Langkah pertama dalam mengevaluasi pasien dengan dizziness aku adalah dengan menentukan apa yang dimaksud ketika pasien memberitahukan bahwa mereka merasa pusing. Tiga sensasi yang pasien sering gambarkan ketika mereka merasa pusing adalah perasaan pusing, ketidakseimbangan dan vertigo. Ketika ketiga hal tersebut memeliki kepentingan potensial pada neurolog, vertigo merupaka penyakit neurologic yang paling spesifik. Oleh karena itu pusing dan ketidakseimbangan hanya akan dibahas secara singkat.
Pusing Walaupun pusing atau pre-sinkop sering kali merupakan ranah dokter penyakit dalam dan jantung, banyak pasien dengan gejala berulang dan tak tertahankan memilih pada neurologi untuk evaluasi dan perawatan. Setelah melakukan anamnesis secara lengkap, sangat dibutuhkan untuk mengkaji kembali pemeriksaan dasar, terutama seperti EKG, ECG dan data telemetri untuk memastikan bahwa tidak terdapat penjelasan medis terhadap gejala tersebut. Memastikan bahwa pasien tidak mengalami dehidrasi dan memeriksa segala perubahan terkini dalam medikasi antihipertensi dan sedatif. Untuk pasien yang masih dipertanyakan penyebab pusingnya, test tilt-table dan extended cardia telemetry mungkin dapat membantu untuk menghilangkan diagnosa sinkop kardiogenik, hipotensi ortostatik, sinkop neurogenik, dan sindrom paroksismal takikardi.
Sinkop Kardiogenik Aritmia, stenosis aorta, dan cardiomiopati obstruktif hipertrofik merupakan penyebab kardiogenik umum dan serius pada presinkop dan sinkop yang sangat membutuhkan perhatian dari dokter kardiologi.
Hipotensi ortostatik. Hipotensi ortostatik didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik > 20 mmhg atau tekanan darah diastolic > 10 mmhg yang terjadi dalam jangka waktu 3 menit setelah seseorang berdiri. Hipotensi ortostatik sering kali merukapan efek samping dari pengobatan antihipertensi dan dehidrasi. Kondisi neurologis primer yang mempengaruhi hipotensi ortostatik termasuk atrofi multisystem, kegagalan anatomi murni dan penyakit Parkinson. Pengukuran konservatif untuk merawat hipertensi ortostatik teridiri dari mengatur peranan medikasi, melakukan idrasi adekuat, meningkatkan asupan garam, dan meningkatkan bagian kepala tempat tidur pada saat malam. Stoking elastic untuk mengurangi venous pooling merupakan opsi non-farmakologis lainnya, namun sering kali diabaikan oleh pasien, terutama pada saat musim panas. Kika pengukuran konservatif gagal, 2 opsi medikasi utama adalah mineralkortikoid fludrocortison (dosis awal 0,1md qd dan titrasi 0,5 md qd sepanjang dibutuhkan) dan -adrenergik agonist midodrine (dosis awal 2.5 mg tid dan ditingkatkan 10 md tid seperti yang dibutuhkan). Jangan memberikan agen ini pada sore hari, sama seperti pada ipertensi nocturnal dan memperburuk hipotensi siang hari. Kedua agen dapat menimbulkan hipertansi supine sebgai efek samping.
Sinkop termediasi neuronal Sinkop termediasi neuronal (Respon vasovagal) merupakan sebuah fenomena kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti. Fenomena ini didapatkan sebagai hasil dari vasodilatasi perifer dan bradikardi sekunder untuk meningkatkan output vagal menuju nodus sinus jantung. Sinkop termediasi neuronal sering kali dipicu oleh stimulus rasa nyeri, stress dan emosional. Presipitan umum lainnya termasuk urinasi, defekasi dan maneuver valsava. Sinkop sinus karotis merupakan bentuk langka dari sinkop termediasi neuronal, yang dihasilkan dari tekanan di daerah area arteri karotis atau tolehan kepala yang mendadak. Pusing pada sinkop termediasi neuronal sering kali disertai oleh kelemahan, gemetaran, pandangan kabur, diaphoresis, dan mual. Jika diagnosis tidak jelas didapatkan pada anamnesa, mungkin dapat dibantu dengan test tilt-table. Pasien dengan sinkop
termediasi neuronal harus diedukasi untuk mengenali dan menghindari serangan. Peningkatan rehidrasi dan fludrokortison mungkin dapat membantu.
Sindrom takikardi postural Sindrom takikardi postural (POTS) merupakan gangguan yang belum sepenuhnya dimengerti yang ditandai oleh pusing atau pingsan yang terjadi setelah berdiri dan ditandai oleh takikardi namun tidak hipotensi. Kebanyakan pasien dengan POTS merupakan wanita muda dan, karena gejala yang disertai POTS dapat menimbulkan serangan panic, pasien sering kali di diagnosis dengan gangguan kecemasan jauh sebelum diagnosis yang sebenarnya ditetapkan. Sindrom takikardi postural dapat didiagnosis dengan menemukan peningkatakan denyut jantung simptomatis > 30 kali/menit tanpa penurunan tekanan darah pada posisi yang tepat, baik pada posisi berdiri atau pada test tilt-table. Sayangnya perawatan seperti replesi volume, fludokortison, dan midodrine biasanya tidak menimbulkan efek yang signifikan.
Asal pusing psikologikal Pasien dengan gangguan panik dan kecemasan mungkin dapat menjelaskan sebuah sensasi pusing yang memiliki ciri-ciri berbeda dengan vertigo, termasuk sensasi mengambang, pusing dan depersonalisasi. Pasien ini seringkali datang untuk bantuan neurologis ketika gejala lain dari serangan panik tidak ada. Penilaian psikiatri yang tepat dan eksklusi sinkop dan gangguan neurologis membantu untuk ketepatan diagnosis. Managemen farmakologikal dan perilaku pada gangguan cemas dan panic mungkin dapat mengurangi gejala.
Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan adalah sebuah sensasi yang sering kali sulit untuk digambarkan jika dibandingkan dengan pusing. Beberapa pasien menggunakan istilah tidak seimbang atau mengatakan bahwa mereka seperti berada diatas kapal laut. Ketidakseimbangan memilki penyebab yang bervariasi, namun secara umum, mereka memiliki kehilangan sekunder komponen proprioseptif akibat
mielopati servikal, pieloneuropati atau kondisi ortopedik. Evaluasi dan perawatan dibahas lebih lanjut pada bab 18.
Evaluasi Vertigo Sejarah Vertigo merupakan sensasi pergerakan dan rotasi lingkungan yang dihasilkan oleh disfungsi labirin vestibular, syaraf vestibular, batang otak, atau cerebellum. Pada umumnnya, disfungsi perifer (syaraf labirin dan vestibular) bersifat jinak, sedangkan disfungsi sentral (batang otak dan cerebellum) bersifat serius dan mengancam jiwa. Lokasisasi disfungsi central dan perifer berbeda oleh karena itu sangat penting untuk menentukan apakah pasien membutuhkan evaluasi dan pengawasan lebih lanjut. Indikator yang paling nyata pada vertigo sentral adalah keberadaaan tanda-tanda disfungsi sistem syaraf pusat seperti diplopoa, kekakuan wajah, disartria dan disfagia. Ciri-ciri yang lebih konsisten dengan patologi sistem syaraf perifer adalah gangguan pendengaran, dan tinnitus. Beberapa gejala lainnaya mungkin dapat membantu untuk membedakan antara disfungsi sentral atau perifer, namun mungkin tidak begitu dapat diandalkan. Sebagai contoh, durasi gejala selama beberapa menit lebih mengarah pada reflek proses sentral sedangkan gejala yang bertahan hanya beberapa detik mengarah pada penyakit perifer. Sakit kepala oksipital atau nuchal lebih spesifik pada proses sistem syaraf pusat seperti hemoragik batang otak atau cerebellum. Perubahan gejala pada perubahan posisi kepala lebih mengarah pada gangguan syaraf perifer. Pasien yang lebih tua dan mereka yang memiliki factor resiko pada penyakit vascular lebih cenderung mengidap disfungsi vestibular central dibandingkan dengan usia muda, terlebih orang sehat.
Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan neurologis sering kali lebih membantu dibandingakan dengan anamnesis dalam membedakan penyebab sentral atau perifer dari vertigo. Penemuan syaraf kranialis seperti anisokor, ketidak sejajaran ocular, kekakuan wajah, reflek gag hipoaktif asimetrik, dan deviasi lidah menandakan patologis
batang otak. Segala kelemahan atau defisit sensorik pada anggota gerak juga menunjukan proses batang otak. Penurunan pendengan lebih seringa muncul pada penyebab vertigo perifer. Teknik pemeriksaan beriktu dapat membantu penilaian terhadapa pasien vertigo.
Tanda Cerebellar Untuk tujuan klinis, cerebellum mungkin dibagi secara kasar midline, yang mengkoordinasi pergerakan truncal, dan hemisfer yang mengkoordinasi pergerakan appendikular. Sejumlah penemuan pemeriksaan reflek patologi pada cerebellum atau ubungannya terhadap batang otak atau hemisfer otak.
Tes jari-hidung Dysmetria anggota tubuh dapat ditimbulkan dengan meminta pasien untuk menggerakan jari-jari mereka secara cepat dan berulang-ulang dari hidung mereka ke jari-jari pemeriksa.untuk memaksimalkan perintah ini, instruksikan pasien untuk mengabduksi lengan mereka sehingga siku berada setinggi bahu dan dan tempatkan jari yang ditargetkan sejauh panjang lengan pasien dari hidung pasien. seorang pasien dengan disfungsi hemispher cerebellar bilateral akan meleset atau melewatkan jari pemeriksa dan mungkin tidak dapat menunjuk hidungnya bahkan dapat mengenainya dengan tenaga yang kuat.pada beberapa pasien dengan disfungsi fungsi cerebellar, tes hidung-jari dapat menunjukkan adanya tremor, dimana tremor dapat muncul saat akhir dari gerakan.
Overshoot Fenomena overshoot dapat ditimbulkan dengan meminta pasien untuk melakukan gerakan kaca. Minta pasien untuk menyamakan posisi tangan mereka berlawanan dengan tangan pemeriksa seperti bayangan pada kaca dan minta pasien untuk mengikuti gerakan tangan pemeriksa yang bergerak secara cepat vertical atau horizontal dan berhenti secara tiba-tiba.
Rebound Minta pasien untuk merentangkan tangan mereka kedepan dengan posisi pergelangan tangan pronasi. Ketuk permukaandorsal dari masing masing punggung tangan dengan cepat, perhatikan adanya ampitudo goyangan yang abnormal selama gerakan tangan mulai kembali ke posisi istirahat. Rebound juga menunjukkan adanya lesi hemisphere cerebellar ipsilateral.
Tes lutut tumit Instruksikan pasien untuk menunjuk lutut dengan tumit kaki sebelahnya lalu bergerak turun ke tumit dibawahnya dan dilakukan berulang-ulang turun naik. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan gerakan seperti ini menunjukkan adanya lesi hemisphere cerebellar ipsilateral.
Truncal Ataxia Pasien dengan lesi cerebelum tengah tidak dapat untuk duduk dengan baik, dan cenderung untuk jatuh apabila terjadi kekacauan posisi tubuh. Pasien dengan lesi hemisphere cenderung untuk jatuh kesisi yang berlawanan.
Nystagmus Nystagmus merupakan gerakan abnormal bola mata. Jerk Nystagmus dikarakteristikan dengan gerakan abnormal yang lambat pada satu arah dan diikuti dengan gerakan korektif yang cepat ke sisi yang berlawanan. Dimana gerakan dinamakan pada arah yang mengalami percepatan. Pendular Nystagmus dikarakteristikkan dengan gerakan mata dengan kecepatan yang sama pada kedua arah gerakan. Pemeriksaan nystagmus dilakukan dengan posisi primer dimana mata melihat lurus kedepan dan pada semua arah tatapan, perhatikan arah, amplitude, dan kecepatan nystagmus pada setiap posisi. Subtle nystagmus seringkali diobservasi pada saat fiksasi visual menghilang. Cara terbaik untuk melakukan ini dalam keadaan bedside adalah pada saat pasien menutup mata yang tidak diperiksa dan pemeriksa melihat mata yang diperiksa dengan ophtalmoscope. Saat memeriksa nystagmus menggunakan cara ini, perlu
diperhatikan bahwa gerakan fundus pada arah yang berlawanan dengan gerakan bola mata yang terbuka. Diskusi mengenai neuro-anatomy dari nystagms tidak dibahas dalam artikel ini. Untuk tujuan klinis, hal berikut ini merupakan rule of thumb yang memungkinkan nystagmus digunakan untuk menegakkan vertigo. Endpoint nystagmus merupakan nystagmus dengan frekuensi dan amplitude rendah yang muncul dengan fiksasi ocular. Apabila melemah setelah dua atau tiga gelombang maka hal tersebut merupakan varian yang normal. Horizontal nistagmus dan Horizontal-torsional nystagmus menunjukkan adanya dysfungsi vestibular contralateral perifer. Nystagmus ini dapat muncul pada posisi primer namun muncul lebih jelas pada saat melihat kearah nystagmus fase cepat. Nistagmus Horizontal yang kembali setiap 2 menit dinamakan nystagmus periodic alternating dan menunjukkan adanya disfungsi pada cerebellar midline Nystagmus Horizontal yang secara relatif simetris pada setiap arah tatapan biasanya bersifat kongenital. Pasien dengan nistagmus seperti ini biasanya tidak menunjukkan adanya oscillopsia (sensasi dimana objek penglihatan bergerak kedepan dan belakang). Perlu diperhatikan untuk menyadari nistagmus tipe ini karena pemeriksa dapat berakhir melakukan evaluasi yang tidak perlu karena kecurigaan masalah pada batang otak atau misinterpretasi bila ada. Bruns Nystagmus menunjukkan adanya tumor pada sudut cerebellopontin: apabila tatapan diarahkan ke sisi tumor, terdapat nystagmus horizontal dengan amplitude yang besar akibat kompresi batang otak, dan pada saat tatapan diarahkan ke arah yang berlawanan, terdapat nystagmus horizontal dengan amplitude yang kecil menjauhi tumor akibat adanya paralysis vestibular Down beating nystagmus pada posisi primer atau dengan tatapan lateral menunjukkan adanya disfungsi cerebellar, intoksikasi pengobatan, atau lesi cervicomedullary junction seperti pada malformasi chiari
Up beating nystagmus murni juga menunjukkan adanya intoksikasi obat atau disfungsi medular. Kecuali apabila terdapat riwayat jelas mengenai intoksikasi obat, nystagmus vertical seharusnya didukung dengan gambaran radiologis batang otak. Up beating nystagmus dengan komponen torsional apabila dicetuskan oleh maneuver Dix-Hallpike merupakan tanda klasik dari BPPV Nistagmus torsional murni jarang ditemukan dan merupakan tanda dysfungsi batang otak dibandingkan disfungsi vestibular perifer. Nistagmus pendular juga menunjukkan adanya disfungsi batang otak. Pada beberapa kasus nistagmus benigna kongenital dapat menunjukka tipe pendular. Kebanyakan nistagmus melibatkan 2 mata. Peyebab utama atau tersering nystagmus pada satu mata termasuk: o Myasthenia gravis o Internuclear ophthalmoplegia o Kebutaan monookular kongenital o Myokimia oblique superior
Gerakan mata abnormal dibawah ini sering kali dimisinterpretasikan sebagai nystagmus Gerakan mata muncul dan tenggelam pada pasien dalam keadaan koma akibat disfungsi batang otak. Square-wave jerks adalah gerakan saccadic binocular yang muncul dengan arah berlawanan terhadap fiksasi visual dan berakhir saat fraksi sebelum mata kembali ke posisi primer. Hal ini seringkali merupakan hal yang normal namun juga seringkali muncul pada pasien sindrom Parkinson, khususnya supranuclear palsy progressive dan atrophy multisistem. Hal ini seringkali diikuti dengan rangkaian myoclonus. Opsoclonus dikarakteristikkan dengan gerakan mata ventrikal atau horizontal Hal ini juga berhubungan dengan syndrome paraneoplastic atau penyakit autoimun.
Tes Head thrust Tes Head- thrust berguna untuk menentukkan lesi vestibular perifer yang unilateral. Untuk melakukan tes, minta pasien untuk menatap 1 titik pada jarak 10 kaki. Kemudian pegang kepala pada vertex dan dagu dan putar secara horizontal sekitar 20 0 . rotasi harus dilakukan cukup cepat. Pada pasien dengan lesi vestibular unilateral, rotasi kepala menuju sisi yang bersangkutan akan menyebabkan gerakan yang menyusul berlawanan dengan arah rotasi kepala. Rotasi kepala menjauhi sisi yang bersangkutan akan diikuti dengan gerakan mata normal tanpa adanya fiksasi ulangan.
Manuver Dix- Hallpike Manuver Dix-Hallpike digunakan untuk memunculkan nystagmus atau menimbulkan vertigo pada pasien BPPV. Untuk melakukan Manuver Dix- Hallpike, pasien harus duduk tegak.. bertahukan pasien bahwa maneuver ini akan menyebabkan vertigo. Pegang kepala pada kedua sisi dan dengan cepat dengan putar kepala dan kembalikan lagi ke posisi awal bersamaan dengan memposisikan pasien dengan posisi tidur dengan kepala menggantung. Saat manuver Dix Hallpike dilakukan pada pasien dengan BPPV varian canal posterior, akan menimbulkan nystagmus dengan gelombang torsional menuju sisi telinga yang bersangkutan.
Secara khas manuver ini memberikan hasil yang sama ketika diulang. Variasi BPPV yang kurang umum melibatkan kanalis semisirkularis horizontal, pada nistagmus bergerak horizontal menuju telinga yang terlibat. Penting untuk mempertahankan kepala berputar dan menggantung pada tepi kasur setelah melakukan manuver tersebut, nistagmus sekunder akibat dari BPPV biasanya tekait dengan masa laten 30-45 detik. Jika manuver Dix-Hallpike negatif saat kepala diputar ke kanan, dudukkan pasien secara tegak dan ulangi manuver dengan arah yang berlawanan.
Gambaran Pasien dengan Vertigo Kebutuhan untuk neuroimaging pada pasien dengan tanda dan gejala vertigo sentral terpotong jelas. Penelitian yang dipilih adalah MRI otak dengan Magnetic
Resonance Angiography (MRA) dari aliran darah posterior. CT scan tidak menunjukkan gambaran yang sesuai dari fossa posterior dan karena itulah nilai terbatas dalam mengevaluasi pasien dengan suspek vertigo sentral. Pasien dengan episode singkat vertigo dan hasil pemeriksaan fisik yang normal atau hanya menunjukkan nistagmus horisontal dan ketidakstabilan cara berjalan ringan umumnya tidak memerlukan neuroimaging. Dengan pengecualian langka pasien dengan infark arteri cerebellar posterior inferior, sebagian besar pasien tersebut memiliki vestibulopati perifer. 9 Perlu berhati-hati untuk gambar pada pasien yang lebih tua dan mereka yang memiliki faktor risiko penyakit vaskular jika ada ketidakpastian tetap tentang lokalisasi setelah sejarah dan pemeriksaan fisik.
Penyebab Vertigo Infark dan Iskemik Vertebrobasilar Vertebrobasilar vascular disease adalah penyebab paling berbahaya dari vertigo onset akut. Gejala dimulai secara tiba-tiba, dan beberapa pasien mengalami transient ischemic attacks sebelum stroke terjadi. Karena pembuluh darah dari sirkulasi posterior biasanya terpengaruh dalam tambal sulam, secara irreguler, ada variabilitas yang cukup besar dalam penyajian stroke vertebrobasilar. Lebih tepatnya dilokalisasi sindrom vertebrobasilar yang pengecualian untuk aturan ini termasuk sindrom Wallenberg dan infark cerebellar (Bab 21). Tanda dan gejala yang menyertai vertigo sangat bervariasi termasuk diplopia, nyeri wajah dan mati rasa, disartria, disfagia dan tanda-tanda dan gejala sensorimotor pada tungkai. Diagnosis infark vertebrobasilar dikonfirmasi oleh MRI. Pada beberapa kasus, MRA dapat membantu untuk mengidentifikasi pembuluh darah yang bersangkutan, Menyadari diagnosis dari vertebral artery disection pada pasien dengan stroke pada aliran darah posterior, biasa disertai dengan nyeri leher, dan mengkonfirmasi diagnosis dengan MRA atau Computed Tomography Angiopgraphy (CTA) dari pembuluh darah servikal.
Neuritis Vestibular Infeksi virus yang dicurigai pada nervus vestibuler termasuk dalam penyebab paling utama dari vertigo akut. Gejala prodromal virus mungkin atau tidak mungkin mendahului neuritis vestibular. Gejala biasanya berkembang selama beberapa jam untuk satu hari dan berlangsung sampai beberapa minggu pada suatu waktu. Vertigo biasanya cukup parah dan berhubungan dengan mual dan muntah. Beberapa pasien memiliki kombinasi neuritis vestibular dan gangguan pendengaran yang dikenal sebagai neurolabyrinthitis. Nistagmus akibat neuritis vestibular baik secara horisontal atau horisontal dengan komponen torsi dan diarahkan jauh dari telinga yang terlibat. Sebuah tes head-thrust positif membantu untuk menegakkan diagnosis dalam beberapa kasus. Tidak ada pengobatan khusus untuk penyebab neuritis vestibular. Obat yang mendukung perawatan termasuk penekan vestibular seperti meclizine golongan antihistamin (25-50 mg setiap 6 jam) atau lorazepam golongan benzodiazepine (0,5-1 mg setiap 6 jam). Pasien dengan gejala berat atau persisten mungkin memerlukan rehabilitasi vestibular.
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) BPPV dicirikan dengan vertigo episodik dan berlangsung singkat (<30-60 detik), yang dipengaruhi perubahan posisi kepala, sering terjadi ketika memutar kepala di kasur atau menekuk kepala ke belakang sambil meraih sesuatu di rak tinggi. Karena intensitas dari episode ini, pasien mungkin melaporkan bahwa gejala berlangsung sampai beberapa menit pada suatu waktu. Faktor pencetus meliputi trauma kepala, neuritis vestibuler, dan fistula perilimfe. Patofisiologi BPPV melibatkan stimulasi berlebihan dari kupula oleh debris otoconial dalam kanalis semisirkularis, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan penembakan syaraf ampullary, mengakibatkan vertigo karakteristik dan nistagmus. Diagnosis ditegakkan melalui manuver Dix-Hallpike (lihat atas). Pada pasien dengan varian kanalis semisirkularis posterior, manuver ini menghasilkan nistagmus yang menghantam dan torsional menuju telinga bawah. Pada pasien dengan varian kanalis horisontal kurang umum, nystagmus horizontal dan juga menghantam
menuju telinga yang lebih rendah. Nistagmus dapat terjadi dalam arah yang berlawanan pada pasien yang pulih dari BPPV akut, atau mungkin tidak ada sama sekali. Epley atau manuver reposisi partikel adalah pengobatan yang efektif untuk pasien dengan BPPV varian kanalis semisirkularis posterior (gambar 9.2): 10
1. Pasien harus duduk dengan tegak (gambar 9.2A) 2. Instruksikan pasien untuk memutar kepala 45 0 ke sisi yang menunjukkan gejala 3. Kemudian, pasien mengarahkan kepala ke belakang sehingga posisi pasien berbaring di tepi kasur (gambar 9.2C). Pasien mempertahankan posisi ini selama 30 detik 4. Kemudian, pasien memutar kepala 90 0 sehingga pasien menghadap arah yang berlawanan (gambar 9.2D). Tunggu 30 detik dalam posisi ini 5. Instruksikan pasien untuk memutar keseluruhan kepala dan badan 90 0 ke sisi yang tidak terpengaruh dan tunggu 30 detik dalam posisi ini (gambar 9.2E) 6. Terakhir, instruksikan pasien untuk duduk sambil mempertahankan kepala berputar 45 0 dengan tubuh. Tunggu 30 detik dalam posisi ini (gambar 9.2F) Pada beberapa pasien dengan BPPV, vertigo bisa jadi begitu parah sehingga manuver Epley ditoleransi dengan buruk. Pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari pre-terapi dengan supresan vestibular seperti meclizine. Karena gejala cenderung berulang dari waktu ke waktu, berikan pasien instruksi tertulis atau gambar tentang cara melakukan manuver Epley sehingga mereka dapat memperlakukan diri mereka sendiri di rumah tanpa penundaan. Perlakukan varian horizontal BPPV dengan manuver barbecue-spit (gambar 9.3). 11 Pasien tidur terlentang (gambar 9.3A) dan kemudian berputar 90 0 sehingga telinga yang terkena menghadap ke bawah ((gambar 9.3B). Instruksikan mereka untuk bertahan selama 30 detik pada posisi ini. Pasien kemudian melengkapi putaran 90 0 tiga kali berturut-turut, tunggu selama 30 detik di antara setiap rotasi (angka 9.3CE).
Penyakit Meniere Penyakit Meniere diperkirakan terjadi sebagai akibat dari penumpukan cairan endolimfe di telinga bagian dalam. Gejala klasik penyakit Meniere adalah vertigo berulang dan spontan, gangguan pendengaran sensorineural (SNHL), kepenuhan aural dan tinitus. 12 Diagnosis mungkin terlewatkan dalam tahap awal ketika vertigo merupakan gejala tunggal. Episode vertigo berlangsung antara 20 menit sampai beberapa jam. Beberapa hari ketidakseimbangan ringan dapat mengikuti masa pusing yang intens. Selama serangan, gangguan pendengaran frekuensi rendah dapat dideteksi dengan garputala 256 Hz, meskipun pengujian audiometri formal biasanya diperlukan. Gangguan pendengaran berlangsung dengan serangan berulang. Profilaksis untuk penyakit Meniere termasuk pembatasan garam dan diuretik seperti hydrochlorthiazide (50 mg qd) atau acetazolamide (500 mg bid). Serangan akut merespon supresan vestibular. Pasien dengan gejala yang sukar disembuhkan dengan perawatan medis harus dirujuk ke spesialis THT untuk pertimbangan operasi kantong endolimfe, transtympanic gentamicin atau labyrinthectomy. 13
Migraine Apabila vertigo menunjukkan tanda-tanda aura maka diagnosis dapat tegak. Lebih sulit daripada diagnosis perspective, bagaimanapun, merupakan serangan vertigo pada penderita migraine yang berlangsung selama berjam-jam hingga berhari-hari dan muncul selama sakit kepala. Pasien dengan episode seperti itu seringkali didiagnosis penyakit Meniere atau chronic undifferentiated dizziness. Secara keseluruhan, migraine yang berhubungan dengan pusing muncul hanya pada 2% kasus, dan kondisi umum yang lainharus disingkirkan untuk menegakkan diagnosis ini. Agen profilaksis dan antimigraine dapat menghentikan serangan ini dan menurunkan frekuensi kemunculannya
Intoksikasi Obat Obat-obat vestibulotoksik yang biasanya menyebabkan vertigo termasuk aminoglikosid, antikonvulsan, sedative, dan cisplatin. Pada beberapa kasus, tidak dilanjutkannya terapi dapat memunculkan gejala ini.
Fistula perilimfe Kondisi ini merupakan akibat dari bocornya cairan perilimfe melalui membrane labirynth. Kumpulan gejala antara lain bunyi suara yang muncul pada telinga diikuti kombinasi turunnya pendengaran secara tiba-tiba, tinnitus, dan vertigo. Gejala mungkin dicetuskan oleh bersin, batuk, dan straining. Diagnosis ini ditegakkan dengan tanda fistula: gejala dicetuskan pada saat pasien melakukkan perasat valsava. Instruksikan pasien untuk menghindari aktivitas yang dapat mencetuskan gejala dan mengkonsumsi vestibular supressan seperti meclizine selama fase akut. Konsultasikan pasien kepada bagian THT untuk terapi definitive.
Epileptik dizziness Pada kondisi yang jarang, rasa tidak stabil atau vertigo mungkin merupakan manifestasi dari vertigo, biasanya terfokus pada lobus temporal superoposterior. Epileptic dizziness atau vertigo harus ditegakkan apabila kondisi umum lainnya telah disingkirkan. Karena jarang ditemukan, epileptic dizziness dapat ditegakkan dengan pemeriksaan EEG yang menghasilkan gelombang epilepticform.
Tumor sudut cerrebelopontin Acoustic neuroma dan meningioma merupakan tumor yang paling sering ditemukan di tumor sudut cerrebellopontin. Tumor ini berkembang perlahan-lahan dan kompensasi dari system vestibular kontralateral membuat vertigo akut tampak tidak biasa. Tanda-tanda lain dari tumor sudut cerebellopontin antara lain:. Tindakan operasi perlu dipertimbangkan bagi pasien yang memiliki gejala yang progresif dan bukti pelebaran tumor pada gambaran radiologis.
Chronic Undifferentiated Dizziness Diagnosis ini dapat muncul pada forme fruste pada migraine, penyakit Meniere, atau neuritis vestibular. Banyak pasien dengan kondisi ini dianggap memiliki gangguan psikiatri. Infeksi viral atau trauma kepala ringan seringkali memperparah onset gejala menjadi beberapa minggu, tapi sulit dibuktikan apakah gejala tersebut disebabkan oleh proses tersebut. Banyak pasien mendeskripsikannya sebagai keadaan tidak seimbang dibandingkan vertigo. Mereka biasanya memiliki masalah pendengaran, gangguan motilitas bola mata, atau terjatuh. Pemeriksaan biasanya normal kecuali pada beberapa pengecualian subtle horizontal nystagmus. Chronic undifferentiated dizziness biasanya didiagnosis yang jarang dipertimbangkan. Evaluasi yang teliti harus dilakukan termasuk EMG, caloric testing, radiologi, dan pungsi lumbal. Beberapa pasien berespon terhadap rehabilitasi vestibular dan obat vestibular supressan. Obat profilaksis untuk migraine dapat membantu pada beberapa kelompok minoritas.
Syndrome post konkusio dan dizziness post trauma Sindrom post konkusio termasuk nyeri kepala, rasa tidak nyaman, konsentrasi kurang, dan rasa berputar. Rasa berputar biasanya disebabkan oleh trauma labyrinth atau BPPV. Pada banyak kasus, bagaimanapun, rasa berputar dari pasca kontusio lebih dirasakan seperti rasa tidak seimbang dibanding vertigo.
Multiple Sclerosis Lesi demyelinisasi termasuk cerebellum atau hubungannya dengan batang otak dapat menyebabkan vertigo. Vertigo jarang dikeluhkan sebagai keluhan utama.
Degenerasi Cerebellar Paraneoplastic Kebanyakan antibody yang menyebabkan degenerasi cerebellar paraneoplastic antara lain anti - Yo (kanker payudara dan kanker ovarium) anti-HU (kanker paru sel kecil), anti TR (lymphoma Hodgkin), dan anti RI (kanker payudara dan kanker ovarium). Terapi harus fokus pada kanker yang mendasarinya. Sayangnya
degenerasi yang berhubungan dengan syndrome ini bersifat progresif dan kebanyakan pasien kehilangan kemampuan untuk memaksakan diri.
Episode Ataksia Episode ataksia adalah kelompok chanelopathies yang tidak umum yang dikarakteristikkan dengan serangan ataxia. Episode ataxia tipe 2 secara umum dapat menebabkan vertigo dan nyeri kepala yang disebabkan oleh stress dan rasa lelah dan dapat bertahan selama beberapa jam dan berhari-hari. Acetazolamid (500-1000mg) dapat memperbaiki gejala pada serangan akut.
JURNAL
DI ZZI NESS DAN VERTIGO
Oleh:
Arti Tyagita Kusumawardhani G99122019 Priyanka Ganesa Utami G99122094 Martinus Nurherman G99122115 Aldila Desy Kusumawaty G99122012 Atika Zahro Nirmala G99122021 Diena Ashilati G99122035 Anisa Febrina G99122015 M. Abdul Basith G99122068
Pembimbing:
FX Soetedjo W, dr., Sp.S (K)
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2014