipotensi
dan bradikardi.

komplikasi
Spame laring Gangguan ventilasi
paru asfiksia meninggal
Spasme otot nafas gagal nafas
meninggal
Pneumonia
Sepsis
Fraktur

tatalaksana
Terapi suportif
1. Bebaskan jalan napas
2. Cegah aspirasi
3. Bantuan nafas berupa O2 atau ventilator
bila diperlukan
4. Perawatan dengan stimulasi minimal (di
ruang isolasi dengan cahaya minimal)
5. Pemberian cairan dan nutrisi adekuat
6. Observasi kejang dan penyulit

tatalaksana
Terapi definitif
1. Antibiotik
IV/IM Penicillin Procaine 4 x 1.2 juta unit/hari atau
PO / IV Tetrasiklin 4x500 mg/hari selama 10 hari
Infus Metronidazole 4x500 mg selama 10 hari
2. Imunisasi
TIG 3.000-6.000 unit (i.m)
ATS 10.000-20.000 unit (i.m)
3. Antikonvulsan
Diazepam atau fenobarbital
4. Debridement luka (port dentre)

pencegahan
Imunisasi Aktif
Wound Management

Daftar pustaka
Tanto, Christ et al. 2014. Tetanus.
Kapita selekta jilid II. Essential of
medicine. Jakarta.
Baum,
Stephen
G.
2008.
Recommended
Adult
Immunization
Schedule.
Ann
Intern Med Jan 6.
Kasper, Dennis et al. 2005.
Harrisons Principles of Internal
Medicine 16th ed. New York: The

edukasi

Mobilisasi bertahap
Debridement luka
Pencegahan dengan imunisasi tetanus
Membiasakan menggunakan alas kaki
terutama bila keluar rumah

Anda mungkin juga menyukai

  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen32 halaman
    Tetanus
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen32 halaman
    Tetanus
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen1 halaman
    Tetanus
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • ASMA Isip
    ASMA Isip
    Dokumen63 halaman
    ASMA Isip
    antonbaru
    Belum ada peringkat
  • ASMA Isip
    ASMA Isip
    Dokumen63 halaman
    ASMA Isip
    antonbaru
    Belum ada peringkat