Anda di halaman 1dari 60

Kelainan Saraf Penyebab Gangguan

Muskuloskletal
Oleh:
dr. Rini Andriani, SpS

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GANGGUAN MUSKULOSKLETAL
Dalam bidang neurologi kel.muskuloskletal

berupa gangguan dalam sistem motorik,


sensorik dan koordinasi
Kelainan bersifat upper motor neuron /
UMN maupun low motor neuron / LMN
Pembahasan dibatasi pada LMN

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GANGGUAN MUSKULOSKLETAL
UMN : Mulai dari korteks serebri

subkorteks mesencephalon pons medula oblongata funikulus lateralis


medula spinalis traktus kortikospinalis
LMN : Mulai dari kornu anterior radiks

saraf tepi neuromuscular junction otot

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GANGGUAN MUSKULOSKLETAL LMN


KELAINAN SARAF TEPI (NEUROPATI)
KELAINAN NEUROMUSCULAR JUNCTION
KELAINAN OTOT

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

LOWER MOTOR NEURON


Tonus otot menurun
Atrofi otot
Reflek fisiologis menurun
Kelemahan dapat terjadi pada otot

proksimal maupun distal


Reflek patologis negatif

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

NEUROPATI
Gangguan pada saraf tepi
Banyak ditemukan diklinik
Mengenai semua umur
Laki-laki > wanita
Berbagai penyebab

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PATOFISIOLOGI
DEGENERASI WALLERIAN

Kerusakan pada myelin dan akson pada


bagian distal dari akson yg terganggu
DEGENERASI AKSONAL

Kerusakan pada myelin dan akson yang


terjadi pararel pada bagian distal akibat
kerusakan pada neuron

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PATOFISIOLOGI
Demyelinisasi segmental
Kerusakan pada myelin, sedangkan akson tetap
utuh
Degenerasi Wallerian dan aksonal

menimbulkan atrofi otot

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DEFINISI & GEJALA KLINIS


POLINEUROPATI
Kerusakan pada seluruh serabut saraf tepi.
Kelumpuhan bersifat simetris sejak awal,
progresif secara bilateral.
Reflek-reflek fisiologis menghilang,
terutama pada ankle.
Gangguan sensorik terutama pada bagian
distal kaki dibandingkan tangan

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DEFINISI & GEJALA KLINIS


Radikulopati atau poliradikulopati
Gangguan pada beberapa akar serabut
spinal
Bersifat asimetris
Disertai nyeri sesuai dengan distribusi akar
serabut saraf sensorik yg terkena

10

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DEFINISI & GEJALA KLINIS


MONONEUROPATI
Gangguan pada satu serabut saraf tepi
Gangguan dpt terjadi pd bbrp serabut saraf
tepi disebut sebagai multipel
mononeuropati atau mononeuritis
Harus dibedakan dengan radikulopati

11

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

ACUTE INFLAMMATORY DEMYELINISASI


POLYNEUROPATHY (AIDP
Guillain Barre syndrome
Penyebab tersering kelumpuhan umum

yang bersifat akut


Dapat mengenai anak2 dan orang dewasa,
terbanyak pada usia 50 74 tahun
Insidens 1.7 kasus per 100 ribu orang
pertahun

12

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GEJALA KLINIS AIDP


Pada 60 % kasus didahului dengan gejala

infeksi saluran pernafasan dan cerna 1


sampai 3 minggu sblm gejala neuropati.
Infeksi kuman Campylobacter jejuni >>,
CMV, EBV
Gejala awal berupa kesemutan dan baal
pada jari-jari kaki dan tangan
Lebih dari 50 % kasus disertai nyeri pada
otot terutama otot2 paha, pinggul dan
punggung
13

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GEJALA KLINIS AIDP


Gangguan sensoris ringan
Diawali kelumpuhan motorik yang bersifat

assending, pada otot2 proksimal maupun


distal ekstremitas bawah dan atas dalam
beberapa hari, 1 2 minggu bahkan lebih.
(Landrys ascending paralysis)
Otot2 batang tubuh, pernafasan dan leher
merupakan otot2 yang terkena paling akhir

14

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GEJALA KLINIS AIDP


Kelumpuhan bersifat progresif pada 5 %

kasus sehingga menimbulkan gagal nafas


Gangguan pada fungsi otonom yaitu sinus
takikardia, kemerahan wajah, hipertensi
maupun hipotensi, hipohidrosis atau
hiperhidrosis episodik.
15 % kasus terjadi retensi urine

15

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

TIPE AIDP (VARIANT)


Sindroma Miller Fisher
Ophtalmoplegi eksternal
Ataksia hebat
Refleks tendon menghilang

Cervico-brachial-pharyngeal
Timbul gangguan menelan dan

kelumpuhan pada otot leher serta lengan


atas
Sering disertai ptosis

16

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

TIPE AIDP (VARIANT)


Acute motor axonal neuropathy
Terdapat degenerasi aksonal atau blok

terhadap konduksi serabut saraf motorik


Pada beberapa kasus kelemahan motorik
terus berlangsung hingga 3 sampai 4
minggu, sehingga dapat menjadi CIDP

17

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Cairan serebrospinalis (LCS)
Tekanan LCS rendah
Aseluler bila ada maka akan didominasi
oleh limfosit
Protein meningkat mencapai puncaknya
dalam 4 sampai 6 minggu

18

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PEMERIKSAAN PENUNJANG
ELECTROMYOGRAFI (EMG)
Menurunnya amplitudo potensial aksi otot
Conduction velocity melambat
Hambatan konduksi serabut motorik
Distal latenciesyang memanjang
F responses yang memanjang atau
menghilang
H reflex menghilang

19

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI
Tampak gambaran penyengatan kontras
gadolinium pada daerah cauda equina
Tidak rutin dilakukan
Beberapa pemeriksaan lain yang dapat
abnormal: LFT, EKG, LED dan elektrolit

20

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GAMBARAN PATOLOGIS
Infiltrasi sel limfosit perivaskular terutama

perivenous
Demyelinisasi segmental dan degenerasi
Wallerian
Infiltrat seluler menyebar sepanjang
serabut saraf kranialis, akar ventral dan
dorsal serta sepanjang serabut saraf tepi
Degenerasi aksonal pada variant GBS

21

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN UMUM
Kegagalan fungsi pernafasan membutuhkan

intubasi endotrakeal dan ventilator,


terutama bila kapasitas vital paru kurang
dari 10 ml kgbb
Kegagalan otot2 bulbar dpt berakibat
pneumonia aspirasi atau tersedak
Kegagalan otot2 utk menelan
membutuhkan pemasangan NGT

22

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN UMUM
Subkutan heparin dan penggunaan

compression-stocking sbg pencegahan


terjadinya DVT dan emboli pulmonal
EKG utk memonitor timbulnya aritmia
Pencegahan terhadap timbulnya gangguan
elektrolit, oleh karena SIADH
Fisioterapi

23

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN UMUM
Obat-obatan antihipertensi, beta bloker

atau yang lainnya


Intra vena infus atau obat-obatan
vasopresor untuk mengatasi hipotensi

24

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALKSANAAN KHUSUS
Plasma exchange

Diberikan pada 2 minggu pertama setelah


onset
Dosis 200 250 ml/kg dlm 4 6 kali
pemberian, alternate day
Kortikosteroid
Tidak menunjukkan hasil yang bermakna,
baik diberikan secara oral maupun

25

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN KHUSUS
Immuno Globulin (IVIG)

Diberikan pada 2 minggu pertama setelah


onset
Dosis 0,4 g/kg perhari, diberikan selama 5
hari

26

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PROGNOSIS
Mortalitas 3 5 % dan kecacatan (disability)

16 % pada 1 tahun pertama, walaupun


pasien telah mendapatkan terapi intensive
optimal serta pemberian plasma exchange
dan IVIG
Kematian sering disebabkan oleh cardiac
arrest

27

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

NEUROPATI DIABETIK
Terjadi suatu axonal polyneuropathy
Gangguan sensorik yang timbul bersifat

asimetrik, berupa rasa baal atau nyeri pada


kaki
Gangguan neuropati otonom menimbulkan
hipotensi postural, impotensi, ggn
keringat ,diare nokturnal dan merupakan
faktor predisposisi terjadinya sudden
deathpd saat anestesi

28

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

NEUROPATI DIABETIK
Frekuensi untuk terjadinya CIDP 10 kali

lebih sering dibandingkan pada non


diabetik
Diabetic truncal + proximal neuropathy
timbul dlm bbrp minggu atau bulan pd
penderita NIDDM yg berhubungan dengan
penurunan berat badan

29

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN UMUM
Terapi spesifik untuk suatu aksonal

degenerasi belum ada


Neuropati yang progresif dpt diminimalisasi
dengan pengontrolan kadar gula darah
ketat dgn menggunakan insulin atau
transplantasi pankreas
Penggunaan alat pelindung kaki utk
menghindari mutilasi akibat hilangnya
sensasi rasa

30

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN UMUM
Hipotensi postural membutuhkan

compressive stocking,tidur dgn posisi


kepala lebih rendah
Pemberian kodein fosfat, klonidine atau
tetrasiklin utk mengatasi diare nokturnal
Sildenafil utk gangguan impotensi

31

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN NYERI NEUROPATIK


TOPIKAL
Lokal anestesi topikal (ointment, patches)
Capsaicin lokal

TENS (transcutaneous electrical nerve

stimulation)
akupuntur
Vibrasi
Massage

32

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN NYERI NEUROPATIK


OBAT-OBATAN ORAL

Trisiklik anti depresan


Imipramine, amitryptiline
Selective serotonin reuptake inhibitors
Fluoxetine

33

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN NYERI NEUROPATIK


Antiepileptik
Gabapentin, karbamazepine, lamotrigine
Opioids
Tramadol
NMDA antagonis
Dextropmetrophane
Antiaritmia
Mexiletine

34

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DRUG INDUCED NEUROPATHIES


Disebabkan oleh berbagai jenis obat
Kebanyakan merupakan dose dependent,

berdasarkan jumlah yang diberikan serta


lama pemberian.
Predominan adalah polineuropati sensorik

35

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DRUG INDUCED NEUROPATHIES


Obat-obat penyebab neuropati
Antineoplastik : cisplatin, carboplatin, gol.
Taxane, vincristine, thalidomide
Antimikroba : isoniazid, kloramfenikol,
metronidazole, nitrifurantoin
Obat2 jantung : amiodarone, perhexilene
maleat

36

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

NEUROMUSCULAR JUNCTION (NMJ)


Myasthenia gravis merupakan kelainan

NMJ yang paling banyak dijumpai


pada usia dekade ke 2 & ke 3
pada usia dekade ke 7 & ke 8
Pada usia muda berkaitan dengan
hiperplasia timus
Pada usia tua berkaitan dengan thymoma

37

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

MYASTENIA GRAVIS (MG)


Merupakan suatu kelainan imunologis
Terdapat antibodi terhadap reseptor

asetilkolin reseptor pada sinaps


neuromuskular
Blokade dan menurunnya asetilkolin
reseptor mengakibatkan penurunan
potensial aksi otot kelemahan

38

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GEJALA KLINIS MG
Kelemahan otot
otot okular manifestasi sbg ptosis dan

diplopia
Otot bulbar manifestasi sebagai disartria
dan disfagi
Kelemahan otot ekstremitas biasanya pada
otot proksimal dan simetris

39

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

GEJALA KLINIS MG
Gejala semakin memberat pada aktifitas
Gejala semakin memberat pada sore /

malam hari
Keterlibatan otot pernafasan merupakan
kedaruratan neurologi (krisis myastenik)
Krisis myastenik harus dibedakan dgn krisis
kolinergik akibat over medication

40

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

EVALUASI DIAGNOSTIK MG
Test Tensilon, dgn antiasetilkolinesterase

yg diberikan secara IV. Diobservasi


perbaikan kekuatan otot secara klinis
Antibodi terhadap AChR terdeteksi pada
80% pasien dgn generalized MG dan 55%
pada okular MG
Antibodi terhadap MUSK (muscle spesific
kinase)

41

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

EVALUASI DIAGNOSTIK MG
EMG, pemeriksaan repetitive nerve

stimulation menunjukkan adanya


decrement
Single fiber EMG merupakan
pemeriksaan yang paling sensitif yg secara
karateristik dijumpai jitter
CT scan mediastinum untuk mencari
pembesaran timus

42

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENGOBATAN MG
Anti asetilkolinesterase, pyridostigmine

- Dosis awal 15 mg (1/4 tablet) qds,


setelah 2 hari dinaikan 30 mg qds
- Bila perlu, 2 hari kmd dpt dinaikan
sampai 60 mg
- Dosis maksimal 6 tablet sehari (360 mg)

43

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENGOBATAN MG
Kortikosteroid, prednisolone
Diberikan bersama Azathioprine, bila

pasien tidak tahan, prednisolone tetap


dilanjutkan
Diberikan pd kasus sedang sampai berat yg
tidak responsif terhadap terapi lain
Diberikan dalam regimen selang sehari
(alternate-day)

44

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENGOBATAN MG
Plasmapheresis diberikan selama 5 hari
Imunoglobulin (IVIG) 0,4g/hari diberikan

selama 5 hari
Plasmapheresis & IVIG hanya bermanfaat
selama 2 bulan
Diberikan pada kasus yang berat sebagai
awal pengobatan atau pada saat krisis

45

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

KRISIS & RELAPS MG


Dapat disebabkan oleh penurunan dosis

imunosupresan yang terlalu besar,


penggunaan obat-obatan yg mengganggu
transmisi neuromuskular ( blocker,
antibiotika gol aminoglikosid)
Penyakit penyerta lain misalnya infeksi
Penatalaksanaan tergantung kepada berat
ringannya penyakit

46

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

KELAINAN OTOT
Kelainan otot yg diturunkan (inhereted)

yaitu muskular distrofi, miopati kongenital,


channelopathies serta miopati metabolik
dan mitokondria
Kelainan otot yang didapat (acquired)
yaitu miopati inflamasi (inflammatory),
miopati yg diinduksi oleh toksin serta
miopati yg berkaitan dgn penyakit sistemik

47

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

MIOPATI INFLAMASI
Merupakan proses immune-mediated

inflammatory myopathies, tetapi bukan


infeksi
Polimiositis (PM)
Dermatmiositis (DM)
Miositis badan inklusi (inclusion body
myositis)

48

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

POLIMIOSITIS
Sering berkaitan dengan penyakit jaringan

penghubung (connective tissue disorder)


& autoimun
Atritis rheumatoid, demam rheumatik,
lupus erythematous, skleroderma,
vaskulitis, sarkoidosis, MG dan sindroma
Sjorgen

49

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

POLIMIOSITIS
Inflamasi terbatas pada otot tidak

mengenai kulit
Idiopatik
>
Usia 30 60 tahun

50

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

POLIMIOSITIS
Subakut atau kronik
Kelemahan otot bersifat simetris
Didahului nyeri pada otot ekstremitas

proksimal terutama paha & pinggul me


nyebar keotot bahu dan leher
Progresif dalam bbrp minggu sampai bulan

51

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

POLIMIOSITIS
Pada gerakan bangun/berdiri dari kursi &

posisi jongkok, naik/turun tangga, menaruh


barang pd lemari tinggi, menyisir
Dapat terjadi disfagia & disfonia akibat
keterlibatan otot laringeal
Keterlibatan otot okuler jarang
Keterlibatan otot distal serta wajah, lidah
& rahang pada 25 % kasus

52

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

POLIMIOSITIS
Keterlibatan otot pernafasan dapat terjadi

dalam derajat ringan


Dapat melibatkan otot jantung shg timbul
defek konduksi, takiaritmia, miocarditis &
gagal jantung kongestif

53

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DERMATOMIOSITIS
Timbul pada usia anak-anak ~ dewasa
Anak-anak : =
Dewasa :
Suatu proses mikroangiopati yg disebabkan

adanya antibodi & komplemen terhadap


pebuluh darah intra muskular

54

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DERMATOMIOSITIS
Kelemahan otot menyerupai PM, tetapi

didominasi oleh kelainan kulit berupa


kemerahan (rash)
Kelainan kulit sering mendahului kelainan
otot, berupa eritem lokal maupun difus,
erupsi makulopapular, dermatitis eksim &
ekfoliatif

55

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DERMATOMIOSITIS
Kelainan kulit timbul 2 3 minggu sebelum

kelainan otot
Karakeristik ditandai dgn timbulnya
heliotrophe dan Gottron patches
Heliotrophe timbul pada daerah kelopak
mata, jembatan hidung, pipi & dahi

56

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

DERMATOMIOSITIS
Pada kasus yang berat timbul edema

periorbital & oral


Dapat timbul disfagia akibat keterlibatan
otot faring
Atralgia
Dijumpai pe insidens keganasan selain
penyakit autoimun & jaringan penghubung

57

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

EVALUASI DIAGNOSTIK PM & DM


Pemeriksaan kadar Creatinine Kinase (CK),

meningkat pada 90 % kasus


Kadar CK tdk berhubungan dgn derajat
penyakit
Pemeriksaan EMG selain menunjukan hasil
berupa pola miopatik (myopathic
pattern), juga untuk menentukan lokasi
biopsi

58

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

EVALUASI DIAGNOSTIK PM & DM


Biopsi otot PM, menunjukan destruksi luas

segmen serabut otot disertai proses


inflamasi (fagositosis MN & infiltrasi
limfosit)
Biopsi otot DM, atrofi perivaskuler

59

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

PENATALAKSANAAN PM & DM
Kortikosteroid
IVIG pada DM
Plasmapheresis tidak banyak gunanya
Azathioprine dan methotrexate digunakan

pada kasus yang tidak berespon dgn


kortikosteroid

60

dr. Rini Andriani SpS FK-UNTAR

11/24/15

Anda mungkin juga menyukai