Anda di halaman 1dari 39

TUTORIAL KASUS

Ilmu Kedokteran Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
2016

IDENTITAS PASIEN
Nama
: D
Umur
: 66 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Terong 2 RT 06, Terang, Delimo, Kab.
Bentul
Peristiwa
: Kecelakaan terjatuh dari pohon
Jenis Peristiwa : Kecelakaan
Pemeriksaan
: 21 Januari 2016

ANAMNESIS
Rabu, 20 Januari 2016, pasien terjatuh dari pohon
rambutan 2.5 m dan di tolong oleh warga, pasien
tidak sadarkan diri kemudian pasien di bawa ke
RSUP dr. Sardjito.
Saat kejadian tidak terdapat saksi mata
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi
dan diabetes melitus

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : E1V2M4
Vital Sign:

TD : 130/60 mmHG
RR : 16 x / mnt
N : 65 x / mnt
Suhu: 36.8 o C

BB 60 kg
TB 170 cm

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : t erdapat luka di temporal kiri
Kepala bagian kiri terdapat luka dan tidak teraba derik tulang
Pada bagian kepala bagian kiri, 7 sent imeter ke arah belakang
dari sumbu tengah tubuh, dua se nt imete r diatas sudut telinga,
terdapat kumpulan luka le cet ge ser, bentuk tidak berat uran,
warna ke merahan, arah depan ke belakang, kondisi luka bersih,
dasar kulit, dengan ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm
Mata : Ca (-/-), SI (-/-), pupil anisokor 2mm/4mm, RC +/+
Leher : k repitasi (-), te rpasang ce rvical neck
Thoraks : tertutup verban, terpasang WSD di sebelah ki ri
Abdome n :
I : fl at, je jas (-)
A : BU + normal
P : Supel, NT di kuadran kanan bawah, NL (-)
P : timpani

Ekstremitas atas
Lengan kiri atas : terdapat luka dan tidak teraba derik
tulang.
Pada lengan atas bagian kiri, sejajar sumbu tengah lengan bagian
luar, 10 cm di atas lipat siku, terdapat luka memar, bentuk tidak
beraturan, warna keunguan, kondisi luka bersih dengan ukuran
panjang 4 cm dan lebar 3 cm.

Ekstremitas bawah
Tungkai bawah kiri : terdapat luka dan tidak teraba derik
tulang
Pada tungkai bawah kiri bagian depan, 3 cm kearah depan dari
sumbu tengan tungkai bawah bagian dalam, sejajar lipat lutut,
terdapat luka lecet geser, bentuk tidak beraturan, berwarna
kemerahan, arah dari atas ke bawah, kondisi luka bersih, dasar
kulit, dengan ukuran panjang 2 cm dan lebar 1 cm

VL

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Head CT-scan
edema cerebri
ICH lobus frontotemporalis sinistra, IVH sinistra.
CT- scan cervical
Spondilosis cervicalis, hipodens cervical
Ro Thoraks
Kesan : pneumothoraks sinistra, fr complete os costae sinistra 2-6
aspek posterolateral, suspeks kontusio pulmo sinistra

DISKUSI

PERMASALAHAN
Aspek medikolegal yang diperlukan pada kasus di
atas ?
Patologi forensik apakah yang terjadi pada kasus di
atas ?
Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat berguna
pada kasus ini ?

MEDIKO-ETIKOLEGAL

Keperluan visum et repertum pada kasus hidup


dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas adalah untuk
mencari penyebab kecelakaan apakah akibat alkohol
atau bukan.

PATOLOGI FORENSIK

PATOLOGI FORENSIK
Jenis-jenis luka
Berdasarkan mekanisme terjadinya luka
A. Trauma benda tumpul
1. Luka memar ( contusion wound )
Terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dab
dikarakteristikan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan, dan bengkak.

PATOLOGI FORENSIK
A. Trauma benda tumpul
2. Luka lecet ( Abraded wound )
Terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain
yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

PATOLOGI FORENSIK
3. luka robek
adalah luka terbuka akibat trauma benda tumpul,
yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan
bila batas elastisitas kulit terlamapui maka akan
terjadi robekan pada kulit.

PATOLOGI FORENSIK
B. Trauma benda tajam
1. Luka insisi ( Incised wound )
Terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam.
Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih
( aseptik ) biasanya tertutup oleh sutura setelah
seluruh pembuluh darah yang luka diligasi.
2. Luka tusuk ( Punctured wound )
Terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau
pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter
yang kecil

PATOLOGI FORENSIK
B. Trauma benda tajam
3. Luka bacok

PATOLOGIK FORENSIK
Luka Akibat Tembakan Senjata Api
Luka Tembak Masuk
Terjadi dari awal masuknya anak peluru menembus tubuh
manusia.
Komponen luka tembak masuk terdiri dari Kelim tatu, Kelim
Lemak, Kelim Lecet, dan Lubang luka. Bila anak peluru
menembus keluar tubuh, maka luka tembak masuk
umumnya berdiameter lebih kecil dari luka tembak keluar.

LTM
LTM
LTM
LTM

jarak jauh
jarak dekat
jarak sangat dekat
tempel

PATOLOGIK FORENSIK
Luka Akibat Tembakan Senjata Api
Luka Tembak Keluar
Luka dilokasi pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh
korban. LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat terjadinya
deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru, dan
terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fi sik
Inspeksi deformitas, edema, maloklusi, perdarahan,
dll
Palpasi false movement, nyeri, deformitas,
krepitasi.
Pemeriksaan penunjang
Rontgen : skull AP/lat, panoramic, TMJ

TATALAKSANA
Observasi trauma tumpul abdomen
Pemasangan chest tube dan dihubungkan dengan
WSD pada thoraks kiri
Pemasangan collar neck
IVFD D5 NS 500cc / 24 jam
Ceremax 2cc/jam
PCT 500 mg/8 jam
Diazepam 3 g
Ketorolac 30mg
Phenitoin
Ranitidine 50 mg/4jam

TATALAKSANA
Indikasi open reduction
Displaced unfavourable fraktur melului angulus.
Displaced unfaourable fraktur corpus atau
parasimphysis
Fraktur multipel wajah
Fraktur midface disertai displaced fraktur condylus
bilateral
Malunion

TATALAKSANA
Prinsip langkah-langkah penanganan fraktur mandibula
Debridement
Reposisi
Evaluasi nilai fungsi ( oklusi )
Fiksasi
- Internal fi ksasi
- Eksternal fi ksasi
Imobilisasi
- Intermaxillary fi xation ( arch bar )
- Interdental wiring

TATALAKSANA
Prinsip langkah-langkah penanganan fraktur mandibula
Teknik closed reduction :
Fiksasi intermaksiler
- Dipertahankan selama 3-4 minggu pada fraktur
daerah condylus.
- Dipertahankan selama 4-6 minggu pada daerah lain
mandibula.
Teknik : eyelet, arch bar

TATALAKSANA
Prinsip langkah-langkah penanganan fraktur mandibula
Teknik open reduction :
General anesthesia
Insisi : intra oral
ekstra oral
Fiksasi
: wiring ( semi rigid )
plating ( rigid )

TATALAKSANA
Keuntungan teknik open reduction :
Mobilisasi dini
Reaporksimasi tulang lebih baik
Kerugian
Biaya > mahal
Diperlukan ruang operasi
Pembiusan
Komplikasi
Infeksi
Malunion
Parasthesia
Fistel orokutan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan alkohol
Tujuan : menentukan apakah kecelakaan ini terjadi
akibat penggunaan alkohol atau tidak
Metode : metode Conway dengan prinsip mikrodifusi
dari reafen antie dan sampel untuk menentukan
kadar alkohol darah.
Apabila kadar alkohol darah 30-50mg% terjadi
penurunan ketrampilan mengemudi
Apabila kadar alkohol darah 200 mg% menimbulkan
gejala banyak bicara, refl ek menurun, inkoordinasi
otot-otot kecil.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Apabila kadar alkohol darah 250mg% terjadi
penglihatan kabur, diplopia
Apabila kadar alkohol darah 500-600mg % penderita
biasanya meninggal dalam 1-4 jam setelah koma
selama 10-16 jam.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium yang lain seperti Hb, Ht,
leukosit, trombosit, elektrolit, gula darah, masa
perdarahan, dan masa pembekuan, golongan darah,
dan analisa gas darah.
CT scan kepala

TERIMA KASIH

TRAUMA OTAK
Patofi siologi

Trauma otak bisa berupa trauma tumpul atau tajam


Trauma otak primer

Terjadi pada waktu trauma, dan merupakan akibat dari


distorsi dan robekan dari jaringan otak dalam tengkorak
yang keras. Kerusakan bisa fokal (akibat pukulan lokal atau
trauma penetrasi), atau difus (biasanya akibat hantaman
dengan momentum tinggi).
Akselerasi/deselerasi tiba-tiba dapat mengakibatkan
trauma countercoup, akibat hantaman otak ke sisi yang
berlawanan dengan sumber benturan.
Trauma penetrasi dengan benda berkecepatan tinggi yang
dapat menyebabkan trauma otak difus dan berat akibat
tekanan gelombang melintasi otak.

TRAUMA OTAK
SEKUNDER
Terkait tekanan, dan disebabkan oleh edema otak, menyebabkan
peningkatan ICP. Hal ini akan disertai hipoksia, hipercarbia, dan
hipotensi. Seiring peningkatan tekanan, tingkat kesadaran
menurun, dan GCS menurun.
Bagian medial lobus temporal (uncus) berherniasi melalui
incisura tentorii, menekan N.C. III dan traktur piramidalis otak
tengah. Hal ini biasanya mengakibatkan dilatasi pupil ipsilateral,
dan hemiplegia contralateral.
Perubahan tekanan pada medulla dapat menyebabkan perubahan
simpatis, dengan peningkatan tekanan darah, dan refl eks
bradikardia.
Dengan peningkatan lebih lanjut, aliran darah semakin menurun,
dan berakhir apabila ICP sudah melebihi MAP. Pada akhirnya
tonsil cerebellar terdorong ke foramen magnum, sehingga terjadi
penurunan fungsi vital cardiorespiratory, hal ini dikenal sebagai
kematian otak / kematian batang otak.

TRAUMA
THORAKS

Jenis
Non-penetrasi

(tertutup):

tidak

menyebabkan hubungan dengan lingkungan


luar, biasanya disebabkan oleh trauma tumpul
Penetrasi

(terbuka):

menyebabkan

hubungan dengan udara luar, contohnya jika


cedera

merusak

pleura

parietal,

menyebabkan open pneumotoraks

akan

CEDERA TULANG RUSUK (COSTA)

Fr a ktur pa da kosta ser i ng diseba bka n ol eh t r a um a tu m pu l.

Ba gi a n te r le m a h kosta t er le ta k te pa t di a nt er i or a n gu lu s kost a .

Kosta m edia pa li ng se r ing m e nga l a m i fr a ktur , se da n gka n kost a 1


pa li ng su l it m en ga la m i f r a k tur.

Ji ka kom presi te rj a di da r i de pa n ke be la ka ng, bi a sa n y a t er j a di


fr a k tur pa da la te r a l kosta , se m enta r a bila kom pre si da r i be la ka n g
ke depa n , fr a kt ur c ender ung te r ja di di deka t v e r tebr a .

Ji ka ko m presi da r i sa m pi ng ke sa m pi ng, fr a k tu r da pa t t er j a di di
de ka t v er t ebr a da n ste rnum .

Fragmen
fraktur
bisa
condong
ke
menyebabkan laserasi organ di sekitar.
Fraktur kosta
diafragma

bawah

bisa

dalam

menyebabkan

dan

laserasi

Pada kasus korban terlindas kendaraan bermotor, kosta


bisa fraktur simetris pada dua sisi, di sisi depan terjadi
dekat kartilago kosta, sementara di belakang di dekat
angulus kosta.
Fraktur kosta multipel berurutan unilateral/bilateral
bisa menyebabkan fl ail chest, ditandai dengan respirasi
paradoks (toraks turun ke dalam saat insiprasi),
menyebabkan dispneu berat.

Kosta 1 sulit mengalami fraktur karena lokasinya yang


lebih dalam dan terlindungi, namun bila fraktur akan
menyebakan laserasi ke vasa besar seperti a. et v.
subclavia dan pleksus brachialis
Komplikasi fraktur kosta: fl ail chest, laserasi ke vasa

interkostal
laserarsi

ke

hemothorax
paru-paru

400

cc

pneumotoraks

lethal),
atau

hemopneumotoraks, kontusio cordis , pleuritis, dan


pneumonia.

Anda mungkin juga menyukai