TUJUAN
Menentukan koefisien distribusi dari
iodium dalam PCE dan air
Menentukan konstanta kesetimbangan
dari reaksi
I (g) + I(aq)
I(aq)
PRINSIP
Hukum Distribusi Nernst
Like dissolve like
Reaksi Kesetimbangan Kimia
Reaksi Redoks
REAKSI
Reaksi Pembentukkan I dari IO
IO(aq) + 6H(aq) + 6e
3HO(l)
2 I(aq)
IO(aq) + 6H(aq) + 5I(aq)
3HO(l)
I(aq) +
I(g) + 2e
3 I(aq)
(Svehla, 1990)
2 I(aq)
SO(aq) + 2e
2I(aq) + SO(aq)
Reaksi Kesetimbangan
I
(g)
+ I(aq)
(Svehla, 1990)
I(aq)
Amilum
Kompleks Iod-Amilum
TEORI DASAR
Hukum yang menentukan perbandingan antara
konsentrasi zat terlarut di dalam dua pelarut adalah Hukum
Distribusi Nernst, sehingga perbandingan konsentrasi zat
terlarut pada waktu tertentu merupakan suatu tetapan
kesetimbangan yang berkaitan dengan kelarutan (Harvey,
2000)
Kd =
Botol tertutup
Piknometer
Pipet volume
Labu ukur
Alat pengocok
Akuades
Kalium iodida
Amilum
Kalium iodat
Natrium tiosulfat
Asam sulfat
PCE
Sifat Fisik
Sifat Kimia
Air
-Mr = 18
-Polar
H2O
-Tb = 100C
-Aman
-Tf = 0C
-Pelarut Universal
-Tidak berwarna
Amilum
-Mr = (162,4)n
-Stabil
-Padatan putih
-Aman
Asam Sulfat
-Mr = 98,08
-Korosif
H2SO4
-Tb = 270C
-Iritan
-Tm = -35C
-Asam kuat
- = 1,84 g/mL
Kalium iodat
KIO3
-Mr = 214
-Iritan
-Tm = 560C
-Beracun
-Padatan
Kalium Iodida
KI
-Mr = 166
-Iritan
-Tb = 1330C
-Beracun
-Tm = 681C
-Padatan putih
Natrium tiosulfat
-Mr = 248,19
-Beracun
Na2S2O8
-Iritan
-Tm = 48C
- = 1,75 g/mL
Polikloroetilena
-Cairan tidak
berwarna
-Non polar
PROSEDUR
1. Kalibrasi Piknometer
Agar tidak ada pengotor yang dapat
Piknometer mempengaruhi
pengukuran
Fungsi aseton
ini untuk mengangkat
Piknometer
tidak boleh disentuh
kotoran,
dan mempercepat
dibersihkan pengeringan
tanganyang
langsung
harus
menggunakan
sifatnya
volatil
tissue
karena
ditangan mengandung
dibilas dengan aseton
dan
dikeringkan
banyak pengotor yang dapat
Akuades
disini berfungsi
untuk
ditimbang
mempengaruhi
berat
piknometer
pengkalibrasian piknometer.
dimasukkan akuades
ditimbang
diukur suhu
dihitung volume
dan dikeringkan
dimasukkan PCE
ditimbang
diukur suhu
dihitung massa jenis PCE
pengenceran 96%
H2SO4 diambil 2,8 mL
2 2 3
Pada
saat
dan diencerkan dalam
pembuatan larutan
50mL. Kemudian
di N
KIO3 0,1
Na2S2O3 harus
pipet 2mL.
10 mL menggunakan air
Penambahan H2SOdipipet
4
adalah sebagai
yang
telah
ditambahkan
H
SO
2M
2mL
2
4
pemberi suasana
dipanaskan. Hal ini
asam dalam larutan
untuk mencegah
ditambahkan padatan
KI 3M
ehingga terjadi reaksi
tumbuhnya bakteri
redoks.
dititrasi
Sebagai larutan
standard primer yang
digunakan untuk
standardisasi Na2S2O3
. Karena memiliki
konsentrasi yang
sudah diketahui
secara pasti yaitu
Thiobasillus. Serta
pada percobaan ini
Larutan kuning
mencegah
adalah 0,1N
Larutan
terbentuknya
transparan
Padatan KI
kuning
ditambahkan amilum
0,1
Na2CO
digunakan
untuk
3. N
transparan
Untuk memperbesar
Larutan berwarna
menandaka
memperkuat
kelarutan iodium
biru
n iodium
perubahanyang sukar larut
dititrasi
sudah Larutan
warna ketika
hampir
iodium sudah
bening
semua larut
bereaksi
dicatat volumehabis
pada
buret
dengan
Na2S2O
dihitung konsentrasi
Na
3
2S2O3
Konsentrasi KIO3
diketahui
ditambahkan KI
dititrasi dengan Na2S2O3
Hasil
Hasil
dihitung
KD diketahui
dititrasi
Botol I
Botol II
Botol III
20
20
20
100
100
100
KI berfungsi untuk
meningkatkan kelarutan
I2
- Dikocok 30 menit
- Diamkan 20 menit
Fase Organik
Fase Air
- Dipipet 25 mL
- Dititrasi dengan
tiosulfat
- Dipipet 5 mL
- Dititrasi dengan
tiosulfat
Kc diketahui
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti
diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi. Erlangga.
Jakarta.
Dutta, D., S. Chakrabarty, and C. Bose. 2012. Evaluation
of geopolymer properties with temperature imposed
on activator prior mixing with fly ash. International
Journal of Civil and Structural Engineering,3(1), 205213.
Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. Mc Graw
Hill Companies. United States of America.
Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press. Jakarta.
Svehla, G.1990. Vogels Textbook of Macro and
Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Longman Inc.
New York.