Presentan :
Wangi Kamtala Syafti
20100707360803072
Moderator :
Gilang Aji Pranata Sp
Opponent :
Muhammad Jefri
Heru Anugrah Putra
Annisa Amelia Effendi
Preseptor :
dr. Asrizal Asril, Sp.S, M.Biomed
BAB 1: PENDAHULUAN
Latar Belakang:
Sinkop adalah kehilangan kesadaran secara mendadak, beberapa detik
atau menit, disebabkan karena otak tidak mendapatkan cukup oksigen.
Prevalensi sinkop pada pria sama dengan wanita,
Prevalensi sangat tinggi untuk sinkop pada pasien 10 - 30 tahun, dengan puncak 47% pada
wanita dan 31% pada pria berusia sekitar 15 tahun
Tujuan Penulisan
Melengkapi syarat tugas stase Neurologi dan syarat Kepaniteraan Klinik
Senior (KKS) di RSUD Muhammad Natsir Solok.
1
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI
Sinkop atau pingsan adalah penurunan kesadaran sesaat yang disebabkan karena
adanya hipoperfusi serebral global sementara yang ditandai dengan onset cepat,
durasi pendek,dan pemulihan lengkap spontan.
Sinkop dapat muncul tiba-tiba, tanpa adanya gejala, atau terdapat tanda-tanda
akan pingsan. Tanda-tanda pingsan seperti perasaan kepala menjadi ringan,
dizziness, perasaan hangat, diaforesis, mual (nausea), dan pandangan hitam
2
Epidemiologi
Sinkop relatif sering terjadi di semua kelompok usia, mulai dari 15% anak usia di bawah
18 tahun dan 23% pada pasien lansia berusia di atas 70 tahun. Prevalensi dan kejadian
sinkop meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 30% tingkat kekambuhan.
ETIOLOGI
Gangguan tonus vaskular atau volum darah, gangguan kardiovaskular termasuk lesi
obstruktif dan cardiac arrhythmia, atau penyakit cerebrovaskular
3
KLASIFIKASI
5 4
Sinkop akibat hipotensi ortostatik
Gangguan otonomik primer : Gangguan otonomik, Penyakit parkinson dengan kegagalan otonomik,
dementia.
Gangguan otonomik sekunder : Diabetes, amiloidosis, uremia, cedera spinal
Hipotensi ortostatik diinduksi obat :Alkohol, vasodilator, diuretik, fenotiazine, antidepresan.
Deplesi Volume - Perdarahan, diare, muntah, dsb
Sinkop Kardiovaskular)
Bradikardia : Disfungsi nodus sinus Penyakit pada sistem konduksi atrioventrikular
Takikardia : Supraventrikular, Ventrikular
5
Manifestasi Klinik
Manifestasi pada pasien sinkop bervariasi tergantung dari etiologinya.
Pada umumnya orang dengan sinkop akan mengalami
gejala yang meliputi pusing, penglihatan kabur, berkunang-kunang,
berkeringat, dan pucat. Sinkop sering disebabkan oleh
karena penyebab kardiovaskular maupun neurological.
Penyebab kardiovaskular
bradikardia atau kelainan detak jantung.
66
Sinkop kardiovaskular biasanya dikarakteristikan sebagai gejala prodormal seperti:
Berkeringat
Pusing
Perubahan pada penglihatan
Fase sinkop seperti :
Kelemahan otot
Konfusi
7
Penyebab neurologi
Sinkop neurologikal sering dikaitkan dengan perubahan pada aktivitas listrik pada
otak. Sinkop sendiri harus dapat dibedakan dengan kejang. Pada pasien kejang lebih
sering mengalami perubahan gerakan motorik, proses penyembuhan yang lebih lama.
Penyebab metabolic
Hiperglikemia
Hipoglikemia
8
PATOFISIOLOGI
Tekanan darah sistemik pada keadaan normal diregulasi oleh proses kompleks yang mencakup sistem
muskulus, katup vena, sistem syaraf otonom, dan sistem renin angiotensin aldosterone. Kurang lebih 3 per
4 volum darah sistemik berada di dalam vena, dan adanya gangguan dalam venous return akan
menyebabkan penurunan dari cardiac output. Aliran darah otak dapat terjadi dengan baik jika cardiac
output dan vasokostriksi arteri sistemik dapat mengkompensasi perubahan-perubahan yang terjadi. Jika
tidak dapat mengkompensasi maka akan terjadi hipotensi dengan akibatnya berupa penurunan perfusi
cerebral maka terjadi lah sinkop
9
DIAGNOSIS
Anamnesis
Penurunan kesadaran
Posisi saat kejadian
Aktifitas yang dilakukan saat sinkop
Faktor predisposisi
Gejala penyerta saat serangan
Tanyakan informasi bagaimana saat terkena serangan
Gejala di akhir serangan
Riwayat penyakit dahulu
10
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh ( warna kulit,
kelainan jantung, tanda-tanda trauma).
Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan Kesadarann, GCS, kekuatan otot,reflek.
Disfungsi otonom
Tes mengangkat kepala
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan elektrolit serum, glukosa, dan hematokrit
EKG
Tes doppler ultrasound pada sistem karotis dan vertebrobasiler,
MRI, magnetic resonance angiografi,
11
Penatalaksanaan
Nonfarmakologi:
posisi yang memaksimalkan aliran darah cerebral, perlindungan terhadap trauma, dan
mempertahankan jalan nafas. Jika memungkinkan, pasien diposisikan terlentang dengan
kepala miring ke samping untuk mencegah aspirasi dan sumbatan akibat lidah.
Pemeriksaan tanda vital
Pasien dengan sinkop berulang juga harus memodifikasi pekerjaan dan aktivitasnya dan
menghindari aktivitas yang apabila sinkop muncul dapat membahayakan tanda vital
12
Farmakologi
obat beta adrenergic reseptor antagonis
antidepresan,
mineralokortikoid
13
Diagnosis Banding
Perasaan gelisah, perasaan pusing atau mau pingsan
sindrom hiperventilasi dapat dicetuskan dengan hiperventilasi, yang menghasilkan
hipokapnea, alkalosis, peningkatan resistensi cerebrovaskuler, dan penurunan aliran darah
otak
kejang
hipoglikemia
14
Prognosis
Sinkop dengan etiologi kelainan kondisi jantung prognosis buruk. Sinkop yang tidak
disebabkan karena penyakit jantung, respon vasovagal, insufisiensi otonom, situasi,
tidak berpengaruh pada tingkat kematian
15
BAB 3: PENUTUP
KESIMPULAN
Sinkop adalah hilangnya kesadaran dan tonus postural secara sementara akibat penurunan
dari aliran darah ke otak
Penyebab sinkop secara umum dibagi 3, yaitu gangguan tonus vaskular atau volum darah,
gangguan kardiovaskular, atau penyakit cerebrovaskular
Manifestasi pada pasien sinkop bervariasi tergantung dari etiologinya. Pada umumnya orang
dengan sinkop akan mengalami gejala yang meliputi pusing, penglihatan kabur, berkunang-
kunang, berkeringat, dan pucat.
Penatalaksanaan sinkop dapat dilakukan dengan non farmakologis dan farmakologis.
Sinkop dengan etiologi penyakit jantung prognosis nya buruk sedangkan dengan etiologi
tidak dikarenakan penyakit jantung relatif baik.
16
Saran
Menyarankan kepada mahasiswa kepanitraan klinik kedokteran bagian neurologi
untuk dapat menegakkan diagnosis dan tatalaksana yang tepat pada pasien sinkop
karena telah mengetahui penyebab serta penatalaksanaan pada pasien sinkop
17